Luna mendengus, lalu memutar matanya lagi.Sejak kapan bocah yang satu ini menjadi begitu pandai gombal?'"Menantuku, sebenarnya ada hal apa lagi yang kamu sembunyikan dari kami?"Desi juga berbicara dengan nada bicara setengah mengeluh setengah senang.Awalnya, dua hari yang lalu, Luna tiba-tiba menjadi pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba Kota Banyuli, dia sudah sedikit memandang rendah Ardika. Dia merasa Ardika tidak pantas untuk putrinya.Namun, sekarang, seiring dengan satu lagi identitas Ardika yang terungkap, pemikiran-pemikirannya itu pun lenyap seketika.Presdir Grup Susanto Raya, ini bukanlah identitas sembarang.Menantunya ini selalu saja bisa memberi mereka kejutan yang luar biasa."Ibu, sebenarnya aku ...."Ardika membuka mulutnya, ingin mengungkap identitasnya yang paling penting itu.Namun, saat ini, Desi malah melambaikan tangannya dan berkata, "Lupakan saja, aku juga nggak menyalahkanmu. Selama kamu bisa menjalani kehidupan rumah tangga dengan baik bersam
Luna sekeluarga sangat kebingungan.Mereka tidak mengerti mengapa tetua dari keluarga Tina ingin datang berkunjung.Bagaimanapun juga, tidak ada hubungan antara kedua belah pihak.Ardika juga terkejut sejenak, lalu melirik Desi sekilas dan berkata sambil tersenyum, "Mungkin mereka datang untuk berterima kasih pada kita karena kita sudah menjaga Tina selama ini. Bagaimanapun juga, Tina hanya seorang diri di Kota Banyuli, nggak punya kerabat."Violet dan Jorgo tidak hanya mengantarkan poligonum multiflorum, tetapi juga berinisiatif untuk datang berkunjung.Hmm, sepertinya bibi Tina yang sangat arogan ini, akhirnya sadar juga.'...Keesokan harinya.Kediaman lama Keluarga Basagita didekorasi dengan warna merah, berhiaskan bunga-bunga yang indah.Satu per satu mobil mewah berhenti di jalanan di luar kediaman lama tersebut.Mobil bernilai di bawah miliaran, malu untuk melaju memasuki area dalam kediaman tersebut.Semua tokoh hebat Kota Banyuli telah hadir.Tidak hanya Kota Banyuli, beberapa
Terutama orang-orang lokal Kota Banyuli ini. Saat ini, sudah mulai tebersit pemikiran dalam benak mereka. Mereka tengah memikirkan bagaimana caranya untuk menyenangkan hati Mikues. Dengan begitu, begitu Mikues naik jabatan, mereka bisa langsung mengandalkan pria tersebut.Bagaimana nasib mereka beberapa tahun ke depan, bisakah mereka memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, semuanya tergantung pada kesempatan ini."Hormat kepada Pak Mikues!""Selamat datang Pak Mikues untuk menjabat sebagai Wali Kota Banyuli! Kota Banyuli pasti akan berkembang makin baik!""Dengan Pak Mikues memimpin Kota Banyuli, kami lebih tenang!"Satu per satu dari para tamu undangan itu mulai menyapa Mikues.Walaupun Mikues masih belum resmi menjabat, tetapi mereka sudah terlebih dulu menganggap Mikues sebagai wali kota.Biarpun Ardika selaku wali kota terdahulu masih berada di sana, tetapi mereka sudah mulai menjilat dan menyanjung Mikues.Begitu seseorang tidak menjabat lagi, maka pengaruhnya akan pudar. Inilah
"Mulai hari ini, Luna, Jacky, Desi ... serta anggota cabang Kota Banyuli berjumlah 123 orang, telah kembali pada Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, menjadi bagian dari Keluarga Bangsawan Basagita!""Kelak, semua anggota Keluarga Bangsawan Basagita harus saling menghormati dan membantu ....""Dilarang menyakiti sesama ...."Selesai mencatat, pria tua itu berdiri. Usai menyebut nama Luna dan yang lainnya, dia menyampaikan beberapa aturan Keluarga Bangsawan Basagita, serta larangan-larangannya dan yang lainnya.Setelah prosesi ini selesai, boleh dibilang upacara pengakuan leluhur ini sudah sepenuhnya selesai.Saat ini, bahkan Jacky dan Desi juga menyunggingkan seulas senyum, wajah mereka tampak berseri-seri.Mereka sudah menjadi bagian dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba. Kelak tidak ada yang berani menindas keluarga mereka sesuka hati lagi."Paman Mikues dan para tetua, serta yang lainnya dipersilakan duduk ...."Luna juga menghela napas lega. Dia melangkah maju untuk mempersilakan
Ardika malah mengerutkan keningnya, tetap berdiri mematung di tempat.Dia tidak senaif Luna serta ayah dan ibu mertuanya.Jangankan sejak awal dia memang sudah enggan ditambahkan dalam buku daftar nama emas Keluarga Bangsawan Basagita, saat ini begitu Mikues tiba-tiba menyebutkan hal itu, dia sudah bisa mencium bau-bau konspirasi.Awalnya dia juga mengira Mikues "menawarkan kebaikan" padanya seperti ini, mungkin ingin meminta bantuannya dalam masalah menjabat sebagai wali kota.Namun, setelah merasakan sorot mata tajam dan dingin yang ditujukan oleh Rehan padanya, Ardika sudah mengerti hal ini tidak sesederhana itu.Benar saja, detik berikutnya, Mikues kembali buka suara. "Tapi, Keluarga Bangsawan Basagita Suraba ada sebuah aturan. Menantu matrilokal memasuki Keluarga Bangsawan Basagita perlu berganti nama belakang. Contohnya Ardika. Begitu namamu dicantumkan dalam buku daftar nama emas Keluarga Bangsawan Basagita, namamu harus diubah menjadi Ardika Basagita.""Tapi, begitu namamu dica
"Dengan begitu, kelak di Kota Banyuli, nggak, di seluruh Provinsi Denpapan, bahkan di seluruh Negara Nusantara, kamu boleh bilang pada orang lain kamu adalah putra angkatku.""Aku akan melindungimu!"Menghadapi orang yang memang sengaja mencari masalah, Ardika tidak pernah sungkan dalam melakukan serangan balik.Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di seluruh kediaman lama Keluarga Basagita langsung berubah menjadi sangat hening.Para tamu undangan yang menghadiri acara ini, membelalak kaget. Mereka bahkan hampir berhenti bernapas.Bahkan orang-orang lokal Kota Banyuli juga menatap Ardika dengan tatapan tidak percaya.Banyak di antara mereka yang sudah menduga Ardika akan menolak untuk berganti nama belakang.Bagaimanapun juga, menantu benalu Keluarga Basagita ini sudah terkenal keras di Kota Banyuli, tidak bisa dihadapi dengan cara keras.Selama ini, terlepas dari seberapa banyak tokoh hebat yang telah diprovokasinya, mulai dari tiga keluarga besar hingga Keluarga Misra, lalu bera
Hanya saja, semua ini berkembang di luar dugaan Mikues.Dia sudah menduga Ardika akan menolak. Hanya saja, dia tidak menyangka cara penolakan Ardika akan membuatnya malu seperti ini.Saat ini, Mikues benar-benar sangat kesal.Seperti dua orang yang sedang bertengkar, yang satunya melontarkan kata-kata sindiran tanpa mengucapkan kata-kata kasar, mengira akan membuat lawannya kesal setengah mati.Alhasil, lawannya sama sekali tidak mengikuti cara mainnya. Terlepas dari sindiran apa yang ditujukan pada lawannya, lawannya langsung menyerang balik dengan kata "sialan".Saat ini, Mikues merasa dirinya adalah "orang cerdas" yang melontarkan kata-kata sindiran itu, sedangkan Ardika adalah orang yang langsung melontarkan kata-kata kasar.Itulah sebabnya, dia sampai ingin muntah darah saking kesalnya."Eh, Ardika, dasar lancang!"Saat ini, Rehan juga kesal setengah mati.Kalau ayahnya menjadi putra angkat Ardika, bagaimana dengannya?Dia menjadi cucu angkat, begitu?Jadi, dia langsung maju, lalu
