Walaupun tidak tahu apa yang terjadi lagi, Ardika bergegas membawa Futari dan Hariyo pulang.Suasana di rumah sedikit tegang.Amanda tampak sedang berbicara tanpa henti kepada Desi. Ekspresi tampak sedikit senang. Alhasil, begitu dia menoleh, ekspresi senangnya memudar seketika."Ya ampun, Hariyo. Mengapa kamu baru keluar sebentar saja sudah menjadi seperti ini? Apa kamu terjatuh, atau ada orang yang memukulmu?"Amanda segera menerjang ke arah putranya dan memeluk putranya.Setelah berada dalam jarak lebih dekat dengan putranya, dia baru melihat dengan jelas ada bekas tamparan di kedua sisi wajah Hariyo, bahkan sudut bibir putranya juga berdarah.Jejak-jejak kaki tampak jelas di sekujur tubuh putranya. Mungkin putranya sudah dihajar di luar sana, bahkan pukulan yang diterima putranya tidaklah ringan."Huuu ... huuu .... Hariyo, putraku, kamu benar-benar kasihan ...."Setelah menangis sejenak sambil memeluk Hariyo, Amanda menoleh dan berteriak dengan marah pada Ardika, "Dasar Ardika sia
"Hmm? Paman datang berkunjung ke Kota Banyuli dan mengatakan ingin bertemu dengan Ardika?"Luna mengerutkan keningnya, menatap Ardika dengan tatapan heran.Boleh dibilang dia tidak memiliki kesan baik dengan kerabat Desi.Karena Keluarga Liwanto tidak terlalu setuju Desi menjadi menantu Keluarga Basagita, jadi sangat jarang ada interaksi antara dua keluarga. Sejak kecil hingga sekarang, pertemuannya dengan kerabat Keluarga Liwanto tidaklah banyak.Saat dia menjalin hubungan dengan Ardika, Keluarga Liwanto baru tiba-tiba menjalin hubungan dekat dengan Keluarga Basagita.Namun, setelah Ardika tertimpa masalah, Desi dikeluarkan dari rumah sakit karena kecelakaan kerja, dengan alasan Desi sudah menghancurkan nama baik Keluarga Liwanto, Franky Liwanto yang merupakan Tuan Besar Keluarga Liwanto melarang Desi untuk kembali ke kediaman Keluarga Liwanto lagi.Sebenarnya, boleh dibilang Desi sudah dikeluarkan dari Keluarga Liwanto.Hal itu adalah hal yang sangat menyakitkan bagi Desi dan merupak
"Luna, pamanmu paling mementingkan harga dirinya. Kalian harus banyak melontarkan kata-kata baik untuknya, menyenangkan hatinya."Amanda juga berpesan seperti itu pada Luna dan Ardika.Dia memberi tahu mereka, walaupun dia adalah anak bungsu dalam Keluarga Liwanto, posisinya di Keluarga Liwanto juga tidak bisa dibandingkan dengan Leon.Tuan Besar Liwanto adalah orang yang berpikiran konservatif, dia paling menyayangi Leon, putra bungsunya."Bibi, kami sudah mengerti. Ibu, kalau begitu, kami pergi dulu, ya."Setelah menanggapi dua tetuanya dengan sopan, Luna segera menarik Ardika keluar.Dia terlebih dahulu pergi ke Grup Hatari bersama Ardika, memilihkan sebuah benda spesial sebagai hadiah pertemuan untuk Leon.Ada banyak benda di ruangan Luna. Benda-benda itu adalah pemberian mitra-mitra kerja sama mereka sebelumnya.Melihat hadiah-hadiah yang tidak terlalu mahal dan terkesan dipilih dengan sepenuh hati itu, Luna pun menerimanya.Pada akhirnya, Luna memilih sebuah kaligrafi hasil karya
Banyak dari sekelompok orang yang mengerumuni Leon itu langsung mengenali Luna, lalu segera mengerumuni wanita cantik itu."Bukankah ini adalah Bu Luna dari Grup Hatari? Bu Luna juga datang menghadiri pertemuan malam ini?""Bu Luna, belakangan ini perkembangan bisnis Grup Hatari benar-benar luar biasa, bahkan Pak Farlin saja sudah menjadi Duta Promosi Vila Bistani di Gunung Amona ...."Sejak menguasai Grup Perfe dan Grup Hatari, kedudukan Luna di dunia bisnis Kota Banyuli sudah meningkat secara signifikan.Bahkan tokoh hebat industri medis yang berada di tempat itu juga tidak berani berlagak hebat di hadapannya.Tokoh hebat saja tidak berani berlagak hebat di hadapan Luna, bagaimana mungkin perwakilan rumah sakit atau petinggi perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan berani berlagak hebat di hadapannya?Orang-orang itu bahkan ingin menjalin hubungan dengan sosok "dewi kekayaan" baru di Kota Banyuli itu dan bekerja sama dengannya."Terima kasih, semuanya ...."Luna menanggapi ucapan
