"Ya, benar."Ardika menganggukkan kepalanya.Farhan segera membungkukkan badannya dan berkata, "Tuan Ardika, selamat datang di kantor polisi kota cabang selatan untuk mengawasi kerja kami!"Melihat pemandangan itu, Gibran langsung gugup setengah mati.Ekspresinya juga berubah menjadi pucat pasi!'Sebenarnya apa identitas pemuda itu sampai-sampai atasanku sehormat itu padanya?!'Desi juga membelalak kaget, seakan-akan baru pertama kali mengenal menantunya."Pak Farhan nggak perlu sesungkan ini, aku bukan datang untuk mengawasi kerja kalian."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Mungkin adik iparku melakukan sedikit kesalahan dan dibawa ke kantor polisi kalian. Gibran yang merupakan wakil ketua di sini beranggapan keluarga kami nggak punya latar belakang apa-apa. Dia menghubungi kami ke sini, tapi dia bahkan nggak mengizinkan kami untuk masuk ke dalam gedung kantor polisi, juga nggak mengizinkanku untuk bertemu dengan adik iparku. Tanpa bukti konkret, dia mengatakan adik iparku sudah me
Kedua kaki Gibran langsung lemas, ekspresinya sudah sepucat secarik kertas putih.Dia tahu, kali ini dia benar-benar sudah tertimpa masalah besar.Tak lama kemudian, mereka sudah memahami kronologis kejadiannya.Hari ini, Handoko dan beberapa orang temannya bermain bola di lapangan olahraga.Fio yang sebelumnya pernah menjilat Wisnu juga berdiri tidak jauh dari sana untuk melihat sekelompok pemuda itu bermain bola.Saat mereka sedang bermain bola, beberapa orang pemuda datang ke lapangan.Begitu sampai di lapangan, salah seorang di antara mereka yang bernama Hanif Setiadi langsung menggoda dan menyentuh Fio.Handoko dan beberapa orang temannya tentu saja tidak akan membiarkan orang lain menggoda dan menyentuh teman wanita mereka. Melihat teman wanita mereka ditindas oleh orang lain, mereka langsung maju menghampiri para pemuda itu.Namanya juga anak muda, amarah mereka mudah tersulut. Sesaat kemudian, kedua belah pihak langsung terlibat dalam pertengkaran sengit.Dengan mengandalkan po
Melihat segerombolan preman di belakang Hanif, Handoko dan yang lainnya sangat ketakutan sampai-sampai kaki mereka terasa lemas."Hanif, apa maumu?! Gibran kerabatmu itu sudah dipecat!""Kakak iparku yang meminta ketua cabang untuk memecatnya! Berani-beraninya kamu membalas dendam pada kami! Kakak iparku pasti nggak akan melepaskanmu!"Walaupun Handoko juga ketakutan, tetapi mengingat kakaknya dan kakak iparnya berada di sekitar sini, dia masih memiliki sedikit kepercayaan diri."Oh? Kakak iparmu sehebat itu? Di mana dia?"Hanif membisikkan beberapa patah kata kepada pria yang berada di sampingnya, lalu melenggang ke arah Handoko dan yang lainnya.Setelah mendengar ucapan Hanif, pria itu melambaikan tangannya.Dalam sekejap, orang-orang di belakangnya langsung bergerak membentuk sebuah kipas, mengepung Handoko dan yang lainnya.Handoko berkata, "Kakak iparku berada di sekitar sini. Sebaiknya kamu segera membawa orang-orang ini pergi.""Haha, Handoko, tadi saat kamu menghajarku, bukanka
"Teman, kamu berasal dari mana?"Lukas melontarkan pertanyaan itu untuk menggali informasi. Dia merasa dengan kekuatan yang ditunjukkan oleh Ardika, pemuda itu pasti memiliki latar belakang yang tidak biasa.Ardika melirik lawan bicaranya itu, lalu berkata dengan dingin, "Cepat bawa anggotamu pergi dari sini. Tapi, tentu saja dia harus ditinggalkan di sini."Ardika mengangkat lengannya dan menunjuk Hanif.Pemuda itu yang telah memaksa Desi untuk berlutut dan memukul wajah Handoko hingga tak berbentuk seperti ini.Sebelum Hanif menerima hukuman yang setimpal atas perbuatannya, masalah hari ini tidak akan selesai begitu saja."Berani-beraninya kamu memerintahku!"Ekspresi Lukas langsung berubah menjadi sangat muram.Sebelum dia bekerja sebagai manajer departemen keamanan di perusahaan milik keluarga Hanif, dia juga merupakan seorang tokoh hebat di dunia preman.Namun, Ardika malah berani memerintahnya seperti itu!Hanif juga tertawa dingin dan berkata dengan ekspresi ganas, "Hah, baru me