Rehan juga sudah mengerti ayahnya bermaksud untuk membalaskan dendamnya. Dalam sekejap, sekujur tubuhnya sampai gemetaran saking senangnya."Hehe ... hukuman keluarga?"Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara tawa dingin seseorang.Ardika tiba-tiba tertawa.Detik berikutnya, dia tiba-tiba muncul di hadapan Rehan, mengulurkan satu lengannya dan meraih leher Rehan. Seperti anak ayam yang tak berdaya, bocah itu dicekiknya."Ardika, apa yang ingin kamu lakukan? Lepaskan putraku!"Mikues terkejut bukan main, ekspresi marah tampak jelas di wajahnya."Krak ...."Tanpa menunjukkan gejolak emosi apa pun, telapak tangan Ardika dari leher Rehan menuju ke satu lengan Rehan yang masih utuh itu. Hanya dengan mengerahkan sedikit tenaganya, lengan targetnya sudah patah."Ahh ...."Saking kesakitannya, Rehan mengeluarkan suara teriakan histeris, sekujur tubuhnya tampak berkedut.Kedua lengannya sudah patah!Setelah mematahkan lengan Rehan, Ardika langsung melempar Rehan ke lantai seperti anjing
"Syuu!"Pedang panjang tersebut melesat membentuk kilatan cahaya berwarna perak di udara.Saat itu, niat membunuh yang tajam terpancar ke segala arah, membuat orang-orang merasakan seperti kembali ke medan perang zaman dahulu. Saking ketakutannya, ekspresi mereka mulai memucat. Mereka bahkan melangkah mundur beberapa langkah.Tepat pada saat pedang panjang tersebut mengarah ke Ardika, pedang pendek lainnya yang juga terselip di pinggang Kakoi, juga diam-diam telah keluar dari sarung. Sambil menggenggam pedang tersebut dengan erat, dia mengarahkan pedang ke arah dada dan perut Ardika melalui sudut yang aneh."Jurus Mematahkan Dada Yamano adalah jurus paling kuat dan mematikan Sekolah Bela Diri Yamano! Tuan Kakoi menggunakan jurus ini dengan sempurna!""Tuan Kakoi, bunuh orang Negara Nusantara itu!"Menyaksikan pemandangan itu, beberapa orang murid Kakoi itu berteriak dengan penuh semangat.Walaupun mereka tidak tahu mengapa sebelumnya Kakoi berlutut di hadapan Ardika, tetapi mereka tahu
"Kakoi, 'kan? Kamu masih belum menjawab pertanyaanku."Ardika melangkah maju satu langkah, menatap lawan bicaranya sambil tersenyum tipis.Di tengah tatapan tercengang semua orang, Kakoi bersujud. Sekujur tubuhnya tampak gemetaran. "Tuan salah paham, aku nggak ....""Salah paham?"Ardika menyelanya dengan dingin, "Kalau begitu, ninja Negara Jepara yang menargetkanku sebelumnya adalah murid kalian, 'kan?""Sekarang kamu mendatangi Negara Nusantara secara terang-terangan dengan membawa murid-muridmu.""Kalau bukan datang untuk membunuhku, mungkinkah kalian datang untuk berlibur? Atau semacam mengakui keluarga di sini, begitu?""Ah ... benar, benar, benar!"Kakoi bersujud lagi, lalu berkata tanpa memilah-milah kata-kata lagi, "Tuan, aku memang datang untuk mengakui keluarga. Aku mengakui Tuan sebagai Ayah.""Ayah yang terhormat, harap terima penghormatan dari putramu ini!"Melihat Kakoi yang kini bersikap sangat merendah seperti seekor anjing penjilat, memanggil Ardika dengan panggilan Ay