Nada bicara Leon yang seolah-olah sedang mengguruinya itu benar-benar membuat Luna merasa muak.Namun, sebelum dia datang menemui pria di hadapannya ini, Desi dan Amanda sudah berpesan padanya panjang lebar. Jadi, dia juga sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi perilaku pamannya yang satu ini.Dia berkata dengan penuh hormat, "Paman, aku akan mengingat ucapan Paman dengan baik."Melihat Leon menasihati keponakannya di hadapan semua orang seperti itu, semua orang makin menghormatinya.Leon memang menginginkan hasil seperti ini.Walaupun dia juga sudah berusia empat puluhan tahun, tetapi di dalam industri yang digelutinya, dia masih tergolong muda dan merupakan junior.Orang-orang di tempat ini, terutama para senior dari industri medis, terlepas dari bagaimana sikap yang mereka tunjukkan, mungkin diam-diam mereka tidak terlalu menghormatinya.Sekarang, dengan memberi nasihat kepada Luna di depan umum seperti ini, dia langsung membangun wibawanya di hadapan orang-orang itu.Tepat
Namun, sikap acuh tak acuh yang ditunjukkan oleh Ardika malah dianggap sebagai bentuk bersabar seorang pecundang oleh orang-orang itu."Hehe. Bu Luna, jangan marah, ya. Sebenarnya, suamimu ini juga bukan nggak punya kelebihan. Paling nggak dia menang dalam hal bersabar, membuat kami malu saja.""Ya, benar. Kalau kami yang dikatai oleh orang lain seperti itu, pasti sudah tidak tahan lagi.""Bu Luna, dalam diri suamimu, memang ada bayang-bayang sosok hebat. Anak muda memang harus bisa bersabar dalam menghadapi situasi apa pun. Aku yakin kamu pasti akan berhasil.""Hahaha ...."Sekelompok orang itu kembali tertawa terbahak-bahak.Ekspresi marah sudah tampak jelas di wajah cantik Luna.Melihat perubahan pada ekspresi keponakannya, Leon yang ingin meminjam nama Luna untuk menunjukkan kehebatannya dalam perjamuan nanti pun tahu harus segera mengambil tindakan.Kalau Luna benar-benar pergi begitu saja saking kesalnya, dia sendiri yang akan rugi."Sudah, sudah. Bagaimanapun juga, Ardika adalah
"Dia memang sudah menikah, tapi masih bisa bercerai, 'kan?""Kulihat Ardika itu biasa-biasa saja. Terlebih lagi, dia adalah seorang menantu benalu, seharusnya biasanya dia hanya menjalani kehidupan yang lebih buruk dibandingkan seekor anjing.""Jujur saja, menyebutnya sebagai 'pawang', sudah meninggikan dirinya."Seulas senyum mengembang di wajah pemuda itu, dia berkata dengan penuh keyakinan, "Jadi, mulai sekarang, Luna adalah wanitaku!"Melihat ekspresi arogan pemuda itu, orang-orang yang berada di sekitarnya menunjukkan ekspresi terkejut.'Memangnya siapa dia? Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu.'Namun, tanpa butuh waktu lama, semua orang mendapati bahwa pemuda itu tidak hanya sekadar berbicara demikian, tetapi juga disertai dengan tindakan. Saat melihatnya berjalan menuju ke arah Ardika dan Luna, sorot mata semua orang langsung berbinar.Pasti akan ada pertunjukan yang menarik!Di sisi lain, baik orang yang mengenal maupun tidak mengenal Luna, datang menghampiri Luna untuk berb
Begitu pria itu selesai berbicara, suasana di ruang perjamuan itu langsung hening seketika.Baik paras maupun bentuk tubuh Luna luar biasa bagus. Selain itu, Luna juga merupakan wanita kaya yang menguasai dua perusahaan besar.Boleh dibilang dia adalah seorang wanita yang cantik sekaligus berkemampuan.Pecundang yang tidak bisa apa-apa seperti Ardika benar-benar tidak layak untuk wanita sepertinya.Kebanyakan orang di tempat itu juga memiliki pemikiran yang sama.Namun, kebanyakan orang hanya berani menyimpan pemikiran itu dalam benak mereka, mereka tidak berani menyinggung Luna.Tidak diduga, ada orang yang berani mengincar Luna tepat di hadapan sang suami, di hadapan orang banyak.Sorot mata mempermainkan atau mengejek tertuju pada Ardika.Mereka ingin lihat bagaimana tanggapan pecundang yang sudah terkenal di Kota Banyuli itu.Namun, di luar dugaan semua orang, saat ini Ardika terlihat sangat tenang."Siapa kamu?"Dia melirik pria di hadapannya itu sekilas, lalu mengajukan pertanyaa
Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter
"Kak Ardika, sepertinya si tua bangka itu sedang menelepon memanggil bala bantuan?"Levin menangkap pergerakan Tridon yang diam-diam melakukan panggilan telepon, dia segera melaporkan hal itu pada Ardika.Ardika melambaikan tangannya, menyunggingkan seulas senyum mempermainkan dan berkata, "Nggak apa-apa, biarkan saja.""Sebelumnya hanyalah 'hidangan pembuka', pertunjukan menarik baru dimulai."Tujuan awal Ardika adalah memusnahkan anggota Tentara Bayaran Lane yang telah menyelinap masuk dan bersembunyi di Negara Nusantara.Kalau hanya untuk menghadapi sekelompok preman yang terbiasa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, dia juga tidak perlu mengerahkan Pasukan Drakon dan Pasukan Pengawal Draco.Seolah-olah tidak mendapati Tridon sedang menelepon memanggil bala bantuan, Ardika meminta anggota Pasukan Pengawal Draco untuk melanjutkan "pembersihan" lokasi."Berlutut!""Lempar senjata kalian ke tanah dan angkat kedua lengan kalian ke atas!"Di bawah teguran tajam dan tegas para pr
"Gawat, gawat!"Menyaksikan para pembunuh dunia preman Keluarga Dougli itu sudah mulai ketakutan dan mundur, sekitar seratus orang perwakilan cabang Keluarga Dougli, mulai merasakan tangan dan kaki mereka sedingin es.Orang sebodoh apa pun, saat ini pasti sudah mengerti.Ini adalah sebuah perangkap yang dipasang untuk mereka semua, dengan tujuan untuk melenyapkan kekuatan Keluarga Dougli secara menyeluruh.Namun, mereka malah berinisiatif masuk ke dalam perangkap ini."Aku benci!"Saat ini, ekspresi Tridon tampak ganas, seperti sudah di ambang kegilaan.Tiga raja tentara besar sudah mati.Anak buah lainnya yang dibawanya dari Galea, juga dijadikan sebagai target khusus dan sudah tewas.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang, juga sudah ketakutan setengah mati dan kehilangan daya tempur.Kalah telak, tidak berlebihan untuk menggambarkan situasinya saat ini.Musnah.Semuanya sudah musnah.Sekarang, dia sudah berubah menjadi sosok pemimpin yang tidak memiliki anak buah.P
"Bam!"Dengan darah terciprat dari tubuhnya, tubuh Musa menghantam tanah dengan keras.Di lokasi benturan tubuhnya, permukaan tanah langsung membentuk sebuah lubang, pecahan-pecahan batu beterbangan dengan ganas ke seluruh arah."Ahhh!"Di bawah tatapan terkejut bukan main orang-orang di sekelilingnya, termasuk Tridon, Musa mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Lengannya sudah hancur dan berserakan di tanah.Sementara itu, seperti sebuah batu yang dipecahkan, muncul banyak bekas retakan di tubuhnya.Retakan-retakan itu bahkan sudah menjalar ke area wajahnya, setetes demi setetes darah sudah mengalir. Tak lama kemudian, dia sudah seperti "manusia darah"."Musa!"Tridon berteriak dengan marah.Musa adalah anak buah yang paling diandalkan dan paling penting baginya, tetapi malah dipukul oleh seseorang menjadi seperti ini hanya dengan satu tinju saja.Sekujur tubuhnya terbelah.Membayangkan hukuman kejam membelah tubuh dengan lima ekor kuda zaman dahulu, penderitaan seperti itu bukanlah s
Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap
Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan
Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing
"Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan