"Baik, Pak Ardika."Jesika segera menghubungi Romi dan si Gigi Emas.Sebelumnya dua orang itu dihajar oleh Duo Pendekar Kota Lino hingga sekarat, hingga sekarang mereka masih berbaring di rumah sakit.Walaupun demikian, pengaruh mereka di dunia preman Kota Banyuli masih ada. Selain itu, karena mereka mengambil keputusan yang benar dengan berdiri di pihak yang tepat, bahkan Gilang sudah diusir dari Kota Banyuli, alih-alih berkurang, pengaruh mereka malah makin bertambah.Setelah mendapat instruksi dari Ardika, mereka segera menginstruksikan anak buah mereka untuk melakukan pencarian.Biarpun mereka harus mengubrak-abrik Kota Banyuli, mereka juga harus menemukan keberadaan Levando dan Tanmos!...Di sisi lain.Denada berjalan memasuki ruangan Virgoun, lalu memberikan laporan kepada majikannya. "Pak Virgoun, Levando mengirimkan pesan mengatakan bahwa Airin menelepon mereka untuk mencari informasi di mana mereka berada dan ingin menemui mereka.""Huh! Dasar Pak Ardika ini! Ternyata dia mas
Virgoun bahkan sudah menyiapkan kontrak.Dia hanya menunggu Ardika tunduk padanya dengan patuh, lalu menandatangani kontrak itu.Setelah dana itu sampai di rekening Dixon dan dia mendapatkan bagian yang seharusnya dia dapatkan, dia akan langsung pergi meninggalkan tempat ini.Begitu memikirkan dana sebesar puluhan triliun itu, sorot mata Dixon juga langsung berbinar. Dia tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Virgoun, kamu benar-benar hebat! Kerja yang bagus! Kalau begitu, mari kita nantikan saja pertunjukan selanjutnya!"Ekspresi bangga tampak jelas di wajahnya.Setelah mengakhiri panggilan telepon dengan Virgoun, Dixon segera menghubungi nomor lain lagi.Di ibu kota provinsi, ada sebuah klub tinju yang berlokasi di dekat kedutaan.Di tempat ini, jarang terlihat murid yang merupakan orang Negara Nusantara, kebanyakan murid klub ini berasal dari negara yang berbeda-beda.Dengan tubuhnya yang terpahat dengan sempurna itu, Stalham sedang berlatih tinju dengan beberapa orang asistennya. Bul
Setelah membuat keputusan, Airin kembali menghubungi Levando dan Tanmos."Hotel Caritta, kamar eksekutif nomor 918. Ingat, kamu harus datang seorang diri."Di ujung telepon, nada bicara lawan bicaranya terdengar sangat tegas.Airin segera memanggil taksi dan berangkat. Tak lama kemudian, dia pun tiba di Hotel Caritta.Setelah sampai di depan pintu kamar nomor 918, dia kembali menghubungi Levando.Beberapa saat kemudian, kedua orang itu baru muncul dari koridor.Levando terkekeh dan berkata, "Bu Airin, ternyata kamu cukup cerdas. Kamu nggak membawa orang datang bersamamu diam-diam."Kedua orang itu sangat waspada, mereka takut masuk dalam perangkap. Mereka diam-diam mengintai di koridor. Kalau Airin diam-diam membawa orang datang bersamanya, mereka akan langsung melarikan diri."Bu Airin, silakan masuk. Bagaimana mungkin kita bisa mengobrol di luar sini?"Tanmos langsung mengeluarkan kartu pintu kamar mereka dan membuka pintu.Dengan gigi terkatup, Airin melangkah masuk, tetapi dia hany
Begitu mendengar ucapan pria itu, beberapa orang asing lainnya yang bersama Stalham ke sini dari ibu kota provinsi segera masuk ke dalam kamar.Mereka adalah pelatih klub tinju atau beberapa murid yang memiliki hubungan baik dengan Stalham.Begitu mendengar Stalham ingin berduel dengan ahli bela diri Kota Banyuli, mereka juga ikut datang kemari untuk menyaksikan pertunjukan.Airin menghela napas lega. Tanpa memedulikan rambutnya yang sudah berantakan saat ini, dia buru-buru meminta tolong kepada orang-orang itu. "Tuan-Tuan sekalian, tolong aku! Mereka berdua ingin melecehkanku!"Orang asing itu terkekeh dan berkata, "Nona Negara Nusantara yang cantik, dua bocah sialan Negara Nusantara itu memang nggak layak untukmu."Tepat pada saat hati Airin diselimuti kegembiraan, ucapan yang keluar dari mulut pria itu selanjutnya langsung membuat hatinya mencelus."Hanya orang-orang yang memiliki garis keturunan terhormat seperti kami yang paling layak untukmu. Bukankah benar begitu, semuanya?"Beg
