Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1681 Menurutmu Apakah Aku Pantas

Share

Bab 1681 Menurutmu Apakah Aku Pantas

Author: Sarjana
last update Last Updated: 2024-12-09 18:00:00
"Pak Karmin, menurutmu apakah aku pantas?" tanya Ardika dengan santai.

Begitu mendengar ucapan Ardika, Karmin yang kesakitan setengah mati, menutupi wajahnya dan berkata dengan getir, "Pantas, pantas!"

Menyaksikan pemandangan itu, Lyodra benar-benar tercengang.

Bisa-bisanya si Ardika itu melayangkan satu tamparan ke wajah Karmin!

Namun, hal yang lebih di luar nalarnya adalah, Karmin malah menerima satu tamparan itu dengan patuh, sama sekali tidak berani berkomentar apa pun.

'Eh ... ini ....'

'Sebenarnya apa yang terjadi?'

"Plak!"

Detik berikutnya, Ardika mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan lagi.

"Setelah mengambil uang dariku, kamu malah nggak menjalani tugasmu, hah?"

"Plak!"

"Untuk melempar kesalahan, kamu menuduhku di internet, hah?"

"Plak!"

"Mengataiku pebisnis yang licik, memang sudah seharusnya menyumbangkan uang, hah?"

"Plak!"

" ... "

Ardika melayangkan tamparan ke sisi kiri dan sisi kanan pria itu dengan satu tangan secara beruntun.

Hingga kepala Karmin tampak mir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1682 Sesama Orang Jahat Saling Menyerang

    Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi muram. "Aku mau kamu menanganinya sendiri!"Karmin berkata dengan gemetaran, "Baik, baik ...."Setelah berpikir sejenak, dia mengangkat kepalanya dan berkata, "Pertama, tarik pengumuman yang telah diunggah di situs resmi, mengembalikan hak masuk Futari dan meminta maaf atas nama fakultas seni.""Kedua, masalah ini disebabkan oleh penyelewengan kekuasaan yang dilakukan oleh Lyodra. Jadi, kesalahannya akan diumumkan. Pada saat bersamaan, dia juga akan dipecat.""Ketiga, mengembalikan dana sebesar 200 miliar yang disumbangkan oleh Tuan Ardika.""Tuan Ardika, apakah masih ada yang kurang?" tanya Karmin dengan memasang ekspresi menjilat.Pria yang satu ini cukup cerdas.Begitu dia memutar otaknya, segala sesuatu sudah terpikirkan olehnya.Mengembalikan hak masuk Futari, menangani Lyodra.Kedua hal ini pasti harus ada."Boleh."Ardika cukup puas dengan beberapa hal ini, dia mengangguk setuju.Adapun mengenai Lyodra, walaupun tindakan wanita itu memang

    Last Updated : 2024-12-09
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1683 Reputasi Hancur

    Selesai memaki, Karmin kembali menatap Ardika dengan tatapan memohon. "Tuan Ardika, aku akan segera meminta fakultas untuk mengeluarkan pengumuman, mengekspos karakter asli wanita ini, membuat reputasinya hancur!""Lupakan saja, aku lakukan saja sendiri."Ardika mengeluarkan ponselnya tanpa ekspresi, lalu menghubungi nomor seseorang. "Pak Dane, aku Ardika."Untuk membuat Lyodra putus asa sepenuhnya, Ardika langsung mengaktifkan pengeras suara."Tuan Ardika, silakan katakan saja."Tanpa butuh waktu lama, terdengar suara penuh hormat Dane dari ujung telepon.Saat ini, hati Lyodra langsung mencelus.Bahkan Dane saja begitu hormat pada Ardika.Biarpun Zilwar yang datang, pria itu juga tidak bisa melakukan hal seperti ini."Brak!"Lyodra langsung terduduk di lantai dan tertegun. Kemudian, dia tersadar kembali dan bergegas merangkak ke hadapan Ardika. "Ardika, aku mohon padamu, ampuni aku sekali ini saja. Aku salah, hal-hal sebelumnya adalah salahku.""Aku menarik kembali kata-kataku sebelum

    Last Updated : 2024-12-09
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1684 Ardika Adalah Wali Kota

