Saat mereka sedang berbicara, sekelompok besar anak muda yang mengenakan seragam sekolah bela diri sudah muncul di lantai dua.Kalau dilihat dari banyaknya orang, mungkin ada sekitar seratus orang.Pemimpin sekelompok orang itu adalah seorang pria paruh baya gemuk yang terlihat kuat.Wajah bundarnya membuat orang yang melihatnya segan melihatnya. Sorot matanya yang dingin sekaligus ganas, membuatnya orang yang bertatapan dengannya pasti akan merinding ketakutan.Pria paruh baya itu tidak lain adalah Julbis, Wakil Kepala Sekolah Bela Diri Wakanda."Paman Julbis, di sini!"Hugo segera menyapanya.Kemudian, dia menoleh melirik Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Eh, Ardika sialan, kamu sudah lihat, belum? Mereka semua adalah murid-murid sekolah bela diri ayahku! Walau jumlah mereka kurang dari seratus orang, masing-masing dari mereka melayangkan satu tamparan ke wajahmu saja, kamu pasti akan mati!"Saat dia berbicara, Julbis membawa murid-murid Sekolah Bela Diri Wakanda berjalan men
Pemandangan ini benar-benar di luar dugaan semua orang.Bahkan Hugo sendiri juga duduk tercengang di lantai selama beberapa saat, baru tersadar kembali.Kemudian, dia mengangkat kepalanya dan berteriak dengan marah pada Julbis, "Julbis, apa kamu sudah gila?!""Aku menyuruhmu untuk memukul bocah sialan itu, tapi mengapa kamu malah memukulku?!"Saking kesalnya, Hugo bahkan tidak memanggil Julbis dengan panggilan Paman Julbis lagi.Selain amarah yang memuncak, dia merasa sangat malu.Dia sendiri yang memanggil Julbis datang kemari. Awalnya, dia berniat untuk menyuruh bawahan ayahnya itu untuk memberi pelajaran pada Ardika. Namun, alih-alih sesuai dengan keinginannya, malah dia sendiri yang ditampar sampai terjatuh ke lantai.Hugo bisa membayangkan betapa konyolnya dia yang sedang menutupi wajahnya dan terduduk di lantai seperti sekarang ini."Eh? Hugo, bukankah dia adalah orang yang kamu panggil kemari? Kenapa malah kamu yang dipukul?""Hmm, pertunjukan apa yang sedang kamu mainkan?"Namu
Suara Wakanda terdengar jelas di telinga semua orang yang berada di tempat itu.Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah Ardika, sorot mata terkejut tampak jelas di mata mereka.Wakanda adalah tokoh terkenal dalam dunia bela diri Kota Banyuli. Hanya tindakan kecil dari pria itu, sudah bisa mengguncang seluruh Kota Banyuli. Namun, dia malah bersikap begitu hormat dan sopan pada seorang pemuda seperti Ardika.Dia bahkan memanggil Ardika dengan panggilan hormat "Bapak"!Bukankah Ardika hanyalah seorang menantu benalu yang mengandalkan istrinya?Ekspresi Jaiden, Lilis dan yang lainnya berubah menjadi sangat masam. Tangan dan kaki mereka sudah sedikit bergetar.Tidak peduli sebodoh apa pun mereka, mereka juga tahu kali ini mereka sudah tertimpa masalah besar.Untung saja, ada Hugo yang menjadi target utama."Pak Wakanda, kali ini putramu nggak hanya mencari masalah denganku."Ardika tetap duduk dengan santai di atas sofa, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Tapi, bisa-bisanya dia me
Tentu saja kenyataan seperti ini sangat sulit diterima.Dalam lubuk hatinya, Hugo benar-benar ingin melontarkan kata-kata kasar. Namun, dia tidak berani."Sobat, apa ada lagi yang bisa kubantu atau ingin kamu katakan?"Selesai berbicara, Wakanda mengajukan satu pertanyaan lagi pada Ardika.Pria itu adalah orang yang cerdas, dia bahkan sudah mengubah panggilannya terhadap Ardika."Pak Wakanda, karena kamu sudah berbicara seperti itu dan mengatakan semua yang ingin kukatakan, apa lagi yang bisa kukatakan?"Ardika sangat puas pada sikap Wakanda. Dia berkata, "Kalau begitu, begini saja, kali ini aku akan mewakilimu mendisiplinkan putramu.""Terima kasih, Sobat!"Setelah berterima kasih pada Ardika, Wakanda berteriak dengan marah, "Eh, bocah sialan, kamu harus mendengar ucapan Paman Ardika-mu! Kalau kamu dipukul, terima saja, jangan melawan! Ini juga demi kebaikanmu sendiri!""Kalau kamu berani bertindak semena-mena lagi, biarpun aku harus duduk di kursi roda, aku juga akan pergi ke sana un
