Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2154 Gijran Mencari Masalah

Share

Bab 2154 Gijran Mencari Masalah

Author: Sarjana
Seorang pelaku tindak kriminal yang membawa tongkat bisbol di bajunya, menunjuk Levin dengan mengancam.

"Simpan saja," kata Ardika dengan santai. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah pelaku tindak kriminal itu, lalu bertanya dengan penuh minat, "Kalian adalah orang-orangnya siapa?"

Tanpa banyak berkomentar lagi, Levin segera menyimpan ponselnya.

Para pelaku tindak kriminal di hadapan mereka saat ini, anak buahnya saja bahkan bisa menangani semua orang ini seorang diri, tentu saja sama sekali bukan ancaman bagi Ardika.

"Sebentar lagi kamu juga akan tahu sendiri."

Orang tersebut melirik Ardika sekilas, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon. "Tuan Muda Gijran, kami sudah mengepung bocah itu di sebuah hotel bintang lima."

"Bagus, kerja bagus."

"Lanjutkan, aku akan segera datang!"

"Malam ini aku akan memberinya pelajaran, agar dia tahu diri."

"Orang-orang tertentu, nggak bisa dia provokasi!"

"Wanita-wanita tertentu, juga nggak bisa dia sentuh!"

"Setelah malam ini berlalu, aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2155 Karena Nama Belakangmu Mahasura

    "Oh? Kalau begitu, itu artinya kamu kurang berwawasan.""Tapi, sekarang seharusnya kamu sudah menambah wawasanmu."Menghadapi sindiran Gijran, Ardika tetap bersandar di kepala mobil dan menanggapinya dengan santai."Kamu bilang aku kurang berwawasan?"Gijran tertawa mendengar ucapan Ardika. Namun, raut wajahnya berubah menjadi sangat dingin, sangat aneh.Bagi orang-orang yang sudah mengenal Gijran sudah tahu.Setiap kali dia menunjukkan ekspresi seperti itu, pasti akan ada orang yang tertimpa masalah.Tertimpa masalah besar!Walaupun Gijran bukan tuan muda keluarga kaya, juga bukan pangeran dari keluarga bangsawan, tetapi dengan mengandalkan pamannya, Jace, yang merupakan Wali Kota Ibu Kota Provinsi dengan kedudukan setara dengan wakil kodam, tentu saja dia selalu bertindak arogan.Paling tidak, di ibu kota provinsi, dia bisa bertindak sesuka hatinya."Eh, Ardika, kamu benar-benar terlalu menganggap serius dirimu, ya?"Dengan memasang ekspresi muram, Ardika mengisap rokoknya. Dia menat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2156 Aku Salah

    Gijran mengisap rokoknya. Melalui asap rokok yang menutupi pandangannya, dia menatap Ardika sambil tersenyum palsu.Adapun mengenai sorot mata dingin Ardika, dia sama sekali tidak peduli.Saat ini, wanita yang sebelumnya dipeluk oleh Gijran itu, melangkah maju, merangkul lengan Gijran dan berkata dengan nada bicara manja, "Eh, bocah, cepat lakukan instruksi Tuan Muda Gijran! Aku berani jamin, kalau Tuan Muda Gijran sampai turun tangan sendiri, nasibmu pasti akan sangat ... sangat mengenaskan!"Para pelaku tindak kriminal yang berada di sekeliling tempat itu juga menatap Ardika dengan lekat sambil tertawa terbahak-bahak. Suara tawa mereka menunjukkan dengan jelas mereka sangat meremehkan Ardika.Mereka sempat mengira bocah yang berani melawan Gijran ini adalah seorang tokoh hebat.Eh, ternyata hanya seorang bocah kampungan yang berasal dari sebuah kota kecil.Dengan identitas Gijran, dia bahkan bisa bertindak semena-mena di ibu kota provinsi. Ada banyak tuan muda keluarga kaya yang suda

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2157 Silakan Panggil Orang Sesuka Hatimu

