Home / Urban / Menantu Kuadriliuner / Bab 208. Memanggil Nugraha

Share

Bab 208. Memanggil Nugraha

Author: imam Bustomi
last update Last Updated: 2023-08-03 23:44:58

“Ada tugas penting untukmu,” ucap Raja. “Panggil Nugraha sekarang juga.”

“Baik, Pak Raja.”

“Dengarkan aku …” Raja mulai menjelaskan apa yang harus dilakukan Anton saat bertemu dengan Nugraha.

Setelah mendengarkan penjelasan atasannya, Anton pun mengambil ponsel miliknya untuk menghubungi Nugraha.

***

Di salah satu ruangan perusahaan SFM, Nugraha mengadakan rapat dadakan dengan karyawan berkepentingan.

“Walau perusahaan SMF maju pesat, kita harus membuat terobosan baru ….” Kalimatnya terjeda kala ponsel di sampingnya berdering.

Mendapati nama Anton di layar ponselnya, Nugraha pun langsung mengangkat telepon itu,

“Pak Nugraha?” sapa Anton dari seberang telepon.

“Ya, Pak Anton?”

“Aku minta Pak Nugraha datang ke Prince Group sekarang juga.” Suara Anton terdengar begitu serius.

“Baik, Pak. Saya akan langsung ke sana,” jawab Nugraha, lalu sambungan telepon terputus.

“Rapat ditunda besok pagi,” kata Nugraha sembari mengedarkan pandangan ke semua orang yang duduk di meja rapat. “kembalilah k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 209. Permintaan Nugraha

    “Ya!” jawab Anton.Nugraha menghela napas pelan sembari menunduk. Anton mendengus dengan senyuman miring, “Baguslah kalau Bapak sadar.”“Saya bisa jelaskan,” ucap Nugraha sembari mengangkat kepalanya. “Saya menghukum Margareth, karena dia memang pantas mendapatkannya. Aku terpaksa mengusirnya dari rumah, menghukumnya tidur di kandang sapi, dan memasukkannya ke penjara karena kejahatannya sudah tidak termaafkan,” jelasnya dengan nada suara yang begitu serius.Anton memicingkan matanya, “Apa maksudmu? Aku–”“Maaf, boleh saya menyela,” potong Nugraha. “saya akan menjadi manusia laknat jika saya melindungi anak saya yang tak henti-hentinya berbuat kejahatan. Berulang kali cucu saya, Ayyara hampir celaka gara-gara Margareth.” dia sejenak mengatur napas, dan melanjutkan kalimatnya. “apakah tindakan saya dianggap kesalahan besar dan aib oleh Prince Group? Saya harap Pak Anton pikirkan lagi keputusannya.”Anton lagi-lagi menatap Nugraha dengan wajah dinginnya, “Sadarkah dengan ucapan Bapak?”

    Last Updated : 2023-08-04
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 210. Di Balik Kasih Sayang Nugraha

    “Siapa kamu, Raja?” tanya Nugraha. “Kenapa kamu bisa seenaknya berada di kamar pribadi direktur?”“Duduklah dulu, Kek,” pinta Raja.Nugraha mendaratkan tubuhnya di kursi, tatapannya masih terfokus kepada Raja. Ada sejumlah pertanyaan yang menyeruak hatinya. Siapa Raja sebenarnya? Apakah Raja yang menyelidiki kasus 20 tahun silam dan memberitahunya kepada Anton?“Aku mendengar perusahaan SFM semakin maju pesat. Selamat, Kek,” ucap Raja.Nugraha malah merespon dengan sebuah pertanyaan, “Ada apa ini, Raja? Apa yang sebenarnya terjadi?” dia mencari kebenaran, karena apa yang dilihatnya masih bagaikan mimpi.“Apa maksudnya, Kek?” Raja pura-pura tidak mengerti.“Ada hubungan apa kamu dengan semua ini?” tanya Nugraha. Dia juga menoleh ke arah Anton, seolah-olah meminta penjelasan.“Jelas sekali ada hubungannya,” sahut Anton sembari melirik ke arah Raja. “sebelum aku meminta Bapak datang ke sini, aku terlebih dahulu mengintrogasi Raja. dan ternyata dia tidak tahu sama sekali dengan masalah in

