Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 922 Lepas dari Mulut Harimau Masuk Mulut Buaya

Share

Bab 922 Lepas dari Mulut Harimau Masuk Mulut Buaya

Author: Sarjana
Begitu mendengar ucapan pria itu, beberapa orang asing lainnya yang bersama Stalham ke sini dari ibu kota provinsi segera masuk ke dalam kamar.

Mereka adalah pelatih klub tinju atau beberapa murid yang memiliki hubungan baik dengan Stalham.

Begitu mendengar Stalham ingin berduel dengan ahli bela diri Kota Banyuli, mereka juga ikut datang kemari untuk menyaksikan pertunjukan.

Airin menghela napas lega. Tanpa memedulikan rambutnya yang sudah berantakan saat ini, dia buru-buru meminta tolong kepada orang-orang itu. "Tuan-Tuan sekalian, tolong aku! Mereka berdua ingin melecehkanku!"

Orang asing itu terkekeh dan berkata, "Nona Negara Nusantara yang cantik, dua bocah sialan Negara Nusantara itu memang nggak layak untukmu."

Tepat pada saat hati Airin diselimuti kegembiraan, ucapan yang keluar dari mulut pria itu selanjutnya langsung membuat hatinya mencelus.

"Hanya orang-orang yang memiliki garis keturunan terhormat seperti kami yang paling layak untukmu. Bukankah benar begitu, semuanya?"

Beg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 923 Membuat Keributan

    Sekolah Bela Diri Wakanda.Sebagai salah satu dari banyaknya sekolah bela diri yang terkenal di Kota Banyuli, bahkan pintu utama sekolah bela diri itu saja tampak sangat mewah bagaikan istana, bahkan di tempat pintu ada sebuah alun-alun yang sangat luas.Biasanya kegiatan skala besar murid bela diri diselenggarakan di sini.Saat ini, beberapa mobil itu melaju memasuki dan berhenti pintu utama Sekolah Bela Diri Wakanda begitu saja tanpa memedulikan peringatan mobil dilarang masuk di depannya.Stalham segera turun dari mobil. Kemudian, dia mendongak melirik plakat berbunyi "Sekolah Bela Diri Wakanda" yang tergantung di bagian atas pintu utama.Tiba-tiba, dia melangkah beberapa langkah ke depan, lalu melompat tinggi-tinggi dan melayangkan sebuah tendangan."Bam!"Di bawah tendangan Stalham, plakat besar berwarna biru keemasan itu langsung hancur berkeping-keping bagaikan sayur-sayuran yang rentan.Saat kepingan-kepingan plakat itu membentur tanah, terdengar suara benturan yang sangat kera

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 924 Kalah Telak

    Bimo berkata dengan sorot mata tajam, "Sebelum menantang guruku, kamu harus bisa menghadapi tiga jurus dariku terlebih dahulu!"Stalham menatap lawannya dan menganggukkan kepalanya."Oke, nggak masalah."Begitu selesai berbicara, dia langsung melangkah maju dan mengarahkan tendangan ke wajah Bimo."Serangan yang bagus!"Bimo tertawa. Alih-alih melangkah mundur, dia mengangkat kakinya untuk menyambut tendangan lawannya. "Sekarang aku akan memberi pelajaran kepadamu, orang asing sialan .... Ah!"Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba dia berteriak kesakitan, napasnya seolah-olah terengah-engah.Saat itu juga, Bimo muntah darah dan tubuhnya terpental seperti layang-layang yang jatuh.Tubuhnya membentur tanah dengan keras. Benturan itu mengakibatkan beberapa tulangnya patah seketika. Saat itu juga, dia kembali berteriak kesakitan."Eh ...."Begitu melihat pemandangan itu, baik para guru maupun para murid Sekolah Bela Diri Wakanda langsung terdiam.Bimo adalah seorang ahli bela

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 925 Dia Tidak Bisa Mewakili Bela Diri Nusantara