Menyaksikan adegan yang terpampang nyata di hadapan mereka, Luna dan yang lainnya sangat terkejut.Hanya dengan satu teriakan dari Ardika, tiba-tiba sekelompok orang ini muncul begitu saja, lalu menghajar Lukas dan yang lainnya yang tadinya masih sangat arogan itu hingga babak belur tergeletak tak berdaya di tanah!"Teman, aku adalah manajer dari departemen keamanan Grup Taruna, presdir kami bernama Taufik Setiadi. Dari mana kalian berasal ...."Lukas merangkak bangkit dengan terhuyung-huyung dan melontarkan pertanyaan itu dengan gigi terkatup."Plak!"Zakheus kembali melayangkan satu tamparan ke wajahnya, sampai-sampai pria itu terjatuh kembali ke tanah, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Cih! Grup Taruna bukan apa-apa! Aku adalah wakil manajer departemen keamanan Grup Lautan Berlian! Presdir kami adalah Alden, Tuan Alden!""Apa? Grup Lautan Berlian?!"Saking ketakutannya, Lukas sampai buang air kecil di celana.Bagi setiap orang yang mengetahui informasi tentang dunia preman, pasti
"Grup Lautan Berlian sudah dikenal sebagai perusahaan besar di Kota Banyuli. Ardika, saat kamu dan Luna menikah, Pak Alden juga menghadiri acara pernikahan kalian.""Karena dia sudah mengakui kemampuanmu dan mempromosikanmu sebagai manajer, kamu harus bekerja dengan giat, jangan sampai mengecewakan kepercayaan orang lain terhadapmu. Apa kamu mengerti?"Setelah memuji Ardika, Desi mulai menasihati Ardika lagi.Namun, kali ini ekspresi senang tampak jelas di wajahnya.Berbeda seperti sebelumnya, dia selalu saja mengerutkan keningnya di hadapan Ardika dan menyindir Ardika.Ardika selalu dipandang rendah oleh orang lain.Karena itulah, dia merasa sangat malu saat berinteraksi di luar.Kini, Ardika sudah menjadi manajer departemen keamanan Grup Lautan Berlian.Kelak, saat membicarakan tentang Ardika kepada para kenalannya, dia tidak perlu merasa malu lagi.Saat ini, makin lama melihat Ardika, Desi makin menyukai menantunya itu. Dia berkata, "Ardika, besok siang kamu bisa izin nggak?""Ibu,
Tina memarahi Ardika beberapa saat lagi.Melihat pria itu sama sekali tidak membantahnya, Tina yang sudah kehilangan minatnya itu pun pergi dengan puas."Hmm, apa mungkin ada hubungan spesial antara Kak Ardika dengan Bu Tina, ya? Kenapa Kak Ardika nggak membantah ucapan Bu Tina."Zakheus dan yang lainnya tampak berdiskusi di luar.Dalam benak mereka, Ardika bukanlah orang yang bertemperamen baik.Kemarin, begitu sampai di Grup Lautan Berlian saja, Ardika langsung menghajar mereka. Sebelumnya, Ardika bahkan membuat wakil presdir mereka yang satu lagi, yaitu Edrik berlutut di hadapannya.Kalau bukan karena ada hubungan spesial dengan Tina, bagaimana mungkin Ardika terus mengalah pada wanita itu?"Apa yang kalian bicarakan di sini? Apa kalian semua kurang kerjaan?!"Saat ini, tiba-tiba Ardika berjalan keluar dan memelototi mereka.Seketika itu pula, mereka langsung membubarkan diri."Makin lama, makin nggak masuk akal saja pemikiran mereka. Bagaimana mungkin aku punya hubungan spesial den
"Beri tahu Draco untuk memerintahkan Pasukan Khusus Serigala mengambil kendali atas Gedung Ansa dalam kurun waktu paling singkat!" teriak Ardika dengan marah."Pak Soni sudah mengirimkan orang ke sana!" kata Jesika.Draco tahu betapa pentingnya Luna bagi Ardika. Begitu menerima panggilan telepon dari Jesika, dia segera menghubungi Soni."Suruh dia kirim helikopter ke sini untuk menjemputku!"Begitu memutuskan sambungan telepon, Ardika langsung menerjang ke arah sebuah mobil balap di pinggir jalan, lalu membuka kursi penumpang samping pengemudi."Ah .... Apa yang sedang kamu lakukan!"Seorang wanita berkacamata hitam berteriak dengan histeris dan menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Saat ini, mata Ardika tampak memerah, ekspresinya terlihat ganas seperti pelaku kriminal yang menemui jalan buntu!Ardika menyalakan GPS di ponselnya, lalu menunjukkannya pada wanita itu. "Aku harus pergi menyelamatkan orang yang sangat penting. Cepat kendarai mobilmu sesuai GPS!""Cepat!"Melihat wanita