    Last Updated : 2023-08-05
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 211. Membantu Shinta

    “Bolehkah aku tarik gajiku duluan?” tanya Shinta dengan senyuman canggung. “aku sedang butuh uang buat keperluan keluarga.”Ayyara yang sudah mengenal lama Shinta, dia bisa merasakan kalau temannya itu sedang berbohong.“Kamu punya masalah di luar sana? Ayo cerita sama aku,” bujuk Ayyara.“Ya, itu. Masalahku butuh uang, hehe,” jawab Shinta dengan senyuman meyakinkan, walaupun raut wajahnya berkata lain.“Benaran cuma butuh uang?” tanya Ayyara memastikan.“Beneran kok. Jadi boleh 'kan aku tarik gajiku duluan?” Shinta berbalik bertanya.Ayyara sebenarnya tidak mempercayai ucapan Shinta, tetapi dia berujung menanggapi, “Emangnya kamu butuh berapa?”“Aku butuh 7 juta,” jawab Shinta.“Oh gitu,” respon Ayyara sembari melepas tangan Shinta, lalu merogoh ponsel dari tas kecilnya. “berapa nomor rekeningmu? Aku ambilkan dari uang pribadiku.”“Ya ampun, makasih banget Ayya.” Shinta tampak senang. “gantinya ambil dari gajiku ya nanti.” dia lalu membacakan nomor rekeningnya.Saat berhasil melakuka

    Last Updated : 2023-08-06
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 212. Shinta Terancam

    “Dibeli berapa sama si Om-Om?” sindir si sopir.“Maksudnya?” Shinta tidak mengerti.“Udah jangan malu. Aku sering ke sini nganterin penumpang,” jawab si sopir sembari melihat Shinta dari kaca spion. “baru pertama ya?”Shinta masih belum mengerti maksud dari si sopir. Lantas dia pun menanggapi, “Iya, aku baru pertama datang ke sini.”Si sopir terus memperhatikan Shinta dari kaca spion, “Lumayan juga.”Jika sebelum ini diperhatikan dengan tatapan mesum seperti itu, Shinta pasti akan merasa risih. Namun, saat ini di pikirannya diselimuti rasa takut, membuatnya sama sekali tak memperhatikan tatapan mata nakal si sopir.“Dapat bayaran berapa?” tanya si sopir sekali lagi, tampak penasaran karena belum mendapat jawaban dari Shinta. “kalau perawan biasanya bayarannya tinggi. Ya, 'kan?”Mata Shinta melebar, barulah dia mengerti maksud si sopir, “Jaga omongan Bapak! Aku bukan seorang pelacur.”Si sopir malah tertawa terbahak-bahak, “Halah jangan bohong. Semua orang tahu di hotel ini tempat esek

    Last Updated : 2023-08-09
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 213. Menyelamatkan Shinta

    “Bajingan!” seru pria tampan itu.“Raja?” Lirih Shinta sambil bangkit dari posisi terlentang.Shinta turun dari tempat tidur dan langsung memeluk Raja sambil menangis sejadi-jadinya.“Dia mau memperkosaku, Raja. Aku takut,” gumam Shinta.“Tenanglah,” balas Raja sambil mencoba melepaskan tangan Shinta yang melingkar di tubuhnya, tetapi tangan wanita itu semakin erat.Ayyara yang baru masuk seketika membelalakkan mata melihat suaminya dipeluk oleh Shinta. Namun, dia membiarkan karena tahu kondisi psikis sahabatnya itu, meskipun jantungnya berdebar merasa cemburu.“Shinta, kamu baik-baik saja, 'kan?” tanya Ayyara sembari berjalan mendekat.Mendengar itu, Shinta melepaskan pelukannya. “Ayya.” Shinta menghampiri Ayyara, dan mereka pun saling berpelukan. “Aku takut, Ayya. Dia hampir merenggut kesucianku.” “Sekarang kamu nggak–”Baru saja Ayyara bersuara, suara lantang pria itu menggema, “Bajingan! Siapa kalian!”Pria itu bangkit dengan wajah merah padam, “Siapa kalian, hah?!” tanyanya sek

