Setelah mengamati dengan saksama, tiba-tiba Futari melompat bangkit dari kursinya, ekspresinya saat melihat kalung yang ditunjukkan oleh Ardika itu tampak lebih takjub dibandingkan saat melihat Castella."Ya Tuhan! Ini ... ini adalah Hati Peri!""Futari, apa Hati Peri sangat terkenal?"Melihat reaksi putrinya yang berlebihan, rasa penasaran yang kuat menyelimuti hati Amanda."Sebelumnya, di sebuah pameran perhiasan yang diselenggarakan di ibu kota provinsi, Hati Peri pernah menyebabkan kegemparan yang besar. Saat itu, semua orang terpana oleh keindahan Hati Peri!""Perancang Hati Peri adalah Nona Angela, juga merupakan seorang perancang aksesori dengan keterampilan luar biasa dalam industri aksesori. Nona Angela sendiri mengatakan bahwa mungkin saja kelak dia nggak akan bisa membuat sebuah karya sebagus Hati Peri lagi.""Setelah Hati Peri muncul di hadapan publik untuk pertama kalinya, aku dengar ia dibeli oleh presdir Grup Permata Buana Kota Banyuli yang dikenal dengan panggilan 'Ratu
Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata. Istri polosnya itu malah membantah pernyataan bahwa dirinya adalah presdir Grup Sentosa Jaya.Namun, dia tetap tidak berkomentar.Lagi pula, dia tidak peduli pada pandangan orang lain. Kalau istrinya memang merasa demikian, maka tidak masalah baginya.Terlebih lagi, terlepas dari dia adalah presdir Grup Sentosa Jaya atau bukan, juga tidak akan memengaruhi hubungannya dengan Luna.Luna tidak pernah memandang rendah dirinya.Namun, ucapan Luna ini malah membuat orang lain berpikir banyak.Rumah sakit jiwa?Teman satu penyakit?Sorot mata Xavier terhadap Ardika langsung berubah menjadi aneh. "Bibi Desi, apa yang terjadi? Kenapa Ardika pernah masuk ke rumah sakit jiwa?""Ardika berselisih dengan keluarganya, dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa secara paksa dan dikurung di rumah sakit jiwa selama beberapa tahun. Sebenarnya, dia sama sekali tidak mengidap penyakit mental. Tapi, kebanyakan orang di Kota Banyuli beranggapan bahwa dia adalah idiot. Hin
Di belakang Tina, ada sekelompok besar orang.Orang-orang ini memancarkan aura yang sangat kuat dan menakutkan.Hanya dengan sekali pandang saja sudah jelas bahwa orang-orang itu adalah para ahli seni bela diri.Begitu memasuki ruangan, mereka langsung menatap Ardika dengan tatapan tajam, sorot mata mereka dipenuhi niat membunuh yang kuat.Dalam sekejap, suasana yang tadinya tenang dan rileks berubah menjadi tegang dan mencekam, membuat Luna dan yang lainnya merasa kesulitan untuk bernapas.Namun, hal yang membuat mereka makin kesulitan bernapas adalah kata-kata yang keluar dari mulut Tina."Tina, apa kamu sedang bercanda? Bagaimana mungkin Ardika membunuh Pak Alden?!"Kata-kata itu keluar dari mulut Luna secara spontan.Ardika membunuh Alden?Hal seperti ini tidak mungkin terjadi!Dia tidak punya kemampuan seperti itu!Sementara itu, orang-orang lainnya saling melempar pandangan satu sama lain."Brak!"Tina melemparkan setumpuk foto di atas meja.Luna mengulurkan lengannya untuk melih
Semua orang di dalam ruang pribadi menatap Ardika dengan lekat.Luna menatap Ardika tanpa berkedip. "Ardika, beri tahu aku, kenapa kamu lari? Apa kamu melihat sesuatu?""Aku nggak masuk ke dalam ruangan Alden, aku nggak melihat apa-apa."Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku terburu-buru meninggalkan Gedung Permata dan pergi ke Gedung Ansa untuk menyelamatkanmu karena menerima pesan meminta tolong darimu."Tina mengalihkan pandangannya ke arah Luna dan berkata, "Pesan meminta tolong? Apa kamu menghadapi bahaya? Atau dia sedang berbohong?!""Aku nggak mengirimkan pesan minta tolong kepada Ardika. Tapi, dia memang menerima pesan seperti itu. Saat itu, kami mencurigai ada orang yang sedang membuat onar."Luna berbicara apa adanya dengan jujur, tatapannya tetap tidak terlepas dari Ardika."Dengan kata lain, itu hanya ucapan sepihak darinya?"Tina memelototi Ardika, dia berusaha keras menahan dirinya untuk tidak menebas leher Ardika dengan golok dalam genggamannya.Luna mengucapk