    "Ardika, sebenarnya apa yang terjadi?"Melihat Ardika sudah pulang, sorot mata dua keluarga itu tertuju padanya. Ingin mengetahui alasan di balik semua ini, bahkan Luna pun tidak bisa menahan diri untuk bertanya.Bagaimanapun juga, kemarin dia masih memohon pada Lyodra, bahkan memikirkan berbagai macam cara untuk mengatur agar wanita itu bisa bertemu dengan sosok wali kota misterius itu.Ardika berkata dengan jujur, "Aku menelepon Kodam Helios, lalu dia menghubungi Dekan Universitas Denpapan dan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh wanita itu. Setelahnya, wanita itu pun dipecat."Semua orang saling melempar pandangan. Sesederhana itu?Bahkan sorot mata Doni terhadap Ardika juga sudah berubah.'Bocah ini bahkan bisa menelepon Tuan Kodam?''Terlebih lagi, Tuan Kodam bahkan bersedia membantunya?'Sebaliknya, Luna langsung merasa lega. Dia berkata, "Ardika, kelak jangan mengganggu Tuan Kodam lagi, kita nggak bisa selalu berutang budi padanya.""Hmm."Ardika mengangguk sambil tersenyum.

    Last Updated : 2024-12-09
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1685 Kalian Kira Aku Membual

    Zilwar bergumam dengan terkejut, "Nggak mungkin, 'kan? Pecundang itu benar-benar sudah berkuasa?"Informasi ini benar-benar menggemparkan.Ardika adalah wali kota baru Kota Banyuli?!Bagaimana mungkin?Bagaimana mungkin pecundang itu bisa sehebat itu?Namun, hanya dalam satu menit saja, Zilwar sudah mencerna informasi ini.Karena kemungkinan besar ini adalah kenyataan.Mengapa wali kota baru Kota Banyuli tidak pernah menunjukkan wajahnya di depan umum?Mengapa rumor mengenai dia adalah tuan muda dari sebuah keluarga kaya tidak pernah diverifikasi?Hal-hal ini sangat cocok dengan Ardika, seolah-olah semua sudah ada penjelasannya.Lyodra berkata, "Zilwar, dengarkan nasihatku, sebaiknya kamu jangan menargetkan Ardika lagi. Dia bahkan bisa membuat Tuan Kodam membantunya, Dane, Dekan Universitas Denpapan juga mendengarkannya.""Kamu nggak akan bisa melawannya ....""Plak!"Begitu Lyodra selesai berbicara, Zilwar langsung melayangkan satu tamparan ke wajah wanita itu hingga wanita itu terjat

    Last Updated : 2024-12-10
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1686 Membunuh Orang Tanpa Berkedip

    "Brak!"Begitu Zilwar selesai berbicara, tujuh orang pria itu langsung berlutut membentuk sebuah barisan. Mereka menatap Zilwar dengan tatapan ketakutan."Maaf, kami nggak tahu kamu adalah anggota Keluarga Mahasura. Tuan Zilwar, maafkan kami ...."Orang-orang ini berbicara dengan tidak jelas, mereka benar-benar ketakutan setengah mati.Samar-samar ekspresi dingin dan kejam menghiasi wajah Zilwar. "Memaafkan kalian? Boleh saja. Bekerja untukku, lawan Ardika dan istrinya, maka aku akan mengampuni nyawa rendahan kalian itu.""Ini ... Tuan Muda Zilwar, Ardika didukung oleh tokoh hebat dunia preman. Bagaimana mungkin kami berani melawannya ..." kata seorang pria dengan ekspresi pucat pasi.Dua orang pria lainnya juga ikut menggelengkan kepala mereka.Walaupun kala itu mereka memberi pelajaran pada Zilwar saat berada di pusat penahanan atas instruksi dari Ardika, tetapi mereka sama sekali tidak mengenal Ardika. Mereka hanya pernah mendengar namanya, seolah-olah orang tersebut adalah orang ya

    Last Updated : 2024-12-10
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1687 Grup Pendidikan Fermoso

    Masing-masing dari orang-orang itu segera masuk ke dalam mobil dan berangkat.Hotel Taifon.Di dalam sebuah ruangan pribadi yang mewah, empat orang pria yang sebelumnya muncul di vila Zilwar, saat ini mengenakan setelan jas dan duduk di kursi dengan santai.Mereka menatap tubuh pelayan wanita yang mengenakan gaun dengan tatapan agresif sekaligus mesum.Saat ini, ponsel seorang pria bernama Gileot Irawan yang memimpin kelompok tersebut, yang terletak di hadapannya berdering.Begitu melirik nomor yang berkedip di layar ponselnya, ekspresinya langsung berubah. Dia melambaikan tangannya untuk mengusir pelayan wanita itu keluar, lalu mengambil ponselnya dan mendekatkan ponselnya ke telinganya.Dia berkata dengan penuh hormat, "Tuan Muda Zilwar, kami sudah tiba di Hotel Taifon. Wanita bernama Luna itu juga sudah dalam perjalanan kemari.""Jangan khawatir, kami akan menjalankan perintah dari Tuan Muda dengan baik.""Daya minum kami sangat kuat. Di kalangan kami, kami sudah dijuluki sebagai De