    Begitu mendengar ucapan Stalham, ekspresi marah tampak jelas di pihak orang-orang Sekolah Bela Diri Wakanda."Pak Wakanda, jangan turuti permintaannya!""Jangan turuti permintaannya!"Mereka sangat takut Wakanda menuruti permintaan Stalham."Hehe, sekarang kepala sekolah kalian sudah di bawah pijakan Stalham, nggak lebih dari seekor anjing mati. Apa mungkin dia masih punya pilihan untuk nggak menuruti permintaan Stalham?!""Haha! Orang Negara Nusantara nggak lebih dari sampah! Dalam situasi seperti ini, masih saja nggak mengaku kalah!"Orang-orang asing di pihak Stalham kembali melontarkan kata-kata sindiran.Sementara itu, orang-orang Sekolah Bela Diri Wakanda memelototi mereka dengan marah.Namun, saat ini Wakanda berada di bawah pijakan Stalham. Hanya dengan Stalham mengerahkan sedikit kekuatan saja, Wakanda akan kehilangan nyawanya. Karena itulah, mereka tidak berani bertindak gegabah.Dadanya dipihak oleh kaki besar Stalham seperti itu membuat Wakanda benar-benar kesakitan. Wajahn

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 926 Serang Saja Secara Bersamaan

    "Ternyata kamu orangnya."Stalham mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki sejenak, lalu tertawa dingin dan berkata, "Kebetulan sekali kamu datang kemari. Dixon memintaku datang untuk menantang ahli bela diri Kota Banyuli, juga sekalian untuk memberimu pelajaran."Ardika mengamati sekeliling tempat itu. Dia tidak melihat keberadaan Airin, juga tidak menemukan Levando dan Tanmos. Hal itu membuatnya mengerutkan keningnya.Dia menganggukkan kepalanya, lalu melirik semua orang asing yang berada di tempat itu termasuk Stalham. "Oke, kalau begitu cepat sedikit. Kalian maju saja pada saat bersamaan. Setelah menyingkirkan kalian, aku masih harus pergi mencari dua orang lagi."Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi Stalham langsung berubah menjadi sangat muram.Dia sendiri sudah cukup arogan, tetapi ternyata masih ada orang yang lebih arogan dibandingkannya.Bisa-bisanya Ardika meminta mereka untuk menyerang pada saat bersamaan!Orang-orang asing yang berada di sekelilingnya ju

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 927 Aku Adalah Sampah

    "Nggak, ini nggak mungkin! Bagaimana mungkin Stalham kalah?! Aku nggak percaya! Ahhh!""Atas dasar apa bocah Negara Nusantara sialan itu bisa mengalahkan Stalham?! Nggak mungkin! Ini benar-benar nggak memungkinkan!"Setelah terdiam cukup lama, beberapa orang asing itu mulai berteriak seperti orang gila. Ekspresi tidak percaya tampak jelas di wajah mereka.Mereka tidak bisa menerima kenyataan ini.Sementara itu, orang-orang Sekolah Bela Diri Wakanda sudah mulai bersorak dengan gembira.Bahkan, murid-murid yang sebelumnya memendam kebencian yang mendalam terhadap Ardika, saat ini sudah menganggap Ardika sebagai pahlawan."Uhuk ... uhuk ...."Stalham berusaha keras untuk bangkit.Namun, saat itu juga sebuah kaki besar tiba-tiba mendarat tepat di atas dadanya, sehingga dia kembali tergeletak.Ardika menginjak Stalham, lalu menatapnya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Mengalahkanmu sama sekali nggak sulit. Kamu benar-benar membuatku sangat kecewa.""Sebagai bentuk kompensasi untukku, aku m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 928 Mendekam di Balik Jeruji Besi Sepuluh Tahun

    "Tentu saja aku bisa masuk dengan mengalahkannya."Ardika langsung berjalan menghampiri mereka berdua tanpa ekspresi, dia tidak ingin beromong kosong lagi dengan dua orang itu.Begitu mendengar ucapan Ardika, dua orang itu makin ketakutan.Tadi mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Stalham membantai dan menyiksa Wakanda. Kalau Ardika benar-benar bisa mengalahkan Stalham, sekuat apa pria itu?Menyadari Ardika hendak menyerang mereka, Levando berteriak dengan marah, "Berdiri di sana! Jangan bergerak! Airin masih berada di tangan kami!"Saat ini, Airin berada di belakang kedua orang itu dalam jarak kurang dari satu meter.Namun, kalau hanya karena jarak itu, mereka sudah bisa menundukkan Ardika, maka sia-sia saja Ardika menyandang gelar Dewa Perang selama ini.Tidak ada gejolak emosi di wajahnya. Dia melangkah menghampiri Levando dengan cepat dan langsung menarik lengan pria itu."Krak ...."Dengan iringan suara patah tulang, Levando berteriak dengan menyedihkan.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 929 Konsorsium Tulipa

