Home / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Bab 52. Memboyong Mia ke rumah istana.

Share

Bab 52. Memboyong Mia ke rumah istana.

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2024-05-13 18:34:10

Sementara siang ini,

Keluarga Mia telah diantar pulang oleh orang suruhan Gara.

Mereka pulang dengan membawa kelegaan. Ibu lega karena baik Mia maupun Gara sudah memaafkan kesalahannya. Tapi bukan berarti hati Rita sudah merasa senang. Dia masih saja terus menyesal dengan semua kesalahannya terhadap Mia selama ini.

Jika boleh meminta, dia ingin menebus kesalahannya dengan sisa umur yang dia miliki.

Ketika saat tadi mereka pulang, Mia sempat menyelipkan sebuah amplop ke tangannya. Dia tidak mau, Rita terus menolak. Mengepalkan erat-erat telapak tangannya.

"Tidak perlu, Mia. Sungguh tidak perlu. Kalian sudah menanggung semua biaya kami selama disini. Ibu sudah sangat berterima kasih sekali."

"Bu, terima saja. Ibu kan perlu buat biaya berobat Ayah juga." Saran dari Silvia. Dia sangat kesal ibunya sok-sok menolak! Padahal kan butuh?

‘Hutang buk, pikirin hutang kita!’

Mata Silvia melotot seolah ingin berbicara.

Jika tidak gengsi, ingin rasanya dia yang mengulurkan tangannya untuk menerima
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 53. Anak yang di emaskannya, sama sekali tidak peduli.

    Baru saja Mia ingin bertanya, mobil sudah berhenti dan pintu mobil sudah terbuka."Ayo." Gara sudah mengulurkan tangannya.Mia menyambut dan melangkah menuruni mobil.Dia menatap beberapa pelayan pria dan wanita yang sudah berdiri menyambut mereka."Selamat datang Tuan, selamat datang Nyonya besar. Selamat atas pernikahan kalian." Mereka melempar senyuman lebar dengan tubuh membungkuk memberi hormat.Mia hanya mengulum senyum, tapi penuh kebingungan. Semua diluar bayangannya tadi.Halaman ini memang luas. Tapi ini terlalu Luas. Bagaimana mau menanam bunga? Sedang bunga-bunga sudah berjejer rapi disana. Tidak terhitung jumlahnya.Ini bukan perumahan, tapi istana!"Gara, ini,""Ayo masuk dulu." Gara sudah mengambil tangannya dan membawanya melangkah.Pintu dihadapannya sudah terbuka lebar, dengan Para Pelayan wanita dan juga Pria."Selamat datang di rumah kembali, Tuan." Seorang Pria separuh baya namun terlihat gagah dengan Jas berdiri paling depan, menyapa Gara dengan hormat.Gara hany

    Last Updated : 2024-05-13
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 54. Menjadi calon pengusaha.

    Dinda tersenyum puas, ketika seorang pria menyodorkan berkas dihadapan Alex. Itu adalah sertifikat tanah. Tidak tanggung-tanggung, mereka langsung membeli tanah berukuran luas dua puluh hektar dengan harga lima ratus juta.Bagaimana orang seperti Dinda tidak langsung tergiur dan meminta suaminya untuk mengiyakan harga semurah itu?Dia pernah menjadi seorang Mahasiswa, tentu saja dia tahu bagaimana harga sebuah lahan, ditambah Alex yang memang bekerja di Perusahaan Properti sudah pasti tahu pasaran harga tanah.Ketika Pihak pertama menyebutkan harga Dua Puluh Lima juta dalam satu hektar tanah, mereka langsung terbengong.Murah banget?Dinda mengedipkan matanya sambil menarik tangan Alex.Alex yang paham kode halus dari sang istri, seketika langsung mengangguk.Tanpa tawar menawar, Alex pun langsung meminta Dua puluh hektar.Uang Cash langsung diberikan Alex, kemudian tanda tangan surat menyurat.Mereka pulang dengan senyuman berkembang. Sepanjang perjalanan, Dinda memeluk pinggang sua

    Last Updated : 2024-05-15
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 55. Mia menjadi ratu di istananya