"Ngung!!!"Begitu melihat paras Ardika dengan jelas, Kakoi langsung terguncang, pikirannya berubah menjadi kosong.Dewa Perang?Ternyata dia adalah Dewa Perang?!Dewa Perang yang menyebabkan pertumpahan darah di medan perang dan memukul mundur Aliansi Panca?Hingga sekarang, pertempuran di medan perang kala itu, masih menjadi sesuatu yang menghantui Kakoi.Kalau Kakoi ditanya siapa orang yang paling ditakutinya di Negara Nusantara.Tidak perlu diragukan lagi, jawabannya adalah Dewa Perang!"De ... De ... De ...."Lidah Kakoi seperti terkilir. Saking ketakutannya, dia sampai tidak bisa berbicara dengan jelas."Apa? Apa?"Ekspresi Ardika tampak tenang. Sambil tersenyum tipis, dia berkata, "Wirhan bilang kamu datang ke Negara Nusantara khusus untuk membunuhku?""Aku ...."Hanya satu kalimat saja, sudah membuat ekspresi Kakoi berubah menjadi pucat pasi. Bulir-bulir keringat dingin bercucuran dan membasahi punggungnya.Astaga!Dasar Jiglo sialan! Ternyata pria itu memintanya untuk membunuh
Ekspresi Wirhan berubah lagi dan lagi. Dia tidak bisa tidak menganggap serius Ardika, tetapi dia tidak bisa mengabaikan keberadaan sosok Yang Mulia yang satu ini."Ratu Ular, bukan aku yang memanggil Tuan Kakoi datang. Biarpun nggak ada aku, dia tetap akan datang untuk membunuh Ardika. Aku hanya memberitahunya lokasi Ardika.""Intinya, hari ini aku hanya ingin menginjak mati Ardika. Setelah hari ini, aku siap untuk menerima hukuman dari Ratu Ular!"Sambil menahan rasa sakit, Wirhan membungkukkan badannya. Dia bersikap sangat merendah.Walaupun demikian, dia tetap enggan mengalah, dia ingin melawan Ardika hingga tetes darah penghabisan.Sorot mata Vanya berubah menjadi dingin. Dia mendengus, lalu tidak berbicara lagi.Karena Wirhan yang cari mati sendiri, dia juga sudah malas untuk mengurus pria itu lagi."Setelah menunggu sekian lama, kenapa si rakun itu nggak datang juga?" tanya Ardika dengan malas. Dia sudah sedikit tidak sabar."Bajingan!""Berani-beraninya kamu menghina Guru! Kamu
"Apa yang kamu takutkan?"Tepat pada saat ini, Vanya tiba-tiba meliriknya sekilas.Hanko langsung merasa gugup setengah mati, seperti ada sebilah pisau yang ditempelkan di lehernya."Brak!"Hanko langsung berlutut dan bersujud di lantai, tidak berani bersuara.Dia tahu siapa orang yang dihubungi oleh Wirhan.Orang itu tidak lain adalah Kakoi, yang menyelinap masuk ke Negara Nusantara beberapa waktu yang lalu.Sebelumnya, Ardika telah membunuh Ruth, Sirilus, yang merupakan ketua cabang Organisasi Snakei Provinsi Denpapan dan putranya. Suami Ruth adalah Jiglo, wakil ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa.Demi membalaskan dendam istri dan keluarga istrinya, Jiglo diam-diam mengundang Kakoi, ninja yang luar biasa hebat dari Sekolah Bela Diri Yamano Negara Jepara ke Negara Nusantara.Sementara itu, Kakoi mendatangi Kota Banyuli dengan alasan dimintai bantuan oleh Bank Sakura untuk membalaskan dendam Shimizu.Karena itulah, selain beberapa orang saja, tidak ada yang tahu Jiglo yang mengundan
"Bagaimana kalau kita bernegosiasi sejenak, kamu minta orang yang ingin membunuhku itu untuk datang sekarang?"Ardika mendongak menatap Wirhan, mengucapkan kata-kata itu sambil tersenyum tipis.Wirhan mencibir dan berkata, "Kenapa? Apa kamu sudah takut? Ingin memohon pengampunan di hadapan orang itu?"Ardika menggelengkan kepalanya, lalu mengucapkan satu kata dengan santai. "Bodoh!""Kamu mengataiku apa?!"Wirhan langsung marah besar.Ardika malas untuk beromong kosong dengan pecundang itu. Dia langsung melangkah maju, lalu melayangkan satu tamparan hingga Wirhan terjatuh ke lantai."Krak ...."Detik berikutnya, Ardika langsung menginjak kaki Wirhan, hingga membuat tulang kaki pria itu patah."Ahh ...."Wirhan mengeluarkan suara teriakan menyedihkan. Saking kesakitannya, dia sampai berguling-guling di lantai.Mikues dan yang lainnya membelalak kaget, menatap Ardika dengan tercengang.Mereka tidak menyangka Ardika sebrutal itu. Dia langsung menginjak kaki Wirhan hingga patah begitu saja
