"Tentu saja aku bisa masuk dengan mengalahkannya."Ardika langsung berjalan menghampiri mereka berdua tanpa ekspresi, dia tidak ingin beromong kosong lagi dengan dua orang itu.Begitu mendengar ucapan Ardika, dua orang itu makin ketakutan.Tadi mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Stalham membantai dan menyiksa Wakanda. Kalau Ardika benar-benar bisa mengalahkan Stalham, sekuat apa pria itu?Menyadari Ardika hendak menyerang mereka, Levando berteriak dengan marah, "Berdiri di sana! Jangan bergerak! Airin masih berada di tangan kami!"Saat ini, Airin berada di belakang kedua orang itu dalam jarak kurang dari satu meter.Namun, kalau hanya karena jarak itu, mereka sudah bisa menundukkan Ardika, maka sia-sia saja Ardika menyandang gelar Dewa Perang selama ini.Tidak ada gejolak emosi di wajahnya. Dia melangkah menghampiri Levando dengan cepat dan langsung menarik lengan pria itu."Krak ...."Dengan iringan suara patah tulang, Levando berteriak dengan menyedihkan.
"Dilahirkan sebagai manusia, malah nggak berperilaku manusiawi. Kalau begitu, jangan harap mereka bisa menjalani kehidupan layaknya manusia lagi seumur hidup mereka."Melihat dua orang yang sudah tergeletak tak sadarkan diri itu, Ardika melontarkan beberapa kata itu dengan dingin, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Sigit. "Di sini ada kasus, kemarilah dan tangani kasus ini."Tak lama kemudian, Sigit membawa anggota kepolisian ke lokasi.Mereka melakukan penangkapan terhadap Levando dan Tanmos terlebih dahulu. Namun, karena kedua orang itu sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri, mereka harus diantar ke rumah sakit terlebih dahulu."Airin, kamu ikut mereka pergi untuk memberi kesaksian dulu."Ardika menepuk-nepuk pundak Airin. Setelah wanita itu pergi mengikuti anggota kepolisian yang bersangkutan, Ardika baru berpesan beberapa patah kata kepada Sigit."Tuan Ardika, aku sudah tahu apa yang harus kulakukan."Begitu mereka berjalan keluar, mereka melihat Stalham dan yang lainny
Sebelum memberikan dana investasi, mereka harus mengetahui proyek yang mereka investasikan terlebih dahulu, bukan?Sekarang pihak Dixon malah sama sekali tidak menunjukkan dokumen proyek atau dokumen apa pun kepada mereka.Sebaliknya, Virgoun yang telah mempersiapkan kontrak dan menunjukkan sikap seolah-olah sudah tidak sabar ingin Dixon segera menandatangani kontrak.Kebanyakan karyawan perusahaan sudah merasakan ada yang aneh.Seorang karyawan dari departemen yang bertanggung jawab dalam investasi bertanya, "Tunggu, Pak Virgoun! Kerja sama sepenting ini, apa Pak Ardika sudah mengetahuinya?!"Sebenarnya, karyawan itu bukan menghormati Ardika, melainkan takut Virgoun bertindak sembarangan. Kalau sampai tertimpa masalah, mereka semua yang berada di dalam ruangan juga akan ikut terseret dalam masalah.Virgoun adalah orang yang paling mementingkan wibawanya. Begitu melihat ada karyawan yang meragukan keputusannya, dia langsung menunjukkan ekspresi tidak senang.Dia mendengus, tetapi dia b
"Oh? Bahkan Airin masuk ke mulut buaya saja, Pak Virgoun mengetahuinya dengan sangat jelas. Sepertinya hal yang kamu ketahui cukup banyak, ya."Ardika melirik Virgoun sambil tersenyum tipis, sampai-sampai membuat tubuh Virgoun gemetar sejenak.Tidak tahu mengapa, dia seolah-olah merasa telah terjadi sesuatu yang tak terduga.Tak lama kemudian, Virgoun menenangkan dirinya. Dia hanya mendengus dingin, lalu tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi.Lagi pula, kedua belah pihak telah terlibat dalam konflik yang sengit. Jadi, dia juga tidak takut Ardika tahu apa yang telah dilakukannya tanpa sepengetahuan Ardika."Jelas-jelas aku berbicara jujur, tapi kalian malah nggak memercayaiku. Sepertinya kalian harus melihat dengan mata kepala kalian sendiri baru bisa percaya."Ardika menggelengkan kepalanya, lalu mengeluarkan ponselnya dan menyodorkannya kepada Denada. "Denada, putar dulu video dalam ponselku ini."Denada langsung memelototi Ardika, dia berkata dengan arogan, "Apa-apaan ini? Memangny