    Last Updated : 2023-08-09
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 214. Berry Berada Di Atas Angin

    “Berry! Aku akan melaporkanmu ke polisi!” teriak Shinta penuh kemarahan. Berry mengusap wajahnya yang memerah akibat tamparan. Dia lalu menatap Shinta sambil mendengus miring, “Shinta, kamu jangan lebay. Aku ngga salah apa-apa. Kalaupun aku dipenjara, kamu yang bakalan rugi.” “Nggak!” tegas Shinta. “aku nggak peduli lagi! Aku nggak sudi punya Kakak kayak kamu!” “Kamu nggak ngerti ya maksudku?” Berry melemparkan senyuman miring. “Biar aku kasih tahu. Kalau aku dipenjara, orang-orang yang aku hutangi akan mencarimu. Mungkin hari ini kamu bisa selamat dari cengkraman singa, tapi gimana di kemudian hari?” Berry sengaja menakut-nakuti Shinta, karena tujuan yang sebenarnya adalah memaksa Ayyara secara tidak langsung untuk membayar hutang-hutangnya. Dia tahu Ayyara tidak akan membiarkan hal buruk terjadi kepada sahabat akrabnya. “Kamu benar-benar manusia biadap, Berry!” Teriak Shinta penuh emosi. “kenapa manusia kayak kamu dilahirkan ke dunia?!” Berry menanggapinya dengan santai, “Maka

    Last Updated : 2023-08-10
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 215. Bercandalah Dengan Para Napi!

    “Sesuai laporan. Seret dia ke kantor polisi!” jawab Ayyara.“Apa?!” pekik Berry dengan mata melebar, tetapi di detik berikutnya dia tertawa awkward. “pasti kamu bikin surprise buat aku.”Ayyara menunjukkan wajah girang, “Ya, benar sekali. Surprisenya berupa hukuman penjara bertahun-tahun. Aku harap kamu menyukainya, Berry.”Berry terdiam seketika. Dia lalu menatap Ayyara dengan mata melotot, “jangan bercanda, Ayya. Kamu nggak mau 'kan hal buruk terjadi sama Shinta? Ingat, Ayya! Aku nggak main-main!” nadanya penuh penekanan.Berry yang bodoh tak menyadari kalau ucapannya adalah sebuah kalimat ancaman. Tentu saja dua orang polisi itu yang mendengarnya tidak punya keraguan untuk menyeret pria itu ke kantor polisi.“Apa-apaan ini?!” Berry terkejut kala dua orang polisi itu tiba-tiba mencengkeram dan memborgol tangannya “Lepaskan aku! Aku nggak bersalah!”“Anda kami tangkap. Dan anda bisa menjelaskan di kantor polisi,” tegas polisi itu. Nyali Berry menciut. Keringat dingin mulai membasahi

    Last Updated : 2023-08-11
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 216. Kelima Orang Itu

    “I love you, Raja,” gumam Shinta. “kamu milikku.”Namun, Shinta cepat-cepat menggelengkan kepala saat menyadari kegilaannya.“Oh, Shinta. Kamu pikir apaan sih,” gumamnya sambil mengusap wajahnya. “Raja suaminya sahabat akrabmu.”Anehnya, pandangan Shinta perlahan kembali fokus ke arah Raja.“Tapi nggak ada salahnya berandai-andai, 'kan?” tanyanya, lalu kepalanya mengangguk. “Iya, boleh. Aku cuma berandai-andai, bukan merusak rumah tangga sahabatku.”Shinta kembali membayangkan sosok pria itu adalah suaminya, tetapi pikirannya itu langsung sirna kala melihat Raja dan Ayyara berjalan menuju ke arah mobil.Raja masuk di kursi kemudi, sedangkan Ayyara memilik duduk di kursi belakang untuk menemani Shinta.“Maaf, sudah menunggu lama. Hehe,” ucap Ayyara.Shinta mengangguk pelan, “Nggak apa-apa.”Raja melajukan mobil ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan, dia hanya fokus menyetir sambil mendengarkan Ayyara dan Shinta berbincang-bincang tentang masalah yang menimpa keluarga Shinta.Dua puluh m

