Wanita yang berbicara itu bernama Santi Iswari.Dia adalah salah satu anggota dari sekelompok generasi muda itu.Jelas-jelas rekannya yang telah menyenggol Livy sampai Livy terjatuh, tetapi dia malah mempersulit Elsy dan Livy.Walaupun Elsy sedikit marah, tetapi dia tidak ingin membuat masalah. Dia buru-buru meminta maaf pada lawan bicaranya. "Maaf, anakku juga disenggol oleh orang lain. Dia nggak sengaja melakukannya. Aku benar-benar minta maaf.""Apa kamu pikir hanya dengan meminta maaf saja masalah sudah selesai? Apa kamu tahu berapa harga gaun Lea ini? Harganya lebih dari 400 juta! Jangan pikir kamu bisa pergi begitu saja! Masalah ini belum selesai!"Santi memelototi Elsy dan Livy lagi.Kemudian, dia menoleh melihat wanita yang gaunnya ternodai oleh es krim itu. Lalu, dia buru-buru mengeluarkan tisu dan membantu wanita itu membersihkan noda di gaunnya."Lea, apa kamu baik-baik saja? Apa perlu bocah nakal itu memberimu kompensasi?"Satu per satu dari pria dan wanita itu menunjukkan
"Kamu sudah dengar sendiri, 'kan? Uang sebesar lebih dari 400 juta bukan apa-apa bagi Lea! Tapi, suasana hati Lea sudah menjadi buruk karena anak nakalmu itu!"Santi memelototi Elsy.Kemudian, dia tertawa dingin dan bertanya, "Bagaimana kalau begini saja, Lea? Aku mewakilimu melayangkan satu tamparan ke wajah manajer umum Grup Bintang Darma ini untuk membantumu melampiaskan kekesalanmu?"Lea sama sekali tidak melirik Elsy.Dia berkata, "Aku dengar hubungan mantan suamimu sangat baik dengan Luna sekeluarga?"Elsy tertegun sejenak, dia tidak menyangka wanita itu bisa melontarkan pertanyaan seperti itu padanya.Kemudian, dia menganggukkan kepalanya.Setelah mendapat jawaban dari Elsy, Lea sedikit menganggukkan kepalanya pada Santi dan tidak berbicara lagi.Seolah-olah sangat mengerti Lea, Santi berkata pada Elsy, "Oke, Lea sudah setuju. Setelah kamu menerima satu tamparan ini, maka masalah ini akan berlalu."Begitu mendengar ucapan Santi, orang-orang yang berada di sekeliling tempat itu p
"Jangan memukul Ibu!"Suasana di depan pintu Hotel Blazar sangat hening.Waktu seakan-akan berhenti, semua orang berdiri mematung di tempat.Hanya suara teriakan isak tangis Livy yang menggema di udara."Livy, jangan menangis. Ada Ayah di sini, nggak akan ada seorang pun yang bisa memukul ibumu."Suara lembut seorang pria terngiang-ngiang di telinga bocah perempuan itu.Kemudian, Livy hanya merasakan ada sebuah tangan besar yang mengusap-usap kepala kecilnya dengan lembut.Livy membuka matanya yang berlinang air mata. Saat itu pula, dia melihat Ardika yang berdiri di hadapannya."Ayah!"Setelah berseru dengan kaget, bocah perempuan itu mulai mengadu pada Ardika. "Ayah, ada seorang wanita jahat yang sangat galak ingin menampar Ibu!""Sudah nggak apa-apa, Livy. Wanita jahat itu sudah Ayah hukum," kata Ardika sambil tersenyum, lalu melirik wanita yang terjatuh ke tanah sambil menutupi wajahnya.Sontak saja pemandangan itu membuat suasana menjadi heboh.Saat ini, orang-orang yang tadinya t
"Dasar pria sialan! Kamu berani memukulku, tapi nggak berani mengungkap identitasmu?!""Jangan pikir selama kamu nggak memberitahuku namamu, maka aku nggak bisa menyelidiki identitasmu! Setelah aku mengetahui identitasmu, aku pasti akan membunuhmu!"Santi memelototi Ardika dengan penuh amarah sambil menggertakkan giginya.Secara bersamaan, orang-orang di sekeliling tempat itu menyembunyikan identitas Ardika.Tidak ada seorang pun di antara mereka yang bersedia mengungkap identitas Ardika.Santi juga tidak berdaya."Oh, kamu mau membunuhku? Kalau begitu, silakan lakukan sekarang juga, kamu nggak perlu menyelidiki identitasku lagi."Saat ini, Ardika sudah tahu apa yang telah terjadi.Dia menoleh melirik Santi dan berkata, "Kamu baru akan membunuhku setelah mengetahui identitasku? Hah! Ternyata kamu benar-benar nggak lebih dari seekor anjing. Kamu takut pada yang kuat dan hanya menindas yang lemah."Semua orang tidak menyangka suami idiot Luna itu tidak hanya ganas dalam menghajar orang,