    Semua orang tercengang menyaksikan pemandangan itu!Tidak ada yang menyangka dalam situasi seperti ini, Ardika berani menyerang dengan begitu liar.Selain itu, dia bahkan menyiksa Gijran tanpa berbelas kasihan, menggunakan cara seperti ini untuk menyiksa Gijran.Baik wanita itu maupun para pengikut dan para pelaku tindak kriminal di tempat itu, mereka merasa seperti menyaksikan sesuatu hal yang baru.Ini adalah pertama kalinya, ada orang yang berani melawan Gijran dengan kekerasan di wilayah ibu kota provinsi, bahkan menyiksa Gijran dengan cara seperti ini.Bagaimanapun juga, dia adalah keponakan Wali Kota Ibu Kota Provinsi.Bahkan para ketua preman di berbagai wilayah pun, setelah mengetahui identitas Gijran, mereka akan memperlakukannya dengan sopan dan ramah.Kalau berani menyinggung Gijran, walaupun kamu adalah seorang ketua dunia preman, juga akan lenyap kapan saja.Bagaimanapun juga, sejak zaman dahulu, rakyat biasa tidak pernah melawan para pejabat.Terlepas dari seberapa hebat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2158 Memberimu Setengah Jam

    "Kalau orang yang kamu panggil kemari benar-benar bisa membuatku takut, aku akan mematahkan kedua lengan dan kedua kakiku untukmu."Selesai berbicara, Ardika melayangkan satu tamparan lagi, hingga tubuh Gijran terpental keluar, lalu tergeletak di lantai dan dalam kondisi berkedut."Apa lagi yang kalian tunggu? Apa gunanya Tuan Muda Gijran memelihara kalian? Cepat serang!"Saking ketakutannya, wanita cantik itu langsung berteriak dengan suara melengking.Akhirnya, para tindak pelaku kriminal yang berjumlah sekitar dua puluh orang itu tersadar kembali. Mereka segera mengeluarkan senjata sendiri, lalu menerjang ke arah Ardika."Kak Ardika, biar aku saja!"Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Levin sudah menyambut orang-orang itu dengan ekspresi senang dan penuh semangat. Dia bahkan menghadapi lawannya dengan tangan kosong.Dengan iringan serangkaian suara tamparan, satu per satu dari dua puluh orang itu terjatuh ke lantai dan mengeluarkan teriakan menyedihkan.Setelah mulai bekerja un

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2159 Merangkak Keluar dari Tempat Parkir

    Ardika mengirimkan foto ikan yang dimakannya sebelumnya kepada Luna. Kemudian, dia juga mengetikkan pesan balasan kepada Luna. Dia meyakinkan istrinya dia baik-baik saja di ibu kota provinsi, meminta istrinya untuk tidak mengkhawatirkannya.Tentu saja Luna tidak tahu, baru hari pertama tiba di ibu kota provinsi saja, Ardika sudah mengalami serangkaian kejadian.Ardika menyunggingkan seulas senyum bahagia.Orang-orang mengatakan dia sudah diusir oleh istrinya, tetapi mereka tidak tahu istrinya bahkan ingin menyusul ke ibu kota provinsi untuk menemaninya.Akan tetapi, melihat senyumannya itu membuat amarah Gijran mencapai titik puncaknya.Sekitar belasan menit kemudian, satu per satu mobil mewah melaju kemari.Model mobil-mobil ini cukup unik dengan penampilan luar yang menawan. Hanya dengan melihat luarnya, sudah bisa diketahui karakter masing-masing pemilik mobil.Ya, kenyataannya memang demikian.Kalangan pertemanan Gijran di ibu kota provinsi sangat luas, dia memanggil semua tuan mud

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2160 Tuan Muda Halim yang Mana

    Kelihatannya persyaratan Ardika tidak sekejam persyaratan Ardika.Akan tetapi, lebih nyata.Hal ini membuat semua orang di tempat itu mengerti, Ardika berbicara serius, tidak sedang bercanda.Banyak orang yang membelalak kaget, menatapnya dengan tatapan terkejut.Bagaimana orang kampungan ini bisa begitu berani? Di hadapan mereka yang berjumlah begitu banyak, bocah itu masih berani melawan Gijran?Sangat jelas Gijran juga tidak menyangka, Ardika masih berani melawannya seperti ini.Dia langsung melompat turun dari mobilnya dan berkata dengan marah, "Eh, Ardika, kalau kamu terus memprovokasiku seperti ini, nanti kamu akan berakhir dengan lebih mengenaskan lagi!""Saat aku turun tangan sendiri nanti, persyaratan akan makin bertambah!"Ardika melirik sekeliling, lalu tertawa pelan dan berkata, "Gijran, kalau kamu hanya memanggil para pecundang ini kemari, sebaiknya kamu segera berlutut, lalu merangkak menuju ke arah akses keluar tempat parkir bawah tanah ini.""Bagaimanapun juga, jaraknya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2161 Orang Luar Kota