    Last Updated : 2023-08-13

Latest chapter

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 244. Kebahagiaan Sempurna

    Usai berkata demikian, Raja pergi begitu saja. Dia memutuskan pulang ke rumah besar Nugraha. “Sudah cukup mereka bermain-main dengan keluargaku. Waktunya sudah tiba. Aku akan menghukum semua musuh-musuhku,” gumam Raja sembari melangkahkan kakinya. Dua puluh menit kemudian, Raja tiba di rumah besar Nugraha. Dia menghampiri sang Kakek dan Ayyara yang menunggunya di ruang tengah. “Mas?” Mengerti tatapan sang istri yang mencemaskannya, Raja pun menanggapi, “Aku baik-baik saja, tidak ada luka sedikitpun di tubuhku.” Sementara, Nugraha masih mematung di tempat. Dia masih belum menyangka bahwa menantunya itu adalah putra Banara Darmendhara. “Aku sudah menyuruh Anton untuk menghukum semua orang yang berani mengganggu kebahagiaan kita, termasuk Shinta dan Kakaknya,” ucap Raja. Lalu menoleh ke arah Nugraha. “juga Marcel dan Ferdi.” Nugraha yang tidak mengerti pun bertanya, “Maksudnya?” “Sepuluh menit yang lalu Prince Group telah memutus kontrak kerja sama dengan perusahaan WNE Group.

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 243. Menghukum Bagas

    “Malam ini juga Bagas harus menghadapiku!” seru Raja. “Aku juga akan menghukumnya!” sahut Nugraha yang tak kalah murkanya. Ayyara yang bediri di tengah-tengah mereka pun berkata, “Kakek belum sembuh total. Biarkan Mas Raja yang menanganinya.” “Tidak. Kakek mau ikut. Aku–” “Ara benar. Sebaiknya Kakek tidak perlu ikut,” potong Raja. “serahkan semua urusan ini kepadaku.” “Baiklah.” Nugraha berujung mengalah. Raja menoleh ke arah Anton, “Apakah kamu sudah merekamnya?” Anton mengangguk cepat, “Sudah, Pak.” “Kirimkan rekamannya kepadaku,” pinta Raja. *** Bagas mengetahui kalau Jamal dan teman-temannya tertangkap dan diadili. Namun, saat ini dia sama sekali tidak panik. Dia sudah memiliki rencana untuk mengantisipasinya. Bahkan di saat ini dia bermain dengan wanita jalang di sebuah kamar. Tanpa Bagas sadari, di luar sana Raja dan orang-orangnya berhasil melumpuhkan semua anak buahnya yang ditugaskan untuk menjaganya. BRAK! Bagas dan wanita jalangnya spontan menoleh ke arah pintu

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 242. Mengintrogasi Jamal

    “Berlatih menembak,” ucap Anton. Tubuh Jamal semakin begetar hebat, “Saya mohon, Pak. Jangan jadikan saya kelinci percobaan.” Jamal tampak begitu panik melihat tangan Anton mulai terangkat dan mengarahkan pistol ke arah apel yang berada di atasnya, “Saya akan jujur. Saya akan mengatakan siapa yang telah menyuruh saya.” Sudut bibir Anton terangkat, memang ini adalah rencananya untuk memaksa Jamal mengakui segalanya. “Saya janji,” ulang Jamal mencoba meyakinkan Anton. Jamal tak punya pilihan lain. Dia tidak bisa terus-menerus mempertahankan pendiriannya jika tidak ingin nyawanya yang melayang. “Penawaran yang sangat menarik. Tapi jika sekali saja kamu berbohong, aku tidak segan-segan membunuhmu!” seru Anton sambil menempelkan moncong pistol tepat di dahi Jamal. “bukan apel lagi, tapi peluruku akan menembus kepalamu!” “Ba-ik, Pak. Saya akan jujur.” Suara Jamal nyaris tak terdengar karena diselimuti rasa takut yang membesar. “Cepat katakan, Jamal! Jangan bertele-tele!” geram Anton.

