“Iya, Hannah, sebelumnya nggak ada yang berhasil untuk mendapatkan kontrak, cuma kamu saja yang berhasil. Sepertinya kamu bisa menyelesaikan masalah kali ini.”“Kamu itu penanggung jawab proyek penting Grup Limantara! Seharusnya kamu nggak akan nolak, ‘kan?”“Hannah, aku juga merasa usulan ini bagus sekali. Gimana kalau kamu pergi ke Perusahaan Investasi Sinjaya?”Tiba-tiba semua orang menyorot Hannah. Sekarang mereka semua berharap Hannah bisa menangani masalah Grup Limantara, jangan sampai Grup Limantara berjalan ke jurang kebangkrutan. Tidak ada dari mereka yang bersedia untuk hidup sengsara.Saat ini, Hannah sungguh tidak berdaya. Dia sungguh tidak menyangka masalah semalam masih belum berakhir, melainkan berkembang menjadi lebih parah lagi.Bukankah mereka semua merasa Martin adalah harapan mereka semua? Sekarang? Mereka malah menyuruh Hannah untuk menyelesaikan masalah lagi? Hannah sungguh emosi. Saking emosinya, dia pun hampir menggila.“Hannah, jangan-jangan kamu nggak bersedia
Lagi-lagi anggota Keluarga Limantara lainnya mulai memuji Martin. Berhubung mereka semua juga tidak bisa menyelesaikan masalah, mereka terpaksa mengucapkan kata-kata yang bisa menyenangkan hati kakek mereka.Wajah Hannah pun memucat. Martin terlalu tidak tahu malu. Padahal semua ini terjadi gara-gara dia. Sekarang dia tidak sanggup menyelesaikan masalah, tapi dia malah berbicara dengan sok hebat.“Kalau begitu, mohon penerus Keluarga Limantara menyelesaikan masalah ini,” ucap Hannah dengan sinis.“Cih, memangnya aku itu manajer proyek, untuk apa aku ikut campur? Hannah, kalau kamu nggak sanggup selesaikan masalah ini, utang 6 triliun itu jadi utangmu!” ucap Martin dengan ketus.Martin tidak sanggup untuk menyelesaikan masalah Perusahaan Investasi Sinjaya. Jadi, satu-satunya cara adalah mendorong utang itu menjadi tanggung jawab Hannah.Inilah konsekuensi untuk menjadi penanggung jawab. Kepikiran hal ini, Martin pun merasa gembira dengan kepintarannya.“Emm, sepertinya ini ide bagus!”“
Semua anggota Keluarga Limantara terkejut. Mereka semua menatap Brandon dengan mata terbelalak. Mereka sungguh tidak menyangka Brandon akan tiba-tiba melempar asbak ke wajah Martin.Sepertinya Martin cukup sial! Entah sudah berapa kali dia dilempar oleh Brandon, dan dia tidak berhasil mengelak sama sekali.Hanya saja, sepertinya Brandon tidak seharusnya menghadiri rapat keluarga ini. Sebab, dia suka sekali main kasar!“Brandon, kamu kira aku nggak berani beri pelajaran sama kamu? Percaya nggak kalau aku bakal habisi kamu?” Martin memegang hidungnya dengan emosi tinggi.“Panggil si David?” tanya Brandon dengan acuh tak acuh.“Iya, aku akan panggil Kak David. Asal kamu tahu Kak David itu teman baikku. Dia ….” Saat ini Martin merasa sangat emosi. Saking emosinya, dia bahkan berbicara dengan blak-blakan. Hanya saja, ketika berbicara sampai belakang, dia tiba-tiba merespons dan wajahnya langsung memucat.“Kak David, akrab sekali, ya?” Brandon tersenyum, lalu berkata, “Kamu jangan lupa masal
Tatapan semua orang tertuju pada diri Hannah, dan Hannah pun semakin emosi lagi.Brandon juga hanya bisa menghela napas saja. Dia tahu tak peduli apa pun yang terjadi, Kakek Herman tetap tidak akan memecat Martin dari Grup Limantara.Bagi Kakek Herman, terdapat perbedaan signifikan di antara perempuan dengan laki-laki.Masalah sudah berkembang hingga tahap sekarang. Brandon juga tahu dirinya tidak seharusnya ikut campur lagi. Jika tidak, istrinya pun akan semakin dipersulit.Setelah dipikir-pikir, Brandon mengirim pesan singkat kepada Hannah.Hannah langsung membaca pesan ponselnya. Tiba-tiba sekujur tubuhnya gemetar. Sebab, Brandon malah membujuk Hannah untuk menyetujui permintaan tidak masuk akal mereka. Selain itu, Hannah disuruh untuk mengajukan persyaratan.Ketika menyadari Hannah melihat dirinya, Brandon pun berkata dengan tersenyum, “Percaya sama aku.”Hannah kepikiran kejadian dua hari silam, dan akhirnya dia memilih untuk memercayai Brandon. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu
Jujur saja, Herman juga tidak bersedia untuk menyerahkan kendali keuangan kepada Hannah. Sebab, jika hal itu sampai terjadi, kedudukan Hannah akan menggoyangkan kedudukan Martin.Namun saat ini, Herman sudah tidak memiliki pilihan lain lagi. Sebab, jika Hannah tidak bersedia untuk menyelesaikannya, bisa jadi Grup Limantara akan kembali ke ambang kebangkrutan.“Kakek, Kakek jangan percaya sama dia! Mana mungkin dia bisa selesaikan masalah ini? Perusahaan Investasi Sinjaya bahkan sudah mengirim surat tuntutan! Aku khawatir cewek ini lagi bersekongkol dengan Perusahaan Investasi Sinjaya. Kemudian, dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi!”Martin juga kepanikan. Dia sungguh takut Herman akan menyetujui permintaan Hannah. Jika Herman menyetujuinya, sepertinya posisi Martin sebagai pewaris Grup Limantara hanya tinggal khayalan saja.“Hannah, beraninya kamu bohongi Kakek? Apa kamu kira Kakek itu gampang untuk dibohongi?” tanya Gabriel dengan te
“Kali ini tamatlah riwayat Hannah! Meski dia berkompeten, mana mungkin dia sanggup membuat Pak Presdir Perusahaan Investasi Sinjaya berubah pikiran? Dengar-dengar Pak Presdir itu sangat misterius. Dia nggak bakal bersedia untuk bertemu dengan Hannah.”Setelah rapat dibubarkan, Gabriel dan Martin meninggalkan ruangan bersama. Gabriel pun berkata dengan tersenyum sinis, “Sebelumnya dia sudah berkali-kali berhasil mendapatkan investasi Perusahaan Investasi Sinjaya. Aku sungguh takut gimana kalau Hannah benar-benar mengendalikan keuangan perusahaan? Hidup kita pasti akan sengsara.”Martin malah tidak khawatir sama sekali. “Apa yang perlu dikhawatirkan? Dia nggak mungkin berhasil, kecuali dia tidur sama presdir baru itu. Tapi mana mungkin presdir baru itu bersedia?”“Semoga saja seperti itu.” Gabriel menghela napas. Sepertinya dia harus mempersiapkan kemungkinan terburuk.Di sisi lain, di dalam mobil Porsche Hannah.Hannah merasa agak bingung. Sebab, tadi Brandon mengirim pesan menyuruhnya
Beberapa saat kemudian, Hannah menarik napasnya, lalu berkata, “Bu Karen, aku mengerti apa maksudmu. Tapi aku harap kamu bisa percaya sama aku. Keluarga Limantara bukan sengaja. Semua ini bisa terjadi juga karena proyek di kawasan pusat bisnis sangatlah penting bagi Keluarga Limantara.”Karen terdiam beberapa saat. Tiba-tiba dia tersenyum. “Kalau orang lain yang datang, aku pasti akan suruh satpam untuk usir orang itu. Tadi sebelum aku kemari, Pak Presdir sudah berpesan, dia sungguh menyukai ‘Lukisan Gunung Fujiwa’. Jadi, dia merasa berutang budi sama Nona Hannah. Dia berharap kelak Keluarga Limantara tidak akan membuat kekacauan lagi. Kalau hal seperti ini sampai terulang lagi, sepertinya Pak Presdir nggak akan melepaskan kalian begitu saja.”Hanya begini?Pak Presdir sungguh melepaskan mereka hanya karena “Lukisan Gunung Fujiwa”?Sebelumnya Brandon juga pernah mengatakan hal yang sama, Hannah memang percaya dengan Brandon, tapi dia merasa tidak yakin dengan ucapannya. Siapa sangka ma
Saat ini, tiba-tiba Gabriel memasuki ruangan kerja Martin dengan tergesa-gesa. Bahkan, riasannya juga sudah luntur.“Martin, celaka! Kamu sudah dengar belum?!”“Kenapa buru-buru? Dikejar hantu?” tanya Martin dengan santai.“Tadi waktu aku lewat departemen legal, aku dengar Perusahaan Investasi Sinjaya sudah mencabut gugatan mereka!” Gabriel merasa kaget. Kenapa masalah bisa diselesaikan dalam waktu semalam?Martin spontan mengerutkan keningnya, lalu membalas, “Kamu nggak salah dengar? Perusahaan Investasi Sinjaya itu perusahaan besar. Mana mungkin mereka akan berubah pikiran hanya dalam satu malam? Apa mereka lagi bercanda?”“Serius, sekarang semua orang di perusahaan lagi bahas masalah ini. Selain itu, aku juga dengar-dengar pengacara Perusahaan Investasi Sinjaya juga bersikap sangat ramah. Sikapnya berbeda 180 derajat dari sebelumnya!” Gabriel merasa takut.“Apa?” Martin terkejut spontan berdiri hingga kursi terjatuh ke lantai. Dia bertanya, “Mana mungkin? Semalam aku baru cari tahu