Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2148 Permintaan Pertemanan

Share

Bab 2148 Permintaan Pertemanan

Penulis: Sarjana
Namun, dalam lubuk hati Gijran, secara naluriah dia tetap mewaspadai Ardika.

Selain itu, hal yang paling tidak bisa diterima oleh Gijran adalah, tadi Ardika langsung melakukan kontak fisik dengan Kasandra.

Kasandra, adik sepupunya ini, sudah lama menjadi wanita incaran Gijran.

Pertama, Kasandra bukan anak kandung Jace dan Lolita, tidak ada hubungan darah dengannya.

Jadi, Gijran sudah lama terpikat dengan adik sepupunya yang secantik bidadari ini, bahkan memendam perasaan yang tidak bisa terhadap wanita itu.

Bahkan saat berada di ranjang dengan wanita lain, Gijran selalu membayangkan wanita-wanita itu adalah Kasandra.

Hal yang paling penting adalah, kalau Gijran bisa menikahi Kasandra, dia bisa mendapatkan seluruh relasi dan sumber daya Jace. Dengan begitu, dia bisa pensiun di usia yang lebih muda.

Jadi, Ardika berani menargetkan Kasandra, tentu saja Gijran tidak akan membiarkan hal ini terjadi.

'Sepertinya, aku harus mencari cara untuk menyingkirkan bocah itu, agar nggak ada masalah la
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2149 Yang Penting Kamu Senang

    Seharusnya ponsel sudah diambil alih oleh Leane.Karena rekaman suara selanjutnya sudah berubah menjadi suara Leane."Kenapa? Sakit hati?""Aku beri tahu kamu, Ardika. Aku nggak akan mendengarkanmu! Aku akan menggunakan semuanya untuk sekali pakai! Biar kamu kesal setengah mati!""Ckckck, sekali merendam kaki saja puluhan miliar, keluarga-keluarga kaya itu bahkan nggak sehebat keluarga kami ...."Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Leane, Ardika membalas pesan tersebut. [Yang penting kamu senang saja.]Kemudian, Leane mengirimkan beberapa pesan suara lagi untuk mengejek dan merangsang Ardika, ingin membuat Ardika marah.Akan tetapi, Ardika langsung mengabaikan wanita gila itu."Sutandi, lihatlah, ini adalah murid baikmu itu! Dia bahkan nggak membalas pesanku, sama sekali nggak menghormati guru!"Merasa membosankan, Leane langsung melemparkan ponsel itu, lalu mengeluh pada Sutandi.Intinya, dalam setiap ucapannya, dia tidak ingin membiarkan keluarganya menerima Ardika, bahkan le

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2150 Membandingkan

    "Jeslin, lihatlah Winona. Kali ini dia berpacaran dengan seorang pria yang baru pulang ke tanah air setelah lulus dari universitas ternama di luar negeri. Keluarganya langsung memberinya 100 miliar sebagai modal awal untuk membangun karier. Sekarang, perusahaannya bukan hanya berkembang dengan signifikan, dia bahkan langsung menghadiahkan sebuah perusahaan untuk Winona.""Menantuku itu bilang biarkan saja Winona yang menangani perusahaan itu. Biarpun bangkrut, juga nggak masalah!""Intinya, bertemu dengan menantu sebaik itu, sebagai orang tuanya, kami nggak perlu mengkhawatirkan masa depan Winona lagi!"Ekspresi arogan tampak jelas di wajah Alita.Mendengar ucapan Alita, Jeslin merasa agak kagum. "Oh, dua hari yang lalu Kak Winona sudah menceritakan tentang pacarnya memberinya perusahaan di sosial medianya. Kak Winona adalah seorang selebritis internet, pengikutnya sangat banyak."Walaupun Kalris juga sedang mengejarnya, tetapi biasanya pria itu juga hanya akan membelikan hadiah-hadiah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2151 Anggur Ginseng Tua

    Kario agak gemuk. Sambil terkekeh, dia menatap Sutandi dan berkata, "Sutandi, beberapa waktu yang lalu menantuku itu pergi ke Dongan untuk menginspeksi sebuah proyek investasi besar bernilai ratusan miliar. Dia membawakan sedikit ginseng tua dari Gunung Kamma untukku.""Ini adalah yang terbaik di antara yang terbaik, dengar-dengar nilainya mencapai miliaran.""Aku mengambil beberapa untuk merendam anggur. Ya, kebetulan hari ini aku sedang senggang, jadi aku bisa membawakannya untuk mentraktirmu minum beberapa gelas."Mendengar ucapan Kario, kelopak mata Leane kembali melompat-lompat.Awalnya dia ingin mengatakan ginseng tua tidak ada apa-apanya, hari ini Kalris baru menghadiahkan sarang burung berkualitas bagus senilai 400 juta per paket untuk mereka.Namun, begitu mendengar harga ginseng tua itu, dia langsung dilanda perasaan malu, tidak berani membuka mulut untuk mempermalukan diri sendiri lagi.Sutandi langsung mengerti, Kario juga datang untuk pamer di hadapannya.Dia menanggapi de

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2152 Menyia-Nyiakan Barang Berharga