    "Jangan terlalu banyak pikiran, Ayah. Apa pun yang Ibu dan Kak Silvia perbuat, ada Mia dan Gara yang akan terus memantau Ayah."Bodo Amat! Salah mereka sendiri. Terserah , jika mau sita, sita saja rumah ini! Biar tidur di bawah kolong jembatan. Baru nanti mereka sadar.Makan saja gengsi!Wibowo tidak mau banyak omong sekarang. Paling hanya mengangkat bahunya ketika Rita meminta pendapat."Bagaimana, Pak?""Tau ah, pusing." Wibowo pilih nyelonong untuk pergi ke kamar."Bapak! Ya ampun! Bukannya ikut mikir!"Kepala Wibowo nongol di pintu. "Dulu katanya aku disuruh diam saja. Ikut mikir juga enggak. Sekarang, ya sudah. Malas juga aku mikir. Jual saja ini rumah! Habis itu kita ngontrak!" Selesai bicara, kepala Wibowo menghilang lagi.Rita hanya mengepalkan tangannya.Silvia menghampiri ibunya."Pinjam uang pada Mia, Bu! Apa susahnya sih?"Ibu melengos. "Enggak, Silvia!""Bu, hanya Mia yang bisa menolong kita. Ibu keras kepala sekali sih? Kalau hanya uang segitu, sekarang tidak ada artiny

    Last Updated : 2024-05-15
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 56. Hama pengganggu.

    Pak Gan menunduk hormat kembali."Apa tidak ada yang ingin menemaniku makan?"Pak Gan langsung mendongak, menatap satu-satunya pelayan yang cepat menunduk."Pak Gan. Suruh mereka duduk dan menemani aku makan."Semua orang tercengang."Nyonya Besar! Itu lancang! Mereka bisa dipecat oleh Tuan Gara!"Mia tersenyum ke arah mereka."Ayo, temani aku. Pak Gan, duduklah. Panggil mereka."Mereka saling menoleh dan belum ada yang berani bergerak."Sebenarnya, aku hanya akan banyak makan jika ada teman. Jika suamiku ada, bisa makan berdua dengan suamiku tanpa merepotkan kalian."Mendengar itu, Pak Gan langsung menoleh pada empat Pelayan wanita itu."Kalian! Ayo kemari!"Keempatnya bergerak maju."Duduk dan temani Nyonya Besar makan! Jangan biarkan Nyonya Besar makan sedikit."Pak Gan mengingat pesan Gara, lakukan apapun untuk membuat Nyonya Besar makan dengan lahap.Sementara di kantor.Riko baru memasuki ruangan Gara. Gara langsung menoleh dan bertanya, "Ada masalah apa?""Tuan. Aku menemukan k

    Last Updated : 2024-05-15
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 57. Mengusut cabang X.

    Hari ini Riko benar-benar pergi ke perusahaan Cabang X.Dia mulai meneliti semuanya dengan teliti. Pertama yang dilakukan Riko adalah memanggil Direktur Keuangan dan Direktur Gudang.Dia meminta data lengkap dan kemudian meneliti dengan seksama semua data.Keningnya berkerut, saat melihat data.Benar-benar ada yang tidak beres rupanya!Pasokan yang masuk, tidak sesuai dengan jumlah dana yang keluar. Sementara hasil penjualan dan sewa gedung perumahan, tidak sesuai dengan uang yang masuk.Riko menoleh pada Direktur Keuangan yang sudah mulai pucat."Apa ini?" Riko melempar berkas ke wajah Direktur Keuangan."Jelaskan! Atau Kamu ingin bermain-main dengan perusahaan?" Riko menggebrak meja, membuat direktur keuangan terkejut dan jantungnya hampir copot. Dengan tubuh gemetaran, Direktur keuangan memungut berkas dan memeriksa sejenak. Apakah ada kesalahan? Ketika menyadari sesuatu yang salah, tiba-tiba pria membelalakkan matanya. Dia langsung memeluk lututnya untuk berlutut."Maaf Tuan, maa

    Last Updated : 2024-05-16
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 58. Tercium juga.