    Ada orang luar kota yang baru datang ke ibu kota provinsi berani memprovokasi Gijran?Tanpa banyak bicara lagi, Cahdani memutuskan untuk datang sendiri. Lagi-lagi orang dari luar kota.Dia tidak bisa menginjak-injak Ardika, bukan berarti dia tidak bisa menginjak-injak orang lain!Karena memilih untuk menjadi orang luar kota yang berlagak hebat di dalam wilayah ibu kota provinsi, maka malam ini bocah itu sudah ditakdirkan untuk sial!Jadi, Cahdani bergegas memanggil anak buahnya, lalu datang secepat mungkin."Tuan Muda Cahdani, kamu sudah datang!""Tuan Muda Cahdani, apa kamu terluka? Kamu harus memperhatikan kondisi tubuh sendiri ....""Ya, benar. Tuan Muda Cahdani adalah sosok tokoh yang mewakili kami, para generasi muda ibu kota provinsi ...."Melihat Cahdani melangkah maju, para nona dan tuan muda itu segera melangkah mundur, membuka jalan untuk Cahdani. Selain itu, dengan senyum lebar menghiasi wajah mereka, mereka menyapa Cahdani, bahkan terkesan menyanjung dan menjilat pria itu.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2162 Anjing Sepertimu

    Begitu mendengar ucapan Gijran, Cahdani mencibir, sorot matanya berubah menjadi sangat dingin.Secara naluriah, dia teringat Ardika, pria itu juga begitu arogan.Hanya saja, Ardika begitu arogan memang karena punya modal untuk itu.Dengan identitas sebagai ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, serta orang yang diundang secara pribadi oleh Vanya, sang Ratu Ular, untuk membersihkan Organisasi Snakei cabang Gotawa, biarpun dia luar biasa arogan, juga wajar saja.Namun, atas dasar apa orang asing yang satu ini berani bersikap begitu arogan?"Malam ini aku mau lihat apakah orang asing ini adalah naga asli, atau hanya serangga yang suka membual!" kata Cahdani dengan dingin.Saat ini, melihat sosok Cahdani yang penuh percaya diri dan luar biasa arogan itu, para nona di sekeliling tempat itu merasakan getaran yang kuat dalam hati mereka.Cahdani adalah putra sulung Sirilus, ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Pria ini memiliki kekuasaan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2176 Apa Masih Ada Herba

    "Ardika, kamu nggak sedang sibuk, 'kan?""Kalau besok kamu bisa bangun pagi, datanglah ke rumah untuk sarapan!"Secara naluriah, Ardika menolak dengan halus. "Pak Sutandi, bukankah kurang pantas kalau aku mengganggu kalian pagi-pagi buta begitu?""Astaga, anak ini, jangan bicara begitu. Begitu sampai di ibu kota provinsi, kamu langsung datang menemuiku, bahkan memberi kami herba-herba senilai puluhan miliar. Alhasil malah kami sia-siakan begitu saja. Aku benar-benar merasa bersalah.""Istriku juga bilang dia akan menjamu kamu dengan baik, sekalian meminta maaf padamu.""Sudah, sudah, jangan banyak omong kosong lagi, ya. Besok pagi datang ke rumah kami. Kami masih tinggal di tempat tinggal yang lama."Ardika meletakkan ponselnya, menggelengkan kepalanya dengan sedikit tidak berdaya.Walaupun herba-herba senilai 20 miliar itu telah disia-siakan seperti itu, tetapi sepertinya "layak" juga....Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Ardika sudah bangun.Kali ini, dia tidak membawa Levin bersam

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2166 Merangkak Keluar

    Harus diakui, Gijran adalah tipe orang yang lumayan keras kepala.Biarpun sudah dihajar oleh Cahdani hingga seperti ini, dia tetap tidak bersedia untuk tunduk.Dalam lubuk hatinya, dia memang sudah memandang rendah Ardika. Dia merasa Ardika sudah tidak bisa bertahan hidup di Kota Banyuli. Itulah sebabnya, pria itu hanya bisa datang ke ibu kota provinsi untuk mencari peluang, penipu yang mencoba untuk menjilat pamannya.Memintanya untuk berlutut di hadapan rakyat jelata seperti Ardika, tentu saja membuatnya merasa lebih menderita daripada mati."Gijran, kamu mau cari mati, aku nggak akan menghentikanmu!"Amarah Cahdani langsung meledak-ledak.Walaupun Ardika membiarkannya tetap hidup, pria itu memintanya untuk menjadi anjingnya.Namun, menjadi seekor anjing juga harus menunjukkan nilai sebagai anjing.Kalau dia bahkan tidak bisa menundukkan orang seperti Gijran, apa gunanya Ardika mempertahankan seekor anjing sepertinya?Detik berikutnya, di bawah tatapan terkejut semua orang, Cahdani m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2165 Apa Haknya

