Tuan Besar Basagita juga membawa anggota Keluarga Basagita yang tampak sedih dan panik ke Vila Cakrawala dengan tergesa-gesa."Luna, sudah kubilang cepat atau lambat Ardika pasti akan mencelakai Keluarga Basagita. Aku sudah menyuruhmu untuk bercerai dengannya, tapi kamu malah nggak dengar. Sekarang kamu sudah lihat sendiri, 'kan? Grup Lautan Berlian akan membalas dendam kepada seluruh Keluarga Basagita!""Ardika adalah pembawa sial. Luna, kamu juga pembawa sial. Kalian sekeluarga adalah pembawa sial!""Luna, kamu beri tahu anggota Grup Lautan Berlian, kalau mau membalas dendam, targetkan keluarga kalian saja! Hal ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan anggota Keluarga Basagita lainnya!"Begitu datang, anggota Keluarga Basagita langsung memarahi Luna sekeluarga. Sementara itu, Tuan Besar Basagita berteriak dengan marah sambil mengentakkan kakinya.Sorot penuh amarah orang-orang itu, seolah-olah ingin membakar Luna sekeluarga hidup-hidup.Namun, terlepas dari semarah apa pun mereka
Luna tahu kalau bukan demi mencarikan pekerjaan untuk Ardika, dia tidak akan meminta bantuan Tina. Dengan begitu, Ardika sama sekali tidak mungkin bekerja di Grup Lautan Berlian.Sebelum itu, Ardika juga sama sekali tidak pernah mengatakan dia ingin bekerja di Grup Lautan Berlian.Karena itulah, Luna sudah mulai ragu.Kalau Ardika benar-benar difitnah dan dicelakai oleh orang lain, saat ini Ardika pasti sedang memikirkan betapa tidak percayanya Luna dan keluarga Luna pada dirinya, serta memikirkan bagaimana Luna melayangkan tamparan ke wajahnya, Ardika pasti sangat putus asa sekarang.Di saat seperti ini.Kalau dia menyetujui permintaan keluarganya untuk mengumumkan perceraian dengan Ardika, maka sama saja dengan menancapkan sebilah pisau lagi ke hati Ardika yang sudah berdarah!Sebelumnya, saat dia sedang diinterogasi dan di saat dirinya paling putus asa, Ardika berinisiatif untuk menyerahkan diri ke polisi untuk menemaninya.Namun, saat Ardika mengalami hal yang sama, dia malah seper
"Kami adalah anggota Aliansi Lautan Berlian. Kalau nggak ingin mati, cepat buka gerbangnya!" teriak pemimpin kelompok pembunuh itu dengan marah.Begitu gerbang terbuka, dua puluh orang itu langsung melenggang masuk.Namun, begitu mereka memasuki kompleks mewah tersebut, pemimpin kelompok pembunuh itu menerima panggilan telepon dari Bromo. Karena itulah, dia berjalan di paling belakang."Paman Bromo, ada apa?""Misi dihentikan! Seorang tokoh hebat sudah memberi instruksi, kita nggak bisa membunuh Keluarga Basagita lagi!"Di ujung telepon, terdengar suara Bromo yang sedang menahan kekesalannya.Baru saja Ferdi Darma, wakil kapten tim tempur Provinsi Denpapan mengirim orang untuk menyampaikan pesan padanya.Mereka tidak punya pilihan lain selain menghentikan aksi mereka."Oh."Pembunuh yang menerima panggilan telepon dari Bromo itu menganggukkan kepalanya. Begitu dia mendongak, tiba-tiba dia langsung tercengang."Oh apaan oh? Cepat kembali sekarang juga!" teriak Bromo dengan marah sekalig
Xavier tahu pasti Draco yang memerintahkan anak buahnya untuk menembak mati semua pembunuh itu.Hanya tokoh sehebat itu baru berani mengeluarkan perintah seperti ini.Namun, karena anggota Keluarga Basagita menganggap itu sebagai kontribusinya, dia tidak mengakui, juga tidak menyangkal hal itu.Karena itulah, anggota Keluarga Basagita makin menjilat Xavier.Mereka bahkan ingin segera menikahkan Luna kepada pria itu!Dengan begitu, Keluarga Basagita sudah bisa menjalin relasi dengan Keluarga Darma! Bagaimanapun juga, ayah Xavier adalah seorang wakil kapten!Di sisi lain.Setelah mengetahui dua puluh orang pembunuh yang mereka kirim semuanya ditembak mati, semua anggota Aliansi Lautan Berlian sangat terkejut sekaligus ketakutan!Terutama Bromo, anggota lama Aliansi Lautan Berlian. Dia marah sekaligus sedih.Dua puluh orang itu adalah anak buahnya yang paling kuat.Namun, mereka semua malah kehilangan nyawa mereka di Kompleks Vila Bumantara!Edrik melakukan panggilan telepon.Setelah meng
