Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1678 Tuan Wali Kota Mengundang Secara Pribadi

Share

Bab 1678 Tuan Wali Kota Mengundang Secara Pribadi

Penulis: Sarjana
Lyodra berkata, "Besok aku akan pergi menemuinya. Tuan Muda Zilwar nggak perlu khawatir. Apa kamu masih kurang jelas kemampuanku dalam menghadapi pria?"

"Bagus, sangat bagus."

Zilwar tertawa dingin dan berkata, "Makin lama, si Ardika itu sudah makin kuat. Kalau memberinya waktu untuk berkembang lagi, takutnya dia benar-benar akan 'melahap' Keluarga Mahasura."

"Setelah wali kota yang mendukungnya itu ditaklukkan, Keluarga Mahasura akan segera resmi menyerangnya, nggak akan membiarkannya berlagak hebat seperti sekarang lagi!"

"Saat itu tiba, aku mau dia berlutut di hadapanku, mematahkan kedua lengan dan kedua kakinya sendiri!"

'Keluarga Mahasura juga berencana untuk menyerang Ardika?'

Mendengar informasi dari Zilwar ini, membuat Lyodra terkejut.

Saat ini, Zilwar bertanya lagi dengan tajam, "Oh ya, wanita paling mengerti wanita. Lyodra, menurutmu apa cara yang paling efektif untuk membalas istri Ardika?"

Kalau dibandingkan dengan Rocky, kakak sepupunya, dendamnya terhadap Ardika jauh lebi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1679 Tidak Bermaksud Menjelek-Jelekkan

    Tepat pada saat Lyodra dan yang lainnya sedang menunggu, Ardika juga sudah mengendarai mobilnya menuju Kediaman Wali Kota."Tuan Ardika."Melihat Ardika masuk ke dalam ruangan, Hamdi dan Lukmi yang menerima pesan dan menunggu lebih awal di sini, segera berdiri.Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Perwakilan dari berbagai sekolah sudah tiba, 'kan?""Semuanya sudah tiba."Hamdi berkata, "Karmin, Kepala Fakultas Seni Universitas Denpapan juga sudah tiba. Tuan Ardika, kemarin Anda mengatakan ingin bertemu dengannya terlebih dahulu.""Oh, benar, kalau begitu panggil dia masuk."Ardika mengangguk.Tidak perlu menunggu lama, seorang pria paruh baya yang memakai kacamata dan hanya memiliki beberapa helai rambut itu pun dibawa masuk oleh staf.Di dalam ruangan sebesar itu, hanya ada tiga orang.Dia mengenal Hamdi dan Lukmi yang sedang berdiri sambil menyampaikan laporan kerja itu. Kalau begitu, pemuda yang duduk di sofa, sudah pasti adalah wali kota muda Kota Banyuli sesuai informasi yan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1680 Kenapa Kamu

    Namun, faktanya adalah Karmin tidak hanya terlibat dalam konflik dengan Ardika, bahkan konflik itu sangatlah besar!Dengan kata lain, hari ini hidup dan matinya ada di tangan Ardika.Benar saja.Begitu dia selesai berbicara, seakan-akan tiba-tiba saja mengingat sesuatu, Ardika bertanya, "Oh ya, Pak Karmin, di panggilan telepon kemarin kamu mengataiku orang yang hanya bisa mengandalkan istri, pebisnis licik, nggak menganggap serius aku. Apa seperti ini cara Pak Karmin menunjukkan sikap hormat padaku?""Brak!"Saking ketakutannya, Karmin langsung terjatuh, terduduk di lantai. Ekspresinya tampak pucat pasi, dia menatap Ardika dengan tatapan seolah-olah jiwanya sudah meninggalkan raganya.Ardika tidak memedulikan pria itu, dia berkata pada staf yang membawa Karmin masuk tadi, "Apa Lyodra dari Universitas Denpapan sudah datang? Jangan membuang-buang waktu lagi, cepat panggil dia masuk.""Baik!"Begitu mendengar nama Lyodra, Karmin ingat semua sumber permasalahan ini ada pada wanita itu. Dia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1681 Menurutmu Apakah Aku Pantas

