"Jelita, apa maksudmu?"Luna langsung mendongak, menatap wanita itu dengan ekspresi sedikit muram.Apa mungkin Grorius mengundangnya kemari bukan untuk membicarakan tentang investasi, melainkan ada tujuan lain?Jelita mendecakkan lidahnya dan berkata, "Kamu menanyakan padaku apa maksudku? Nggak lama lagi kamu juga akan tahu sendiri .... Eh, bukankah itu Pak Grorius sudah datang?"Pintu Klub Mobil Balap terbuka.Grorius berjalan memasuki klub dengan didampingi oleh beberapa orang anak buahnya."Pak Grorius!""Halo, Paman Grorius ...."Dalam sekejap, terdengar suara-suara orang menyapa Grorius.Kebanyakan anggota Klub Mobil Balap memang merupakan keturunan keluarga terpandang, memiliki latar belakang yang tidak bisa dianggap remeh.Namun, saat berhadapan dengan Grorius yang merupakan sosok tokoh hebat yang memiliki kedudukan setara dengan Amir di dunia investasi, mereka tetap bersikap hormat pada pria tersebut.Ada di antara mereka yang ayahnya menjalin hubungan pertemanan dengan Grorius
Mendengar nada bicara Luna yang tegas, Grorius tertegun sejenak.Dia tidak menyangka dengan status dan kedudukannya saat ini, Luna yang hanya merupakan kepala asosiasi tempat kecil seperti Kota Banyuli, berani berbicara seperti itu padanya."Kalau aku dengar dari ucapan Bu Luna, kamu nggak bermaksud untuk mengembalikan mobil?"Grorius memicingkan matanya.Nada bicaranya tidak terdengar hangat lagi, melainkan datar.Luna menarik napas dalam-dalam, lalu berkata sekali lagi, "Yudin yang memberikan mobil itu padaku sebagai bentuk kompensasi, mengapa aku harus mengembalikannya?"Semua orang di tempat itu langsung tercengang.Bagaimana Luna berani bersikap sekeras itu?Bahkan nada bicara Grorius saja sudah berubah, itu artinya perasaan tidak puas sudah menyelimutinya hatinya. Apakah Luna tidak bisa merasakannya?"Luna, kamu benar-benar bernyali besar!"Jelita menegur dengan marah, "Kamu sudah mencuri mobil Tuan Muda Yudin, bahkan Pak Grorius sudah memanggilmu kemari untuk mengembalikan mobil
Jelita sama sekali tidak menyangka, orang yang turun dari mobil benar-benar adalah Ardika."Ardika, apa kamu sedang menjadi sopir untuk seorang tokoh hebat?"Secara naluriah, dia melihat ke kursi penumpang belakang. Namun, tidak ada siapa pun di sana.Ardika melirik wanita itu dengan tatapan keheranan dan berkata, "Jelita, apa otakmu bermasalah? Kenapa kamu terkejut seperti ini?""Ardika, dasar pecundang! Berani-beraninya kamu mengataiku!"Jelita benar-benar kesal setengah mati, dia berkata dengan penuh emosi, "Ardika, apa kamu pikir ini adalah tempat yang bisa kamu kunjungi?!""Malam ini ada perjamuan di Klub Mobil Balap. Pak Grorius dari Perusahaan Investasi Denpapan akan menjamu tamu kehormatannya di sini.""Cepat pergi dari sini sekarang juga!"Jelita mengulurkan lengannya ke arah luar Showroom Mobil Neptus, menyuruh Ardika untuk pergi sejauh mungkin.Ardika tertegun sejenak, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau aku nggak salah, tamu kehormatan Pak Grorius yang akan dijamu oleh Pak G
"Bam!"Beberapa saat kemudian, pintu Klub Mobil Balap terbuka dengan diiringi suara hantaman keras."Ahhh ...."Sambil berteriak dengan suara melengking, Jelita yang dalam kondisi rambutnya berantakan itu pun terlempar masuk ke dalam.Begitu melihat pemandangan itu, semua orang langsung terkejut bukan main."Bu Jelita!"Beberapa orang anggota klub yang berada di dekat Jelita, buru-buru memapah wanita itu berdiri. Kemudian, mereka berteriak ke arah luar pintu dengan marah, "Bajingan mana yang berani memukuli Bu Jelita?! Masuk sekarang juga!""Bisa-bisanya memukul seorang wanita dengan sekejam ini, kamu adalah seorang pria atau bukan, hah?!""Berani-beraninya membuat keributan di wilayah kekuasaan Klub Mobil Balap! Mau cari mati?!"Di dalam klub.Grorius hanya berdiri diam di sana. Melihat wajah Jelita membengkak dan penampilannya yang berantakan sekaligus menyedihkan, Grorius pun mengerutkan keningnya."Bam!"Dengan iringan suara hantaman yang sangat keras, pintu Klub Mobil Balap ditend
