Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 927 Aku Adalah Sampah

Share

Bab 927 Aku Adalah Sampah

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-14 18:00:00
"Nggak, ini nggak mungkin! Bagaimana mungkin Stalham kalah?! Aku nggak percaya! Ahhh!"

"Atas dasar apa bocah Negara Nusantara sialan itu bisa mengalahkan Stalham?! Nggak mungkin! Ini benar-benar nggak memungkinkan!"

Setelah terdiam cukup lama, beberapa orang asing itu mulai berteriak seperti orang gila. Ekspresi tidak percaya tampak jelas di wajah mereka.

Mereka tidak bisa menerima kenyataan ini.

Sementara itu, orang-orang Sekolah Bela Diri Wakanda sudah mulai bersorak dengan gembira.

Bahkan, murid-murid yang sebelumnya memendam kebencian yang mendalam terhadap Ardika, saat ini sudah menganggap Ardika sebagai pahlawan.

"Uhuk ... uhuk ...."

Stalham berusaha keras untuk bangkit.

Namun, saat itu juga sebuah kaki besar tiba-tiba mendarat tepat di atas dadanya, sehingga dia kembali tergeletak.

Ardika menginjak Stalham, lalu menatapnya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Mengalahkanmu sama sekali nggak sulit. Kamu benar-benar membuatku sangat kecewa."

"Sebagai bentuk kompensasi untukku, aku m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 928 Mendekam di Balik Jeruji Besi Sepuluh Tahun

    "Tentu saja aku bisa masuk dengan mengalahkannya."Ardika langsung berjalan menghampiri mereka berdua tanpa ekspresi, dia tidak ingin beromong kosong lagi dengan dua orang itu.Begitu mendengar ucapan Ardika, dua orang itu makin ketakutan.Tadi mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Stalham membantai dan menyiksa Wakanda. Kalau Ardika benar-benar bisa mengalahkan Stalham, sekuat apa pria itu?Menyadari Ardika hendak menyerang mereka, Levando berteriak dengan marah, "Berdiri di sana! Jangan bergerak! Airin masih berada di tangan kami!"Saat ini, Airin berada di belakang kedua orang itu dalam jarak kurang dari satu meter.Namun, kalau hanya karena jarak itu, mereka sudah bisa menundukkan Ardika, maka sia-sia saja Ardika menyandang gelar Dewa Perang selama ini.Tidak ada gejolak emosi di wajahnya. Dia melangkah menghampiri Levando dengan cepat dan langsung menarik lengan pria itu."Krak ...."Dengan iringan suara patah tulang, Levando berteriak dengan menyedihkan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 929 Konsorsium Tulipa

    "Dilahirkan sebagai manusia, malah nggak berperilaku manusiawi. Kalau begitu, jangan harap mereka bisa menjalani kehidupan layaknya manusia lagi seumur hidup mereka."Melihat dua orang yang sudah tergeletak tak sadarkan diri itu, Ardika melontarkan beberapa kata itu dengan dingin, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Sigit. "Di sini ada kasus, kemarilah dan tangani kasus ini."Tak lama kemudian, Sigit membawa anggota kepolisian ke lokasi.Mereka melakukan penangkapan terhadap Levando dan Tanmos terlebih dahulu. Namun, karena kedua orang itu sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri, mereka harus diantar ke rumah sakit terlebih dahulu."Airin, kamu ikut mereka pergi untuk memberi kesaksian dulu."Ardika menepuk-nepuk pundak Airin. Setelah wanita itu pergi mengikuti anggota kepolisian yang bersangkutan, Ardika baru berpesan beberapa patah kata kepada Sigit."Tuan Ardika, aku sudah tahu apa yang harus kulakukan."Begitu mereka berjalan keluar, mereka melihat Stalham dan yang lainny

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 930 Mengobrol dengan Tulus dan Harmonis

    Sebelum memberikan dana investasi, mereka harus mengetahui proyek yang mereka investasikan terlebih dahulu, bukan?Sekarang pihak Dixon malah sama sekali tidak menunjukkan dokumen proyek atau dokumen apa pun kepada mereka.Sebaliknya, Virgoun yang telah mempersiapkan kontrak dan menunjukkan sikap seolah-olah sudah tidak sabar ingin Dixon segera menandatangani kontrak.Kebanyakan karyawan perusahaan sudah merasakan ada yang aneh.Seorang karyawan dari departemen yang bertanggung jawab dalam investasi bertanya, "Tunggu, Pak Virgoun! Kerja sama sepenting ini, apa Pak Ardika sudah mengetahuinya?!"Sebenarnya, karyawan itu bukan menghormati Ardika, melainkan takut Virgoun bertindak sembarangan. Kalau sampai tertimpa masalah, mereka semua yang berada di dalam ruangan juga akan ikut terseret dalam masalah.Virgoun adalah orang yang paling mementingkan wibawanya. Begitu melihat ada karyawan yang meragukan keputusannya, dia langsung menunjukkan ekspresi tidak senang.Dia mendengus, tetapi dia b

