Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 922 Lepas dari Mulut Harimau Masuk Mulut Buaya

Share

Bab 922 Lepas dari Mulut Harimau Masuk Mulut Buaya

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-13 18:00:00
Begitu mendengar ucapan pria itu, beberapa orang asing lainnya yang bersama Stalham ke sini dari ibu kota provinsi segera masuk ke dalam kamar.

Mereka adalah pelatih klub tinju atau beberapa murid yang memiliki hubungan baik dengan Stalham.

Begitu mendengar Stalham ingin berduel dengan ahli bela diri Kota Banyuli, mereka juga ikut datang kemari untuk menyaksikan pertunjukan.

Airin menghela napas lega. Tanpa memedulikan rambutnya yang sudah berantakan saat ini, dia buru-buru meminta tolong kepada orang-orang itu. "Tuan-Tuan sekalian, tolong aku! Mereka berdua ingin melecehkanku!"

Orang asing itu terkekeh dan berkata, "Nona Negara Nusantara yang cantik, dua bocah sialan Negara Nusantara itu memang nggak layak untukmu."

Tepat pada saat hati Airin diselimuti kegembiraan, ucapan yang keluar dari mulut pria itu selanjutnya langsung membuat hatinya mencelus.

"Hanya orang-orang yang memiliki garis keturunan terhormat seperti kami yang paling layak untukmu. Bukankah benar begitu, semuanya?"

Beg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 923 Membuat Keributan

    Sekolah Bela Diri Wakanda.Sebagai salah satu dari banyaknya sekolah bela diri yang terkenal di Kota Banyuli, bahkan pintu utama sekolah bela diri itu saja tampak sangat mewah bagaikan istana, bahkan di tempat pintu ada sebuah alun-alun yang sangat luas.Biasanya kegiatan skala besar murid bela diri diselenggarakan di sini.Saat ini, beberapa mobil itu melaju memasuki dan berhenti pintu utama Sekolah Bela Diri Wakanda begitu saja tanpa memedulikan peringatan mobil dilarang masuk di depannya.Stalham segera turun dari mobil. Kemudian, dia mendongak melirik plakat berbunyi "Sekolah Bela Diri Wakanda" yang tergantung di bagian atas pintu utama.Tiba-tiba, dia melangkah beberapa langkah ke depan, lalu melompat tinggi-tinggi dan melayangkan sebuah tendangan."Bam!"Di bawah tendangan Stalham, plakat besar berwarna biru keemasan itu langsung hancur berkeping-keping bagaikan sayur-sayuran yang rentan.Saat kepingan-kepingan plakat itu membentur tanah, terdengar suara benturan yang sangat kera

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 924 Kalah Telak

    Bimo berkata dengan sorot mata tajam, "Sebelum menantang guruku, kamu harus bisa menghadapi tiga jurus dariku terlebih dahulu!"Stalham menatap lawannya dan menganggukkan kepalanya."Oke, nggak masalah."Begitu selesai berbicara, dia langsung melangkah maju dan mengarahkan tendangan ke wajah Bimo."Serangan yang bagus!"Bimo tertawa. Alih-alih melangkah mundur, dia mengangkat kakinya untuk menyambut tendangan lawannya. "Sekarang aku akan memberi pelajaran kepadamu, orang asing sialan .... Ah!"Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba dia berteriak kesakitan, napasnya seolah-olah terengah-engah.Saat itu juga, Bimo muntah darah dan tubuhnya terpental seperti layang-layang yang jatuh.Tubuhnya membentur tanah dengan keras. Benturan itu mengakibatkan beberapa tulangnya patah seketika. Saat itu juga, dia kembali berteriak kesakitan."Eh ...."Begitu melihat pemandangan itu, baik para guru maupun para murid Sekolah Bela Diri Wakanda langsung terdiam.Bimo adalah seorang ahli bela

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 925 Dia Tidak Bisa Mewakili Bela Diri Nusantara

    Begitu mendengar ucapan Stalham, ekspresi marah tampak jelas di pihak orang-orang Sekolah Bela Diri Wakanda."Pak Wakanda, jangan turuti permintaannya!""Jangan turuti permintaannya!"Mereka sangat takut Wakanda menuruti permintaan Stalham."Hehe, sekarang kepala sekolah kalian sudah di bawah pijakan Stalham, nggak lebih dari seekor anjing mati. Apa mungkin dia masih punya pilihan untuk nggak menuruti permintaan Stalham?!""Haha! Orang Negara Nusantara nggak lebih dari sampah! Dalam situasi seperti ini, masih saja nggak mengaku kalah!"Orang-orang asing di pihak Stalham kembali melontarkan kata-kata sindiran.Sementara itu, orang-orang Sekolah Bela Diri Wakanda memelototi mereka dengan marah.Namun, saat ini Wakanda berada di bawah pijakan Stalham. Hanya dengan Stalham mengerahkan sedikit kekuatan saja, Wakanda akan kehilangan nyawanya. Karena itulah, mereka tidak berani bertindak gegabah.Dadanya dipihak oleh kaki besar Stalham seperti itu membuat Wakanda benar-benar kesakitan. Wajahn