"Aku tenangkan diriku dulu."Tidak tahu apakah Ardika mendengarkan ucapan Jesika atau tidak, dia hanya melambaikan tangannya tanpa ekspresi.Sebelum pergi, Jesika melirik pria itu dengan sorot mata khawatir.Kondisi Ardika saat ini sangat tidak normal, seperti sebuah kompor yang telah tersulut api gas dan bisa meledak kapan saja.Sementara itu, petugas yang berdiri tidak jauh dari sana melirik Ardika dengan sorot mata aneh, lalu membawanya kembali ke ruang penahanan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Ada banyak pelaku kejahatan yang dikurung untuk sementara waktu di ruang penahanan."Eh, ternyata ada orang baru. Kamu melakukan kesalahan apa sampai bisa masuk ke sini?"Begitu Ardika memasuki ruangan, orang-orang yang bermaksud jahat itu langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Ardika.Kini, pikiran Ardika dipenuhi dengan pengumuman perceraian Luna terhadap dirinya, jadi dia sama sekali tidak memedulikan orang-orang itu."Kalau kalian nggak ingin mati, jangan ganggu aku."Dia hanya
Tiba-tiba Ardika mendongak dan menatap Alvaro dengan lekat!Dalam sekejap, aura membunuh yang kuat menyelimuti Alvaro!Melihat ekspresi Ardika dan merasakan aura menakutkannya, ekspresi Alvaro sedikit berubah. Dia segera melangkah mundur dua langkah.Dia teringat bahwa kekuatan Ardika luar biasa besar. Hari itu, saat di tempat perjudian, satu tendangan dari Ardika mampu mematahkan beberapa tulang anak buahnya."Kenapa, hah?! Ardika, apa kamu mau membunuh orang di sini? Apa kamu nggak tahu tempat apa ini?!"Tarno menegur Ardika dengan ekspresi galak, lalu tertawa dingin dan berkata, "Ucapan Tuan Muda Alvaro tadi nggak salah. Aku juga akan menjadi orang yang membantumu menjaga istrimu."Dia mengalihkan pandangannya ke arah Alvaro dan berkata, "Bagaimana, Tuan Muda Alvaro? Kamu nggak keberatan, 'kan?"Alvaro tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Tentu saja aku nggak keberatan. Tapi, tetap harus tunggu giliran, ya. Aku yang duluan menjaganya ....""Bam!"Dengan iringan suara hantaman yang k
"Huh! Kamu saja berani membunuh orang, mengapa aku nggak berani?!"Randy berkata dengan kejam, "Jangan khawatir, setelah membunuhmu, aku akan membuat lokasi kejadian terlihat seakan-akan kamu merampas pistol dan melarikan diri. Lagi pula, kamu adalah penjahat kelas berat yang baru saja membunuh dua orang. Kalau kamu mati, aku nggak hanya akan mendapat hadiah dari atasanku, aku juga akan mendapat banyak hadiah dari pendukung Tuan Muda Alvaro!"Di mana-mana selalu saja ada orang bodoh yang cari mati sendiri.Ardika menatapnya dengan tatapan kasihan dan berkata, "Kalau begitu, kamu tembak saja.""Berani-beraninya kamu memprovokasiku?!"Randy langsung marah besar dan menarik pelatuk tanpa ragu."Dor!"Saat terdengar suara tembakan, Randy berteriak kesakitan dan terjatuh ke lantai.Luka bakar kehitaman tampak jelas di telapak tangannya!Sementara itu, pistol yang tadinya ada dalam genggamannya sudah berubah menjadi seperti besi bengkok yang tak berguna lagi dan terjatuh ke lantai.Situasi s
"Baik, Tuan!"Vincent menerima perintah dari majikannya dengan penuh hormat, lalu berbalik dan hendak berjalan pergi."Tuan, menurut informasi dari mata-mata yang kita tempatkan di Gedung Glori, mereka sudah mengundang Titus pergi ke pusat penahanan untuk membalaskan dendam Alden dengan membunuh Ardika!""Dua puluh tahun yang lalu, Titus adalah pengawal pribadi Alden. Dia juga dikenal sebagai pembunuh nomor satu ibu kota provinsi. Dengan berbekal sebilah pedang panjang, nggak ada seorang pun yang bisa mengalahkannya di Kota Banyuli.""Kalau Vincent bertemu dengannya sebelum membunuh target, sepertinya kemungkinan besar akan membawa kerugian pada kedua belah pihak," kata Rohan.Mendengar ucapan Rohan, Vincent menoleh dan berkata dengan dingin, "Kalau aku bertemu dengan Titus, aku akan membunuhnya terlebih dahulu!"Dia menganggap dirinya sebagai ahli bela diri nomor satu di dunia preman Kota Banyuli, jadi tentu saja dia tidak menganggap serius Titus yang sudah pensiun selama dua puluh ta