Sambil berbicara, Virgoun mengambil sebuah pena, lalu menyodorkannya ke hadapan Ardika, seakan-akan mengisyaratkan Ardika untuk menandatangani tumpukan kontrak itu.Ardika meliriknya, lalu berkata tanpa sungkan, "Sebenarnya kamu yang menjabat sebagai manajer umum, atau aku yang merupakan manajer umum perusahaan ini?"Karena memang sudah terlibat dalam konflik yang sengit dengan Ardika, Virgoun juga tidak berpura-pura lagi."Tentu saja Pak Ardika adalah manajer umum perusahaan kita. Kalau nggak, bagaimana mungkin aku memintamu untuk tanda tangan?"Selesai berbicara, dia duduk kembali ke kursinya, menyilangkan kakinya dan mengetuk-ngetuk meja dengan ujung sepatunya. Kemudian, dia tersenyum tipis dan berkata, "Tapi, omong-omong, bagaimana pertimbanganmu mengenai penggelapan uang yang melibatkan Airin?""Lapor polisi sehingga kasus ini menjadi besar, atau kita selesaikan saja secara 'kekeluargaan'?"Ardika langsung duduk dan menyilangkan kakinya, lalu menatap Virgoun dan berkata, "Kulihat
Virgoun mengira demi tidak berkompromi dengannya, Ardika memaksakan diri untuk memasukkan asistennya sendiri ke balik jeruji besi di hari pertamanya menjabat sebagai manajer umum Perusahaan Investasi Gilra.Semua karyawan yang berada di dalam ruangan menyaksikan pemandangan itu dengan sangat jelas. Mereka tidak bodoh, seharusnya mereka sudah paham sendiri.Siapa lagi yang berani mengandalkan seorang atasan yang kemungkinan akan menjual mereka di saat krisis?Jadi, tidak peduli keputusan apa pun yang diambil oleh Ardika, menurut Virgoun, Ardika sudah kalah darinya. Cepat atau lambat, dia pasti bisa menundukkan dan mengendalikan Ardika.'Hmm, kali ini aku sudah terlalu terburu-buru dalam bertindak.'Setelah berpikir demikian, Virgoun beranjak dari kursinya, lalu berjabat tangan dengan Dixon. "Tuan Dixon, aku akan mentraktirmu makan steik sapi. Aku tahu sebuah restoran khusus wagyu yang terkenal lezat di Kota Banyuli.""Haha, aku suka wagyu!"Dixon tertawa terbahak-bahak.Kedua orang itu
"Oh? Mengenai menyesali perbuatanmu, silakan lakukan saja di balik jeruji besi nanti."Ardika langsung menendang Virgoun, lalu berkata kepada anggota pihak kepolisian, "Selain masalah-masalah yang telah diselidiki, kalau ada masalah lainnya lagi, silakan lanjutkan saja pemeriksaannya. Perusahaan Investasi Gilra pasti akan kooperatif dengan pihak kepolisian.""Menghadapi bajingan-bajingan yang nggak mempertimbangkan keuntungan perusahaan, tentu saja harus ditindak tegas!"Begitu mendengar ucapan Ardika, sekujur tubuh Virgoun terasa lemas seketika. Dia langsung terduduk di lantai, sorot matanya tampak kosong.Dia tahu, tamat sudah riwayatnya!Dia hanya bisa membenci dirinya yang terlalu percaya diri.Sebenarnya, dia tidak perlu turun tangan sendiri melakukan hal-hal itu. Namun, karena dia terlalu percaya diri mampu menundukkan Ardika, dia sama sekali tidak membuat perencanaan untuk dirinya sendiri kalau saja dia gagal menundukkan Ardika.Sekarang Ardika sudah menundukkan Levando dan Tanm
"Oh! Dasar orang Negara Nusantara sialan! Kamu benar-benar cari mati! Berani-beraninya kamu mempermalukan Keluarga Tulipa yang terhormat!"Amarah Dixon benar-benar sudah tersulut oleh Ardika. Ekspresinya berubah menjadi muram, lalu wajahnya makin lama makin memerah."Konsorsium Tulipa sudah memiliki sejarah yang panjang, merupakan salah satu dari sepuluh konsorsium besar Negara Enggrim!""Apa kamu pikir hanya dengan punya dana sebesar puluhan triliun saja, kamu sudah bisa bertindak sesuka hatimu?""Orang kaya baru sepertimu sama sekali nggak bisa dibandingkan dengan Konsorsium Tulipa!"Seperti seekor kelinci yang ekornya diinjak, Dixon berteriak dengan marah ke arah Ardika sambil mengentakkan kakinya dengan kesal.Namun, pelampiasan emosi seperti itu tidak bisa memengaruhi Ardika sama sekali."Ya, terlepas dari apa pun yang kamu katakan, faktanya kamu memang hanya saja 'mengemis'."Ardika melontarkan satu kalimat itu dengan santai, membuat ekspresi Dixon kembali berubah. Dia membuka mu