Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 911 Meminta Maaf

Share

Bab 911 Meminta Maaf

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-11 18:00:00
Setelah mendengar ucapan Ardika, para pengunjung yang berkerumun di sekitar tempat itu mendecakkan lidah mereka.

'Ckckck, dia benar-benar berani bicara! Dia bahkan mengatai keluarga kerajaan Negara Enggrim sebagai sampah!'

Sementara itu, sekelompok orang asing yang berada di tempat itu hampir muntah darah saking kesalnya mendengar ucapan Ardika.

Namun, mereka semua sudah tergeletak tak berdaya di tanah. Selain mendengus dengan kesakitan, mereka bahkan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun untuk membantah Ardika.

Sambil menahan rasa sakitnya, Dixon menelan ludahnya yang sudah disertai dengan darah. Kemudian, dia bertanya dengan tidak berdaya, "Kamu .... Sebenarnya apa maumu?"

Dia sudah tidak berniat untuk menentang Ardika lagi. Ya, paling tidak sekarang dia tidak ingin memperumit situasi lagi. Lagi pula, dia sendiri sudah tidak berdaya.

Ardika menyalakan sebatang rokok dengan santai.

Kemudian, dia mengembuskan asap rokoknya ke wajah Dixon, lalu berkata kepada semua orang asing itu,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 912 Perjamuan Malam Penyambutan

    "Semua penduduk Kota Banyuli tahu Ardika hanyalah menantu benalu yang bergantung pada istrinya, nggak ada seorang pun yang memandang tinggi dia."Virgoun sendiri adalah penduduk Kota Lino. Karena Gilang mendirikan perusahaan investasi di Kota Banyuli, dia baru ikut datang ke kota ini.Setelah mengetahui Ardika akan segera menduduki posisi sebagai manajer umum Perusahaan Investasi Gilra, dia sudah menyelidiki latar belakang Ardika secara menyeluruh. Dalam lubuk hatinya, dia benar-benar menganggap remeh menantu benalu itu.Virgoun berkata dengan menunjukkan ekspresi meremehkan, "Tuan Dixon, Ardika bisa menjabat sebagai manajer umum di perusahaan investasi kami juga dengan mengandalkan relasi istrinya. Sebenarnya, dia nggak benar-benar memegang kekuasaan, hanya menggantung nama saja.""Aku nggak peduli dia adalah pecundang atau bukan! Sekarang aku hanya ingin menghabisinya!"Ekspresi Dixon tetap tampak sangat muram.Setelah harga dirinya diinjak-injak oleh seorang pecundang yang bahkan di

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 913 Hadiah Pertemuan

    Karyawan Perusahaan Investasi Gilra memang tidak banyak, hanya ada puluhan orang saja.Jadi, berkumpul untuk makan-makan bersama, bukanlah hal yang terlalu berlebihan.Airin kebetulan ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari tahu situasi hubungan antar karyawan dalam perusahaan ini. Setelah berpikir sejenak, dia pun menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu, tolong sampaikan ucapan terima kasihku kepada Pak Virgoun. Beri tahu Pak Virgoun malam ini aku akan menghadiri perjamuan itu tepat waktu.""Airin, kamu nggak perlu sungkan. Kalau begitu, aku nggak akan mengganggu waktumu lagi."Sekretaris Virgoun melontarkan beberapa patah kata itu dengan penuh hormat.Begitu berjalan keluar dari ruangan manajer umum, seulas senyum dingin tersungging di wajahnya."Cih! Di usia semuda itu sudah bisa menjadi asisten presdir Grup Bintang Darma. Sebelumnya dia pasti sudah melayani banyak orang pria di ranjang. Bisa-bisanya dia berlagak suci!"Hingga kembali ke ruangan Virgoun, ekspresi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 914 Menjabat Sebagai Manajer Umum

    "Kebanyakan karyawan perusahaan kita bukan penduduk asli Kota Banyuli, bahkan sebelumnya bos kami sempat terlibat konflik dengan Pak Ardika. Sekarang bos perusahaan sudah berganti, wajar saja kalau para karyawan merasa khawatir. Rekan-rekan kerja nggak ada maksud lain, mereka hanya berharap setelah Pak Ardika naik jabatan, Pak Ardika bisa memperlakukan semua orang dengan adil."Virgoun berkata, "Kalau kamu nggak menerima hadiah pemberian mereka, mereka pasti akan merasa nggak tenang."Sebenarnya, memang itulah yang dirasakan oleh kebanyakan karyawan Perusahaan Investasi Gilra.Kebetulan, sebelumnya Virgoun sudah meminta orang untuk memberi "petunjuk" kepada semua bawahannya. Oleh karena itulah, orang-orang dari setiap departemen memutuskan untuk menyerahkan hadiah pertemuan kepada Airin, agar mereka bisa tenang.Karena Virgoun sudah berbicara demikian, Airin juga tidak enak hati tidak menerima hadiah itu.Selanjutnya, perwakilan dari departemen-departemen lainnya juga menyerahkan hadia