    "Pak Karmin, menurutmu apakah aku pantas?" tanya Ardika dengan santai.Begitu mendengar ucapan Ardika, Karmin yang kesakitan setengah mati, menutupi wajahnya dan berkata dengan getir, "Pantas, pantas!"Menyaksikan pemandangan itu, Lyodra benar-benar tercengang.Bisa-bisanya si Ardika itu melayangkan satu tamparan ke wajah Karmin!Namun, hal yang lebih di luar nalarnya adalah, Karmin malah menerima satu tamparan itu dengan patuh, sama sekali tidak berani berkomentar apa pun.'Eh ... ini ....''Sebenarnya apa yang terjadi?'"Plak!"Detik berikutnya, Ardika mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan lagi."Setelah mengambil uang dariku, kamu malah nggak menjalani tugasmu, hah?""Plak!""Untuk melempar kesalahan, kamu menuduhku di internet, hah?""Plak!""Mengataiku pebisnis yang licik, memang sudah seharusnya menyumbangkan uang, hah?""Plak!"" ... "Ardika melayangkan tamparan ke sisi kiri dan sisi kanan pria itu dengan satu tangan secara beruntun.Hingga kepala Karmin tampak mir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1682 Sesama Orang Jahat Saling Menyerang

    Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi muram. "Aku mau kamu menanganinya sendiri!"Karmin berkata dengan gemetaran, "Baik, baik ...."Setelah berpikir sejenak, dia mengangkat kepalanya dan berkata, "Pertama, tarik pengumuman yang telah diunggah di situs resmi, mengembalikan hak masuk Futari dan meminta maaf atas nama fakultas seni.""Kedua, masalah ini disebabkan oleh penyelewengan kekuasaan yang dilakukan oleh Lyodra. Jadi, kesalahannya akan diumumkan. Pada saat bersamaan, dia juga akan dipecat.""Ketiga, mengembalikan dana sebesar 200 miliar yang disumbangkan oleh Tuan Ardika.""Tuan Ardika, apakah masih ada yang kurang?" tanya Karmin dengan memasang ekspresi menjilat.Pria yang satu ini cukup cerdas.Begitu dia memutar otaknya, segala sesuatu sudah terpikirkan olehnya.Mengembalikan hak masuk Futari, menangani Lyodra.Kedua hal ini pasti harus ada."Boleh."Ardika cukup puas dengan beberapa hal ini, dia mengangguk setuju.Adapun mengenai Lyodra, walaupun tindakan wanita itu memang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1683 Reputasi Hancur

    Selesai memaki, Karmin kembali menatap Ardika dengan tatapan memohon. "Tuan Ardika, aku akan segera meminta fakultas untuk mengeluarkan pengumuman, mengekspos karakter asli wanita ini, membuat reputasinya hancur!""Lupakan saja, aku lakukan saja sendiri."Ardika mengeluarkan ponselnya tanpa ekspresi, lalu menghubungi nomor seseorang. "Pak Dane, aku Ardika."Untuk membuat Lyodra putus asa sepenuhnya, Ardika langsung mengaktifkan pengeras suara."Tuan Ardika, silakan katakan saja."Tanpa butuh waktu lama, terdengar suara penuh hormat Dane dari ujung telepon.Saat ini, hati Lyodra langsung mencelus.Bahkan Dane saja begitu hormat pada Ardika.Biarpun Zilwar yang datang, pria itu juga tidak bisa melakukan hal seperti ini."Brak!"Lyodra langsung terduduk di lantai dan tertegun. Kemudian, dia tersadar kembali dan bergegas merangkak ke hadapan Ardika. "Ardika, aku mohon padamu, ampuni aku sekali ini saja. Aku salah, hal-hal sebelumnya adalah salahku.""Aku menarik kembali kata-kataku sebelum

