"Oke, aku sudah mengerti, Ayah! Ayah tunggu saja kabar baik dariku!"Firza menanggapi ayahnya dengan tidak serius.Sebelum meninggalkan ruangan, dia menoleh dan berkata, "Oh ya, Ayah, hubunganku dengan Teodor cukup baik. Sebelumnya, saat dia dan si Ardika sialan itu terlibat konflik, si Ardika sialan itu hampir kalah telak darinya.""Kalau bukan karena kemunculan Pak Farlin secara tiba-tiba, Kak Teodor pasti sudah berhasil.""Sebelumnya, demi bisa berdamai dengan Grup Hatari, dia telah dikeluarkan oleh perusahaan yang menaunginya. Ayah, tolong bantu dia."Amir enggan menerima kegagalannya kali ini.Saat ini, dia masih sedang memikirkan cara untuk mendapatkan dana sebesar 20 triliun milik Perusahaan Investasi Gilra itu, dia menginginkan dana itu untuk menjadi miliknya.Mendengar ucapan putranya, dia hanya menganggukkan kepalanya dengan santai."Belakangan ini aku berinvestasi pada sebuah perusahaan media, kebetulan sedang kekurangan artis, suruh saja dia menandatangani kontrak dengan pe
Tina sudah mengetahui kasus Virgoun menginstruksikan karyawan perusahaan untuk menggelapkan dana sebesar puluhan miliar.Hal yang membuatnya marah besar adalah, dia mengetahui masalah sebesar itu dari karyawan Grup Lautan Berlian.Sementara itu, tidak ada seorang karyawan Perusahaan Investasi Gilra pun yang melaporkan hal itu padanya.Kalau sekarang orang yang sedang menjabat sebagai manajer umum adalah orang lain, maka tidak masalah. Selama orang itu tidak bisa menangani masalah dengan baik, dia bisa langsung memecatnya.Namun, masalah orang ini adalah Ardika, pria yang selama ini dianggap remeh oleh Tina.Tina sama sekali tidak beranggapan Ardika mampu menangani masalah itu sendirian, tetapi pria itu malah tidak melaporkan masalah itu padanya sama sekali.Jadi, sudah bisa dibayangkan seberapa marahnya dia saat ini."Bu Tina, Pak Ardika baru saja keluar nggak lama."Begitu mendengar kedatangan Tina, Airin segera menghadap Tina dan menjawab pertanyaan sang presdir."Hmm? Apa dia keluar
Melihat ekspresi bocah itu, Ardika sudah memahami maksud terselubung bocah itu.Dia hanya menjawab dengan santai, "Ya.""Hehe, kulihat kamu benar-benar cari mati!"Hariyo mendecakkan lidahnya dengan meremehkan, lalu berkata dengan arogan, "Apa kamu tahu siapa guruku? Dia bukan preman-preman biasa yang banyak bertebaran di mana-mana. Di seluruh Kota Banyuli, nggak ada seorang pun yang bisa menandinginya!""Aku yakin kalau kamu pergi menemuinya, kamu pasti akan dihajar hingga babak belur. Apa kamu benar-benar yakin mau ikut ke sana?"Dia menatap Ardika dengan sorot mata provokatif, mengulangi pertanyaan yang sama sekali lagi.Ardika tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku menjadi makin penasaran dan ingin melihat sendiri seberapa hebat ahli bela diri itu.""Oke, kalau begitu aku akan membawamu ke sana."Hariyo menggertakkan giginya dengan kesal, lalu berkata dengan tajam, "Aku akan meminta guruku untuk memberi pelajaran padamu, agar kamu tahu harus menghormati orang yang lebih tua!"Ar
“Kak, perkenalkan, mereka adalah senior-seniorku.""Ini adalah Kak Jaiden, ini adalah Kak Lilis ...."Hariyo tampak bersemangat memperkenalkan sekelompok pria dan wanita muda itu kepada Futari.Namun, orang-orang itu menanggapi Hariyo dengan acuh tak acuh. Bahkan, setelah mereka mengetahui identitas Futari, sikap mereka juga sedikit berubah.Lilis, seorang wanita cantik yang parasnya mirip selebriti internet dan mengenakan jaket kulit berwarna merah terang, serta memperlihatkan pinggang rampingnya, sorot matanya yang ditujukannya pada Futari tampak sedikit dingin. Dia tampak memperhatikan Futari dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.Dua wanita lainnya juga menunjukkan reaksi yang hampir serupa."Hariyo, kakakmu benar-benar sangat cantik, ya. Mungkin saja setelah hari ini, Kak Hugo akan menjadikanmu sebagai murid inti dan lebih fokus melatihmu lagi."Lilis melontarkan satu kalimat itu sambil tersenyum tipis.Hidung indah Futari sedikit berkerut. Tanpa dia sadari, ucapan wanita itu sud
