Di belakang Tina, ada sekelompok besar orang.Orang-orang ini memancarkan aura yang sangat kuat dan menakutkan.Hanya dengan sekali pandang saja sudah jelas bahwa orang-orang itu adalah para ahli seni bela diri.Begitu memasuki ruangan, mereka langsung menatap Ardika dengan tatapan tajam, sorot mata mereka dipenuhi niat membunuh yang kuat.Dalam sekejap, suasana yang tadinya tenang dan rileks berubah menjadi tegang dan mencekam, membuat Luna dan yang lainnya merasa kesulitan untuk bernapas.Namun, hal yang membuat mereka makin kesulitan bernapas adalah kata-kata yang keluar dari mulut Tina."Tina, apa kamu sedang bercanda? Bagaimana mungkin Ardika membunuh Pak Alden?!"Kata-kata itu keluar dari mulut Luna secara spontan.Ardika membunuh Alden?Hal seperti ini tidak mungkin terjadi!Dia tidak punya kemampuan seperti itu!Sementara itu, orang-orang lainnya saling melempar pandangan satu sama lain."Brak!"Tina melemparkan setumpuk foto di atas meja.Luna mengulurkan lengannya untuk melih
Semua orang di dalam ruang pribadi menatap Ardika dengan lekat.Luna menatap Ardika tanpa berkedip. "Ardika, beri tahu aku, kenapa kamu lari? Apa kamu melihat sesuatu?""Aku nggak masuk ke dalam ruangan Alden, aku nggak melihat apa-apa."Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku terburu-buru meninggalkan Gedung Permata dan pergi ke Gedung Ansa untuk menyelamatkanmu karena menerima pesan meminta tolong darimu."Tina mengalihkan pandangannya ke arah Luna dan berkata, "Pesan meminta tolong? Apa kamu menghadapi bahaya? Atau dia sedang berbohong?!""Aku nggak mengirimkan pesan minta tolong kepada Ardika. Tapi, dia memang menerima pesan seperti itu. Saat itu, kami mencurigai ada orang yang sedang membuat onar."Luna berbicara apa adanya dengan jujur, tatapannya tetap tidak terlepas dari Ardika."Dengan kata lain, itu hanya ucapan sepihak darinya?"Tina memelototi Ardika, dia berusaha keras menahan dirinya untuk tidak menebas leher Ardika dengan golok dalam genggamannya.Luna mengucapk
Begitu Sigit selesai berbicara, para anggota kepolisian di belakangnya langsung menerobos masuk ke dalam ruang pribadi dan hendak membawa Ardika pergi.Namun, mereka malah dihalangi oleh anak buah Tina."Apa yang sedang kalian lakukan?!" teriak para anggota kepolisian.Anak buah Tina sudah menghadapi situasi yang sangat berbahaya selama bertahun-tahun, tentu saja mereka tidak akan takut pada anggota kepolisian dan tetap bersikeras menghalangi mereka."Bu Tina, apa maksudmu?"Sigit mengalihkan pandangannya ke arah Tina, ekspresinya tampak muram."Pak Sigit, kami mau membawa orang ini kembali ke Grup Lautan Berlian dan menjatuhkan hukuman padanya sendiri!" kata Tina dengan dingin.Sigit mendengus dingin dan berkata, "Bu Tina, aku harap kamu mengerti, sekarang sudah zaman yang berpedoman pada hukum, nggak diizinkan untuk main hakim sendiri! Karena kami sudah mengatakan kami akan menyelidiki kasus ini dengan baik, maka kami pasti akan melakukannya!"Selesai berbicara, dia melambaikan tanga
Sigit berusaha membujuk Ardika dengan suara rendah.Tadi, saat Ardika ditangkap, dia lihat keluarga Ardika bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk membelanya.Sigit merasa kecewa dan sakit hati untuk Ardika.Sekarang jelas-jelas dia sedang dituduh oleh orang lain, tetapi bahkan keluarganya pun tidak memercayainya.Ardika melambaikan tangannya dan berkata dengan meremehkan, "Hanya sekelompok orang bodoh yang memainkan trik rendahan saja. Aku belum perlu mengungkapkan identitasku untuk membuktikan diriku sendiri.""Aku ingin lihat permainan seperti apa yang akan dimainkan oleh sekelompok orang bodoh itu."Sorot mata Ardika berubah menjadi sangat dingin dan tajam.Bahkan, dia sendiri tidak menyangka ada orang yang begitu cari mati dengan memainkan trik licik dan menjadikan dirinya sebagai pion.Setelah mendengar ucapan Ardika, perasaan Sigit makin campur aduk.Dia tahu, alasan Ardika tidak mengungkapkan identitasnya adalah demi keselamatan semua penduduk Kota Banyuli."Sigit, aku
