Lyodra berkata, "Besok aku akan pergi menemuinya. Tuan Muda Zilwar nggak perlu khawatir. Apa kamu masih kurang jelas kemampuanku dalam menghadapi pria?""Bagus, sangat bagus."Zilwar tertawa dingin dan berkata, "Makin lama, si Ardika itu sudah makin kuat. Kalau memberinya waktu untuk berkembang lagi, takutnya dia benar-benar akan 'melahap' Keluarga Mahasura.""Setelah wali kota yang mendukungnya itu ditaklukkan, Keluarga Mahasura akan segera resmi menyerangnya, nggak akan membiarkannya berlagak hebat seperti sekarang lagi!""Saat itu tiba, aku mau dia berlutut di hadapanku, mematahkan kedua lengan dan kedua kakinya sendiri!"'Keluarga Mahasura juga berencana untuk menyerang Ardika?'Mendengar informasi dari Zilwar ini, membuat Lyodra terkejut.Saat ini, Zilwar bertanya lagi dengan tajam, "Oh ya, wanita paling mengerti wanita. Lyodra, menurutmu apa cara yang paling efektif untuk membalas istri Ardika?"Kalau dibandingkan dengan Rocky, kakak sepupunya, dendamnya terhadap Ardika jauh lebi
Tepat pada saat Lyodra dan yang lainnya sedang menunggu, Ardika juga sudah mengendarai mobilnya menuju Kediaman Wali Kota."Tuan Ardika."Melihat Ardika masuk ke dalam ruangan, Hamdi dan Lukmi yang menerima pesan dan menunggu lebih awal di sini, segera berdiri.Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Perwakilan dari berbagai sekolah sudah tiba, 'kan?""Semuanya sudah tiba."Hamdi berkata, "Karmin, Kepala Fakultas Seni Universitas Denpapan juga sudah tiba. Tuan Ardika, kemarin Anda mengatakan ingin bertemu dengannya terlebih dahulu.""Oh, benar, kalau begitu panggil dia masuk."Ardika mengangguk.Tidak perlu menunggu lama, seorang pria paruh baya yang memakai kacamata dan hanya memiliki beberapa helai rambut itu pun dibawa masuk oleh staf.Di dalam ruangan sebesar itu, hanya ada tiga orang.Dia mengenal Hamdi dan Lukmi yang sedang berdiri sambil menyampaikan laporan kerja itu. Kalau begitu, pemuda yang duduk di sofa, sudah pasti adalah wali kota muda Kota Banyuli sesuai informasi yan
Namun, faktanya adalah Karmin tidak hanya terlibat dalam konflik dengan Ardika, bahkan konflik itu sangatlah besar!Dengan kata lain, hari ini hidup dan matinya ada di tangan Ardika.Benar saja.Begitu dia selesai berbicara, seakan-akan tiba-tiba saja mengingat sesuatu, Ardika bertanya, "Oh ya, Pak Karmin, di panggilan telepon kemarin kamu mengataiku orang yang hanya bisa mengandalkan istri, pebisnis licik, nggak menganggap serius aku. Apa seperti ini cara Pak Karmin menunjukkan sikap hormat padaku?""Brak!"Saking ketakutannya, Karmin langsung terjatuh, terduduk di lantai. Ekspresinya tampak pucat pasi, dia menatap Ardika dengan tatapan seolah-olah jiwanya sudah meninggalkan raganya.Ardika tidak memedulikan pria itu, dia berkata pada staf yang membawa Karmin masuk tadi, "Apa Lyodra dari Universitas Denpapan sudah datang? Jangan membuang-buang waktu lagi, cepat panggil dia masuk.""Baik!"Begitu mendengar nama Lyodra, Karmin ingat semua sumber permasalahan ini ada pada wanita itu. Dia
"Pak Karmin, menurutmu apakah aku pantas?" tanya Ardika dengan santai.Begitu mendengar ucapan Ardika, Karmin yang kesakitan setengah mati, menutupi wajahnya dan berkata dengan getir, "Pantas, pantas!"Menyaksikan pemandangan itu, Lyodra benar-benar tercengang.Bisa-bisanya si Ardika itu melayangkan satu tamparan ke wajah Karmin!Namun, hal yang lebih di luar nalarnya adalah, Karmin malah menerima satu tamparan itu dengan patuh, sama sekali tidak berani berkomentar apa pun.'Eh ... ini ....''Sebenarnya apa yang terjadi?'"Plak!"Detik berikutnya, Ardika mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan lagi."Setelah mengambil uang dariku, kamu malah nggak menjalani tugasmu, hah?""Plak!""Untuk melempar kesalahan, kamu menuduhku di internet, hah?""Plak!""Mengataiku pebisnis yang licik, memang sudah seharusnya menyumbangkan uang, hah?""Plak!"" ... "Ardika melayangkan tamparan ke sisi kiri dan sisi kanan pria itu dengan satu tangan secara beruntun.Hingga kepala Karmin tampak mir
Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi muram. "Aku mau kamu menanganinya sendiri!"Karmin berkata dengan gemetaran, "Baik, baik ...."Setelah berpikir sejenak, dia mengangkat kepalanya dan berkata, "Pertama, tarik pengumuman yang telah diunggah di situs resmi, mengembalikan hak masuk Futari dan meminta maaf atas nama fakultas seni.""Kedua, masalah ini disebabkan oleh penyelewengan kekuasaan yang dilakukan oleh Lyodra. Jadi, kesalahannya akan diumumkan. Pada saat bersamaan, dia juga akan dipecat.""Ketiga, mengembalikan dana sebesar 200 miliar yang disumbangkan oleh Tuan Ardika.""Tuan Ardika, apakah masih ada yang kurang?" tanya Karmin dengan memasang ekspresi menjilat.Pria yang satu ini cukup cerdas.Begitu dia memutar otaknya, segala sesuatu sudah terpikirkan olehnya.Mengembalikan hak masuk Futari, menangani Lyodra.Kedua hal ini pasti harus ada."Boleh."Ardika cukup puas dengan beberapa hal ini, dia mengangguk setuju.Adapun mengenai Lyodra, walaupun tindakan wanita itu memang
Selesai memaki, Karmin kembali menatap Ardika dengan tatapan memohon. "Tuan Ardika, aku akan segera meminta fakultas untuk mengeluarkan pengumuman, mengekspos karakter asli wanita ini, membuat reputasinya hancur!""Lupakan saja, aku lakukan saja sendiri."Ardika mengeluarkan ponselnya tanpa ekspresi, lalu menghubungi nomor seseorang. "Pak Dane, aku Ardika."Untuk membuat Lyodra putus asa sepenuhnya, Ardika langsung mengaktifkan pengeras suara."Tuan Ardika, silakan katakan saja."Tanpa butuh waktu lama, terdengar suara penuh hormat Dane dari ujung telepon.Saat ini, hati Lyodra langsung mencelus.Bahkan Dane saja begitu hormat pada Ardika.Biarpun Zilwar yang datang, pria itu juga tidak bisa melakukan hal seperti ini."Brak!"Lyodra langsung terduduk di lantai dan tertegun. Kemudian, dia tersadar kembali dan bergegas merangkak ke hadapan Ardika. "Ardika, aku mohon padamu, ampuni aku sekali ini saja. Aku salah, hal-hal sebelumnya adalah salahku.""Aku menarik kembali kata-kataku sebelum
"Ardika, sebenarnya apa yang terjadi?"Melihat Ardika sudah pulang, sorot mata dua keluarga itu tertuju padanya. Ingin mengetahui alasan di balik semua ini, bahkan Luna pun tidak bisa menahan diri untuk bertanya.Bagaimanapun juga, kemarin dia masih memohon pada Lyodra, bahkan memikirkan berbagai macam cara untuk mengatur agar wanita itu bisa bertemu dengan sosok wali kota misterius itu.Ardika berkata dengan jujur, "Aku menelepon Kodam Helios, lalu dia menghubungi Dekan Universitas Denpapan dan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh wanita itu. Setelahnya, wanita itu pun dipecat."Semua orang saling melempar pandangan. Sesederhana itu?Bahkan sorot mata Doni terhadap Ardika juga sudah berubah.'Bocah ini bahkan bisa menelepon Tuan Kodam?''Terlebih lagi, Tuan Kodam bahkan bersedia membantunya?'Sebaliknya, Luna langsung merasa lega. Dia berkata, "Ardika, kelak jangan mengganggu Tuan Kodam lagi, kita nggak bisa selalu berutang budi padanya.""Hmm."Ardika mengangguk sambil tersenyum.
Zilwar bergumam dengan terkejut, "Nggak mungkin, 'kan? Pecundang itu benar-benar sudah berkuasa?"Informasi ini benar-benar menggemparkan.Ardika adalah wali kota baru Kota Banyuli?!Bagaimana mungkin?Bagaimana mungkin pecundang itu bisa sehebat itu?Namun, hanya dalam satu menit saja, Zilwar sudah mencerna informasi ini.Karena kemungkinan besar ini adalah kenyataan.Mengapa wali kota baru Kota Banyuli tidak pernah menunjukkan wajahnya di depan umum?Mengapa rumor mengenai dia adalah tuan muda dari sebuah keluarga kaya tidak pernah diverifikasi?Hal-hal ini sangat cocok dengan Ardika, seolah-olah semua sudah ada penjelasannya.Lyodra berkata, "Zilwar, dengarkan nasihatku, sebaiknya kamu jangan menargetkan Ardika lagi. Dia bahkan bisa membuat Tuan Kodam membantunya, Dane, Dekan Universitas Denpapan juga mendengarkannya.""Kamu nggak akan bisa melawannya ....""Plak!"Begitu Lyodra selesai berbicara, Zilwar langsung melayangkan satu tamparan ke wajah wanita itu hingga wanita itu terjat
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d