    Last Updated : 2024-12-10
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1688 Curiga

    Luna mengedipkan matanya pada Ardika, mengisyaratkan suaminya untuk tidak berbicara sembarangan. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Halo, Pak Gileot, aku Luna. Beberapa orang ini adalah petinggi Grup Hatari. Orang di sampingku ini adalah suamiku, Ardika."Mendengar ucapannya, ekspresi Gileot dan tiga orang lainnya mengalami sedikit perubahan.Walaupun mereka baru pertama kali bertemu Ardika, tetapi ada aura menakutkan yang secara otomatis terpancar dari tubuh pria itu.Gileot segera bereaksi. Ekspresinya berubah menjadi normal kembali. Dia berkata dengan berpura-pura tidak senang, "Bu Luna, kamu nggak bilang suamimu akan datang, bukankah seperti ini kurang baik?""Kami hanya mendiskusikan bisnis seperti biasa, kamu membawa suamimu datang seperti mewaspadai kami saja."Mereka ingin mengusir Ardika. Kalau tidak, dengan adanya pria itu di dekat mereka, perasaan takut akan senantiasa menghantui mereka.Yah, biarpun sekarang mereka bekerja untuk Zilwar dan sama sekali tidak perlu begitu

    Last Updated : 2024-12-10
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1689 Minum Sebagai Penentu Kemenangan dan Kekalahan

    Secara logika, permintaan Grup Fermoso juga tidak berlebihan.Bagaimanapun juga, dalam hal membangun dan mengelola sekolah swasta, Grup Fermoso memang lebih profesional. Di seluruh provinsi, sudah tidak bisa ditemukan perusahaan yang lebih profesional dan berpengalaman dibandingkan perusahaan mereka.Namun, ada satu masalah.Permintaan dari pihak Grup Fermoso cukup besar, permintaan mereka dalam hal persentase saham sudah melampaui perkiraan Luna.Jadi, selama negosiasi sedang berlangsung, Luna berusaha keras untuk tawar-menawar.Para petinggi Grup Hatari juga ikut bergabung untuk membantu Luna. Kedua belah pihak berdebat selama beberapa saat, tetapi Gileot dan yang lainnya tetap enggan mengalah.Walaupun berdebat sampai wajah dan telinga memerah, tetapi saat ini Luna malah makin memercayai Gileot dan yang lainnya. Adapun mengenai apa yang menjadi kecurigaan Ardika tadi, juga sudah dilupakannya.Kedua belah pihak berdebat dengan sengit seperti ini, itu artinya memang memiliki ketulusan

    Last Updated : 2024-12-11

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1754 Tiano Lagi

    "Ada apa, Pak Tiano? Kamu mengenalnya?"Mendapati ekspresi Tiano langsung berubah drastis setelah melihat Ardika, Piom dan Lando pun merasa sedikit gelisah.Sepertinya reaksinya ini menunjukkan tanda-tanda yang kurang baik.Jangan bilang dia juga akan berlutut di hadapan Ardika seperti Harrison.Namun, tak lama kemudian, Tiano langsung memasang ekspresi muram dan berkata, "Bajingan, ternyata kamu yang membuat masalah lagi! Kamu benar-benar bernyali besar! Berani-beraninya kamu menyinggung Piom dan Lando!"Mendengar panggilan yang ditujukan olah Tiano pada Ardika, Piom dan Lando langsung tertawa.Mereka bahkan sudah tidak keberatan melihat Tiano mengagungkan senioritas sendiri di hadapan mereka lagi.Benar saja, Tiano sudah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, dia cukup berwibawa dan berkuasa, sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Piom memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Pak Tiano, kali ini aku membawa tim inspeksi untuk meninjau proyek Gunung Amona,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1753 Kita Juga Memanggil Orang

    "Malam ini Andrew mengadakan perjamuan malam di Kota Banyuli, Harrison, Konsul Jenderal Negara Enggrim juga muncul perjamuan malam tersebut.""Tapi ... tapi kabar terbarunya adalah, Harrison berlutut di hadapan seorang pemuda, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew di hadapan banyak orang."Ini ...."Tak lama kemudian, dengan berkeringatan, sekretaris Helios segera menyampaikan laporan pada atasannya.Hal ini benar-benar terlalu mengejutkan. Kalau tidak diatasi dengan baik, bisa menimbulkan konflik antar negara. Sekretaris itu juga sangat terkejut.Helios menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku tahu siapa pemuda itu, anggap saja kejadian Harrison nggak pernah terjadi.""Omong-omong, bukankah Ciputra dari Inspektorat berada di Kota Banyuli?""Ya, benar. Dua hari ini, Pak Ciputra sedang melakukan inspeksi rahasia di Kota Banyuli!"Sekretaris itu menjawab dengan cepat.Helios langsung melambaikan tangannya dan berkata, "Cepat minta dia ke sana untuk menangani Piom dan Lando!""Baik!

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1752 Kamu Hanya Bisa Mengakhiri Hidupmu

    Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi Piom langsung berubah menjadi muram.Dia tahu Ardika tidak bersedia untuk membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Jelas-jelas hal ini bisa dibiarkan berlalu dengan mudah, biarpun dia harus merendahkan diri dan meminta maaf.Namun, Ardika malah sengaja mengutarakan hal tersebut secara terang-terangan. Sangat jelas pria itu tidak berencana untuk melepaskannya.Tepat pada saat ini, Lando melangkah maju, mencoba untuk meredakan situasi. "Tuan Ardika, pernahkah kamu mendengar kalimat ini? Cobalah untuk berbesar hati memaafkan orang lain, jangan bertindak kelewat batas!"Dia juga tidak bodoh, dia tahu Ardika tidak ingin membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Sementara itu, dirinya dan Piom adalah satu-satunya orang-orang pemerintahan yang menghadiri perjamuan malam Andrew.Begitu tindakan Piom terekspos, kemungkinan besar dia juga akan terseret dalam masalah.Ini bukan hanya sekadar dugaan tak berdasar, karena sebelumnya dia juga telah menyinggung Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1751 Saatnya Perhitungan

    Andrew dan yang lainnya sudah dibawa pergi oleh Harrison.Suasana di dalam ruangan itu juga sudah berubah menjadi hening.Terutama orang-orang yang sebelumnya tidak menjaga mulut mereka dengan baik, yang sudah melontarkan kata-kata sindiran dan ejekan terhadap Ardika, saat ini mereka merasakan sekujur mereka diselimuti oleh hawa dingin. Mereka benar-benar gugup setengah mati.Mereka tahu jelas.Hanya dengan beberapa patah kata saja, Ardika sudah bisa membuat Harrison berlutut meminta maaf, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew. Kalau begitu, Ardika pasti punya kemampuan untuk membalas mereka, bahkan membuat mereka jatuh miskin.Ini bukan hiperbola. Bagaimanapun juga, kalau bukan karena kebesaran hati Ardika, bahkan Grup Kamel juga terpaksa harus meninggalkan pasar Negara Nusantara.Saat ini, mereka ingin sekali melayangkan dua tamparan ke wajah mereka sendiri, mengapa mereka memandang rendah orang lain dengan sembarangan?Namun, Ardika sama sekali tidak berencana untuk memedulikan o

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1750 Membuat Sensasi

    Suara orang-orang tersentak menyelimuti udara.Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan Harrison ini, mereka kembali terkejut.Tidak hanya melumpuhkan Andrew, pria itu bahkan akan meminta Grup Kamel untuk meninggalkan pasar Negara Nusantara sepenuhnya, kerugiannya diperkirakan mencapai puluhan triliun.Sebenarnya apa identitas Ardika, sampai-sampai bisa membuat seorang Harrison bertindak sejauh ini sebagai bentuk pertanggungjawaban untuknya?Namun, Ardika malah melambaikan tangannya, menolak penawaran Harrison."Nggak perlu segitunya. Selama kelak Grup Kamel berbisnis di Negara Nusantara sesuai aturan, aku terima dengan senang hati.""Adapun mengenai Andrew dan semua anak buahnya ini, aku nggak ingin melihat mereka menginjakkan kaki mereka di Negara Nusantara lagi."Dari awal hingga akhir, Ardika sama sekali tidak melirik Andrew.Bangsawan Negara Enggrim apaan?Bangsawan Negara Enggrim yang mati di tangannya bukan hanya satu orang.Kalau bukan karena itu, bagaimana mungkin Harrison bi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1749 Meninggalkan Pasar Negara Nusantara