Begitu mendengar ucapan Bromo, para anggota lama Aliansi Lautan Berlian lainnya juga menunjukkan ekspresi marah."Tina, kemarin kamu baru saja merekrut bocah itu ke Grup Lautan Berlian. Hari ini, dia sudah membunuh Kak Alden. Sekarang kamu malah melindunginya dengan membiarkannya dibawa pergi oleh anggota kepolisian. Apa kamu juga terlibat dalam rencana pembunuhan Kak Alden?!""Kematian Kak Alden pasti ada hubungannya dengannya!""Asal usulnya memang nggak jelas, dia juga bukan penduduk asli Kota Banyuli. Tiba-tiba saja dia muncul dan berada di sisi Kak Alden, lalu menjadi putri angkat Kak Alden. Kulihat dia adalah mata-mata yang sengaja ditempatkan di sisi Kak Alden untuk mencelakai Kak Alden!"Satu per satu dari orang-orang itu mulai menyalahkan Tina.Tina juga sudah merasakan seperti yang Ardika rasakan. Saat ini, dia dituduh oleh orang banyak, tetapi tidak tahu bagaimana caranya membela diri."Paman sekalian, Tina adalah putri angkat ayahku. Tanpa adanya bukti, sebaiknya kita janga
Sebenarnya, orang-orang yang menunjukkan reaksi paling besar adalah teman-teman Alden.Sebagai sosok raja preman yang sudah berjaya dua puluh tahun yang lalu, anak buah Alden sangat banyak. Orang-orang yang pernah mendapatkan bantuan darinya juga sudah tak terhitung lagi banyaknya.Sekarang, orang-orang ini sudah tersebar di berbagai tempat. Mereka paling tidak juga sudah menjadi kepala preman yang berjaya di suatu wilayah.Bahkan Billy juga sangat ketakutan pada kekuatan luar biasa ini.Dia tidak berani menyerang Alden secara langsung karena takut pada ancaman yang menantinya. Jadi, dia lebih memilih untuk meminjam tangan orang lain untuk menyingkirkan musuhnya.Begitu mendengar kabar kematian Alden, orang-orang itu berdatangan dari berbagai wilayah ke Kota Banyuli dan mengatakan akan membalaskan dendam Alden.Orang-orang yang tak terhitung jumlahnya itu mulai memadati Kota Banyuli.Banyak orang yang mengetahui bahwa Kota Banyuli akan mengalami keributan yang besar!Dalam sekejap, par
"Tuan Titus, apa yang Tuan lakukan ...."Ekspresi semua anggota Grup Lautan Berlian langsung berubah menjadi pucat pasi.Tidak ada seorang pun yang menyangka, begitu Titus sampai di sini, dia langsung membuka peti mati Alden yang sudah tertutup dengan baik!"Aku ingin lihat sebenarnya bagaimana Kak Alden kehilangan nyawanya!"Titus mengamati sekeliling dengan sorot mata sedingin es, seolah-olah semua orang di tempat itu adalah orang yang dicurigainya.Satu per satu dari mereka menundukkan kepala mereka.Mereka sudah menyadari tujuan Titus membuka peti mati Alden, yaitu ingin mengotopsi mayatnya!Tanpa memedulikan semua orang, Titus membungkukkan badannya dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh mayat Alden yang ditempatkan di dalam peti mati.Sesaat kemudian, dia berdiri dengan tegak dan menunjukkan ekspresi datar."Tutup peti matinya."Beberapa orang ahli Aliansi Lautan Berlian yang bertugas menjaga mayat Alden segera mengangkat tutup peti mati dan menutupnya kembali dengan baik.Tut
Tuan Besar Basagita juga membawa anggota Keluarga Basagita yang tampak sedih dan panik ke Vila Cakrawala dengan tergesa-gesa."Luna, sudah kubilang cepat atau lambat Ardika pasti akan mencelakai Keluarga Basagita. Aku sudah menyuruhmu untuk bercerai dengannya, tapi kamu malah nggak dengar. Sekarang kamu sudah lihat sendiri, 'kan? Grup Lautan Berlian akan membalas dendam kepada seluruh Keluarga Basagita!""Ardika adalah pembawa sial. Luna, kamu juga pembawa sial. Kalian sekeluarga adalah pembawa sial!""Luna, kamu beri tahu anggota Grup Lautan Berlian, kalau mau membalas dendam, targetkan keluarga kalian saja! Hal ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan anggota Keluarga Basagita lainnya!"Begitu datang, anggota Keluarga Basagita langsung memarahi Luna sekeluarga. Sementara itu, Tuan Besar Basagita berteriak dengan marah sambil mengentakkan kakinya.Sorot penuh amarah orang-orang itu, seolah-olah ingin membakar Luna sekeluarga hidup-hidup.Namun, terlepas dari semarah apa pun mereka
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d