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 931 Tolong Keluarkan Kami

    "Oh? Bahkan Airin masuk ke mulut buaya saja, Pak Virgoun mengetahuinya dengan sangat jelas. Sepertinya hal yang kamu ketahui cukup banyak, ya."Ardika melirik Virgoun sambil tersenyum tipis, sampai-sampai membuat tubuh Virgoun gemetar sejenak.Tidak tahu mengapa, dia seolah-olah merasa telah terjadi sesuatu yang tak terduga.Tak lama kemudian, Virgoun menenangkan dirinya. Dia hanya mendengus dingin, lalu tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi.Lagi pula, kedua belah pihak telah terlibat dalam konflik yang sengit. Jadi, dia juga tidak takut Ardika tahu apa yang telah dilakukannya tanpa sepengetahuan Ardika."Jelas-jelas aku berbicara jujur, tapi kalian malah nggak memercayaiku. Sepertinya kalian harus melihat dengan mata kepala kalian sendiri baru bisa percaya."Ardika menggelengkan kepalanya, lalu mengeluarkan ponselnya dan menyodorkannya kepada Denada. "Denada, putar dulu video dalam ponselku ini."Denada langsung memelototi Ardika, dia berkata dengan arogan, "Apa-apaan ini? Memangny

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 932 Jangan Main Api

    Sambil berbicara, Virgoun mengambil sebuah pena, lalu menyodorkannya ke hadapan Ardika, seakan-akan mengisyaratkan Ardika untuk menandatangani tumpukan kontrak itu.Ardika meliriknya, lalu berkata tanpa sungkan, "Sebenarnya kamu yang menjabat sebagai manajer umum, atau aku yang merupakan manajer umum perusahaan ini?"Karena memang sudah terlibat dalam konflik yang sengit dengan Ardika, Virgoun juga tidak berpura-pura lagi."Tentu saja Pak Ardika adalah manajer umum perusahaan kita. Kalau nggak, bagaimana mungkin aku memintamu untuk tanda tangan?"Selesai berbicara, dia duduk kembali ke kursinya, menyilangkan kakinya dan mengetuk-ngetuk meja dengan ujung sepatunya. Kemudian, dia tersenyum tipis dan berkata, "Tapi, omong-omong, bagaimana pertimbanganmu mengenai penggelapan uang yang melibatkan Airin?""Lapor polisi sehingga kasus ini menjadi besar, atau kita selesaikan saja secara 'kekeluargaan'?"Ardika langsung duduk dan menyilangkan kakinya, lalu menatap Virgoun dan berkata, "Kulihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 933 Penangkapan

    Virgoun mengira demi tidak berkompromi dengannya, Ardika memaksakan diri untuk memasukkan asistennya sendiri ke balik jeruji besi di hari pertamanya menjabat sebagai manajer umum Perusahaan Investasi Gilra.Semua karyawan yang berada di dalam ruangan menyaksikan pemandangan itu dengan sangat jelas. Mereka tidak bodoh, seharusnya mereka sudah paham sendiri.Siapa lagi yang berani mengandalkan seorang atasan yang kemungkinan akan menjual mereka di saat krisis?Jadi, tidak peduli keputusan apa pun yang diambil oleh Ardika, menurut Virgoun, Ardika sudah kalah darinya. Cepat atau lambat, dia pasti bisa menundukkan dan mengendalikan Ardika.'Hmm, kali ini aku sudah terlalu terburu-buru dalam bertindak.'Setelah berpikir demikian, Virgoun beranjak dari kursinya, lalu berjabat tangan dengan Dixon. "Tuan Dixon, aku akan mentraktirmu makan steik sapi. Aku tahu sebuah restoran khusus wagyu yang terkenal lezat di Kota Banyuli.""Haha, aku suka wagyu!"Dixon tertawa terbahak-bahak.Kedua orang itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 934 Jelas-Jelas Hanya Sedang Mengemis

