Saat ini, tiba-tiba Gabriel memasuki ruangan kerja Martin dengan tergesa-gesa. Bahkan, riasannya juga sudah luntur.“Martin, celaka! Kamu sudah dengar belum?!”“Kenapa buru-buru? Dikejar hantu?” tanya Martin dengan santai.“Tadi waktu aku lewat departemen legal, aku dengar Perusahaan Investasi Sinjaya sudah mencabut gugatan mereka!” Gabriel merasa kaget. Kenapa masalah bisa diselesaikan dalam waktu semalam?Martin spontan mengerutkan keningnya, lalu membalas, “Kamu nggak salah dengar? Perusahaan Investasi Sinjaya itu perusahaan besar. Mana mungkin mereka akan berubah pikiran hanya dalam satu malam? Apa mereka lagi bercanda?”“Serius, sekarang semua orang di perusahaan lagi bahas masalah ini. Selain itu, aku juga dengar-dengar pengacara Perusahaan Investasi Sinjaya juga bersikap sangat ramah. Sikapnya berbeda 180 derajat dari sebelumnya!” Gabriel merasa takut.“Apa?” Martin terkejut spontan berdiri hingga kursi terjatuh ke lantai. Dia bertanya, “Mana mungkin? Semalam aku baru cari tahu
Herman tidak melirik Martin sekilas pun. Dia tersenyum, lalu melanjutkan, “Hannah juga adalah cucu kesayanganku. Dia pasti capek untuk merangkap posisi manajer proyek dan juga manajer keuangan. Aku khawatir Hannah akan merasa terbebani. Jadi, aku memutuskan untuk mencari orang untuk membantunya.”“Martin, setelah dipikir-pikir, aku merasa posisi ini sangat cocok untukmu. Mulai sekarang, kamu akan menjadi wakil direktur dari Grup Limantara. Tugasmu adalah membantu pekerjaan Hannah. Apa kamu mengerti?”Begitu ucapan dilontarkan, semua orang di tempat langsung bertukar pandang. Mereka sungguh terbengong. Siapa pun tidak menyangka Herman malah akan menaikkan jabatan Martin.Permasalahannya adalah belakangan ini Martin tidak melakukan kontribusi apa-apa, dia malah sudah melakukan masalah besar yang hampir menyeret Grup Limantara kembali ke jurang kebangkrutan. Dengan persyaratan seperti itu, Martin malah naik jabatan menjadi wakil direktur?Sepertinya Herman sudah membulatkan tekadnya untuk
“Kakek bilang demi mengurangi bebanku, dia mengangkat Martin menjadi wakil direktur. Kelak kalau ada masalah, aku disuruh berunding sama dia,” jelas Hannah dengan emosi tinggi.“Ternyata begitu, aku nggak menyangka demi membatasi kekuasaanmu, Kakek bisa melakukan hal memalukan seperti ini,” ucap Brandon dengan mengerutkan keningnya.“Tapi sebelumnya jelas-jelas dia bilang asalkan aku bisa menyelesaikan masalah kali ini, aku akan memegang kuasa atas proyek di kawasan pusat bisnis dan juga kuasa di keuangan perusahaan!” Hannah masih tidak habis pikir. “Sebenarnya alasannya sangat sederhana. Dia melakukannya karena nggak ingin kamu memegang otoritas yang terlalu tinggi. Dia takut keberadaanmu akan mengancam posisi Martin. Bagi dia, Martin barulah penerus Keluarga Limantara!” jelas Brandon.“Atas dasar apa? Memangnya Kakek nggak takut kalau aku nggak mau urus masalah perusahaan lagi?” Hannah sungguh kesal. “Kalau aku nggak urus, apa mungkin Perusahaan Investasi Sinjaya akan lepasin Grup L
Bagaimanapun juga, sekretaris hanyalah orang luar. Dia hanya bisa mengingatkan atasannya saja. Lagi pula, tidak ada yang bisa mengubah keputusan Herman.Mungkin Herman mengira Hannah tidak mungkin akan melakukan hal bodoh. Dia juga memerlukan sokongan dari Grup Limantara. Jika tidak, belum tentu Hannah bisa hidup enak seperti sekarang.Herman menggeleng sambil menarik napas dalam-dalam. “Sebenarnya, yang paling aku khawatirkan saat ini adalah Hannah. Aku takut dia akan melakukan kontribusi yang lebih besar lagi. Bagaimanapun, dia itu cewek. Kalau dia menduduki posisi tinggi atau langsung menjadi direktur utama, sepertinya perusahaan akan ganti nama menjadi Perusahaan Sinjaya.”“Benar juga, nggak mungkin perusahaan jatuh ke tangan orang lain.” Kali ini sekretaris setuju dengan ucapan Herman. Jika Grup Limantara jatuh ke tangan orang lain, posisinya sebagai sekretaris direktur umum juga akan berakhir.…Di dalam sebuah kafe kelas atas.Brandon dan Hannah sedang duduk bersama. Sementara,
