Beberapa saat kemudian, Hannah menarik napasnya, lalu berkata, “Bu Karen, aku mengerti apa maksudmu. Tapi aku harap kamu bisa percaya sama aku. Keluarga Limantara bukan sengaja. Semua ini bisa terjadi juga karena proyek di kawasan pusat bisnis sangatlah penting bagi Keluarga Limantara.”Karen terdiam beberapa saat. Tiba-tiba dia tersenyum. “Kalau orang lain yang datang, aku pasti akan suruh satpam untuk usir orang itu. Tadi sebelum aku kemari, Pak Presdir sudah berpesan, dia sungguh menyukai ‘Lukisan Gunung Fujiwa’. Jadi, dia merasa berutang budi sama Nona Hannah. Dia berharap kelak Keluarga Limantara tidak akan membuat kekacauan lagi. Kalau hal seperti ini sampai terulang lagi, sepertinya Pak Presdir nggak akan melepaskan kalian begitu saja.”Hanya begini?Pak Presdir sungguh melepaskan mereka hanya karena “Lukisan Gunung Fujiwa”?Sebelumnya Brandon juga pernah mengatakan hal yang sama, Hannah memang percaya dengan Brandon, tapi dia merasa tidak yakin dengan ucapannya. Siapa sangka ma
Saat ini, tiba-tiba Gabriel memasuki ruangan kerja Martin dengan tergesa-gesa. Bahkan, riasannya juga sudah luntur.“Martin, celaka! Kamu sudah dengar belum?!”“Kenapa buru-buru? Dikejar hantu?” tanya Martin dengan santai.“Tadi waktu aku lewat departemen legal, aku dengar Perusahaan Investasi Sinjaya sudah mencabut gugatan mereka!” Gabriel merasa kaget. Kenapa masalah bisa diselesaikan dalam waktu semalam?Martin spontan mengerutkan keningnya, lalu membalas, “Kamu nggak salah dengar? Perusahaan Investasi Sinjaya itu perusahaan besar. Mana mungkin mereka akan berubah pikiran hanya dalam satu malam? Apa mereka lagi bercanda?”“Serius, sekarang semua orang di perusahaan lagi bahas masalah ini. Selain itu, aku juga dengar-dengar pengacara Perusahaan Investasi Sinjaya juga bersikap sangat ramah. Sikapnya berbeda 180 derajat dari sebelumnya!” Gabriel merasa takut.“Apa?” Martin terkejut spontan berdiri hingga kursi terjatuh ke lantai. Dia bertanya, “Mana mungkin? Semalam aku baru cari tahu
Herman tidak melirik Martin sekilas pun. Dia tersenyum, lalu melanjutkan, “Hannah juga adalah cucu kesayanganku. Dia pasti capek untuk merangkap posisi manajer proyek dan juga manajer keuangan. Aku khawatir Hannah akan merasa terbebani. Jadi, aku memutuskan untuk mencari orang untuk membantunya.”“Martin, setelah dipikir-pikir, aku merasa posisi ini sangat cocok untukmu. Mulai sekarang, kamu akan menjadi wakil direktur dari Grup Limantara. Tugasmu adalah membantu pekerjaan Hannah. Apa kamu mengerti?”Begitu ucapan dilontarkan, semua orang di tempat langsung bertukar pandang. Mereka sungguh terbengong. Siapa pun tidak menyangka Herman malah akan menaikkan jabatan Martin.Permasalahannya adalah belakangan ini Martin tidak melakukan kontribusi apa-apa, dia malah sudah melakukan masalah besar yang hampir menyeret Grup Limantara kembali ke jurang kebangkrutan. Dengan persyaratan seperti itu, Martin malah naik jabatan menjadi wakil direktur?Sepertinya Herman sudah membulatkan tekadnya untuk
“Kakek bilang demi mengurangi bebanku, dia mengangkat Martin menjadi wakil direktur. Kelak kalau ada masalah, aku disuruh berunding sama dia,” jelas Hannah dengan emosi tinggi.“Ternyata begitu, aku nggak menyangka demi membatasi kekuasaanmu, Kakek bisa melakukan hal memalukan seperti ini,” ucap Brandon dengan mengerutkan keningnya.“Tapi sebelumnya jelas-jelas dia bilang asalkan aku bisa menyelesaikan masalah kali ini, aku akan memegang kuasa atas proyek di kawasan pusat bisnis dan juga kuasa di keuangan perusahaan!” Hannah masih tidak habis pikir. “Sebenarnya alasannya sangat sederhana. Dia melakukannya karena nggak ingin kamu memegang otoritas yang terlalu tinggi. Dia takut keberadaanmu akan mengancam posisi Martin. Bagi dia, Martin barulah penerus Keluarga Limantara!” jelas Brandon.“Atas dasar apa? Memangnya Kakek nggak takut kalau aku nggak mau urus masalah perusahaan lagi?” Hannah sungguh kesal. “Kalau aku nggak urus, apa mungkin Perusahaan Investasi Sinjaya akan lepasin Grup L