    "Seharusnya Tuan Ardika juga tahu, bukan Negara Enggrim saja yang melakukan hal seperti ini ...."Harrison mengamati ekspresi Ardika dengan hati-hati, mencoba untuk membela diri.Ardika tertawa dingin dan berkata, "Tapi Andrew meminta mereka untuk mematahkan lengan dan kakiku, lalu menghabisiku.""Karena mereka adalah anggota luar departemen luar negeri Negara Enggrim, kalau begitu bukankah aku boleh menganggap hal ini sebagai bentuk provokasi Negara Enggrim terhadapku?"Begitu mendengar ucapan Ardika, saking ketakutannya Harrison segera bersujud tanpa henti di hadapan Ardika."Tuan Ardika, Tuan salah paham! Negara Enggrim sama sekali nggak bermaksud seperti itu! Tuan nggak perlu ragu, negara kami nggak mungkin bermaksud seperti itu!""Pasti ada orang-orang tertentu yang mencoba untuk merusak hubungan antara kita, kami sama sekali nggak bermaksud nggak hormat pada Tuan!"Semua orang di dalam ruangan tersebut menyaksikan pemandangan ini dengan tercengang.Sebenarnya siapa Ardika? Bisa-b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1748 Coba Kamu Jelaskan

    Harrison mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh Andrew, saat itu juga dia melihat Ardika.Ekspresinya langsung berubah drastis, sekujur tubuhnya mulai gemetaran.Walaupun dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi hal ini, tetapi begitu mendengar Andrew mengatakan ingin menghabisi Ardika, perasaan ketakutan langsung menyelimuti hatinya."Diam!"Harrison melangkah maju satu langkah, melayangkan satu tendangan ke dada Andrew.Andrew berteriak kesakitan. Saking kesakitannya, tubuhnya meringkuk, dia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi."Brak ...."Kemudian, di bawah tatapan terkejut semua orang, Harrison berlutut di lantai."Tuan Ardika, aku sudah datang dalam sepuluh menit! Silakan beri instruksi!"Kemudian, dalam posisi bersujud, Harrison merangkak menghampiri Ardika, lalu mengucapkan kalimat itu dengan sangat merendah.Menyaksikan pemandangan itu, semua orang langsung tersentak.Selain Luna yang sudah pernah menyaksikan adegan yang sama, saat ini bahkan Felda yang m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1747 Kedatangan Harrison

    Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika langsung memutuskan panggilan telepon.Orang-orang lainnya tidak bisa mendengar suara Harrison di ujung telepon sana, mereka tidak tahu bagaimana sikap sang Konsul Jenderal terhadap Ardika.Mereka hanya mendengar Ardika mengucapkan beberapa patah kata dengan santai, lalu langsung memutuskan panggilan telepon begitu saja. Terlebih lagi, jelas-jelas Ardika memerintahkan Harrison untuk kemari, tentu saja hal ini membuat mereka semua tercengang.Memerintahkan Konsul Jenderal Negara Enggrim yang bertugas di Provinsi Denpapan untuk kemari?Apa mereka salah dengar?Atau bocah ini benar-benar sudah gila?Andrew memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Eh, bocah Negara Nusantara, berani-beraninya kamu memerintahkan Pak Harrison untuk kemari! Tamat sudah riwayatmu!""Apa kamu tahu sebelum dia menjadi seorang konsul, dulu dia adalah salah seorang prajurit yang paling terkenal di Negara Enggrim?""Berani-beraninya kamu menghinanya seperti itu! Dia p

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1746 Kemari

    Ekspresi Luna juga sedikit pucat, tetapi dia memaksakan dirinya untuk tetap tenang dan berkata dengan dingin, "Memangnya kalau suamiku nggak memperlakukan mereka seperti itu, Grup Kamel akan melepaskan kami?"Melihat Andrew begitu menyedihkan, dia merasa ketakutan sekaligus puas."Eh ... ini ...."Semua orang di dalam ruangan itu terdiam. Apa maksud Luna, dia ingin hancur bersama?"Bam!"Tepat pada saat ini, Ardika mengambil sebotol anggur, lalu menggunakan botol anggur itu untuk memukuli kepala Andrew tanpa ragu.Saat itu juga, botol anggur pecah, kepala Andrew juga berdarah. Dia merasa kesakitan setengah mati.Ardika melirik Piom dan Lando dengan sorot mata dingin. "Kalau kalian mengucapkan satu kalimat omong kosong lagi, aku akan menghantam kepalanya dengan satu botol anggur.""Kamu!"Piom membuka mulutnya, tetapi segera menutup mulutnya.Dia takut Ardika benar-benar memukuli Andrew sampai mati. Saat itu tiba, dia juga akan ikut terseret dalam masalah.Orang-orang lainnya juga tidak

DMCA.com Protection Status