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 926 Serang Saja Secara Bersamaan

    "Ternyata kamu orangnya."Stalham mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki sejenak, lalu tertawa dingin dan berkata, "Kebetulan sekali kamu datang kemari. Dixon memintaku datang untuk menantang ahli bela diri Kota Banyuli, juga sekalian untuk memberimu pelajaran."Ardika mengamati sekeliling tempat itu. Dia tidak melihat keberadaan Airin, juga tidak menemukan Levando dan Tanmos. Hal itu membuatnya mengerutkan keningnya.Dia menganggukkan kepalanya, lalu melirik semua orang asing yang berada di tempat itu termasuk Stalham. "Oke, kalau begitu cepat sedikit. Kalian maju saja pada saat bersamaan. Setelah menyingkirkan kalian, aku masih harus pergi mencari dua orang lagi."Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi Stalham langsung berubah menjadi sangat muram.Dia sendiri sudah cukup arogan, tetapi ternyata masih ada orang yang lebih arogan dibandingkannya.Bisa-bisanya Ardika meminta mereka untuk menyerang pada saat bersamaan!Orang-orang asing yang berada di sekelilingnya ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 927 Aku Adalah Sampah

    "Nggak, ini nggak mungkin! Bagaimana mungkin Stalham kalah?! Aku nggak percaya! Ahhh!""Atas dasar apa bocah Negara Nusantara sialan itu bisa mengalahkan Stalham?! Nggak mungkin! Ini benar-benar nggak memungkinkan!"Setelah terdiam cukup lama, beberapa orang asing itu mulai berteriak seperti orang gila. Ekspresi tidak percaya tampak jelas di wajah mereka.Mereka tidak bisa menerima kenyataan ini.Sementara itu, orang-orang Sekolah Bela Diri Wakanda sudah mulai bersorak dengan gembira.Bahkan, murid-murid yang sebelumnya memendam kebencian yang mendalam terhadap Ardika, saat ini sudah menganggap Ardika sebagai pahlawan."Uhuk ... uhuk ...."Stalham berusaha keras untuk bangkit.Namun, saat itu juga sebuah kaki besar tiba-tiba mendarat tepat di atas dadanya, sehingga dia kembali tergeletak.Ardika menginjak Stalham, lalu menatapnya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Mengalahkanmu sama sekali nggak sulit. Kamu benar-benar membuatku sangat kecewa.""Sebagai bentuk kompensasi untukku, aku m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 928 Mendekam di Balik Jeruji Besi Sepuluh Tahun

    "Tentu saja aku bisa masuk dengan mengalahkannya."Ardika langsung berjalan menghampiri mereka berdua tanpa ekspresi, dia tidak ingin beromong kosong lagi dengan dua orang itu.Begitu mendengar ucapan Ardika, dua orang itu makin ketakutan.Tadi mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Stalham membantai dan menyiksa Wakanda. Kalau Ardika benar-benar bisa mengalahkan Stalham, sekuat apa pria itu?Menyadari Ardika hendak menyerang mereka, Levando berteriak dengan marah, "Berdiri di sana! Jangan bergerak! Airin masih berada di tangan kami!"Saat ini, Airin berada di belakang kedua orang itu dalam jarak kurang dari satu meter.Namun, kalau hanya karena jarak itu, mereka sudah bisa menundukkan Ardika, maka sia-sia saja Ardika menyandang gelar Dewa Perang selama ini.Tidak ada gejolak emosi di wajahnya. Dia melangkah menghampiri Levando dengan cepat dan langsung menarik lengan pria itu."Krak ...."Dengan iringan suara patah tulang, Levando berteriak dengan menyedihkan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 929 Konsorsium Tulipa