Sekolah Bela Diri Wakanda.Sebagai salah satu dari banyaknya sekolah bela diri yang terkenal di Kota Banyuli, bahkan pintu utama sekolah bela diri itu saja tampak sangat mewah bagaikan istana, bahkan di tempat pintu ada sebuah alun-alun yang sangat luas.Biasanya kegiatan skala besar murid bela diri diselenggarakan di sini.Saat ini, beberapa mobil itu melaju memasuki dan berhenti pintu utama Sekolah Bela Diri Wakanda begitu saja tanpa memedulikan peringatan mobil dilarang masuk di depannya.Stalham segera turun dari mobil. Kemudian, dia mendongak melirik plakat berbunyi "Sekolah Bela Diri Wakanda" yang tergantung di bagian atas pintu utama.Tiba-tiba, dia melangkah beberapa langkah ke depan, lalu melompat tinggi-tinggi dan melayangkan sebuah tendangan."Bam!"Di bawah tendangan Stalham, plakat besar berwarna biru keemasan itu langsung hancur berkeping-keping bagaikan sayur-sayuran yang rentan.Saat kepingan-kepingan plakat itu membentur tanah, terdengar suara benturan yang sangat kera
Bimo berkata dengan sorot mata tajam, "Sebelum menantang guruku, kamu harus bisa menghadapi tiga jurus dariku terlebih dahulu!"Stalham menatap lawannya dan menganggukkan kepalanya."Oke, nggak masalah."Begitu selesai berbicara, dia langsung melangkah maju dan mengarahkan tendangan ke wajah Bimo."Serangan yang bagus!"Bimo tertawa. Alih-alih melangkah mundur, dia mengangkat kakinya untuk menyambut tendangan lawannya. "Sekarang aku akan memberi pelajaran kepadamu, orang asing sialan .... Ah!"Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba dia berteriak kesakitan, napasnya seolah-olah terengah-engah.Saat itu juga, Bimo muntah darah dan tubuhnya terpental seperti layang-layang yang jatuh.Tubuhnya membentur tanah dengan keras. Benturan itu mengakibatkan beberapa tulangnya patah seketika. Saat itu juga, dia kembali berteriak kesakitan."Eh ...."Begitu melihat pemandangan itu, baik para guru maupun para murid Sekolah Bela Diri Wakanda langsung terdiam.Bimo adalah seorang ahli bela
Begitu mendengar ucapan Stalham, ekspresi marah tampak jelas di pihak orang-orang Sekolah Bela Diri Wakanda."Pak Wakanda, jangan turuti permintaannya!""Jangan turuti permintaannya!"Mereka sangat takut Wakanda menuruti permintaan Stalham."Hehe, sekarang kepala sekolah kalian sudah di bawah pijakan Stalham, nggak lebih dari seekor anjing mati. Apa mungkin dia masih punya pilihan untuk nggak menuruti permintaan Stalham?!""Haha! Orang Negara Nusantara nggak lebih dari sampah! Dalam situasi seperti ini, masih saja nggak mengaku kalah!"Orang-orang asing di pihak Stalham kembali melontarkan kata-kata sindiran.Sementara itu, orang-orang Sekolah Bela Diri Wakanda memelototi mereka dengan marah.Namun, saat ini Wakanda berada di bawah pijakan Stalham. Hanya dengan Stalham mengerahkan sedikit kekuatan saja, Wakanda akan kehilangan nyawanya. Karena itulah, mereka tidak berani bertindak gegabah.Dadanya dipihak oleh kaki besar Stalham seperti itu membuat Wakanda benar-benar kesakitan. Wajahn
"Ternyata kamu orangnya."Stalham mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki sejenak, lalu tertawa dingin dan berkata, "Kebetulan sekali kamu datang kemari. Dixon memintaku datang untuk menantang ahli bela diri Kota Banyuli, juga sekalian untuk memberimu pelajaran."Ardika mengamati sekeliling tempat itu. Dia tidak melihat keberadaan Airin, juga tidak menemukan Levando dan Tanmos. Hal itu membuatnya mengerutkan keningnya.Dia menganggukkan kepalanya, lalu melirik semua orang asing yang berada di tempat itu termasuk Stalham. "Oke, kalau begitu cepat sedikit. Kalian maju saja pada saat bersamaan. Setelah menyingkirkan kalian, aku masih harus pergi mencari dua orang lagi."Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi Stalham langsung berubah menjadi sangat muram.Dia sendiri sudah cukup arogan, tetapi ternyata masih ada orang yang lebih arogan dibandingkannya.Bisa-bisanya Ardika meminta mereka untuk menyerang pada saat bersamaan!Orang-orang asing yang berada di sekelilingnya ju