    Semua orang tahu jelas betapa arogannya Cahdani di dalam wilayah ibu kota provinsi.Jangankan orang luar kota, atau tuan muda, dia bahkan belum tentu mempertimbangkan orang-orang penting dalam instansi pemerintahan.Bagaimanapun juga, ada Organisasi Snakei, sebuah organisasi spesial dengan kedudukan luar biasa tinggi itu sebagai pendukungnya. Jadi, tidak ada yang bisa melakukan apa pun terhadap dirinya.Namun, sekarang, hanya dengan satu kalimat saja, Ardika sudah bisa membuatnya langsung berlutut di lantai, lalu menggonggong seperti anjing dengan patuh.Ini benar-benar di luar nalar.Tentu saja Gijran sama sekali tidak menyangka Cahdani akan memintanya untuk melakukan hal seperti itu. Saking emosinya, wajahnya langsung memerah. Dia langsung menyangkal dengan refleks, "Tuan Muda Cahdani, bocah ini adalah menantu benalu yang sudah diusir. Dia terpaksa datang ke ibu kota provinsi demi melanjutkan hidup. Apa haknya memintaku untuk berlutut padanya ....""Bam!"Sebelum Gijran bisa menyeles

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2164 Menjadi Anjing Harus Memiliki Kesadaran Layaknya Anjing

    Kedua tangan Cahdani yang dalam kondisi diperban itu, ditempatkannya di depan dada dengan lucu.Dia terus menggonggong sambil menjulurkan lidahnya."Duar ...."Begitu menyaksikan pemandangan itu, semua orang di tempat tersebut langsung gempar.Hanya karena satu kalimat dari Ardika, Tuan Muda Pertama Keluarga Halim, sekaligus tokoh hebat Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan ini, langsung berlutut di hadapan Ardika.Tidak hanya berlutut, Cahdani bahkan benar-benar menggonggong sambil menjulurkan lidahnya!Sebenarnya apa yang terjadi?Untuk sesaat, otak mereka semua seperti tidak bisa berputar. Mereka sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.Ardika berkata dengan dingin, "Berlututlah yang tegak.""Guk ... guk ...."Melihat Ardika sedang menggulung lengan baju, Cahdani segera maju dua langkah tetap dalam posisi berlutut, lalu berlutut dengan tegak dan mendekatkan wajahnya ke hadapan Ardika."Plak!"Ardika langsung mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan. Saat itu juga,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2163 Menggonggong Seperti Anjing

    "Ardika, bukannya kamu sangat hebat?""Ayolah, sekarang Tuan Muda Cahdani sudah berdiri tepat di hadapanmu, apa kamu berani mengatainya anjing sekali lagi?"Gijran memasang ekspresi mempermainkan.Saat ini, dia sedang berdiri membelakangi Cahdani, jadi dia tidak melihat saat ini raut wajah Cahdani sudah berubah menjadi seburuk apa.Ardika melirik Cahdani sekilas, lalu tersenyum tipis dan berkata, "Cahdani, coba kamu menggonggong dulu, aku mau dengar."Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Ardika, suasana di tempat itu kembali berubah menjadi hening.Orang yang satu ini benar-benar masih ingin melanjutkan aksi cari mati?"Pfffttt ...."Gijran tertawa dengan mengeluarkan suara. Dalam hatinya, dia berkata, 'Ardika ini benar-benar bodoh! Aku mendorongnya untuk terus memprovokasi Cahdani, dia nggak hanya memprovokasi, bahkan makin menjadi-jadi. Benar-benar cari mati!'"Tuan Muda Cahdani, kamu sudah mendengarnya, 'kan?""Si Ardika ini nggak hanya mengataimu anjing, dia bahkan memintamu untu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2162 Anjing Sepertimu