Dimarahi seperti itu oleh Julbis, ekspresi Hugo langsung memucat.Tiba-tiba, dengan menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di sekujur tubuhnya, dia berlutut di atas tumpukan pecahan kaca itu.Saat itu juga, lututnya langsung berdarah.Hugo tersentak kesakitan. Namun, dia tetap menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya dan bersujud di hadapan Ardika."Paman Ardika, aku akui aku bersalah! Kamu beri saja pelajaran padaku sesuka hatimu! Aku nggak akan melawan! Kalau aku berani melawan, namaku bukan Hugo lagi!"Saat ini, Hugo benar-benar sudah tunduk sepenuhnya pada Ardika.Ardika mengangkat alisnya dengan terkejut, lalu berkata, "Oh? Sepertinya kamu juga masih tahu diri.""Oke, karena kamu sudah mengakui kesalahanmu, maka berlututlah.""Oh ya, ada yang perlu kutanyakan padamu."Julbis menghela napas lega. Karena Ardika sudah berbicara seperti itu, itu artinya nyawa Hugo sudah terselamatkan.Hugo sama sekali tidak berniat untuk melakukan perlawanan lagi, dia berkata dengan p
Lilis mengira Futari akan memaafkan dirinya. Diam-diam, dia sedang berbangga diri. Namun, dia tidak menyangka seperti ini hasilnya.Saat itu juga, amarahnya langsung meluap.Di bawah kendali amarahnya, dia tidak memedulikan apa pun lagi. Dia langsung berteriak dengan marah, "Futari, dasar wanita jalang! Kamu hanya berpura-pura polos, tapi sesungguhnya kamu sangat licik ....""Plak ...."Julbis langsung melayangkan satu tamparan ke wajah wanita itu, sampai-sampai wanita itu berteriak histeris dan rambutnya berantakan.Ardika melirik Jaiden dan yang lainnya, lalu berkata dengan dingin, "Apa perlu aku turun tangan sendiri?!""Plak ...."Saking ketakutannya, tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun lagi, Jaiden dan yang lainnya langsung mengangkat kedua lengan mereka dan melayangkan tamparan ke kedua sisi wajah mereka secara bergantian.Sementara itu, Lilis dijambak dan ditampar oleh Julbis.Dalam sekejap, terdengar suara tamparan tanpa henti.Tak lama kemudian, wajah beberapa orang itu s
Sebelum Firza sempat menyelesaikan kalimatnya, dia berteriak kesakitan. Satu pukulan dari Hugo itu langsung membuatnya terjatuh ke lantai."Bam ...."Hugo menendang perut Firza dengan keras lagi, lalu berteriak dengan kejam, "Paman Ardika bahkan berani melumpuhkan Tuan Muda Keluarga Mahasura! Ayahmu hanya sekadar anjing peliharaan Keluarga Mahasura! Memangnya kalian siapa?! Hah?!""Dasar sialan! Berani-beraninya kamu memperalatku! Kamu pikir kamu sudah hebat?! Hah?!"Sebelumnya Ardika sendiri yang mengatakan dia telah melumpuhkan Rocky.Itu adalah alasan mengapa Hugo berani menghajar Firza.Lagi pula, apa pun yang terjadi, ada Ardika yang mendukungnya.Tanpa memedulikan apa pun lagi, Hugo menarik Firza, menghujani pria itu dengan pukulan dan tendangan.Awalnya dia memang tidak memiliki dendam apa pun dengan Ardika. Namun, karena instruksi dari Firza, dia berakhir terluka parah di tangan Ardika.Hugo melampiaskan semua kekesalan yang menyelimuti hatinya pada Firza.Setelah satu menit be
Melihat Firza yang kehilangan kesadaran saking kesakitannya, Hugo merasa sangat senang.Pada saat bersamaan, dia juga memperingati dirinya sendiri. 'Hugo, oh Hugo, lain kali tolong jangan berlagak hebat lagi!'Setelah bertemu dengan sosok yang hebat tapi tidak menonjolkan diri seperti Ardika, dia benar-benar beruntung karena tidak berakhir seperti Firza."Bawa dia keluar, panggil ambulans dan beri tahu pihak Perusahaan Investasi Mahasura!"Hugo melambaikan tangannya. Begitu mendengar instruksi dari Hugo, murid-murid sekolah bela diri segera membawa Firza keluar.Akibat guncangan yang berlebihan, Firza kembali berteriak dengan menyedihkan lagi.Saat ini, Ardika sudah mencuci tangannya hingga bersih dan berjalan keluar dari KTV Jewel.Saat ini, ada banyak orang yang berkerumun di luar pintu.Tadi, begitu hampir sebanyak seratus orang murid bela diri memasuki KTV Jewel, para pengunjung KTV Jewel menyadari akan terjadi pertarungan sengit. Saking ketakutannya, mereka bergegas berlari mening