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 915 Ada Sesuatu di Balik Kotak Kue Bulan

    Virgoun berkata, "Halo, Pak Ardika, namaku Virgoun Sudibya, sekarang aku menjabat sebagai Kepala Depatemen Produksi Perusahaan Investasi Gilra.""Oh."Ardika menganggukkan kepalanya, lalu berjalan memasuki ruangannya dan berkata, "Karena semuanya sudah menyambutku di sini, maka kita adakan saja rapat rutin seperti biasa, agar kita bisa mengenal satu sama lain terlebih dahulu."Tiba-tiba, Virgoun angkat bicara. "Tunggu."Ardika mengerutkan keningnya, lalu bertanya tanpa menoleh ke belakang, "Pak Virgoun, apa kamu keberatan?""Bukan begitu, aku hanya merasa sebelum rapat rutin diadakan, seharusnya kita menangani sedikit masalah terlebih dahulu."Virgoun memasuki ruangan sambil tersenyum. Dia berdiri berhadapan dengan Ardika, lalu tiba-tiba menepuk tangannya dan berkata, "Bawa kemari!""Drap ... drap ...."Sekretaris cantiknya berjalan menghampiri mereka dengan membawa dua kotak kue kering, lalu melemparkannya dengan asal di atas meja Ardika.Sebagai asisten Ardika, tentu saja Airin seger

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 916 Menunjukkan dengan Sangat Jelas

    Melarikan diri dengan membawa dana perusahaan sebesar puluhan miliar, di perusahaan mana pun, masalah seperti itu adalah masalah besar.Ardika menaikkan alisnya. Hari ini adalah hari pertama dia menjabat sebagai manajer umum Perusahaan Investasi Gilra, tetapi perusahaan sudah tertimpa masalah besar.'Hah! Sungguh menarik ....'Untuk sementara waktu, Ardika memilih untuk tidak berbicara. Dia ingin melihat apa yang sedang direncanakan oleh Virgoun.Bagaimanapun juga, seperti penilaian Virgoun, Airin memiliki kemampuan yang luar biasa, tetapi dia masih terlalu muda dan kurang berpengalaman.Begitu mendengar ucapan Denada, dia tidak bisa menahan diri lagi."Bu Denada, apa maksudmu? Apa kamu beranggapan aku yang menginstruksikan Levando dan Tanmos untuk menggelapkan dana perusahaan, lalu melarikan diri?" kata Airin dengan marah."Hah! Bu Airin, kamu yang mengatakannya sendiri, bukan aku yang mengatakannya."Denada tertawa dingin dan berkata, "Tapi, biarpun bukan kamu yang menginstruksikan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 917 Maksud Terselubung di Balik Sebuah Tindakan

    Virgoun mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan berkata, "Pak Ardika, bagaimanapun juga, kita tetap harus menyelesaikan masalah ini, 'kan?""Menurutmu, sebaiknya kita menyelesaikan masalah ini dengan cara apa?" tanya Ardika balik dengan santai.Sambil tersenyum, Virgoun berkata, "Setelah mendapati masalah ini, sebenarnya aku bermaksud untuk langsung lapor polisi."Setelah mengucapkan satu kalimat itu, Virgoun terdiam sejenak, mengamati ekspresi Ardika.Ardika tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun, dia tahu pasti masih ada yang ingin diucapkan oleh Virgoun.Melihat Ardika tidak menunjukkan reaksi apa pun, Virgoun tertawa acuh tak acuh, lalu melanjutkan. "Tapi, bagaimanapun juga, Airin adalah sekretaris Pak Ardika. Kalau aku lapor polisi ...."Dia terdiam sejenak, lalu melanjutkan dengan santai. "Masalah akan menjadi besar. Selain itu, juga akan merusak reputasi Pak Ardika dan perusahaan kita.""Kalau begitu, apa maksud Pak Virgoun?" tanya Ardika dengan acuh tak acuh. Dia malas me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 918 Terlalu Naif

