David spontan merinding. Bukannya dia takut dengan Robert, tapi entah kenapa dia memiliki firasat kalau dirinya tidak seharusnya menyinggung Brandon. Si Brandon bahkan lebih mengerikan seratus kali lipat daripada Robert.Saat ini, David berkata dengan tubuh merinding, “Orang yang memerintahku adalah … Martin. Dia beri aku uang 4 miliar untuk ….”Martin!Ternyata dia pelakunya!Sebelumnya Brandon sudah menduga masalah ini pasti berhubungan dengan Martin. Hanya saja, tak disangka dia adalah dalang di balik permasalahan ini. Martin memang pintar dalam memikirkan ide licik.Brandon membuka ponselnya, lalu melemparnya ke hadapan David. “Katakan dengan jelas. Jangan sampai ada yang ketinggalan.”David refleks menunduk. Dia tidak berani menatap Brandon karena rencana menodai istrinya Brandon adalah idenya. Entah bagaimana nasibnya jika Brandon mengetahui masalah ini? Sepertinya David akan mati mengenaskan ….“Kalau kamu nggak mau bilang, kamu akan lanjut dipukul.”“Aku katakan! Aku katakan!”
Di Kediaman Limantara.Saat ini Hannah merasa sangat gugup.Tansri yang berada di samping malah berkata dengan dingin, “Ngapain kamu khawatir sama dia? Kalaupun dia mati, ya nggak apa-apa, yang penting kamu selamat. Bagus juga kalau dia mati? Kamu nggak usah repot-repot untuk urus prosedur perceraian ….”“Ibu, kalau nggak ada dia, sepertinya hari ini aku … aku nggak akan bisa pulang ….” Bahkan sampai saat ini, Hannah masih merasa trauma. Kalau bukan karena Brandon memikirkan cara agar Hannah bisa pulang, entah apa yang akan terjadi pada dirinya.“Meskipun semua itu berkat dia, memangnya kenapa? Dia memang sudah selamatin kamu, tapi masalah di lapangan proyek masih belum diselesaikan. Kalau masalah itu nggak bisa diselesaikan sampai tuntas, kamu pun masih dalam bahaya!” Ucapan Tansri memang sangat ketus, tapi sangat masuk akal.Chloe pun menambahkan, “Kak, sepertinya Kakak nggak usah khawatirin dia. Bisa jadi semua ini ulah Brandon. Dia takut kamu ceraiin dia, makanya dia sewa orang unt
Belum sempat Hannah merespons, Tansri pun berbicara dengan tersenyum sinis, “Brandon, kalau kamu ingin fitnah, bisa nggak fitnahnya lebih profesional lagi? Kalau David menghancurkan proyek kami, bukankah Keluarga Limantara termasuk Martin juga akan terkena getahnya? Mana mungkin dia lakuin hal sebodoh ini?”Brandon mengerutkan keningnya, lalu membalas, “Martin lakukan semua ini untuk … usir Hannah dari Keluarga Limantara.”“Lucu sekali! Berkat Hannah, Keluarga Limantara baru bisa dapat investasi untuk kembangin proyek. Martin juga nggak bodoh. Lagi pula, Hannah itu kakaknya, mana mungkin dia lakuin hal seperti ini?!”Tansri masih tidak percaya dengan omongan Brandon. “Brandon, kamu nggak usah provokasi hubungan kami lagi. Aku 99% yakin semua ini ulahmu. Aku nggak sangka kamu akan halalkan segala cara agar nggak cerai sama Hannah! Sekarang … keluar dari sini! Aku nggak mau dengar penjelasanmu lagi!”Chloe juga ikut menambahkan, “Cepat keluar dari sini! Orang jahat seperti kamu nggak pan
“Jangan asal bicara!”“Ada Kakek di sini, jangan kurang ajar!”“Jaga mulutmu!”Semua sepupu yang sudah mencapai kesepakatan dengan Martin langsung maju untuk mengutarakan ketidakpuasan. Jelas sekali Martin sangat memahami karakter Kakek Herman. Pemikiran lelaki tua itu sangatlah konservatif. Jadi, Martin yang lainnya mesti menjalankan rencana dengan penuh hati-hati, jangan sampai meninggalkan jejak. Hanya saja, dengan bantuan orang-orang, rencana baru bisa berjalan lancar.Saat ini, Martin memang masih belum mendapatkan bukti apa-apa. Berhubung Martin yakin Hannah dan David sudah berhubungan badan semalam, dia pun tidak memedulikan masalah bukti lagi.“Kenapa kalian heboh sekali? Apa mungkin aku akan bercanda dengan masalah seperti ini?” ucap Gabriel dengan ekspresi dingin.Setelah ucapan dilontarkan, semua sepupu termasuk yang bersekongkol dengan Martin pun terlihat syok.Tidak sedang bercanda? Itu berarti semua ini adalah kenyataan?Hannah malah main dengan lelaki lain? Dia sudah me