    "Dilahirkan sebagai manusia, malah nggak berperilaku manusiawi. Kalau begitu, jangan harap mereka bisa menjalani kehidupan layaknya manusia lagi seumur hidup mereka."Melihat dua orang yang sudah tergeletak tak sadarkan diri itu, Ardika melontarkan beberapa kata itu dengan dingin, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Sigit. "Di sini ada kasus, kemarilah dan tangani kasus ini."Tak lama kemudian, Sigit membawa anggota kepolisian ke lokasi.Mereka melakukan penangkapan terhadap Levando dan Tanmos terlebih dahulu. Namun, karena kedua orang itu sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri, mereka harus diantar ke rumah sakit terlebih dahulu."Airin, kamu ikut mereka pergi untuk memberi kesaksian dulu."Ardika menepuk-nepuk pundak Airin. Setelah wanita itu pergi mengikuti anggota kepolisian yang bersangkutan, Ardika baru berpesan beberapa patah kata kepada Sigit."Tuan Ardika, aku sudah tahu apa yang harus kulakukan."Begitu mereka berjalan keluar, mereka melihat Stalham dan yang lainny

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 930 Mengobrol dengan Tulus dan Harmonis

    Sebelum memberikan dana investasi, mereka harus mengetahui proyek yang mereka investasikan terlebih dahulu, bukan?Sekarang pihak Dixon malah sama sekali tidak menunjukkan dokumen proyek atau dokumen apa pun kepada mereka.Sebaliknya, Virgoun yang telah mempersiapkan kontrak dan menunjukkan sikap seolah-olah sudah tidak sabar ingin Dixon segera menandatangani kontrak.Kebanyakan karyawan perusahaan sudah merasakan ada yang aneh.Seorang karyawan dari departemen yang bertanggung jawab dalam investasi bertanya, "Tunggu, Pak Virgoun! Kerja sama sepenting ini, apa Pak Ardika sudah mengetahuinya?!"Sebenarnya, karyawan itu bukan menghormati Ardika, melainkan takut Virgoun bertindak sembarangan. Kalau sampai tertimpa masalah, mereka semua yang berada di dalam ruangan juga akan ikut terseret dalam masalah.Virgoun adalah orang yang paling mementingkan wibawanya. Begitu melihat ada karyawan yang meragukan keputusannya, dia langsung menunjukkan ekspresi tidak senang.Dia mendengus, tetapi dia b

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2293 Lubang di Dasar Kolam

    Zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang yang tenang dan damai.Persaingan antara ahli fengsui juga sangat sengit, disertai dengan pertumpahan darah.Jadi, kebanyakan formasi yang diatur oleh ahli fengsui sangat berbahaya, sama sekali tidak akan memberikan kesempatan bagi lawan untuk bertahan hidup.Karena orang-orang yang bisa mematahkan formasi dengan kekerasan, juga merupakan ahli bela diri, tetapi bukan berasal dari keluarga atau kalangan sendiri.Bagaimanapun juga, kalau berasal dari kalangan sendiri, akar warisan yang diperoleh sama. Mereka memiliki cara untuk mematahkan formasi tanpa perlu menggunakan pemaksaan.Karena tidak berasal dari kalangan sendiri, maka itu artinya adalah musuh.Tentu saja, makin banyak yang mati, makin baik.Mendengar ucapan Windono, beberapa orang murid Windono langsung memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Eh, bocah, kamu sudah mencelakai adik seperguruan kami! Aku akan menghabisimu!""Kamu pasti sengaja, 'kan?!"Ardika terkekeh pelan dan berkat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2292 Lapisan Pasir Hisap