    "Oh? Mengenai menyesali perbuatanmu, silakan lakukan saja di balik jeruji besi nanti."Ardika langsung menendang Virgoun, lalu berkata kepada anggota pihak kepolisian, "Selain masalah-masalah yang telah diselidiki, kalau ada masalah lainnya lagi, silakan lanjutkan saja pemeriksaannya. Perusahaan Investasi Gilra pasti akan kooperatif dengan pihak kepolisian.""Menghadapi bajingan-bajingan yang nggak mempertimbangkan keuntungan perusahaan, tentu saja harus ditindak tegas!"Begitu mendengar ucapan Ardika, sekujur tubuh Virgoun terasa lemas seketika. Dia langsung terduduk di lantai, sorot matanya tampak kosong.Dia tahu, tamat sudah riwayatnya!Dia hanya bisa membenci dirinya yang terlalu percaya diri.Sebenarnya, dia tidak perlu turun tangan sendiri melakukan hal-hal itu. Namun, karena dia terlalu percaya diri mampu menundukkan Ardika, dia sama sekali tidak membuat perencanaan untuk dirinya sendiri kalau saja dia gagal menundukkan Ardika.Sekarang Ardika sudah menundukkan Levando dan Tanm

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 935 Dalang di Balik Semua Ini

    "Oh! Dasar orang Negara Nusantara sialan! Kamu benar-benar cari mati! Berani-beraninya kamu mempermalukan Keluarga Tulipa yang terhormat!"Amarah Dixon benar-benar sudah tersulut oleh Ardika. Ekspresinya berubah menjadi muram, lalu wajahnya makin lama makin memerah."Konsorsium Tulipa sudah memiliki sejarah yang panjang, merupakan salah satu dari sepuluh konsorsium besar Negara Enggrim!""Apa kamu pikir hanya dengan punya dana sebesar puluhan triliun saja, kamu sudah bisa bertindak sesuka hatimu?""Orang kaya baru sepertimu sama sekali nggak bisa dibandingkan dengan Konsorsium Tulipa!"Seperti seekor kelinci yang ekornya diinjak, Dixon berteriak dengan marah ke arah Ardika sambil mengentakkan kakinya dengan kesal.Namun, pelampiasan emosi seperti itu tidak bisa memengaruhi Ardika sama sekali."Ya, terlepas dari apa pun yang kamu katakan, faktanya kamu memang hanya saja 'mengemis'."Ardika melontarkan satu kalimat itu dengan santai, membuat ekspresi Dixon kembali berubah. Dia membuka mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1835 Keinginan untuk Bertahan Hidup Sangat Kuat

    Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1834 Kamu Adalah Dewa Perang

    Dengan ekspresi sedikit kebingungan dan sedikit tidak rela, orang tersebut terjatuh ke tanah tanpa adanya tanda-tanda kehidupan lagi.Tidak ada yang menyangka Draco tiba-tiba memainkan senjata api.Menghadapi tindakan tegas dan sadis sang Komandan, semua orang ketakutan setengah mati."Kamu!"Ekspresi Chiko langsung berubah menjadi pucat pasi. Dia mendongak, menatap orang di hadapannya itu dengan tatapan terkejut sekaligus marah.Draco menyimpan kembali senjata apinya, lalu berkata dengan dingin, "Bukankah kamu bilang tim tempur Galea ingin mendeklarasikan perang? Sekarang sudah ada sebuah alasan yang sesuai terpampang nyata di hadapanmu.""Aku beri kamu kesempatan untuk menghubungi tim tempur Galea, kamu tanyakan saja pada mereka.""Tanyakan pada Galea, apakah Galea berani mendeklarasikan perang pada Dewa Perang?!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan sebuah ponsel ke dalam pelukan Chiko.Chiko menerima ponsel itu dengan panik. Bagaikan menggenggam sebuah ubi rebus yang panas,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1833 Komandan Draco

    Mencari cara untuk memperoleh keuntungan maksimal, ini adalah tujuan awal orang-orang seperti mereka dalam melakukan segala sesuatu.Selain itu, setelah Tridon menyatakan dengan jelas, kelak mereka bisa bekerja sama dan memperoleh keuntungan bersama, Ardika masih ada alasan apa lagi untuk menyerang mereka.Menyerang mereka tidak akan membawa keuntungan apa pun untuk Ardika."Kalau begitu, Tuan Ardika, apakah sekarang kami sudah boleh pergi?"Chiko kembali mengajukan pertanyaan sambil tersenyum.Ardika melontarkan dua kata tanpa ekspresi. "Nggak boleh.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Senyuman di wajah Chiko langsung membeku, dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Ada apa ini?Dia sudah "menjelaskan" dengan sedemikian jelasnya, Ardika masih tidak bersedia membiarkan mereka pergi?Ardika tidak menanggapi Chiko. Dengan kedua tangan di punggungnya, dia berkata tanpa menoleh ke belakang, "Draco, kamu beri tahu dia.""Beri tahu dia, apakah aku, Ardika, berhak mewakili tim tempur Negara Nu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1832 Kamu Tidak Bisa Menanggungnya