Setelah mendengar ucapan Grorius, ekspresi senang tampak jelas di wajah anggota Klub Mobil Balap.Sebelumnya, mereka masih khawatir adanya kemungkinan Grorius akan memihak pada Ardika karena Ardika adalah tamu kehormatan yang diundang oleh Grorius.Sekarang sepertinya perasaan cemas mereka itu benar-benar berlebihan.Sangat jelas bahwa Grorius tidak terlalu memedulikan kejadian Luna dipukul, melainkan malah bermaksud mempermasalahkan tindakan Ardika yang memukul orang dan membuat keributan.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin. "Grorius, menurutmu Jelita memukul wanitaku wajar saja karena dia punya alasan sendiri, sedangkan aku membalaskan dendam wanitaku dianggap berlebihan?"Grorius menganggukkan kepalanya tanpa membenarkan atau menyangkal ucapan Ardika. "Ardika, kalau kamu mengartikannya seperti itu, juga boleh. Aku hanya berdiri di sudut pandang orang luar dan berbicara secara adil saja.""Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang pria. Secara natural, kekuatan pria lebih
Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di dalam Klub Mobil Balap langsung berubah menjadi sunyi senyap. Semua orang benar-benar tercengang.Berani-beraninya bocah itu mengatai Keluarga Sudibya sebagai sekelompok sampah dan pengecut!Bagaimana bocah itu bisa cari mati seperti itu?Bagi anggota Klub Mobil Balap, Ardika sudah sepenuhnya gila!Boleh dibilang, mereka juga memiliki latar belakang masing-masing.Mereka memiliki keluarga dan orang tua sebagai pendukung mereka. Biasanya, kalau mereka menyinggung orang lain, ada pendukung mereka yang akan membantu mereka menangani masalah.Namun, biarpun demikian, mereka juga tidak berani menyinggung anggota Keluarga Sudibya, apalagi mengatai anggota Keluarga Sudibya sebagai sampah.Sebaliknya, Ardika tidak hanya mengatai salah seorang anggota Keluarga Sudibya saja.Hanya dengan satu kalimat yang keluar dari mulutnya itu, dia telah mengatai seluruh Keluarga Sudibya!Keluarga Sudibya adalah sebuah keluarga kaya terkemuka.Di antara penduduk Neg
Ucapan Dido mewakili kata hati semua anggota Klub Mobil Balap.Jangankan Grorius, bahkan mereka juga memandang rendah Ardika.Biasanya, mereka bahkan malas melirik seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri seperti Ardika.Bagaikan kecoa di selokan, kalau bukan karena sudah mengganggu, manusia juga tidak akan memedulikannya.Kedua belah pihak bukanlah orang yang berasal dari dunia yang sama.Ardika melirik Dido sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Kamu terus berlagak hebat di hadapanku, apakah kamu nggak merasa kamu seperti badut? Memangnya dari tadi kamu ada lihat aku memedulikanmu?""Tutup mulutmu.""Hari ini aku sudah lelah menampar orang, jangan cari masalah sendiri."Wajah Dido langsung memerah, dia berkata dengan marah, "Coba saja kalau kamu berani!""Kamu hanyalah seorang pria yang mengandalkan istri saja, siapa yang memberimu keberaniannya berbicara seperti itu? Aku benar-benar nggak mengerti.""Di hadapan begitu banyak anggota Klub Mobil Balap, berani-beraninya
Pesan yang dikirim oleh Huris itu menggambarkan sisi mengintimidasi sebuah keluarga kaya terkemuka dengan sedemikian rupanya!Meminta Ardika untuk memberi kompensasi sebesar 100 miliar, sama saja dengan menjual mobil itu padanya.Namun, Huris malah memintanya untuk menghancurkan mobil itu di depan banyak orang.Dia tidak mengizinkan Ardika untuk mengendarai dan memamerkan mobil itu lagi, mengingatkan orang-orang bahwa mobil itu sebelumnya adalah milik Yudin.Intinya, dia ingin menghilangkan dampak yang dirasakan oleh Keluarga Sudibya karena kejadian tersebut, tanpa meninggalkan jejak sama sekali.Apakah yang dinamakan dengan mengintimidasi?Ya, seperti ini!Bahkan Luna juga tersulut emosi setelah mendengar permintaan yang tidak masuk akal itu. Dia berkata dengan suara dalam, "Pak Grorius, apa kalian nggak merasa kalian sudah keterlaluan?!"Grorius tertawa, lalu berkata dengan santai, "Bu Luna, kalau kamu beranggapan tindakan kami keterlaluan, silakan saja.""Kalau kamu memiliki kekuata