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1684 Ardika Adalah Wali Kota

    "Ardika, sebenarnya apa yang terjadi?"Melihat Ardika sudah pulang, sorot mata dua keluarga itu tertuju padanya. Ingin mengetahui alasan di balik semua ini, bahkan Luna pun tidak bisa menahan diri untuk bertanya.Bagaimanapun juga, kemarin dia masih memohon pada Lyodra, bahkan memikirkan berbagai macam cara untuk mengatur agar wanita itu bisa bertemu dengan sosok wali kota misterius itu.Ardika berkata dengan jujur, "Aku menelepon Kodam Helios, lalu dia menghubungi Dekan Universitas Denpapan dan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh wanita itu. Setelahnya, wanita itu pun dipecat."Semua orang saling melempar pandangan. Sesederhana itu?Bahkan sorot mata Doni terhadap Ardika juga sudah berubah.'Bocah ini bahkan bisa menelepon Tuan Kodam?''Terlebih lagi, Tuan Kodam bahkan bersedia membantunya?'Sebaliknya, Luna langsung merasa lega. Dia berkata, "Ardika, kelak jangan mengganggu Tuan Kodam lagi, kita nggak bisa selalu berutang budi padanya.""Hmm."Ardika mengangguk sambil tersenyum.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1685 Kalian Kira Aku Membual

    Zilwar bergumam dengan terkejut, "Nggak mungkin, 'kan? Pecundang itu benar-benar sudah berkuasa?"Informasi ini benar-benar menggemparkan.Ardika adalah wali kota baru Kota Banyuli?!Bagaimana mungkin?Bagaimana mungkin pecundang itu bisa sehebat itu?Namun, hanya dalam satu menit saja, Zilwar sudah mencerna informasi ini.Karena kemungkinan besar ini adalah kenyataan.Mengapa wali kota baru Kota Banyuli tidak pernah menunjukkan wajahnya di depan umum?Mengapa rumor mengenai dia adalah tuan muda dari sebuah keluarga kaya tidak pernah diverifikasi?Hal-hal ini sangat cocok dengan Ardika, seolah-olah semua sudah ada penjelasannya.Lyodra berkata, "Zilwar, dengarkan nasihatku, sebaiknya kamu jangan menargetkan Ardika lagi. Dia bahkan bisa membuat Tuan Kodam membantunya, Dane, Dekan Universitas Denpapan juga mendengarkannya.""Kamu nggak akan bisa melawannya ....""Plak!"Begitu Lyodra selesai berbicara, Zilwar langsung melayangkan satu tamparan ke wajah wanita itu hingga wanita itu terjat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1686 Membunuh Orang Tanpa Berkedip

    "Brak!"Begitu Zilwar selesai berbicara, tujuh orang pria itu langsung berlutut membentuk sebuah barisan. Mereka menatap Zilwar dengan tatapan ketakutan."Maaf, kami nggak tahu kamu adalah anggota Keluarga Mahasura. Tuan Zilwar, maafkan kami ...."Orang-orang ini berbicara dengan tidak jelas, mereka benar-benar ketakutan setengah mati.Samar-samar ekspresi dingin dan kejam menghiasi wajah Zilwar. "Memaafkan kalian? Boleh saja. Bekerja untukku, lawan Ardika dan istrinya, maka aku akan mengampuni nyawa rendahan kalian itu.""Ini ... Tuan Muda Zilwar, Ardika didukung oleh tokoh hebat dunia preman. Bagaimana mungkin kami berani melawannya ..." kata seorang pria dengan ekspresi pucat pasi.Dua orang pria lainnya juga ikut menggelengkan kepala mereka.Walaupun kala itu mereka memberi pelajaran pada Zilwar saat berada di pusat penahanan atas instruksi dari Ardika, tetapi mereka sama sekali tidak mengenal Ardika. Mereka hanya pernah mendengar namanya, seolah-olah orang tersebut adalah orang ya

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status