"Ardika, aku dan Tuan Muda Wirhan sudah minta maaf padamu, jangan keterlaluan!"Mikues juga melontarkan kata-kata itu dengan ekspresi masam."Oh? Setelah kalian meminta maaf, sudah seharusnya aku langsung terima saja, begitu?"Ardika tertawa dingin dan berkata, "Kalau begitu, sekarang aku beri tahu kalian, aku nggak menerima permintaan maaf kalian.""Berlututlah dan meminta maaf terlebih dulu, baru dibicarakan bagaimana penyelesaian masalah hari ini.""Kalau nggak, masalah ini nggak akan berakhir begitu saja. Hari ini kalian juga jangan harap bisa meninggalkan Grup Susanto Raya!"Mendengar ucapan ini, ekspresi Wirhan dan Mikues berubah menjadi masam.Meminta mereka untuk berlutut meminta maaf terlebih dulu, baru penyelesaian masalah ini akan dibicarakan. Sangat jelas kalau si Ardika itu ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memeras mereka.Bagaimana bisa ada orang licik yang begitu tidak tahu malu?Bahkan orang-orang yang hanya datang untuk menyaksikan pertunjukan, juga tidak bisa be
Sekujur tubuh Mikues gemetaran sejenak. Kemudian, dia berjalan menghampiri Vanya dengan hati-hati.Mikues menangkupkan tangannya pada Vanya, lalu berkata dengan gigi terkatup, "Ratu Ular, Ardika sudah berhenti menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tapi dia masih ingin menjadi penguasa Kota Banyuli. Dia juga yang memprovokasi Keluarga Bangsawan Basagita Suraba terlebih dulu, jadi wajar saja kalau aku menekan perusahaannya, bukan?"Dia tahu kalau sudah jatuh ke tangan Vanya, pasti sudah tidak bisa memperoleh keuntungan lagi. Namun, dia tidak ingin ditampar dengan ganas tepat di hadapan banyak orang seperti Wirhan."Plak!"Namun, detik berikutnya, tamparan Vanya tetap mendarat dengan keras tepat di wajahnya."Di satu sisi, kamu sedang memperebutkan posisi sebagai Wali Kota Banyuli, di sisi lain kamu malah menekan perusahaan lokal tanpa memedulikan kepentingan rakyat demi dendam pribadi. Tapi, bisa-bisanya kamu bilang ini wajar saja?""Plak!""Sebenarnya Ardika yang memprovokasi duluan, atau
"Ratu Ular!"Wirhan berusaha menahan perasaan terhina yang menyelimuti hatinya, lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Keluarga Rewind Kota Gamiga adalah anggota inti kalangan keluarga kaya Kota Gamiga. Selama ini kalangan keluarga kaya Kota Gamiga adalah satu kesatuan ....""Plak!"Sebelum dia selesai berbicara, Gina mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan ke wajahnya lagi."Oh? Memangnya kenapa kalau kalian adalah satu kesatuan? Apa kalangan keluarga kaya Kota Gamiga ini memberontak?" Suara acuh tak acuh Vanya kembali terdengar.Begitu mendengar ucapannya, ekspresi Wirhan langsung berubah drastis.Biarpun diberi delapan ratus nyali, dia juga tidak berani menerima tuduhan Vanya itu.Bahkan seluruh kalangan keluarga kaya Kota Gamiga juga tidak bisa menanggung tuduhan sebagai pemberontak."Nggak berani!"Wirhan segera melangkah mundur satu langkah. Sambil menutupi wajahnya, dia berkata dengan marah, "Ratu Ular, apa pantas kamu memukulku seperti ini hanya karena Grup Susa