"Menantu benalu?"Begitu mendengar ucapan Hariyo, reaksi pertama Lilis dan yang lainnya adalah tidak percaya."Hariyo, apa kamu sedang bercanda dengan kami? Pakaian yang dikenakan oleh kakak iparmu pasti nggak murah. Hanya dilihat sekilas saja, sangat jelas pakaiannya murni buatan tangan.""Selain itu, jam tangan bermerek Patek Philippe yang melingkar di pergelangan tangannya itu, paling nggak harganya bernilai 200 juta ke atas. Lagi pula, jam tangan yang dipakainya itu nggak terlihat seperti jam tangan palsu.""Kalau dia benar-benar hanya seorang menantu benalu, bagaimana mungkin dia mendapatkan perlakuan sebaik ini?""Selain itu, dilihat dari aura kakak iparmu ini, dia juga nggak terlihat seperti menantu benalu yang tersiksa."Lilis dan dua wanita lainnya mengungkapkan pemikiran mereka secara bergantian.Dalam benak mereka, seorang menantu benalu tidak akan diberi makan bagus dan pakaian yang bagus, melainkan akan senantiasa ditindas oleh keluarga pihak wanita, sehingga saat berhadap
Beberapa pria dan wanita itu tertawa terbahak-bahak.Adegan Hugo memberi pelajaran pada menantu benalu itu pasti sangat menarik.Ardika mengerutkan keningnya, dia sedang memikirkan apakah dia harus melayangkan satu tamparan ke wajah setiap orang dari sekelompok pria dan wanita muda itu atau tidak.Namun, Futari terlebih dahulu tidak tahan menyaksikan pemandangan itu lagi. Dia membelalak dan berkata, "Memangnya kalian sehebat apa?! Bisa-bisanya kalian menganggap remeh kakak iparku! Kakak iparku juga belum tentu ingin semeja bersama kalian!"Selesai berbicara, dia langsung menoleh dan menendang Hariyo. "Ayo, kita pulang!""Lihatlah orang-orang seperti apa yang kamu kenal ini! Kalau Ayah dan Ibu tahu, mereka pasti akan marah besar padamu!"Begitu mendengar ucapan Futari, ekspresi Jaiden dan yang lainnya langsung berubah menjadi sangat muram.Namun, sebelum mereka sempat berbicara, Hariyo berkata seolah-olah menentang kakaknya, "Aku nggak mau pergi! Guruku masih belum datang!"Menurutnya,
Hugo adalah orang yang diandalkan sekaligus merupakan sumber keberanian Jaiden.Saat ini, Hugo sedang berada di lantai atas, jadi sama sekali tidak ada yang perlu ditakutinya."Haha! Ternyata ada orang yang berani menampar wajahku di KTV Jewel!"Pemimpin sekelompok orang preman itu, yang juga dikenal dengan Kak Ujang, saat ini sedang menutupi wajahnya. Saking emosinya, dia malah tertawa dan berkata, "Bocah, kamu tahu nggak, orang yang membuka KTV Jewel adalah bos dari bosku! Kamu benar-benar cari mati!""Bos dari bosmu?"Jaiden mengerutkan keningnya. Detik berikutnya, ekspresinya langsung berubah drastis.Semua orang yang datang bersenang-senang di KTV Jewel, tentu saja tahu tempat ini adalah milik Jinto, kepala preman Kota Banyuli.Biasanya, Jinto sendiri bahkan sering berada di sini.Apa mungkin Ujang adalah anak buah dari anak buah Jinto?!Saat ini, ekspresi semua orang di tempat itu, termasuk Lilis berubah menjadi muram.Tiba-tiba, Jaiden menyadari satu hal. 'Sial! Tadi aku benar-b
"Oke, kalau begitu, aku juga mau lihat apakah kamu berani memerintahkanku untuk minum atau nggak."Ardika melontarkan kata-kata itu dengan acuh tak acuh.Namun, nada bicaranya yang seolah-olah menganggap remeh lawan bicaranya itu, tidak hanya membuat ekspresi Ujang berubah menjadi muram.Tubuh Jaiden dan yang lainnya yang baru saja merangkak bangkit dari lantai juga gemetaran mendengar nada bicara Ardika."Hariyo, cepat suruh menantu benalu itu untuk tutup mulut!""Berani-beraninya kamu menyulut amarah Kak Ujang! Apa kamu ingin mencelakai kami semua?!""Kamu pikir kamu siapa, hah?! Berani-beraninya kamu melawan Kak Ujang!""Kak Ujang, kami nggak mengenal orang ini ...."Lilis dan yang lainnya melontarkan kata-kata makian pada Ardika, mereka semua buru-buru memutuskan hubungan dengan Ardika."Apa? Dia bilang apa?! Kak Ujang nggak berani memerintahnya untuk minum?! Siapa orang ini?! Benar-benar arogan!""Untuk apa beromong kosong lagi dengannya?! Langsung saja hajar orang yang berlagak h