    "Jadi, Tuan Alex membohongi kami? Dan itu sudah berlaku setelah satu bulan Tuan Alex menjabat disini." Ucap Kepala Karyawan.Riko menghela nafas."Tidak usah khawatir. Katakan kepada semua orang, Perusahaan akan mengganti gaji kalian yang ditilep sang Koruptor sialan itu!"Mereka saling berpandangan, kemudian Kepala Karyawan menunduk."Terima kasih, Tuan. Terima kasih. Saya akan segera mengumumkan.""Kalian sudah bekerja sekian lama disini, tentu kalian tahu, apa motto kerja di Perusahaan Mahendra kan?""Tahu, Tuan." Mereka menjawab serempak."Perusahaan kita, hanya untuk orang-orang yang jujur. Jika ada yang berani tidak jujur, maka hukumannya adalah, minimal dipecat dan yang paling berat adalah, dibawa ke jalur hukum. Jadi berhati-hatilah dalam bekerja. Jika ingin tetap dibutuhkan, maka bersikaplah jujur dan jangan sekalipun curang. Meski itu hanya setetes keringat pun dari seorang kuli sekalipun!" Riko berkata demikian."Kami mengerti, Tuan. Mohon maafkan atas keteledoran kami ini.

    Last Updated : 2024-05-16
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 59. Panggilan dari Greater Xxx

    "Kalau untuk Mia, terus terang aku melarang Rita untuk bicara. Sebab tidak enak hati. Pesta kemarin, suami Mia paling banyak mengeluarkan patungan. Tapi kalau untuk Silvia, mereka sedang sama saja dengan kami. Kalau untuk Dinda, ini masalahnya. Dinda belum bisa dihubungi. Rita juga sedang menunggu bantuan dari Dinda dan suaminya. Kamu bersabar lagi ya?""Bersabar terus! Coba Mas Wibowo jadi aku! Anak setiap hari menangis! Pusing tujuh keliling aku!"Wibowo juga tidak bisa mengelak, menjadi Wahyu, pasti sangat bingung."Begini saja. Bagaimana kalau, aku bawa saja barang-barang kalian yang sekiranya bisa aku jual untuk dijadikan uang. Setidaknya, aku pulang tidak dengan membawa tangan Kosong, sambil menunggu keputusan dari Dinda."Wibowo sebenarnya terkejut, tapi mau bagaimana lagi. Melihat Wahyu datang jauh-jauh dan pulang tanpa hasil, juga makin tidak enak hati.Walau dengan ragu-ragu, akhirnya dia mengangguk.Dan akhirnya, Kulkas, Televisi, Mesin Cuci dan Sofa, diangkut oleh Wahyu.R

    Last Updated : 2024-05-16
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 60. Mereka semakin angkuh.

    Waktu berjalan seperti sangat cepat bagi semua orang.Rita sekarang sudah pasrah, setiap kali Silvia menyuruhnya untuk meminta bantuan Gara dan Mia, dia tetap menolak.Itu tidak akan terjadi! Dia berpikir jika sudah cukup dia menanggung begitu banyak kesalahan terhadap mereka, tidak ingin mengulanginya lagi.Rita tetap berpikir sebisa mungkin, bagaimana caranya lepas dari hutang hutangnya. Apalagi Wahyu sudah menelepon lagi dan mengatakan akan segera berkunjung kembali.Bukan berkunjung, tetapi lebih tepatnya untuk menagih hutang lagi.Rita sudah tidak bisa mengandalkan Dinda lagi, bukan belum niat atau belum sempat, Dinda memang tidak berniat membantu mereka. Lihat saja, status WA dan sosial media miliknya jelas jelas memamerkan dia dan suaminya sedang menghambur-hamburkan uang. Berbelanja di Mall, membeli mobil mewah, merenovasi rumah mertua dan membangun beberapa bangunan rumah sewaan sekaligus."Mereka sangat keterlaluan,Bu! Lihatlah, mereka itu bukan tidak punya uang. Mereka bany

    Last Updated : 2024-05-17

Latest chapter

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

DMCA.com Protection Status