    Karena Ardika berani melontarkan kata-kata seperti itu, itu artinya dia benar-benar sudah melakukan persiapan untuk menghabisi Tentara Bayaran Lane.Kalau tidak, Ardika tidak mungkin tampak begitu tenang, seolah-olah kemenangan sudah ada di tangannya."Ardika, kamu nggak bisa melakukan ini!"Saat ini, Olin selaku Kodam, juga berteriak dengan keras, "Mereka memasuki Negara Nusantara melalui jalur resmi.""Di antara mereka, ada yang bekerja untuk perusahaan keamanan, ada pula yang merupakan karyawan perusahaan asing, serta ada pula yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi yang ditempatkan di Negara Nusantara.""Kalau kamu berani menyentuh mereka, apa kamu nggak takut akan terjadi konflik luar negeri, memicu protes?!"Olin benar.Ada ratusan orang asing yang tinggal di Negara Nusantara dalam jangka panjang, mereka tidak mungkin tidak memiliki identitas legal untuk menyembunyikan identitas asli mereka. Kalau tidak, terlepas dari seberapa keras upaya mereka untuk menyembunyikan id

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1831 Sudah Merencanakan Segalanya

    Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1830 Chiko

    "Kak Ardika, sepertinya si tua bangka itu sedang menelepon memanggil bala bantuan?"Levin menangkap pergerakan Tridon yang diam-diam melakukan panggilan telepon, dia segera melaporkan hal itu pada Ardika.Ardika melambaikan tangannya, menyunggingkan seulas senyum mempermainkan dan berkata, "Nggak apa-apa, biarkan saja.""Sebelumnya hanyalah 'hidangan pembuka', pertunjukan menarik baru dimulai."Tujuan awal Ardika adalah memusnahkan anggota Tentara Bayaran Lane yang telah menyelinap masuk dan bersembunyi di Negara Nusantara.Kalau hanya untuk menghadapi sekelompok preman yang terbiasa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, dia juga tidak perlu mengerahkan Pasukan Drakon dan Pasukan Pengawal Draco.Seolah-olah tidak mendapati Tridon sedang menelepon memanggil bala bantuan, Ardika meminta anggota Pasukan Pengawal Draco untuk melanjutkan "pembersihan" lokasi."Berlutut!""Lempar senjata kalian ke tanah dan angkat kedua lengan kalian ke atas!"Di bawah teguran tajam dan tegas para pr

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1829 Masih Ada Kesempatan

    "Gawat, gawat!"Menyaksikan para pembunuh dunia preman Keluarga Dougli itu sudah mulai ketakutan dan mundur, sekitar seratus orang perwakilan cabang Keluarga Dougli, mulai merasakan tangan dan kaki mereka sedingin es.Orang sebodoh apa pun, saat ini pasti sudah mengerti.Ini adalah sebuah perangkap yang dipasang untuk mereka semua, dengan tujuan untuk melenyapkan kekuatan Keluarga Dougli secara menyeluruh.Namun, mereka malah berinisiatif masuk ke dalam perangkap ini."Aku benci!"Saat ini, ekspresi Tridon tampak ganas, seperti sudah di ambang kegilaan.Tiga raja tentara besar sudah mati.Anak buah lainnya yang dibawanya dari Galea, juga dijadikan sebagai target khusus dan sudah tewas.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang, juga sudah ketakutan setengah mati dan kehilangan daya tempur.Kalah telak, tidak berlebihan untuk menggambarkan situasinya saat ini.Musnah.Semuanya sudah musnah.Sekarang, dia sudah berubah menjadi sosok pemimpin yang tidak memiliki anak buah.P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1828 Hancur dengan Satu Tinju

    "Bam!"Dengan darah terciprat dari tubuhnya, tubuh Musa menghantam tanah dengan keras.Di lokasi benturan tubuhnya, permukaan tanah langsung membentuk sebuah lubang, pecahan-pecahan batu beterbangan dengan ganas ke seluruh arah."Ahhh!"Di bawah tatapan terkejut bukan main orang-orang di sekelilingnya, termasuk Tridon, Musa mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Lengannya sudah hancur dan berserakan di tanah.Sementara itu, seperti sebuah batu yang dipecahkan, muncul banyak bekas retakan di tubuhnya.Retakan-retakan itu bahkan sudah menjalar ke area wajahnya, setetes demi setetes darah sudah mengalir. Tak lama kemudian, dia sudah seperti "manusia darah"."Musa!"Tridon berteriak dengan marah.Musa adalah anak buah yang paling diandalkan dan paling penting baginya, tetapi malah dipukul oleh seseorang menjadi seperti ini hanya dengan satu tinju saja.Sekujur tubuhnya terbelah.Membayangkan hukuman kejam membelah tubuh dengan lima ekor kuda zaman dahulu, penderitaan seperti itu bukanlah s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1827 Coba Terima Satu Tinjuku

    Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status