"Tuan mengatakan setelah kamu menyelesaikan urusanmu sekarang, dia akan menemuimu secara pribadi."Wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia langsung menerima Pedang Ular Gelap, lalu berbalik dan pergi."Berhenti!"Sebelum wanita itu sempat melangkahkan kakinya keluar dari pintu utama, tiba-tiba saja dua orang di antara orang-orang Keluarga Sudibya yang Hanko bawa kemari, menghalangi jalan wanita itu.Salah seorang di antara dua orang itu langsung mengulurkan lengannya dan berkata dengan dingin, "Dasar penipu! Cepat serahkan Pedang Ular Gelap!"Menyaksikan pemandangan itu, banyak orang melemparkan sorot mata meremehkan ke arah Hanko.Gagal bersaing dengan mengandalkan kekayaan, tuan muda yang satu itu sudah berencana untuk merampas.Benar-benar tidak tahu malu.Namun, Hanko melihat ke arah pintu dengan ekspresi datar, seolah-olah hal itu tidak ada hubungannya dengannya.Kemunculan Kartu Hitam Sentral hanya membuatnya terkejut sejenak.Namun, siapa yang tahu apakah ini han
Dua puluh triliun. Walaupun ke depannya dia bisa merampas uang sebanyak ini bahkan lebih dari Ardika.Namun, kalau Hanko harus mengeluarkan uang tunai sebesar 20 triliun untuk membeli Pedang Ular Gelap, dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Hanko duduk kembali dengan tidak berdaya. Dia menatap wanita itu dengan menyipitkan matanya dan berkata dengan dingin, "Dua puluh triliun, 'kan? Kalau begitu, Pedang Ular Gelap untukmu saja. Tapi, apakah kamu bisa mengeluarkan uang sebanyak itu?"Awalnya wanita itu sama sekali tidak memedulikan Hanko. Saat ini, dia menoleh dan melirik pria itu, lalu berkata dengan dingin, "Dasar pecundang! Nggak punya uang, diam saja!""Pedang Ular Gelap adalah senjata suci Organisasi Snakei, memangnya 20 triliun sangat banyak?""Pfffttt ...."Begitu mendengar ucapan wanita itu, Rhino, Lila dan yang lainnya langsung tidak bisa menahan diri dan tertawa.Sementara itu, wajah Hanko juga tampak memerah.Dia adalah Tuan Muda Keluarga Sudibya, tetapi sekarang dia malah
Penjual yang disebut oleh Felda tidak lain adalah Ardika.Hanko melirik Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Nona Felda nggak perlu khawatir, hanya 10 triliun saja, Keluarga Sudibya nggak mungkin nggak bisa mengeluarkan uang sebanyak itu.""Lagi pula, hanya pengalihan uang sesaat saja. Uang yang kukeluarkan, pada akhirnya akan kuambil kembali sepuluh kali, bahkan seratus kali lipat!"Hanko melontarkan kata-kata itu dengan niat membunuh yang kuat.Menurut Hanko, Pedang Ular Gelap sudah pasti akan menjadi miliknya.Biarpun Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie memiliki kekayaan yang berlimpah, mereka juga tidak mungkin akan mengeluarkan uang di atas 10 triliun untuk membeli Pedang Ular Gelap.Hari ini, tujuan kedatangan mereka hanya untuk menyaksikan pertunjukan, mentertawakan Organisasi Snakei. Mereka tidak benar-benar bermaksud untuk membeli Pedang Ular Gelap.Kalau tidak, mereka akan benar-benar menyinggung Organisasi Snakei.Jadi, biarpun sekarang Keluarga
Begitu Hanko selesai berbicara, pandangan semua orang yang berada di tempat itu langsung tertuju pada Ardika.Mereka mendengar lengan Hanko itu dipatahkan oleh Ardika dengan menggunakan Pedang Ular Gelap.Sangat jelas hal itu benar adanya.Karena itulah, Hanko memendam kebencian yang sangat mendalam terhadap Ardika, rela mengeluarkan uang banyak untuk membeli Pedang Ular Gelap, lalu menggunakan Pedang Ular Gelap untuk membunuh Ardika.Saat ini, bahkan Levin juga bisa merasakan aura membunuh yang kuat menjalar di punggungnya.Namun, Ardika sendiri seakan-akan tidak merasakan apa-apa. Dia menatap Hanko sambil tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, harga yang kamu bayar sudah sedikit terlalu besar. Kamu sampai mengeluarkan beberapa triliun hanya untuk membunuhku."Hanko tersenyum tipis dan berkata, "Kalau perusahaan dan asetmu beserta dengan perusahaan dan aset istrimu digabungkan, paling nggak sudah setara dengan beberapa Pedang Ular Gelap, bukan?"Maksud ucapannya sangat jelas.Set