    "Dilahirkan sebagai manusia, malah nggak berperilaku manusiawi. Kalau begitu, jangan harap mereka bisa menjalani kehidupan layaknya manusia lagi seumur hidup mereka."Melihat dua orang yang sudah tergeletak tak sadarkan diri itu, Ardika melontarkan beberapa kata itu dengan dingin, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Sigit. "Di sini ada kasus, kemarilah dan tangani kasus ini."Tak lama kemudian, Sigit membawa anggota kepolisian ke lokasi.Mereka melakukan penangkapan terhadap Levando dan Tanmos terlebih dahulu. Namun, karena kedua orang itu sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri, mereka harus diantar ke rumah sakit terlebih dahulu."Airin, kamu ikut mereka pergi untuk memberi kesaksian dulu."Ardika menepuk-nepuk pundak Airin. Setelah wanita itu pergi mengikuti anggota kepolisian yang bersangkutan, Ardika baru berpesan beberapa patah kata kepada Sigit."Tuan Ardika, aku sudah tahu apa yang harus kulakukan."Begitu mereka berjalan keluar, mereka melihat Stalham dan yang lainny

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 930 Mengobrol dengan Tulus dan Harmonis

    Sebelum memberikan dana investasi, mereka harus mengetahui proyek yang mereka investasikan terlebih dahulu, bukan?Sekarang pihak Dixon malah sama sekali tidak menunjukkan dokumen proyek atau dokumen apa pun kepada mereka.Sebaliknya, Virgoun yang telah mempersiapkan kontrak dan menunjukkan sikap seolah-olah sudah tidak sabar ingin Dixon segera menandatangani kontrak.Kebanyakan karyawan perusahaan sudah merasakan ada yang aneh.Seorang karyawan dari departemen yang bertanggung jawab dalam investasi bertanya, "Tunggu, Pak Virgoun! Kerja sama sepenting ini, apa Pak Ardika sudah mengetahuinya?!"Sebenarnya, karyawan itu bukan menghormati Ardika, melainkan takut Virgoun bertindak sembarangan. Kalau sampai tertimpa masalah, mereka semua yang berada di dalam ruangan juga akan ikut terseret dalam masalah.Virgoun adalah orang yang paling mementingkan wibawanya. Begitu melihat ada karyawan yang meragukan keputusannya, dia langsung menunjukkan ekspresi tidak senang.Dia mendengus, tetapi dia b

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1835 Keinginan untuk Bertahan Hidup Sangat Kuat

    Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1834 Kamu Adalah Dewa Perang

    Dengan ekspresi sedikit kebingungan dan sedikit tidak rela, orang tersebut terjatuh ke tanah tanpa adanya tanda-tanda kehidupan lagi.Tidak ada yang menyangka Draco tiba-tiba memainkan senjata api.Menghadapi tindakan tegas dan sadis sang Komandan, semua orang ketakutan setengah mati."Kamu!"Ekspresi Chiko langsung berubah menjadi pucat pasi. Dia mendongak, menatap orang di hadapannya itu dengan tatapan terkejut sekaligus marah.Draco menyimpan kembali senjata apinya, lalu berkata dengan dingin, "Bukankah kamu bilang tim tempur Galea ingin mendeklarasikan perang? Sekarang sudah ada sebuah alasan yang sesuai terpampang nyata di hadapanmu.""Aku beri kamu kesempatan untuk menghubungi tim tempur Galea, kamu tanyakan saja pada mereka.""Tanyakan pada Galea, apakah Galea berani mendeklarasikan perang pada Dewa Perang?!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan sebuah ponsel ke dalam pelukan Chiko.Chiko menerima ponsel itu dengan panik. Bagaikan menggenggam sebuah ubi rebus yang panas,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1833 Komandan Draco

    Mencari cara untuk memperoleh keuntungan maksimal, ini adalah tujuan awal orang-orang seperti mereka dalam melakukan segala sesuatu.Selain itu, setelah Tridon menyatakan dengan jelas, kelak mereka bisa bekerja sama dan memperoleh keuntungan bersama, Ardika masih ada alasan apa lagi untuk menyerang mereka.Menyerang mereka tidak akan membawa keuntungan apa pun untuk Ardika."Kalau begitu, Tuan Ardika, apakah sekarang kami sudah boleh pergi?"Chiko kembali mengajukan pertanyaan sambil tersenyum.Ardika melontarkan dua kata tanpa ekspresi. "Nggak boleh.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Senyuman di wajah Chiko langsung membeku, dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Ada apa ini?Dia sudah "menjelaskan" dengan sedemikian jelasnya, Ardika masih tidak bersedia membiarkan mereka pergi?Ardika tidak menanggapi Chiko. Dengan kedua tangan di punggungnya, dia berkata tanpa menoleh ke belakang, "Draco, kamu beri tahu dia.""Beri tahu dia, apakah aku, Ardika, berhak mewakili tim tempur Negara Nu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1832 Kamu Tidak Bisa Menanggungnya