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 241. Terbongkarnya Identitas Raja

    “Halo, Pak Raja … Saya sudah berhasil menjalankan tugas dari Pak Raja,” ucap Anton di seberang telepon. Nugraha yang mendengarnya pun merasa terheran-heran. Raja yang sedari tadi mengintip di balik pintu, dia pun masuk kembali dan menghampiri Nugraha. “Lakukan sesuai rencana, Anton,” ucap Raja yang sudah berdiri di samping Nugraha. “Baik, Pak,” jawab Anton, dan setelahnya telepon terputus. Nugraha yang kebingungan pun menatap Raja dengan ekspresi yang begitu serius, “Siapa kamu?” “Aku suami Ayyara, menantu Kakek,” jawab Raja. “Jawab yang jujur. Siapa kamu sebenarnya?” tanya Nugraha. “Aku Raja Elvano Darmendhara. Putra Banara Darmendhara,” jawab Raja serius. “Kamu jangan bercanda.” Raut wajah Nugraha memerah. “Mas Raja nggak bohong, Kek,” sahut Ayyara yang muncul dari luar dan berjalan mendekat. “Mas Raja adalah putra Ayah Banara Darmendhara, pemilik Darmendhara Group.” Nugraha tercengang mendengarnya, tetapi dia masih menganggap Raja dan Ayyara telah berbohong. “Candaan ka

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 240. Menceritakan Motif Penculikan

    “Siapa kamu?” tanya Nugraha.Ayyara merasa heran dengan pertanyaan Nugraha, karena pria itu tak lain dan tak bukan adalah Raja. Dia takut sang Kakek lupa ingatan.“Apa Kakek saya baik-baik saja?” tanya Ayyara kepada si perawat yang sudah berdiri di sampingnya.Si perawat itu menatap Nugraha dengan senyuman ramah, “Maaf, Pak. Nama Bapak siapa?”“Nugraha.”“Dan mereka siapa?” Perawat itu menunjuk ke arah pasangan suami-istri.“Ayyara dan Raja, menantuku,” jawab Nugraha.Ayyara tersenyum, merasa tidak ada masalah dengan ingatan Nugraha. Sementara, perawat itu memeriksa keadaan sang Kakek secara keseluruhan.“Kepala Bapak terluka. Jadi jangan banyak bergerak dulu,” ucap perawat itu setelah selesai melakukan pemeriksaan.“Terima kasih,” balas Nugraha, dan perawat itu pergi dari ruangan setelah berpamitan.Usai kepergian si perawat, Nugraha menatap Raja yang berdiri di samping Ayyara.“Raja? Jujurlah kepada Kakek. Kenapa kamu bersama dengan Pak Anton waktu menyelamatkanku?” tanya Nugraha.“

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 239. Menghukum Jamal

    Raja dan Anton segera masuk ke mobil. Hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit, mereka sudah sampai di sebuah aprtemen, tempat Nugraha dibawa.Raja langsung turun dari mobil, diikuti Anton dan anak buahnya.Sementara, di dalam apartemen Jamal dan teman-temannya tampak terlihat panik bukan main. Pasalnya mereka tahu kalau orang-orangnya Nugraha sedang menuju ke tempatnya.Tak ingin celaka, mereka pun menggunakan Nugraha sebagai tameng untuk menyelamatkan diri.BRAK!Sontak semua mata menoleh ke arah pintu yang di dobrak. Jamal pun langsung menempelkan pistol ke pelipis Nugraha yang terikat tak sadarkan diri di kursi.Raja yang melihat wajah Nugraha yang dipenuhi darah, seketika aura mengerikan begitu kental menguar dari dirinya.“Jangan berani mendekat! Atau kalian akan melihat Nugraha mati di tanganku!” ancam Jamal penuh mengintimidasi, walau dia sendiri sebenarnya agak gentar menghadapi Raja dan anton beserta anak buahnya.“Kamu telah melakukan kesalahan besar, Jamal!” seru Anton