    Trik rendahan yang dimainkan oleh Virgoun bisa dibaca Ardika dengan sangat mudah, sama sekali bukan ancaman baginya.Melihat Ardika sangat percaya diri seakan-akan memiliki solusi untuk menyelesaikan masalah ini, Airin menganggap pria itu sebagai pemimpinnya sepenuhnya. Dia buru-buru bertanya, "Pak Ardika, selanjutnya apa yang harus kita lakukan? Apa ada sesuatu yang perlu kulakukan?"Penyebab masalah kali ini adalah dirinya. Dia merasa dia telah membuat Ardika kecewa padanya.Saat ini, hatinya diliputi oleh rasa bersalah. Dia benar-benar ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahannya.Ardika berkata dengan tenang, "Tentu saja kita harus menemukan Levando dan Tanmos untuk mendapatkan uang sebesar 20 miliar itu kembali. Uangku nggak bisa diambil dengan mudah begitu saja.""Tapi, Pak Ardika, semalam dua orang itu sudah melarikan diri, mungkin sekarang mereka sudah meninggalkan Kota Banyuli. Biarpun kita lapor polisi, mereka juga nggak akan bisa ditemukan dalam kurun waktu singkat," k

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 919 Tim Khusus Layanan Udara Kerajaan

    "Baik, Pak Ardika."Jesika segera menghubungi Romi dan si Gigi Emas.Sebelumnya dua orang itu dihajar oleh Duo Pendekar Kota Lino hingga sekarat, hingga sekarang mereka masih berbaring di rumah sakit.Walaupun demikian, pengaruh mereka di dunia preman Kota Banyuli masih ada. Selain itu, karena mereka mengambil keputusan yang benar dengan berdiri di pihak yang tepat, bahkan Gilang sudah diusir dari Kota Banyuli, alih-alih berkurang, pengaruh mereka malah makin bertambah.Setelah mendapat instruksi dari Ardika, mereka segera menginstruksikan anak buah mereka untuk melakukan pencarian.Biarpun mereka harus mengubrak-abrik Kota Banyuli, mereka juga harus menemukan keberadaan Levando dan Tanmos!...Di sisi lain.Denada berjalan memasuki ruangan Virgoun, lalu memberikan laporan kepada majikannya. "Pak Virgoun, Levando mengirimkan pesan mengatakan bahwa Airin menelepon mereka untuk mencari informasi di mana mereka berada dan ingin menemui mereka.""Huh! Dasar Pak Ardika ini! Ternyata dia mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1835 Keinginan untuk Bertahan Hidup Sangat Kuat

    Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1834 Kamu Adalah Dewa Perang

    Dengan ekspresi sedikit kebingungan dan sedikit tidak rela, orang tersebut terjatuh ke tanah tanpa adanya tanda-tanda kehidupan lagi.Tidak ada yang menyangka Draco tiba-tiba memainkan senjata api.Menghadapi tindakan tegas dan sadis sang Komandan, semua orang ketakutan setengah mati."Kamu!"Ekspresi Chiko langsung berubah menjadi pucat pasi. Dia mendongak, menatap orang di hadapannya itu dengan tatapan terkejut sekaligus marah.Draco menyimpan kembali senjata apinya, lalu berkata dengan dingin, "Bukankah kamu bilang tim tempur Galea ingin mendeklarasikan perang? Sekarang sudah ada sebuah alasan yang sesuai terpampang nyata di hadapanmu.""Aku beri kamu kesempatan untuk menghubungi tim tempur Galea, kamu tanyakan saja pada mereka.""Tanyakan pada Galea, apakah Galea berani mendeklarasikan perang pada Dewa Perang?!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan sebuah ponsel ke dalam pelukan Chiko.Chiko menerima ponsel itu dengan panik. Bagaikan menggenggam sebuah ubi rebus yang panas,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1833 Komandan Draco

    Mencari cara untuk memperoleh keuntungan maksimal, ini adalah tujuan awal orang-orang seperti mereka dalam melakukan segala sesuatu.Selain itu, setelah Tridon menyatakan dengan jelas, kelak mereka bisa bekerja sama dan memperoleh keuntungan bersama, Ardika masih ada alasan apa lagi untuk menyerang mereka.Menyerang mereka tidak akan membawa keuntungan apa pun untuk Ardika."Kalau begitu, Tuan Ardika, apakah sekarang kami sudah boleh pergi?"Chiko kembali mengajukan pertanyaan sambil tersenyum.Ardika melontarkan dua kata tanpa ekspresi. "Nggak boleh.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Senyuman di wajah Chiko langsung membeku, dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Ada apa ini?Dia sudah "menjelaskan" dengan sedemikian jelasnya, Ardika masih tidak bersedia membiarkan mereka pergi?Ardika tidak menanggapi Chiko. Dengan kedua tangan di punggungnya, dia berkata tanpa menoleh ke belakang, "Draco, kamu beri tahu dia.""Beri tahu dia, apakah aku, Ardika, berhak mewakili tim tempur Negara Nu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1832 Kamu Tidak Bisa Menanggungnya

    Karena Ardika berani melontarkan kata-kata seperti itu, itu artinya dia benar-benar sudah melakukan persiapan untuk menghabisi Tentara Bayaran Lane.Kalau tidak, Ardika tidak mungkin tampak begitu tenang, seolah-olah kemenangan sudah ada di tangannya."Ardika, kamu nggak bisa melakukan ini!"Saat ini, Olin selaku Kodam, juga berteriak dengan keras, "Mereka memasuki Negara Nusantara melalui jalur resmi.""Di antara mereka, ada yang bekerja untuk perusahaan keamanan, ada pula yang merupakan karyawan perusahaan asing, serta ada pula yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi yang ditempatkan di Negara Nusantara.""Kalau kamu berani menyentuh mereka, apa kamu nggak takut akan terjadi konflik luar negeri, memicu protes?!"Olin benar.Ada ratusan orang asing yang tinggal di Negara Nusantara dalam jangka panjang, mereka tidak mungkin tidak memiliki identitas legal untuk menyembunyikan identitas asli mereka. Kalau tidak, terlepas dari seberapa keras upaya mereka untuk menyembunyikan id

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1831 Sudah Merencanakan Segalanya

    Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1830 Chiko

    "Kak Ardika, sepertinya si tua bangka itu sedang menelepon memanggil bala bantuan?"Levin menangkap pergerakan Tridon yang diam-diam melakukan panggilan telepon, dia segera melaporkan hal itu pada Ardika.Ardika melambaikan tangannya, menyunggingkan seulas senyum mempermainkan dan berkata, "Nggak apa-apa, biarkan saja.""Sebelumnya hanyalah 'hidangan pembuka', pertunjukan menarik baru dimulai."Tujuan awal Ardika adalah memusnahkan anggota Tentara Bayaran Lane yang telah menyelinap masuk dan bersembunyi di Negara Nusantara.Kalau hanya untuk menghadapi sekelompok preman yang terbiasa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, dia juga tidak perlu mengerahkan Pasukan Drakon dan Pasukan Pengawal Draco.Seolah-olah tidak mendapati Tridon sedang menelepon memanggil bala bantuan, Ardika meminta anggota Pasukan Pengawal Draco untuk melanjutkan "pembersihan" lokasi."Berlutut!""Lempar senjata kalian ke tanah dan angkat kedua lengan kalian ke atas!"Di bawah teguran tajam dan tegas para pr

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1829 Masih Ada Kesempatan

    "Gawat, gawat!"Menyaksikan para pembunuh dunia preman Keluarga Dougli itu sudah mulai ketakutan dan mundur, sekitar seratus orang perwakilan cabang Keluarga Dougli, mulai merasakan tangan dan kaki mereka sedingin es.Orang sebodoh apa pun, saat ini pasti sudah mengerti.Ini adalah sebuah perangkap yang dipasang untuk mereka semua, dengan tujuan untuk melenyapkan kekuatan Keluarga Dougli secara menyeluruh.Namun, mereka malah berinisiatif masuk ke dalam perangkap ini."Aku benci!"Saat ini, ekspresi Tridon tampak ganas, seperti sudah di ambang kegilaan.Tiga raja tentara besar sudah mati.Anak buah lainnya yang dibawanya dari Galea, juga dijadikan sebagai target khusus dan sudah tewas.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang, juga sudah ketakutan setengah mati dan kehilangan daya tempur.Kalah telak, tidak berlebihan untuk menggambarkan situasinya saat ini.Musnah.Semuanya sudah musnah.Sekarang, dia sudah berubah menjadi sosok pemimpin yang tidak memiliki anak buah.P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1828 Hancur dengan Satu Tinju

    "Bam!"Dengan darah terciprat dari tubuhnya, tubuh Musa menghantam tanah dengan keras.Di lokasi benturan tubuhnya, permukaan tanah langsung membentuk sebuah lubang, pecahan-pecahan batu beterbangan dengan ganas ke seluruh arah."Ahhh!"Di bawah tatapan terkejut bukan main orang-orang di sekelilingnya, termasuk Tridon, Musa mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Lengannya sudah hancur dan berserakan di tanah.Sementara itu, seperti sebuah batu yang dipecahkan, muncul banyak bekas retakan di tubuhnya.Retakan-retakan itu bahkan sudah menjalar ke area wajahnya, setetes demi setetes darah sudah mengalir. Tak lama kemudian, dia sudah seperti "manusia darah"."Musa!"Tridon berteriak dengan marah.Musa adalah anak buah yang paling diandalkan dan paling penting baginya, tetapi malah dipukul oleh seseorang menjadi seperti ini hanya dengan satu tinju saja.Sekujur tubuhnya terbelah.Membayangkan hukuman kejam membelah tubuh dengan lima ekor kuda zaman dahulu, penderitaan seperti itu bukanlah s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1827 Coba Terima Satu Tinjuku

    Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status