    Karena Ardika berani melontarkan kata-kata seperti itu, itu artinya dia benar-benar sudah melakukan persiapan untuk menghabisi Tentara Bayaran Lane.Kalau tidak, Ardika tidak mungkin tampak begitu tenang, seolah-olah kemenangan sudah ada di tangannya."Ardika, kamu nggak bisa melakukan ini!"Saat ini, Olin selaku Kodam, juga berteriak dengan keras, "Mereka memasuki Negara Nusantara melalui jalur resmi.""Di antara mereka, ada yang bekerja untuk perusahaan keamanan, ada pula yang merupakan karyawan perusahaan asing, serta ada pula yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi yang ditempatkan di Negara Nusantara.""Kalau kamu berani menyentuh mereka, apa kamu nggak takut akan terjadi konflik luar negeri, memicu protes?!"Olin benar.Ada ratusan orang asing yang tinggal di Negara Nusantara dalam jangka panjang, mereka tidak mungkin tidak memiliki identitas legal untuk menyembunyikan identitas asli mereka. Kalau tidak, terlepas dari seberapa keras upaya mereka untuk menyembunyikan id

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1831 Sudah Merencanakan Segalanya

    Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1830 Chiko

    "Kak Ardika, sepertinya si tua bangka itu sedang menelepon memanggil bala bantuan?"Levin menangkap pergerakan Tridon yang diam-diam melakukan panggilan telepon, dia segera melaporkan hal itu pada Ardika.Ardika melambaikan tangannya, menyunggingkan seulas senyum mempermainkan dan berkata, "Nggak apa-apa, biarkan saja.""Sebelumnya hanyalah 'hidangan pembuka', pertunjukan menarik baru dimulai."Tujuan awal Ardika adalah memusnahkan anggota Tentara Bayaran Lane yang telah menyelinap masuk dan bersembunyi di Negara Nusantara.Kalau hanya untuk menghadapi sekelompok preman yang terbiasa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, dia juga tidak perlu mengerahkan Pasukan Drakon dan Pasukan Pengawal Draco.Seolah-olah tidak mendapati Tridon sedang menelepon memanggil bala bantuan, Ardika meminta anggota Pasukan Pengawal Draco untuk melanjutkan "pembersihan" lokasi."Berlutut!""Lempar senjata kalian ke tanah dan angkat kedua lengan kalian ke atas!"Di bawah teguran tajam dan tegas para pr

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1829 Masih Ada Kesempatan

    "Gawat, gawat!"Menyaksikan para pembunuh dunia preman Keluarga Dougli itu sudah mulai ketakutan dan mundur, sekitar seratus orang perwakilan cabang Keluarga Dougli, mulai merasakan tangan dan kaki mereka sedingin es.Orang sebodoh apa pun, saat ini pasti sudah mengerti.Ini adalah sebuah perangkap yang dipasang untuk mereka semua, dengan tujuan untuk melenyapkan kekuatan Keluarga Dougli secara menyeluruh.Namun, mereka malah berinisiatif masuk ke dalam perangkap ini."Aku benci!"Saat ini, ekspresi Tridon tampak ganas, seperti sudah di ambang kegilaan.Tiga raja tentara besar sudah mati.Anak buah lainnya yang dibawanya dari Galea, juga dijadikan sebagai target khusus dan sudah tewas.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang, juga sudah ketakutan setengah mati dan kehilangan daya tempur.Kalah telak, tidak berlebihan untuk menggambarkan situasinya saat ini.Musnah.Semuanya sudah musnah.Sekarang, dia sudah berubah menjadi sosok pemimpin yang tidak memiliki anak buah.P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1828 Hancur dengan Satu Tinju

    "Bam!"Dengan darah terciprat dari tubuhnya, tubuh Musa menghantam tanah dengan keras.Di lokasi benturan tubuhnya, permukaan tanah langsung membentuk sebuah lubang, pecahan-pecahan batu beterbangan dengan ganas ke seluruh arah."Ahhh!"Di bawah tatapan terkejut bukan main orang-orang di sekelilingnya, termasuk Tridon, Musa mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Lengannya sudah hancur dan berserakan di tanah.Sementara itu, seperti sebuah batu yang dipecahkan, muncul banyak bekas retakan di tubuhnya.Retakan-retakan itu bahkan sudah menjalar ke area wajahnya, setetes demi setetes darah sudah mengalir. Tak lama kemudian, dia sudah seperti "manusia darah"."Musa!"Tridon berteriak dengan marah.Musa adalah anak buah yang paling diandalkan dan paling penting baginya, tetapi malah dipukul oleh seseorang menjadi seperti ini hanya dengan satu tinju saja.Sekujur tubuhnya terbelah.Membayangkan hukuman kejam membelah tubuh dengan lima ekor kuda zaman dahulu, penderitaan seperti itu bukanlah s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1827 Coba Terima Satu Tinjuku

    Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status