Begitu Sigit selesai berbicara, para anggota kepolisian di belakangnya langsung menerobos masuk ke dalam ruang pribadi dan hendak membawa Ardika pergi.Namun, mereka malah dihalangi oleh anak buah Tina."Apa yang sedang kalian lakukan?!" teriak para anggota kepolisian.Anak buah Tina sudah menghadapi situasi yang sangat berbahaya selama bertahun-tahun, tentu saja mereka tidak akan takut pada anggota kepolisian dan tetap bersikeras menghalangi mereka."Bu Tina, apa maksudmu?"Sigit mengalihkan pandangannya ke arah Tina, ekspresinya tampak muram."Pak Sigit, kami mau membawa orang ini kembali ke Grup Lautan Berlian dan menjatuhkan hukuman padanya sendiri!" kata Tina dengan dingin.Sigit mendengus dingin dan berkata, "Bu Tina, aku harap kamu mengerti, sekarang sudah zaman yang berpedoman pada hukum, nggak diizinkan untuk main hakim sendiri! Karena kami sudah mengatakan kami akan menyelidiki kasus ini dengan baik, maka kami pasti akan melakukannya!"Selesai berbicara, dia melambaikan tanga
Sigit berusaha membujuk Ardika dengan suara rendah.Tadi, saat Ardika ditangkap, dia lihat keluarga Ardika bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk membelanya.Sigit merasa kecewa dan sakit hati untuk Ardika.Sekarang jelas-jelas dia sedang dituduh oleh orang lain, tetapi bahkan keluarganya pun tidak memercayainya.Ardika melambaikan tangannya dan berkata dengan meremehkan, "Hanya sekelompok orang bodoh yang memainkan trik rendahan saja. Aku belum perlu mengungkapkan identitasku untuk membuktikan diriku sendiri.""Aku ingin lihat permainan seperti apa yang akan dimainkan oleh sekelompok orang bodoh itu."Sorot mata Ardika berubah menjadi sangat dingin dan tajam.Bahkan, dia sendiri tidak menyangka ada orang yang begitu cari mati dengan memainkan trik licik dan menjadikan dirinya sebagai pion.Setelah mendengar ucapan Ardika, perasaan Sigit makin campur aduk.Dia tahu, alasan Ardika tidak mengungkapkan identitasnya adalah demi keselamatan semua penduduk Kota Banyuli."Sigit, aku
Begitu mendengar ucapan Bromo, para anggota lama Aliansi Lautan Berlian lainnya juga menunjukkan ekspresi marah."Tina, kemarin kamu baru saja merekrut bocah itu ke Grup Lautan Berlian. Hari ini, dia sudah membunuh Kak Alden. Sekarang kamu malah melindunginya dengan membiarkannya dibawa pergi oleh anggota kepolisian. Apa kamu juga terlibat dalam rencana pembunuhan Kak Alden?!""Kematian Kak Alden pasti ada hubungannya dengannya!""Asal usulnya memang nggak jelas, dia juga bukan penduduk asli Kota Banyuli. Tiba-tiba saja dia muncul dan berada di sisi Kak Alden, lalu menjadi putri angkat Kak Alden. Kulihat dia adalah mata-mata yang sengaja ditempatkan di sisi Kak Alden untuk mencelakai Kak Alden!"Satu per satu dari orang-orang itu mulai menyalahkan Tina.Tina juga sudah merasakan seperti yang Ardika rasakan. Saat ini, dia dituduh oleh orang banyak, tetapi tidak tahu bagaimana caranya membela diri."Paman sekalian, Tina adalah putri angkat ayahku. Tanpa adanya bukti, sebaiknya kita janga
Sebenarnya, orang-orang yang menunjukkan reaksi paling besar adalah teman-teman Alden.Sebagai sosok raja preman yang sudah berjaya dua puluh tahun yang lalu, anak buah Alden sangat banyak. Orang-orang yang pernah mendapatkan bantuan darinya juga sudah tak terhitung lagi banyaknya.Sekarang, orang-orang ini sudah tersebar di berbagai tempat. Mereka paling tidak juga sudah menjadi kepala preman yang berjaya di suatu wilayah.Bahkan Billy juga sangat ketakutan pada kekuatan luar biasa ini.Dia tidak berani menyerang Alden secara langsung karena takut pada ancaman yang menantinya. Jadi, dia lebih memilih untuk meminjam tangan orang lain untuk menyingkirkan musuhnya.Begitu mendengar kabar kematian Alden, orang-orang itu berdatangan dari berbagai wilayah ke Kota Banyuli dan mengatakan akan membalaskan dendam Alden.Orang-orang yang tak terhitung jumlahnya itu mulai memadati Kota Banyuli.Banyak orang yang mengetahui bahwa Kota Banyuli akan mengalami keributan yang besar!Dalam sekejap, par