Bagaimanapun juga, sekretaris hanyalah orang luar. Dia hanya bisa mengingatkan atasannya saja. Lagi pula, tidak ada yang bisa mengubah keputusan Herman.Mungkin Herman mengira Hannah tidak mungkin akan melakukan hal bodoh. Dia juga memerlukan sokongan dari Grup Limantara. Jika tidak, belum tentu Hannah bisa hidup enak seperti sekarang.Herman menggeleng sambil menarik napas dalam-dalam. “Sebenarnya, yang paling aku khawatirkan saat ini adalah Hannah. Aku takut dia akan melakukan kontribusi yang lebih besar lagi. Bagaimanapun, dia itu cewek. Kalau dia menduduki posisi tinggi atau langsung menjadi direktur utama, sepertinya perusahaan akan ganti nama menjadi Perusahaan Sinjaya.”“Benar juga, nggak mungkin perusahaan jatuh ke tangan orang lain.” Kali ini sekretaris setuju dengan ucapan Herman. Jika Grup Limantara jatuh ke tangan orang lain, posisinya sebagai sekretaris direktur umum juga akan berakhir.…Di dalam sebuah kafe kelas atas.Brandon dan Hannah sedang duduk bersama. Sementara,
“Tentu saja, dia itu suamiku,” balas Hannah dengan yakin.“Tapi biasanya kamu nggak pernah ajak dia?” tanya Angel dengan penasaran.“Kenapa kamu ikut campur dalam masalahku? Kamu juga boleh bawa pacarmu!”Angel pun membalas dengan ekspresi risi, “Hannah, bukannya aku ingin ikut campur sama masalah kamu, tapi kalau kamu bawa Brandon ke sana, bukannya kamu akan dipermalukan? Bisa jadi ada yang ingin jatuhin kamu.”“Siapa?” tanya Hannah dengan wajah lugu.“Eveline! Kamu lupa? Sewaktu kuliah dulu, semua cowok yang dia suka pada suka sama kamu. Dia selalu gagal untuk mendapatkan cowok idamannya. Dia benci banget sama kamu.”“Dengar-dengar beberapa tahun ini dia mengembangkan kariernya di Negara Honria. Dia bahkan sudah melakukan operasi plastik. Dia bisa pulang kali ini juga demi menghadiri acara reuni. Aku rasa dia pasti datang jauh-jauh buat jatuhin kamu! Hannah, kamu mesti hati-hati!” Angel menasihati Hannah.“Eh, si Eveline beruntung banget, ya. Dengar-dengar dia pasang foto palsu buat
“Mobil ini pemberian kakakmu,” jawab Brandon dengan santai.“Kak Anwar? Mana mungkin? Mobil ini setidaknya seharga 4 miliaran. Mana mungkin dia kasih kamu secara cuma-cuma?” Angel menunjukkan ekspresi meremehkan. Brandon memang suka sok hebat. Dia pasti menyewa mobil ini. Hanya saja, dia malu untuk berterus terang.Menyewa mobil mewah untuk menghadiri acara reuni adalah hal yang sangatlah wajar. Hanya saja, sepertinya tidak akan ada yang percaya kalau mobil ini adalah mobil Brandon. Sebab, dia masih mengenakan pakaian kampungannya.Brandon juga malas menjelaskannya. Selalu saja seperti ini, tidak ada satu pun yang percaya dengan omongannya.Mobil Porsche melaju kencang menuju sebuah resor.Resor Candalla adalah resor yang cukup terkenal di Kota Manthana. Konon katanya, kamar di resor ini sangat susah untuk direservasi.Di tempat ini juga terdapat tempat pemandian air hangat. Bahkan restoran di resor ini juga mesti melakukan reservasi beberapa bulan sebelumnya.“Angel, dengar-dengar re
“Wah, mobil Porsche!”Seseorang berkata dengan tercengang. Tidak dipungkiri, mobil Porsche memang tidak semahal mobil Ferrari. Hanya saja, kedua mobil terlihat selevel di mata kebanyakan orang.Seketika Eveline berkata dengan kesal, “Hanya mobil bekas saja, harganya paling cuma beberapa miliar saja. Jauh lah kalau dibandingin sama mobil Ferrari kami. Mobil kami harganya sekitar belasan miliar!”“Hah? Jauh banget harganya?”“Eveline, ternyata suamimu kaya banget, ya!”Saat ini beberapa orang merasa semakin iri. Melihat tatapan semua orang tertuju pada dirinya, Eveline pun sengaja berbicara dengan risi, “Sebenarnya suamiku nggak sebagus yang kalian katakan. Waktu itu, aku berpikir cukup lama untuk terima dia atau nggak. Aku bahkan nggak bersedia untuk bertemu dia selama setengah tahun pertama! Kalau bukan karena dia hadiahin aku cincin berlian, aku juga nggak bakal jadian sama dia!”Selesai berbicara, Eveline sengaja memamerkan tangan kirinya. Tampak sebuah cincin berlian besar di jari
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita