"Beri tahu Draco untuk memerintahkan Pasukan Khusus Serigala mengambil kendali atas Gedung Ansa dalam kurun waktu paling singkat!" teriak Ardika dengan marah."Pak Soni sudah mengirimkan orang ke sana!" kata Jesika.Draco tahu betapa pentingnya Luna bagi Ardika. Begitu menerima panggilan telepon dari Jesika, dia segera menghubungi Soni."Suruh dia kirim helikopter ke sini untuk menjemputku!"Begitu memutuskan sambungan telepon, Ardika langsung menerjang ke arah sebuah mobil balap di pinggir jalan, lalu membuka kursi penumpang samping pengemudi."Ah .... Apa yang sedang kamu lakukan!"Seorang wanita berkacamata hitam berteriak dengan histeris dan menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Saat ini, mata Ardika tampak memerah, ekspresinya terlihat ganas seperti pelaku kriminal yang menemui jalan buntu!Ardika menyalakan GPS di ponselnya, lalu menunjukkannya pada wanita itu. "Aku harus pergi menyelamatkan orang yang sangat penting. Cepat kendarai mobilmu sesuai GPS!""Cepat!"Melihat wanita
"Kalau latihan yang kami adakan secara dadakan ini mengganggu jam kantor perusahaan, aku mewakili pasukan khusus kami meminta maaf kepada Bu Luna."Selesai berbicara, Soni memberi hormat kepada Luna.Luna buru-buru berkata, "Pak Soni nggak perlu meminta maaf padaku. Lagi pula, sudah menjadi kewajiban kami untuk mendukung proses latihan pasukan khusus. Bagaimanapun juga, pasukan khusus bertugas untuk memberantas para pelaku kejahatan dan melindungi penduduk biasa.""Terima kasih atas pengertian Bu Luna. Ke depannya, mungkin kami akan meminjam gedung perkantoran ini untuk menjadi lokasi latihan dadakan lagi. Jadi, kami harap izinkan kami untuk membangun landasan pemberhentian helikopter di atap gedung ini.""Selain itu, kami juga berharap Bu Luna bisa mengingatkan karyawan-karyawan perusahaan untuk merahasiakan tentang pelatihan kami."Soni ingin melakukan persiapan secara menyeluruh.Dengan begitu, kalau kelak terjadi sesuatu pada Luna, mereka bisa segera tiba untuk menyelamatkannya.Wa
"Amanda, Luna sudah menjalin hubungan dengan Ardika cukup lama. Kamu sendiri juga tahu bagaimana situasi keluarga kami, jadi aku belum sempat memberi tahu kalian."Desi tidak mengatakan Luna dan Ardika sudah menikah.Walaupun boleh dibilang situasi saat itu cukup sulit, tetapi kalau mengatakan secara langsung bahwa Luna dan Ardika sudah menikah tanpa memberi tahu adiknya sekeluarga sebelumnya, maka suasana makan bersama ini akan berubah menjadi sangat canggung.Jadi, sebaiknya nanti saja dia baru memberi tahu mereka."Oh, namamu Ardika, ya? Aku adalah bibinya Luna."Amanda mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, ekspresinya tampak agak canggung.Awalnya, dia berencana untuk memperkenalkan seorang pemuda untuk keponakannya.Hal yang lebih membuatnya canggung lagi adalah dia sudah membawa pemuda itu ke sini, bahkan berada dalam ruangan ini!"Halo Bibi, halo Paman, halo semuanya."Ardika menyapa Amanda sekeluarga. Sebelumnya, Luna sudah memberitahunya nama lengkap mereka.
Dari perilaku pria itu, Ardika mendapati bahwa Xavier menyukai Luna.Namun, dia tidak berkomentar apa pun.Bagaimanapun juga, istrinya adalah seorang wanita yang sangat hebat. Jadi, wajar saja kalau ada banyak orang mengejar istrinya.Xavier bukan orang pertama, juga bukan orang terakhir.Ardika tidak mungkin melumpuhkan setiap orang pria yang menyukai istrinya.Selama pria yang menyukai istrinya tidak seperti Tony dan Renaldi yang menggunakan cara licik untuk mendapatkan istrinya, dia tidak akan menggunakan kekerasan.Ardika juga tidak merasa tertekan dengan keberadaan Xavier.Pria itu belum layak dia anggap serius."Paman Jacky, Bibi Desi, kali ini aku datang ke Kota Banyuli dengan membawa sedikit hadiah untuk kalian."Saat ini, Xavier berjalan menghampiri orang tua Luna dengan membawa beberapa bungkusan.Desi segera melambaikan tangannya dan berkata, "Ya ampun, kita baru pertama kali bertemu, tapi kamu sudah membawakan banyak hadiah untuk kami. Bagaimana kami bisa menerima semua ini
Begitu kotak kecil itu dibuka, tatapan semua orang di dalam ruangan langsung berbinar.Sekuntum mawar berwarna merah muda di telapak tangan Xavier memancarkan cahaya berwarna merah muda yang membuat semua orang terhipnosis saat melihatnya.Semua orang tahu.Itu bukanlah mawar yang sesungguhnya, melainkan sebuah berlian!Berlian ini memancarkan cahaya berwarna merah muda yang sangat indah. Ditambah lagi, ia dikerjakan dengan teknik pemotongan yang hampir sempurna.Karena itulah, saat pertama kali melihatnya, orang-orang mengira ia adalah sekuntum mawar berwarna merah muda.Terutama beberapa orang wanita yang berada di dalam ruangan ini, mereka tampak terhipnotis dengan keindahan berlian itu.Saking indahnya berlian itu, ia mampu mengguncang hati para wanita."Futari, Castella itu apa?" tanya Amanda pada putrinya dengan penuh semangat.Futari menjawab pertanyaan ibunya dengan penuh semangat, "Castella adalah nama kalung berlian ini. Beberapa hari yang lalu, kabar seorang aktris yang sang
"Bam!"Semua orang hanya mendengar tiba-tiba ada suara ledakan yang keras dari dalam genggaman Ardika.Saat dia membuka kembali tangannya, batu berlian berwarna merah muda yang tadinya utuh dan seberat dua puluh gram berubah menjadi butiran-butiran kristal yang tak terhitung jumlahnya!Saat jari-jari Ardika terbuka, butiran-butiran kristal yang tak terhitung jumlahnya itu pun terjatuh berserakan di lantai.Semua orang di dalam ruangan menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Menghancurkan sebuah berlian begitu saja?Bagaimana dia bisa melakukannya?Berlian adalah bahan yang dikenal paling keras di dunia!Hal itu mustahil dilakukan!Kecuali berlian itu benar-benar merupakan berlian palsu seperti yang dikatakan oleh Ardika!Mulut Xavier tampak berkedut-kedut, dia juga menatap Ardika dengan lekat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tentu saja dia tahu Castella itu asli atau palsu.Sertifikat identifikasi berlian itu masih tersimpan dengan baik di rumahnya. Bagaimana mungkin Castella itu pa
Setelah mengamati dengan saksama, tiba-tiba Futari melompat bangkit dari kursinya, ekspresinya saat melihat kalung yang ditunjukkan oleh Ardika itu tampak lebih takjub dibandingkan saat melihat Castella."Ya Tuhan! Ini ... ini adalah Hati Peri!""Futari, apa Hati Peri sangat terkenal?"Melihat reaksi putrinya yang berlebihan, rasa penasaran yang kuat menyelimuti hati Amanda."Sebelumnya, di sebuah pameran perhiasan yang diselenggarakan di ibu kota provinsi, Hati Peri pernah menyebabkan kegemparan yang besar. Saat itu, semua orang terpana oleh keindahan Hati Peri!""Perancang Hati Peri adalah Nona Angela, juga merupakan seorang perancang aksesori dengan keterampilan luar biasa dalam industri aksesori. Nona Angela sendiri mengatakan bahwa mungkin saja kelak dia nggak akan bisa membuat sebuah karya sebagus Hati Peri lagi.""Setelah Hati Peri muncul di hadapan publik untuk pertama kalinya, aku dengar ia dibeli oleh presdir Grup Permata Buana Kota Banyuli yang dikenal dengan panggilan 'Ratu
Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata. Istri polosnya itu malah membantah pernyataan bahwa dirinya adalah presdir Grup Sentosa Jaya.Namun, dia tetap tidak berkomentar.Lagi pula, dia tidak peduli pada pandangan orang lain. Kalau istrinya memang merasa demikian, maka tidak masalah baginya.Terlebih lagi, terlepas dari dia adalah presdir Grup Sentosa Jaya atau bukan, juga tidak akan memengaruhi hubungannya dengan Luna.Luna tidak pernah memandang rendah dirinya.Namun, ucapan Luna ini malah membuat orang lain berpikir banyak.Rumah sakit jiwa?Teman satu penyakit?Sorot mata Xavier terhadap Ardika langsung berubah menjadi aneh. "Bibi Desi, apa yang terjadi? Kenapa Ardika pernah masuk ke rumah sakit jiwa?""Ardika berselisih dengan keluarganya, dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa secara paksa dan dikurung di rumah sakit jiwa selama beberapa tahun. Sebenarnya, dia sama sekali tidak mengidap penyakit mental. Tapi, kebanyakan orang di Kota Banyuli beranggapan bahwa dia adalah idiot. Hin