“Tentu saja, dia itu suamiku,” balas Hannah dengan yakin.“Tapi biasanya kamu nggak pernah ajak dia?” tanya Angel dengan penasaran.“Kenapa kamu ikut campur dalam masalahku? Kamu juga boleh bawa pacarmu!”Angel pun membalas dengan ekspresi risi, “Hannah, bukannya aku ingin ikut campur sama masalah kamu, tapi kalau kamu bawa Brandon ke sana, bukannya kamu akan dipermalukan? Bisa jadi ada yang ingin jatuhin kamu.”“Siapa?” tanya Hannah dengan wajah lugu.“Eveline! Kamu lupa? Sewaktu kuliah dulu, semua cowok yang dia suka pada suka sama kamu. Dia selalu gagal untuk mendapatkan cowok idamannya. Dia benci banget sama kamu.”“Dengar-dengar beberapa tahun ini dia mengembangkan kariernya di Negara Honria. Dia bahkan sudah melakukan operasi plastik. Dia bisa pulang kali ini juga demi menghadiri acara reuni. Aku rasa dia pasti datang jauh-jauh buat jatuhin kamu! Hannah, kamu mesti hati-hati!” Angel menasihati Hannah.“Eh, si Eveline beruntung banget, ya. Dengar-dengar dia pasang foto palsu buat
“Mobil ini pemberian kakakmu,” jawab Brandon dengan santai.“Kak Anwar? Mana mungkin? Mobil ini setidaknya seharga 4 miliaran. Mana mungkin dia kasih kamu secara cuma-cuma?” Angel menunjukkan ekspresi meremehkan. Brandon memang suka sok hebat. Dia pasti menyewa mobil ini. Hanya saja, dia malu untuk berterus terang.Menyewa mobil mewah untuk menghadiri acara reuni adalah hal yang sangatlah wajar. Hanya saja, sepertinya tidak akan ada yang percaya kalau mobil ini adalah mobil Brandon. Sebab, dia masih mengenakan pakaian kampungannya.Brandon juga malas menjelaskannya. Selalu saja seperti ini, tidak ada satu pun yang percaya dengan omongannya.Mobil Porsche melaju kencang menuju sebuah resor.Resor Candalla adalah resor yang cukup terkenal di Kota Manthana. Konon katanya, kamar di resor ini sangat susah untuk direservasi.Di tempat ini juga terdapat tempat pemandian air hangat. Bahkan restoran di resor ini juga mesti melakukan reservasi beberapa bulan sebelumnya.“Angel, dengar-dengar re
“Wah, mobil Porsche!”Seseorang berkata dengan tercengang. Tidak dipungkiri, mobil Porsche memang tidak semahal mobil Ferrari. Hanya saja, kedua mobil terlihat selevel di mata kebanyakan orang.Seketika Eveline berkata dengan kesal, “Hanya mobil bekas saja, harganya paling cuma beberapa miliar saja. Jauh lah kalau dibandingin sama mobil Ferrari kami. Mobil kami harganya sekitar belasan miliar!”“Hah? Jauh banget harganya?”“Eveline, ternyata suamimu kaya banget, ya!”Saat ini beberapa orang merasa semakin iri. Melihat tatapan semua orang tertuju pada dirinya, Eveline pun sengaja berbicara dengan risi, “Sebenarnya suamiku nggak sebagus yang kalian katakan. Waktu itu, aku berpikir cukup lama untuk terima dia atau nggak. Aku bahkan nggak bersedia untuk bertemu dia selama setengah tahun pertama! Kalau bukan karena dia hadiahin aku cincin berlian, aku juga nggak bakal jadian sama dia!”Selesai berbicara, Eveline sengaja memamerkan tangan kirinya. Tampak sebuah cincin berlian besar di jari
“Istriku, dia itu teman kuliahmu. Ngapain kamu perhitungan sama mereka? Nanti kamu malah kelihatan sangat perhitungan.” Saat ini, Steven berjalan ke sisi Eveline, lalu memeluk pinggangnya.Pada saat yang sama, Steven melirik tubuh Hannah sekilas, dan dia pun tercengang. Dari segi postur tubuh dan paras, sepertinya Eveline kalah jauh dibandingkan dengan Hannah.Boleh dikatakan bahwa Eveline kurang elegan. Berbeda dengan Hannah, dia sungguh elegan. Sayangnya, dia malah menikah dengan lelaki pecundang. Haish!Saat ini, Brandon sudah selesai memarkirkan mobilnya, dan berjalan kemari.Hannah tersenyum menggandeng tangan Brandon, lalu memperkenalkan, “Semuanya, dia itu suamiku. Kalian seharusnya tahu namanya, ‘kan? Sepertinya aku nggak usah kasih tahu lagi.Masalah pernikahan Brandon dan Hannah sangatlah gempar di Kota Manthana. Jadi, teman kuliah Hannah tentu mengetahuinya. Saat ini, beberapa dari mereka menatap Brandon dengan tatapan merendahkan, dan ada juga yang menatap Brandon dengan ta