Felda menatap Hanko dan yang lainnya sambil tersenyum, nada bicaranya sangat lembut, sama sekali tidak mengintimidasi.Hanko mendongak, melirik wanita itu sekilas, lalu berkata, "Cih, hanya organisasi dunia preman yang ilegal, juga berani berlagak hebat seperti ini dengan melelang senjata suci Organisasi Snakei.""Apakah Bank Sentral nggak takut dihancurkan?!"Nada bicara Hanko dipenuhi niat membunuh yang kuat, dia sama sekali tidak menganggap serius Bank Sentral yang menjadi pendukung Felda.Felda tetap tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tepat pada saat ini, di sudut ruangan di mana Hanko dan yang lainnya berdiri, tiba-tiba seorang staf Bank Sentral melesat keluar.Orang tersebut langsung melesat ke arah Hanko dan yang lainnya. Saking cepatnya, kecepatannya membuat orang-orang tidak sempat bereaksi."Bam!"Dengan iringan suara teredam, anggota Organisasi Snakei di belakang Hanko yang tadi menyerang, langsung muntah darah dan terpental keluar dari pintu."Benar-benar cari ma
Setelah Felda selesai berbicara, ada staf Organisasi Lelang Sentral yang membawa Pedang Ular Gelap ke atas panggung.Kemudian, Organisasi Lelang Sentral mengatur ahli bela diri untuk menunjukkan kehebatan pedang tersebut di hadapan semua orang."Wah!"Seruan kaget menyelimuti seluruh tempat itu. Pantas saja Pedang Ular Gelap disebut sebagai senjata suci Organisasi Snakei. Biarpun hanya merupakan replika Pedang Ular Gelap, kekuatannya sudah luar biasa menakutkan.Namun, orang-orang yang menunjukkan reaksi seperti ini hanyalah orang-orang di luar bidang ini yang benar-benar menghadiri acara ini untuk meramaikan acara saja.Orang-orang seperti Lila, Rhino dan yang lainnya tetap tampak tenang. Mereka hanya menunggu acara lelang dimulai.Tentu saja mereka tahu jelas kekuatan Pedang Ular Gelap.Sesungguhnya, empat organisasi besar memiliki senjata suci yang mewakili organisasi mereka.Kalau hanya karena kekuatan Pedang Ular Gelap, mereka juga tidak akan datang jauh-jauh.Felda tidak membiark
Kimo melirik Ardika sekilas tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia juga mencari tempat duduk dan duduk.Dengan begitu, selain Organisasi Snakei, perwakilan dari Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie sudah hadir.Kemudian, masih ada orang-orang lain yang berdatangan.Di pihak Kota Banyuli, Kepala Keluarga Unima, Kepala Keluarga Yendia dan Kepala Keluarga Remax yang baru keluar dari rumah sakit hadir untuk memberikan dukungan pada Ardika. Mereka menghampiri Ardika dan menyapanya dengan penuh hormat.Bahkan beberapa orang hebat dari Kota Banyuli juga menghampiri dan menyapa Ardika dengan hormat.Namun, tidak semua orang bersikap hormat pada Ardika."Ardika, coba kamu tebak, apakah hari ini kamu akan mati?"Saat Tisya, Charles dan yang lainnya datang, akhirnya suasana di tempat itu mulai sedikit menegang.Orang yang berbicara adalah Sumalin.Weigus dan para investor dari luar kota lainnya juga turut hadir untuk menyaksikan pertunjukan. Satu per satu dari mereka
Setelah mendengar ucapan Levin, Ardika baru menyimpan kembali Pedang Ular Gelap dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kali ini, dengan mempertimbangkan Levin yang terlebih dahulu mengucapkan kata-kata yang kurang pantas, aku akan mengampunimu, nggak ada lain kali lagi.""Huh!"Lila mendengus dingin dengan kesal, tetapi dia tidak mencari masalah lagi dengan Ardika.Dia tidak bodoh.Dinilai dari serangan Ardika terhadap dirinya tadi, dia bukanlah lawan menantu benalu itu.Sebelumnya, beredar rumor Ardika telah melumpuhkan Vita, lalu melumpuhkan dua kelompok orang yang dikirim oleh Organisasi Snakei.Saat itu, dia masih sedikit tidak percaya.Sekarang, setelah menghadapi Ardika secara langsung, akhirnya dia sudah menyadari kekuatan pria itu.Ardika juga tidak memedulikan wanita itu lagi.Bukannya dia ingin bertindak arogan dan tidak berbicara logika, bukan pula dia bersikeras ingin melindungi anak buahnya.Namun, akan ada orang dari berbagai pihak yang menghadiri acara lelang hari ini.Lila
Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah