Menyaksikan adegan yang terpampang nyata di hadapan mereka, Luna dan yang lainnya sangat terkejut.Hanya dengan satu teriakan dari Ardika, tiba-tiba sekelompok orang ini muncul begitu saja, lalu menghajar Lukas dan yang lainnya yang tadinya masih sangat arogan itu hingga babak belur tergeletak tak berdaya di tanah!"Teman, aku adalah manajer dari departemen keamanan Grup Taruna, presdir kami bernama Taufik Setiadi. Dari mana kalian berasal ...."Lukas merangkak bangkit dengan terhuyung-huyung dan melontarkan pertanyaan itu dengan gigi terkatup."Plak!"Zakheus kembali melayangkan satu tamparan ke wajahnya, sampai-sampai pria itu terjatuh kembali ke tanah, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Cih! Grup Taruna bukan apa-apa! Aku adalah wakil manajer departemen keamanan Grup Lautan Berlian! Presdir kami adalah Alden, Tuan Alden!""Apa? Grup Lautan Berlian?!"Saking ketakutannya, Lukas sampai buang air kecil di celana.Bagi setiap orang yang mengetahui informasi tentang dunia preman, pasti
"Grup Lautan Berlian sudah dikenal sebagai perusahaan besar di Kota Banyuli. Ardika, saat kamu dan Luna menikah, Pak Alden juga menghadiri acara pernikahan kalian.""Karena dia sudah mengakui kemampuanmu dan mempromosikanmu sebagai manajer, kamu harus bekerja dengan giat, jangan sampai mengecewakan kepercayaan orang lain terhadapmu. Apa kamu mengerti?"Setelah memuji Ardika, Desi mulai menasihati Ardika lagi.Namun, kali ini ekspresi senang tampak jelas di wajahnya.Berbeda seperti sebelumnya, dia selalu saja mengerutkan keningnya di hadapan Ardika dan menyindir Ardika.Ardika selalu dipandang rendah oleh orang lain.Karena itulah, dia merasa sangat malu saat berinteraksi di luar.Kini, Ardika sudah menjadi manajer departemen keamanan Grup Lautan Berlian.Kelak, saat membicarakan tentang Ardika kepada para kenalannya, dia tidak perlu merasa malu lagi.Saat ini, makin lama melihat Ardika, Desi makin menyukai menantunya itu. Dia berkata, "Ardika, besok siang kamu bisa izin nggak?""Ibu,
Tina memarahi Ardika beberapa saat lagi.Melihat pria itu sama sekali tidak membantahnya, Tina yang sudah kehilangan minatnya itu pun pergi dengan puas."Hmm, apa mungkin ada hubungan spesial antara Kak Ardika dengan Bu Tina, ya? Kenapa Kak Ardika nggak membantah ucapan Bu Tina."Zakheus dan yang lainnya tampak berdiskusi di luar.Dalam benak mereka, Ardika bukanlah orang yang bertemperamen baik.Kemarin, begitu sampai di Grup Lautan Berlian saja, Ardika langsung menghajar mereka. Sebelumnya, Ardika bahkan membuat wakil presdir mereka yang satu lagi, yaitu Edrik berlutut di hadapannya.Kalau bukan karena ada hubungan spesial dengan Tina, bagaimana mungkin Ardika terus mengalah pada wanita itu?"Apa yang kalian bicarakan di sini? Apa kalian semua kurang kerjaan?!"Saat ini, tiba-tiba Ardika berjalan keluar dan memelototi mereka.Seketika itu pula, mereka langsung membubarkan diri."Makin lama, makin nggak masuk akal saja pemikiran mereka. Bagaimana mungkin aku punya hubungan spesial den
"Beri tahu Draco untuk memerintahkan Pasukan Khusus Serigala mengambil kendali atas Gedung Ansa dalam kurun waktu paling singkat!" teriak Ardika dengan marah."Pak Soni sudah mengirimkan orang ke sana!" kata Jesika.Draco tahu betapa pentingnya Luna bagi Ardika. Begitu menerima panggilan telepon dari Jesika, dia segera menghubungi Soni."Suruh dia kirim helikopter ke sini untuk menjemputku!"Begitu memutuskan sambungan telepon, Ardika langsung menerjang ke arah sebuah mobil balap di pinggir jalan, lalu membuka kursi penumpang samping pengemudi."Ah .... Apa yang sedang kamu lakukan!"Seorang wanita berkacamata hitam berteriak dengan histeris dan menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Saat ini, mata Ardika tampak memerah, ekspresinya terlihat ganas seperti pelaku kriminal yang menemui jalan buntu!Ardika menyalakan GPS di ponselnya, lalu menunjukkannya pada wanita itu. "Aku harus pergi menyelamatkan orang yang sangat penting. Cepat kendarai mobilmu sesuai GPS!""Cepat!"Melihat wanita