    "Orang yang nggak jelas asal usulnya sepertimu malah berani nggak menghormati ahli fengsui seratus tahun yang lalu! Memangnya kamu pikir kamu siapa?!""Biksu Karuna memujimu karena berniat untuk memotivasi generasi muda, jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!""Ardika, 'kan? Cepat berlutut di pinggir kolam, minta maaf pada leluhur kami!"Semua murid Windono langsung menunjuk Ardika dan menegurnya dengan marah.Mereka bahkan memintanya untuk berlutut di pinggir kolam dan meminta maaf.Karena fengsui di tempat ini memang diatur oleh leluhur Keluarga Sudrajat, maka dengan seperti ini juga sudah termasuk meminta maaf terhadap leluhur mereka.Ardika menanggapi dengan santai. "Jangankan leluhur kalian itu sudah mati, biarpun dia hidup kembali sekarang dan berdiri tepat di hadapanku, dia juga nggak pantas menerima penghormatan seperti itu dariku.""Guru, bocah ini benar-benar nggak menyesali perbuatannya, berani-beraninya dia bersikap nggak hormat pada leluhur kita! Kita harus member

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2291 Kolam Tidak Boleh Disentuh

    Jace tidak menanggapi ucapan Windono, tetapi ekspresinya sudah memberi tahu Windono jawabannya.Windono berkata, "Pak Jace, aku jujur saja, kakek buyutku pernah meninggalkan pesan bahwa pusat dari fengsui yang diaturnya itu adalah kolam ini.""Dia secara khusus berpesan bahwa apa pun yang terjadi, kolam ini nggak boleh disentuh. Kalau nggak, situasi fengsui akan berbalik, akan menimbulkan konsekuensi yang besar!"Windono berbicara dengan memasang ekspresi serius.Jace melirik Ardika sekilas, lalu berkata sambil mengerutkan keningnya, "Pak Windono, bukankah kakek buyutmu sudah terlalu berlebihan?""Sudah sekitar seratus tahun berlalu, apa konsekuensi yang bisa ditimbulkan oleh sebuah fengsui?"Walaupun dia juga memercayai hal-hal seperti ini, tetapi dia meragukan fengsui yang diatur sekitar seratus tahun yang lalu ini masih bisa menimbulkan konsekuensi setelah seratus tahun berlalu.Dibandingkan dengan Windono, dia lebih memercayai ucapan Ardika bahwa ada yang aneh dengan kolam ini.Kal

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2290 Berasal dari Keluarga Ahli Fengsui

    "Pak Windono berasal dari keluarga ahli fengsui. Pak Windono nggak hanya merupakan pimpinan Harven, tapi juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fengsui Ibu Kota Provinsi!""Beliau sedang bicara dengan Pak Jace, apa hakmu menyelanya?""Apalagi mempertanyakan Pak Windono seperti ini!""Cepat tampar wajahmu sendiri dan minta maaf pada Pak Windono!"Murid wanita itu menegur Ardika dengan ekspresi tegas. Sementara itu, Windono sendiri bahkan tidak melirik Ardika sama sekali."Kamu yang lancang!"Begitu murid wanita itu selesai berbicara, Jace sudah berteriak dengan marah, "Ardika adalah tamu kehormatan yang kuundang kemari, kamu menegurnya seperti ini, aku malah ingin menanyakan padamu memangnya kamu siapa?! Siapa yang memberimu keberanian ini?!""Pak Jace, aku ...."Murid wanita itu malu setengah mati, raut wajahnya tampak memerah.Sangat jelas dia tidak menyangka seorang wali kota seperti Jace akan melindungi orang yang tidak penting itu dengan sedemikian rupanya.Dia menatap Ardika dengan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2289 Pak Windono

    Ardika mendongak, melihat matahari yang sudah bersinar cerah di luar sana. Dia pun berkata, "Cuaca hari ini cukup bagus. Begini saja, Pak Jace, sekarang kamu kerahkan pompa untuk menguras air di kolam hingga kering terlebih dahulu.""Lalu, kerahkan eskavator untuk membersihkan lumpur. Sekitar pukul dua sore, saat energi positif mencapai titik puncaknya, aku akan turun tangan langsung.""Hantu atau roh apa pun yang ada di dalam air itu, kali ini harus dihancurkan sepenuhnya!"Melihat Ardika begitu percaya diri, Jace juga sudah mulai tenang."Baik, aku akan meminta Limdo untuk mengaturnya sekarang!"Tak lama kemudian, Limdo sudah mengerahkan beberapa buah pompa berkekuatan besar kemari dan mulai menguras air.Walaupun sangat bising, tetapi Jace sekeluarga malah merasa suara itu sangat enak didengar.Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, air sudah terkuras hingga kering. Dasar kolam dipenuhi dengan lumpur, tidak kelihatan ada keanehan apa pun.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2288 Angin Menyatukan Air, Air Menimbulkan Angin