“Kakek, aku benar-benar nggak tahu apa yang sudah dia lakukan di rumah David. Hanya saja, masalah dia nggak pulang semalaman itu … harusnya benar. Hmm ….” Martin berlagak serba salah, dan tertegun sejenak baru melanjutkan, “Kakek, nggak peduli masalah ini benar atau nggak, aku cuma ingin bilang dia bisa pergi cari David juga demi masalah proyek. Jangan salahkan dia ….”“Prang ….”Herman membanting gelas ke lantai, lalu berkata dengan geram, “Ini bukan masalah proyek! Ini masalah reputasi keluarga! Aku tidak peduli apa alasannya. Kalau dia benar-benar melakukan hal yang memalukan nama Keluarga Limantara, aku tidak akan maafkan dia!”“Kakek, Kakek jangan bicara seperti ini. Meski Hannah melakukannya, semua itu juga demi proyek Keluarga Limantara!”“Iya, Kek. Kita seharusnya pengertian sama dia! Jadi wanita itu nggak gampang! Apalagi suaminya itu pecundang. Siapa lagi yang bisa diharapkan Hannah selain dirinya sendiri?”“Cih! Suaminya itu memang nggak berguna banget! Gara-gara si pembawa
“Gabriel, apa maksudmu?!” Suasana hati Hannah sedang tidak bagus. Ditambah lagi, dia adalah manajer proyek kawasan pusat bisnis, kedudukannya di Keluarga Limantara jelas berbeda dari sebelumnya. Saat ini, dia menatap Gabriel dengan geram.Gabriel malah tersenyum menyeringai melirik sekujur tubuh Hannah, baru berkata, “Apa maksudku? Hannah, kamu tahu sendiri! Sebelumnya aku cukup kasihan sama kamu karena punya suami nggak berguna. Terkadang aku juga bakal belain kamu, tapi aku nggak nyangka kamu itu cewek murahan?!”“Dengar-dengar selama tiga tahun ini, kamu nggak pernah berhubungan badan sama suamimu. Awalnya aku nggak percaya, sekarang … aku percaya! Karena kamu punya selingkuhan di luar sana!”Selingkuhan?Kedua mata Hannah spontan berkobaran api. Dia sungguh geram lantaran Gabriel sudah mencemari nama baiknya!“Gabriel, tadi pagi kamu belum gosok gigi? Kenapa mulutmu bau sekali? Apa kamu nggak tahu memfitnah itu melanggar hukum?” tanya Hannah dengan emosi tinggi.Gabriel berdiri, la
“Hannah, sebenarnya apa yang terjadi? Jelaskan!” Herman tidak sanggup menahan emosinya lagi. Dia menggebrak meja, lalu menjerit meminta penjelasan dari Hannah.Tatapan Hannah tertuju pada Gabriel, lalu beralih ke sisi Martin. Jelas sekali ada yang menjelek-jelekkan nama Hannah tadi, dan kemungkinan besar pelakunya adalah Martin. Alhasil, Kakek Herman memperlakukan Hannah dengan sangat galak dan dingin.Awalnya Hannah masih tidak mencurigai Martin, dan malah mencurigai Brandon. Namun saat ini, dia semakin kebingungan entah siapa yang sebenarnya sudah menjebaknya? Sepertinya Martin lebih patut untuk dicurigai?Hannah menarik napas dalam-dalam berusaha untuk menenangkan dirinya, lalu berkata, “Kakek, aku sudah selesaikan masalah di lapangan.” “Iya, kami tahu. Sekarang yang ingin kami tahu itu gimana kamu selesaikan masalahnya?” tanya Gabriel dengan tidak sabaran.“Semalam kamu semalaman tinggal di pedesaan, ‘kan? Hannah, ngapain kamu ke sana malam-malam? Kamu tidur sama selingkuhanmu, ‘k
“Kak Robert, memang benar Keluarga Limantara sangat hormat terhadapmu. Kami tidak pernah menyinggungmu, ‘kan?” Raut wajah Herman agak berubah. Meskipun Herman tidak tahu apa maksud kedatangan Robert, dia pun merasa gugup.Jika masalah tidak ditangani dengan baik, sepertinya akan ada pertumpahan darah di ruangan.“Hormat? Kalau kamu hormat sama aku, kenapa kalian malah menjebakku?” Robert tersenyum sinis, lalu mencabut karung goni di atas kepala sanderanya.Ketika Martin melihat tampang lelaki itu dengan saksama, wajahnya langsung memucat. Bukannya dia itu David? Dia adalah bos besar di dunia gangster? Kenapa dia bisa ditahan oleh Robert?Robert menendang David, lalu berkata dengan dingin, “Ternyata kalian ingin jadikan adikku sebagai kambing hitam untuk mencari masalah dengan Perusahaan Investasi Sinjaya? Kalau Keluarga Limantara sudah bosan hidup, itu urusan kalian! Aku masih ingin hidup!”Seluruh bulu kuduk Herman berdiri. “Kak Robert, apa yang terjadi?”“Katakan sendiri!” Robert men