    ”Su ... Sutandi ... kamu ... bisa-bisanya kamu menggunakan herba-herba berharga ini untuk merendam kakimu! Dasar sialan! Tindakanmu ini sama saja dengan menyia-nyiakan barang berharga!"Tiba-tiba saja, Kario melontarkan kata-kata makian terhadap Sutandi.Api amarah di matanya tampak seperti sudah hampir menyembur keluar, dia seakan-akan ingin mencabik-cabik lawan bicaranya hingga hancur berkeping-keping.Semua orang tercengang, Sutandi juga agak tercengang. "Herba ... herba-herba ini sangat mahal?"Leane juga tidak bodoh. Melihat reaksi Kario, dia sudah menyadari sesuatu hal. Saat ini, dia menatap pria itu dengan lekat.Napas Jeslin juga berubah menjadi cepat."Sangat mahal?"Kario tertawa dengan menyedihkan, lalu berteriak dengan marah, "Begini, herba-herba dalam ember rendamanmu ini saja paling nggak bernilai puluhan miliar!""Sutandi, dasar sialan! Kamu benar-benar sialan! Kamu merampok bank yang mana? Bahkan keluarga-keluarga itu saja nggak akan berani menghambur-hamburkan herba-he

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2153 Tidak Ada Lagi

    "Sutandi, coba kamu telepon bocah itu, tanyakan padanya apa dia masih ada herba-herba berkualitas bagus seperti itu?""Kalau masih ada, langsung suruh dia berikan padamu sebagai bentuk rasa hormat terhadapmu selaku gurunya!""Apa kamu nggak lihat reaksi Kario tadi? Kalau herba-herba itu digunakan sebagai hadiah, keluarga kita bisa mendapatkan banyak relasi dan sumber daya," kata Leane sambil menatap Sutandi dengan lekat.Sutandi memasang ekspresi muram dan berkata, "Omong kosong! Sebagai seorang guru, aku nggak bisa bersikap begitu nggak tahu malu!""Hei ... apa yang kamu lakukan?!"Sebelum Sutandi sempat bereaksi, Leane sudah merampas ponsel Sutandi.Kemudian, wanita itu langsung menghubungi Ardika."Pak Sutandi, ada urusan apa kamu mencariku malam-malam begini?"Tanpa menunggu lama, terdengar suara Ardika dari ujung telepon.Saat ini, Ardika masih berada di dalam mobil Levin. Kalau Leane yang meneleponnya, tentu saja dia tidak akan peduli.Namun, melihat itu adalah panggilan telepon

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2154 Gijran Mencari Masalah

    Seorang pelaku tindak kriminal yang membawa tongkat bisbol di bajunya, menunjuk Levin dengan mengancam."Simpan saja," kata Ardika dengan santai. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah pelaku tindak kriminal itu, lalu bertanya dengan penuh minat, "Kalian adalah orang-orangnya siapa?"Tanpa banyak berkomentar lagi, Levin segera menyimpan ponselnya.Para pelaku tindak kriminal di hadapan mereka saat ini, anak buahnya saja bahkan bisa menangani semua orang ini seorang diri, tentu saja sama sekali bukan ancaman bagi Ardika."Sebentar lagi kamu juga akan tahu sendiri."Orang tersebut melirik Ardika sekilas, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon. "Tuan Muda Gijran, kami sudah mengepung bocah itu di sebuah hotel bintang lima.""Bagus, kerja bagus.""Lanjutkan, aku akan segera datang!""Malam ini aku akan memberinya pelajaran, agar dia tahu diri.""Orang-orang tertentu, nggak bisa dia provokasi!""Wanita-wanita tertentu, juga nggak bisa dia sentuh!""Setelah malam ini berlalu, aku

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2155 Karena Nama Belakangmu Mahasura

    "Oh? Kalau begitu, itu artinya kamu kurang berwawasan.""Tapi, sekarang seharusnya kamu sudah menambah wawasanmu."Menghadapi sindiran Gijran, Ardika tetap bersandar di kepala mobil dan menanggapinya dengan santai."Kamu bilang aku kurang berwawasan?"Gijran tertawa mendengar ucapan Ardika. Namun, raut wajahnya berubah menjadi sangat dingin, sangat aneh.Bagi orang-orang yang sudah mengenal Gijran sudah tahu.Setiap kali dia menunjukkan ekspresi seperti itu, pasti akan ada orang yang tertimpa masalah.Tertimpa masalah besar!Walaupun Gijran bukan tuan muda keluarga kaya, juga bukan pangeran dari keluarga bangsawan, tetapi dengan mengandalkan pamannya, Jace, yang merupakan Wali Kota Ibu Kota Provinsi dengan kedudukan setara dengan wakil kodam, tentu saja dia selalu bertindak arogan.Paling tidak, di ibu kota provinsi, dia bisa bertindak sesuka hatinya."Eh, Ardika, kamu benar-benar terlalu menganggap serius dirimu, ya?"Dengan memasang ekspresi muram, Ardika mengisap rokoknya. Dia menat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2156 Aku Salah

    Gijran mengisap rokoknya. Melalui asap rokok yang menutupi pandangannya, dia menatap Ardika sambil tersenyum palsu.Adapun mengenai sorot mata dingin Ardika, dia sama sekali tidak peduli.Saat ini, wanita yang sebelumnya dipeluk oleh Gijran itu, melangkah maju, merangkul lengan Gijran dan berkata dengan nada bicara manja, "Eh, bocah, cepat lakukan instruksi Tuan Muda Gijran! Aku berani jamin, kalau Tuan Muda Gijran sampai turun tangan sendiri, nasibmu pasti akan sangat ... sangat mengenaskan!"Para pelaku tindak kriminal yang berada di sekeliling tempat itu juga menatap Ardika dengan lekat sambil tertawa terbahak-bahak. Suara tawa mereka menunjukkan dengan jelas mereka sangat meremehkan Ardika.Mereka sempat mengira bocah yang berani melawan Gijran ini adalah seorang tokoh hebat.Eh, ternyata hanya seorang bocah kampungan yang berasal dari sebuah kota kecil.Dengan identitas Gijran, dia bahkan bisa bertindak semena-mena di ibu kota provinsi. Ada banyak tuan muda keluarga kaya yang suda

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status