"Kalau latihan yang kami adakan secara dadakan ini mengganggu jam kantor perusahaan, aku mewakili pasukan khusus kami meminta maaf kepada Bu Luna."Selesai berbicara, Soni memberi hormat kepada Luna.Luna buru-buru berkata, "Pak Soni nggak perlu meminta maaf padaku. Lagi pula, sudah menjadi kewajiban kami untuk mendukung proses latihan pasukan khusus. Bagaimanapun juga, pasukan khusus bertugas untuk memberantas para pelaku kejahatan dan melindungi penduduk biasa.""Terima kasih atas pengertian Bu Luna. Ke depannya, mungkin kami akan meminjam gedung perkantoran ini untuk menjadi lokasi latihan dadakan lagi. Jadi, kami harap izinkan kami untuk membangun landasan pemberhentian helikopter di atap gedung ini.""Selain itu, kami juga berharap Bu Luna bisa mengingatkan karyawan-karyawan perusahaan untuk merahasiakan tentang pelatihan kami."Soni ingin melakukan persiapan secara menyeluruh.Dengan begitu, kalau kelak terjadi sesuatu pada Luna, mereka bisa segera tiba untuk menyelamatkannya.Wa
"Amanda, Luna sudah menjalin hubungan dengan Ardika cukup lama. Kamu sendiri juga tahu bagaimana situasi keluarga kami, jadi aku belum sempat memberi tahu kalian."Desi tidak mengatakan Luna dan Ardika sudah menikah.Walaupun boleh dibilang situasi saat itu cukup sulit, tetapi kalau mengatakan secara langsung bahwa Luna dan Ardika sudah menikah tanpa memberi tahu adiknya sekeluarga sebelumnya, maka suasana makan bersama ini akan berubah menjadi sangat canggung.Jadi, sebaiknya nanti saja dia baru memberi tahu mereka."Oh, namamu Ardika, ya? Aku adalah bibinya Luna."Amanda mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, ekspresinya tampak agak canggung.Awalnya, dia berencana untuk memperkenalkan seorang pemuda untuk keponakannya.Hal yang lebih membuatnya canggung lagi adalah dia sudah membawa pemuda itu ke sini, bahkan berada dalam ruangan ini!"Halo Bibi, halo Paman, halo semuanya."Ardika menyapa Amanda sekeluarga. Sebelumnya, Luna sudah memberitahunya nama lengkap mereka.
Dari perilaku pria itu, Ardika mendapati bahwa Xavier menyukai Luna.Namun, dia tidak berkomentar apa pun.Bagaimanapun juga, istrinya adalah seorang wanita yang sangat hebat. Jadi, wajar saja kalau ada banyak orang mengejar istrinya.Xavier bukan orang pertama, juga bukan orang terakhir.Ardika tidak mungkin melumpuhkan setiap orang pria yang menyukai istrinya.Selama pria yang menyukai istrinya tidak seperti Tony dan Renaldi yang menggunakan cara licik untuk mendapatkan istrinya, dia tidak akan menggunakan kekerasan.Ardika juga tidak merasa tertekan dengan keberadaan Xavier.Pria itu belum layak dia anggap serius."Paman Jacky, Bibi Desi, kali ini aku datang ke Kota Banyuli dengan membawa sedikit hadiah untuk kalian."Saat ini, Xavier berjalan menghampiri orang tua Luna dengan membawa beberapa bungkusan.Desi segera melambaikan tangannya dan berkata, "Ya ampun, kita baru pertama kali bertemu, tapi kamu sudah membawakan banyak hadiah untuk kami. Bagaimana kami bisa menerima semua ini
Begitu kotak kecil itu dibuka, tatapan semua orang di dalam ruangan langsung berbinar.Sekuntum mawar berwarna merah muda di telapak tangan Xavier memancarkan cahaya berwarna merah muda yang membuat semua orang terhipnosis saat melihatnya.Semua orang tahu.Itu bukanlah mawar yang sesungguhnya, melainkan sebuah berlian!Berlian ini memancarkan cahaya berwarna merah muda yang sangat indah. Ditambah lagi, ia dikerjakan dengan teknik pemotongan yang hampir sempurna.Karena itulah, saat pertama kali melihatnya, orang-orang mengira ia adalah sekuntum mawar berwarna merah muda.Terutama beberapa orang wanita yang berada di dalam ruangan ini, mereka tampak terhipnotis dengan keindahan berlian itu.Saking indahnya berlian itu, ia mampu mengguncang hati para wanita."Futari, Castella itu apa?" tanya Amanda pada putrinya dengan penuh semangat.Futari menjawab pertanyaan ibunya dengan penuh semangat, "Castella adalah nama kalung berlian ini. Beberapa hari yang lalu, kabar seorang aktris yang sang
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d