    Begitu mendengar ucapan Gijran, Cahdani mencibir, sorot matanya berubah menjadi sangat dingin.Secara naluriah, dia teringat Ardika, pria itu juga begitu arogan.Hanya saja, Ardika begitu arogan memang karena punya modal untuk itu.Dengan identitas sebagai ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, serta orang yang diundang secara pribadi oleh Vanya, sang Ratu Ular, untuk membersihkan Organisasi Snakei cabang Gotawa, biarpun dia luar biasa arogan, juga wajar saja.Namun, atas dasar apa orang asing yang satu ini berani bersikap begitu arogan?"Malam ini aku mau lihat apakah orang asing ini adalah naga asli, atau hanya serangga yang suka membual!" kata Cahdani dengan dingin.Saat ini, melihat sosok Cahdani yang penuh percaya diri dan luar biasa arogan itu, para nona di sekeliling tempat itu merasakan getaran yang kuat dalam hati mereka.Cahdani adalah putra sulung Sirilus, ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Pria ini memiliki kekuasaan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2161 Orang Luar Kota

    Ada orang luar kota yang baru datang ke ibu kota provinsi berani memprovokasi Gijran?Tanpa banyak bicara lagi, Cahdani memutuskan untuk datang sendiri. Lagi-lagi orang dari luar kota.Dia tidak bisa menginjak-injak Ardika, bukan berarti dia tidak bisa menginjak-injak orang lain!Karena memilih untuk menjadi orang luar kota yang berlagak hebat di dalam wilayah ibu kota provinsi, maka malam ini bocah itu sudah ditakdirkan untuk sial!Jadi, Cahdani bergegas memanggil anak buahnya, lalu datang secepat mungkin."Tuan Muda Cahdani, kamu sudah datang!""Tuan Muda Cahdani, apa kamu terluka? Kamu harus memperhatikan kondisi tubuh sendiri ....""Ya, benar. Tuan Muda Cahdani adalah sosok tokoh yang mewakili kami, para generasi muda ibu kota provinsi ...."Melihat Cahdani melangkah maju, para nona dan tuan muda itu segera melangkah mundur, membuka jalan untuk Cahdani. Selain itu, dengan senyum lebar menghiasi wajah mereka, mereka menyapa Cahdani, bahkan terkesan menyanjung dan menjilat pria itu.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2160 Tuan Muda Halim yang Mana

    Kelihatannya persyaratan Ardika tidak sekejam persyaratan Ardika.Akan tetapi, lebih nyata.Hal ini membuat semua orang di tempat itu mengerti, Ardika berbicara serius, tidak sedang bercanda.Banyak orang yang membelalak kaget, menatapnya dengan tatapan terkejut.Bagaimana orang kampungan ini bisa begitu berani? Di hadapan mereka yang berjumlah begitu banyak, bocah itu masih berani melawan Gijran?Sangat jelas Gijran juga tidak menyangka, Ardika masih berani melawannya seperti ini.Dia langsung melompat turun dari mobilnya dan berkata dengan marah, "Eh, Ardika, kalau kamu terus memprovokasiku seperti ini, nanti kamu akan berakhir dengan lebih mengenaskan lagi!""Saat aku turun tangan sendiri nanti, persyaratan akan makin bertambah!"Ardika melirik sekeliling, lalu tertawa pelan dan berkata, "Gijran, kalau kamu hanya memanggil para pecundang ini kemari, sebaiknya kamu segera berlutut, lalu merangkak menuju ke arah akses keluar tempat parkir bawah tanah ini.""Bagaimanapun juga, jaraknya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2159 Merangkak Keluar dari Tempat Parkir

    Ardika mengirimkan foto ikan yang dimakannya sebelumnya kepada Luna. Kemudian, dia juga mengetikkan pesan balasan kepada Luna. Dia meyakinkan istrinya dia baik-baik saja di ibu kota provinsi, meminta istrinya untuk tidak mengkhawatirkannya.Tentu saja Luna tidak tahu, baru hari pertama tiba di ibu kota provinsi saja, Ardika sudah mengalami serangkaian kejadian.Ardika menyunggingkan seulas senyum bahagia.Orang-orang mengatakan dia sudah diusir oleh istrinya, tetapi mereka tidak tahu istrinya bahkan ingin menyusul ke ibu kota provinsi untuk menemaninya.Akan tetapi, melihat senyumannya itu membuat amarah Gijran mencapai titik puncaknya.Sekitar belasan menit kemudian, satu per satu mobil mewah melaju kemari.Model mobil-mobil ini cukup unik dengan penampilan luar yang menawan. Hanya dengan melihat luarnya, sudah bisa diketahui karakter masing-masing pemilik mobil.Ya, kenyataannya memang demikian.Kalangan pertemanan Gijran di ibu kota provinsi sangat luas, dia memanggil semua tuan mud

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status