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 238. Menyelamatkan Nugraha

    “Kurang ajar!” pekik Jamal tanpa dia sadari belum memutus sambungan telepon. “Anda mau mati, hah?!” Tentu saja di seberang sana Ayyara yang mendengarnya seketika berteriak, “Kakek?! Siapa kalian?!” Jamal kaget dan baru menyadari kecerobohannya, tetapi karena terlanjur dia pun berterus terang, “Kakekmu akan mati di tanganku!” Usai mengatakan itu, Jamal seketika memutus sambungan telepon sepihak. Dia lalu menatap Nugraha dengan tatapan penuh amarah. “Aku tidak sekedar berbual! Malam ini anda harus mati!” Nugraha malah membalasnya dengan cengiran lebar. Dia sama sekali tidak terlihat takut. Dia tahu setelah ini Ayyara akan meminta bantuan Anton untuk melacak keberadaannya, entah itu dirinya dalam keadaan selamat ataupun mati. “Kamu ingin membunuhku? Silahkan. Tapi nyawa dibayar nyawa. Aku mati, kalian juga pasti akan mati! Cucuku punya hubungan dekat dengan Pak Anton,” ucap Nugraha. Situasinya kini berubah, justru sekarang Jamal dan teman-temannya yang terlihat panik-sepaniknya. “

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 237. Disuruh Oleh Satu Orang

    “Kali ini kamu menang. Tapi ilmu wing chungku akan mematahkan tulangmu!” seru pria itu sambil menggerak-gerakkan tangannya. Melihat Raja hanya terdiam, pria itu mulai maju menyerangnya. “Kamu tidak akan bisa menahan gempuran pukulanku!” Raja menangkis serangan demi serangan yang mengandalkan teknik kecepatan tangan. Awalnya dia kewalahan, tetapi akhirnya dia dapat mengimbanginya. Raja yang tak ingin bermain-main, ketika ada kesempatan dia langsung menyarangkan pukulan di dada lawannya hingga terpental ke belakang. Para penjahat lagi-lagi dibuat terkejut. Mereka berulang kali menggeleng-geleng tak percaya melihat Raja juga memiliki ilmu whing chung. Bahkan pergerakannya lebih cepat dan gesit. “Tidak masuk akal,” gumam pimpinan penjahat tanpa disadari. Sementara, Ayyara berhasil membuka pintu mobil dan mengambil ponselnya. Dia lalu cepat menjauh dan berdiri di tempat asalnya agar mereka tidak curiga. Secara diam-diam, dia pun mengirim pesan kepada Anton untuk meminta bantuan. “B

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 236. Dari Berbagai Perguruan Silat

    Ancaman pria itu tampak tidak main-main, membuat Ayyara yang mendengarnya semakin mengkhawatirkan keselamatan Raja. Dia berulang kali menarik tangan sang suami untuk cepat-cepat berlari masuk ke dalam mobil. Namun, suamimya malah merespon dengan segurat senyuman sembari menggelengkan kepalanya. “Kalau lari, mereka justru akan menembak kita,” bisik Raja. Ayyara baru menyadari kebodohannya. Dia pun akhirnya menatap tajam kepada para penjahat. “Pergi! Jangan sakiti suamiku!” Teriaknya, walaupun keringat dingin mulai membasahi dahi. Teriakan Ayyara mulai menarik perhatian beberapa orang. Namun, pimpinan penajahat itu dengan mudah mengatasinya. Dia tersenyum kepada orang-orang yang berada di sekitar sana, “Maaf menganggu. Kami hanya berakting buat film pendek.” Benar saja, semua orang percaya dan hanya berlalu lalang tanpa curiga lagi. Selepas itu, pimpinan penjahat kembali menatap Ayyara, “Gampang sih. Kalau suamimu tidak ingin disakiti, ikutlah dengan kami,” ucapnya sambil sesekal

DMCA.com Protection Status