    "Dia sudah mati, nggak mungkin bisa berulah lagi.""Kalau ada rohnya, juga pasti sudah kuhabisi sejak awal."Ardika menanggapi ucapan Lolita sambil menggelengkan kepalanya.Setelah merenung sejenak, dia berkata dengan nada bicara agak dingin, "Menurutku, ada orang yang masih nggak terima, jadi sengaja berulah.""Ada yang berulah?"Jace dan Lolita menunjukkan ekspresi serius, sorot mata mereka tampak sedikit panik.Selama beberapa waktu ini, mereka sekeluarga sudah lelah baik secara fisik maupun mental. Siapa sangka, Kasandra baru saja diselamatkan, tetapi sudah terjadi hal seperti ini lagi."Nggak perlu khawatir."Ardika melambaikan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Karena hari ini aku sudah datang, aku akan membantu kalian mengatasi kekhawatiran kalian ini sepenuhnya.""Di mana gambarnya? Coba kulihat."Jace segera memanggil Limdo untuk membawakan setumpuk kertas itu kemari."Tuan Ardika, aku sudah meminta Limdo untuk mencarikan keseluruhan gambar kompleks asrama Kediaman

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2287 Kejadian Aneh di Kediaman Keluarga Sinantri

    Namun, begitu bertemu Ardika, Kasandra malah langsung seakrab itu dengan Ardika. Hal ini benar-benar di luar bayangan Jace dan Lolita.Terlebih lagi, boleh dibilang ini adalah pertama kalinya Kasandra bertemu dengan Ardika.Walaupun sebelumnya dia sudah sempat bertemu dengan Ardika sebanyak dua kali di rumah, tetapi saat itu Kasandra dikendalikan oleh orang lain. Dia dalam kondisi tidak sadar.Pasangan suami istri ini benar-benar tidak bisa memahami hal ini. Pada akhirnya, mereka hanya beranggapan bahwa karena Ardika telah menyelamatkan Kasandra, itulah sebabnya Kasandra bisa merasa akrab terhadap Ardika secara naluriah."Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu Kasandra saja."Ardika menyunggingkan seulas senyum tak berdaya, dia juga cukup menyukai gadis manis yang satu ini.Setelah mendengar ucapan Ardika, Kasandra baru puas. Dia menarik Ardika masuk ke dalam rumah dengan antusias, lalu menyeduhkan teh untuk Ardika dengan antusias pula."Hei, sekarang putriku sudah dewasa. Biasanya gad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2286 Pertama Kali Bertemu Judian

    Setengah jam kemudian.Ardika langsung melajukan mobilnya memasuki kompleks asrama Kediaman Wali Kota.Baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Jace, Ardika sudah melihat sosok bayangan Jace sekeluarga muncul di depan halaman rumah.Sosok Kasandra yang cantik dan elegan juga berdiri di belakang Jace dan Lolita, kelihatannya kondisi mental juga jauh membaik.Selain Jace sekeluarga, juga ada seorang pemuda dengan postur tubuh tegap dan paras tampan berada di sana.Saat ini, pemuda itu berbalik dan berkata, "Paman Jace nggak perlu mengantarku lagi, aku pamit dulu.""Ke depannya aku akan tetap berada di ibu kota provinsi. Aku sudah punya lebih banyak waktu untuk datang mengunjungi Paman dan Bibi Lolita, tentu saja juga Kasandra."Kemudian, Jace sekeluarga berbasa-basi beberapa patah kata lagi sebelum pemuda itu berjalan keluar.Tak lama kemudian, sebuah mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju perlahan-lahan ke sisi pemuda tersebut.Saat ini, kebetulan Ardika berjalan masuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2285 Manajer Departemen Bisnis

    "Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status