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk
Walaupun menggunakan kata-kata rahasia yang sama, tetapi masing-masing pihak menggunakan cara yang berbeda untuk mengartikannya. Jadi, biarpun kamu berhasil merebut rahasia dari pihak lain, tanpa cara mengartikan dari pihak tersebut, juga tidak ada artinya.Kalau bersikeras menggunakan cara pihak sendiri untuk mengartikannya, lalu digunakan untuk berlatih. Hasil akhirnya hanya akan kerasukan!Windono membuka mulutnya dengan sangat lebar, dia menatap Ardika dengan tercengang.Karena cara mengartikan Ardika sama persis dengan yang dilakukan oleh para ahli fengsui dari kalangan Windono.Enam belas kata yang dibacakan oleh Ardika adalah enam belas kata rahasia yang paling penting bagi para ahli fengsui dari kalangan Windono."Gu ... Guru, bagaimana kamu bisa tahu cara mengartikan kata-kata rahasia kalangan kami?"Dengan tenggorokan yang terasa kering, Windono mengajukan pertanyaan itu. Dia bahkan mulai mencurigai Ardika dikirim oleh kalangan lain, merupakan mata-mata yang dikirim untuk men
Mendengar ucapan Ardika, Windono tertegun sejenak. Kemudian, sorot mata senang dan bersemangat tampak jelas di matanya."Brak!"Tanpa banyak bicara lagi, Windono langsung berlutut, lalu berkata dengan senang, "Guru yang terhormat, terimalah penghormatan dari muridmu ini!"Menyaksikan pemandangan itu, Futari langsung tercengang.Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi?Boleh dibilang Windono ini hampir seumuran dengan ayahnya, tetapi pria paruh baya ini malah mengakui kakak iparnya sebagai guru?Ardika juga tidak bisa berkata-kata lagi.Windono benar-benar terlalu cepat dalam mengambil tindakan. Dia bahkan belum sempat selesai berbicara.Sambil melambaikan tangannya, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Berdirilah dulu, aku belum setuju untuk menerimamu sebagai muridku.""Guru, kalau hari ini kamu nggak mengakui ikatan kita ini, aku nggak akan berdiri lagi!"Windono kembali menunjukkan sikap tidak tahu malunya, dia bertingkah seolah-olah dia akan tetap berlutut hingga mati di sana kalau Ardi
Ardika baru saja memarkir mobilnya di depan vila nomor satu, dia sudah melihat ada sebuah mobil yang melaju ke arahnya.Windono keluar dari mobil, lalu bergegas menghampiri Ardika dan berkata, "Guru, vila nomor satu ini adalah pemberian dari Pak Jace untukmu, 'kan?"Raut wajah Ardika tampak agak dingin. "Kamu membuntutiku?"Bisa-bisanya bocah yang satu ini memasuki Gunung Halfi dengan mulus. Hal ini membuat Ardika agak terkejut."Nggak, nggak, aku nggak berani!"Windono buru-buru melambaikan tangannya dan berkata, "Guru, jujur saja, aku juga membeli sebuah vila di sini. Hanya saja, aku hanya menginap di sini sesekali!"Ardika tidak bisa berkata-kata lagi.Melihat ekspresi menjilat yang menghiasi wajah jelek Windono, dia hampir saja melupakan identitas pria itu.Bocah yang satu ini adalah Kepala Asosiasi Fengsui sekaligus pemimpin Harven. Boleh dibilang dia sudah termasuk seorang tokoh hebat di ibu kota provinsi."Oh, kalau begitu pulanglah ke vilamu, untuk apa kamu mengikutiku?"Ardika
"Sejauh ini nggak ada ahli bela diri yang bisa diandalkan dari pihak Wilgo. Saat Keluarga Gozali dalam situasi genting, kita baru membiarkan orang-orang Tuan Muda Jerfis untuk maju mendapatkan posisi ketua cabang untuk Keluarga Gozali.""Sebagai ucapan terima kasih, Wilgo pasti akan memaksa Rosa untuk menikah dengan Tuan Muda Jerfis. Bukankah ini sama saja dengan sekali mendayung dua pulau terlampaui?""Intinya, kalau hal ini dilakukan dengan baik, Tuan Muda Jerfis bukan hanya nggak akan memarahi kalian, mungkin saja dia juga akan memandang tinggi kalian, membiarkan kalian menjalin relasi dengannya!"Saat perbincangan santai ini tengah berlangsung, sebuah rencana keji yang sempurna sudah keluar dari mulut Timnu."Kak Timnu, aku sudah mengerti maksudmu!"Sorot mata Werdi langsung berbinar.Namun, tak lama kemudian, dia berkata dengan khawatir, "Kak Timnu, walau rencana ini sangat bagus, bagaimana kalau bocah itu berhasil mengalahkan Vita?""Perlu diketahui bahwa kekuatan yang ditunjukka