"Wanita paling cantik di Kota Lino apaan? Istriku bahkan jauh lebih cantik."Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Ardika, suasana di depan pintu Hotel Blazar hening seketika.Hanya beberapa patah kata Ardika itu yang terngiang-ngiang dalam benak semua orang.Lea Misra.Nona Keluarga Misra sekaligus wanita paling cantik di Kota Lino bukan apa-apa bagi Ardika.Selain itu, tidak ada seorang pun yang menyangka Ardika langsung melayangkan sebuah tamparan ke wajah mulus Lea!Dia sama sekali tidak ragu menampar seorang Nona Keluarga Misra.Dia bahkan menampar wanita cantik itu tanpa sedikit pun rasa tidak tega.Bagaimana dia bisa melakukan hal seperti itu pada Lea?Semua orang melihat sebuah bekas tamparan berwarna kemerahan tiba-tiba muncul di wajah mulus Lea.Mereka bahkan merasa sedikit kasihan pada wanita itu."Berani-beraninya kamu memukulku!"Lea tidak terlihat arogan dan dingin seperti tadi lagi.Ekspresinya sudah berubah drastis. Dia menatap Ardika dengan tatapan penuh amarah.Semua
"Panggil pengawal! Aku mau dia hidup dalam penyesalan karena sudah melayangkan satu tamparan ke wajahku ini!"Lea mengucapkan beberapa patah kata itu dengan gigi terkatup.Nada bicaranya terdengar sedingin es.Dia sudah menggila saking kesalnya.Sebagai Nona Keluarga Misra, selama ini yang didapatkannya hanyalah kasih sayang dan cinta.Bahkan tetua dalam keluarganya juga tidak tega memarahinya dengan volume suara tinggi.Marah saja tidak tega, bagaimana mungkin mereka tega memukulnya?Namun hari ini di bawah tatapan banyak orang, Ardika malah melayangkan satu tamparan ke wajahnya!Dia tidak pernah dipermalukan seperti ini!Ekspresi kebanyakan orang sedikit berubah. Mereka terkejut mendengar pernyataan Nona Keluarga Misra itu.Mereka bisa mendengar dengan jelas seberapa dalam kebencian Lea pada Ardika dari ucapan wanita itu.Sementara itu, Ardika bukan hanya tidak terkejut, sebaliknya dia berjalan menghampiri Lea sambil tersenyum."Kalau begitu, sepertinya aku harus melayangkan beberapa
"Ayah, aku makan es krim merek Godisva, sangat enak, apa Ayah juga ingin memakannya?" tanya Livy dengan polos.Bocah perempuan itu masih menutupi matanya dengan kedua tangan kecilnya."Kamu sudah dengar sendiri, 'kan? Putri angkatku ingin memakan es krim merek Godisva."Ardika menginjak dua lembar uang seratus ribu itu, lalu menggeserkannya ke wajah Jonas. Dia berkata, "Cepat belikan es krim untuk putri angkatku. Setelah kamu membelikan es krim untuknya, aku akan membiarkanmu pergi."Setelah menerima satu tamparan dari Ardika, hingga kini Jonas masih linglung.Orang-orang mengira pria itu tidak akan membiarkan dirinya diperlakukan seperti ini oleh Ardika.Namun, siapa sangka, dia malah meraih dua lembar uang dua ratus ribu itu, lalu bangkit dengan terhuyung-huyung.Orang-orang yang mengelilingi tempat itu untuk menyaksikan drama menarik tersebut pun bergegas membuka jalan untuknya.'Ardika benar-benar ahli dalam mempermalukan orang lain.' pikir mereka dalam hati.Bisa-bisanya Ardika me
Volume suara Wisnu sangat keras.Dalam sekejap, semua tamu undangan yang berada di dalam hall langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Luna sekeluarga.Kemudian, hampir semua orang itu menunjukkan ekspresi aneh.Belakangan ini, kejadian Keluarga Basagita berganti marga secara bersamaan sudah menjadi bahan tertawaan paling menghebohkan di Kota Banyuli.Saat membicarakan hal ini, ada yang memarahi mereka telah mengkhianati leluhur, ada pula yang mencibir mereka.Mendengar sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan dari orang-orang, anggota Keluarga Basagita benar-benar ingin menghilang ditelan bumi saja.Awalnya, melihat mereka adalah anggota yang dikirim oleh Keluarga Misra untuk menyambut tamu, semua tamu undangan mempertimbangkan Keluarga Misra dan kompak tidak mengungkit hal tersebut.Namun, siapa sangka di bawah tatapan banyak orang, Wisnu malah menyalahkan Luna sekeluarga tidak berganti marga."Wisnu Misra, jelas-jelas kalian telah mengkhianati leluhur, kenapa kalian malah bangga sep