Darah tampak mengalir dari hidung. David memegang hidungnya sambil menjerit kesakitan.Jika Martin melihat gambaran ini, dia pasti akan membayangkan kembali. Sebab, dia juga pernah dihantam Brandon dengan menggunakan asbak. Martin pasti tidak menyangka Brandon bahkan berani bersikap sekasar ini terhadap David si raja gangster.Saat ini, bahkan David juga mulai ragu apakah lelaki di hadapannya adalah lelaki yang konon selalu mencuci kaki istrinya?Sebab, konon kedudukan menantu pecundang itu bahkan lebih rendah daripada anjing peliharaan Keluarga Limantara. Bagaimana dia bisa begitu kuat sekarang?“Siapa yang mengutusmu?” Brandon membuang asbak dari tangannya, lalu langsung mencekik leher David. Suaranya terdengar sangat dingin.Raut wajah David memucat. Hanya saja, dia langsung berkata dengan serius, “Brandon, kami punya aturan kami. Kalau kamu hebat, bunuh aku saja. Kalau nggak, besok kamu akan mati bersama Keluarga Limantara!”“Kamu nggak tepati janji? Aku sudah beri tahu kamu siapa
David spontan merinding. Bukannya dia takut dengan Robert, tapi entah kenapa dia memiliki firasat kalau dirinya tidak seharusnya menyinggung Brandon. Si Brandon bahkan lebih mengerikan seratus kali lipat daripada Robert.Saat ini, David berkata dengan tubuh merinding, “Orang yang memerintahku adalah … Martin. Dia beri aku uang 4 miliar untuk ….”Martin!Ternyata dia pelakunya!Sebelumnya Brandon sudah menduga masalah ini pasti berhubungan dengan Martin. Hanya saja, tak disangka dia adalah dalang di balik permasalahan ini. Martin memang pintar dalam memikirkan ide licik.Brandon membuka ponselnya, lalu melemparnya ke hadapan David. “Katakan dengan jelas. Jangan sampai ada yang ketinggalan.”David refleks menunduk. Dia tidak berani menatap Brandon karena rencana menodai istrinya Brandon adalah idenya. Entah bagaimana nasibnya jika Brandon mengetahui masalah ini? Sepertinya David akan mati mengenaskan ….“Kalau kamu nggak mau bilang, kamu akan lanjut dipukul.”“Aku katakan! Aku katakan!”
Di Kediaman Limantara.Saat ini Hannah merasa sangat gugup.Tansri yang berada di samping malah berkata dengan dingin, “Ngapain kamu khawatir sama dia? Kalaupun dia mati, ya nggak apa-apa, yang penting kamu selamat. Bagus juga kalau dia mati? Kamu nggak usah repot-repot untuk urus prosedur perceraian ….”“Ibu, kalau nggak ada dia, sepertinya hari ini aku … aku nggak akan bisa pulang ….” Bahkan sampai saat ini, Hannah masih merasa trauma. Kalau bukan karena Brandon memikirkan cara agar Hannah bisa pulang, entah apa yang akan terjadi pada dirinya.“Meskipun semua itu berkat dia, memangnya kenapa? Dia memang sudah selamatin kamu, tapi masalah di lapangan proyek masih belum diselesaikan. Kalau masalah itu nggak bisa diselesaikan sampai tuntas, kamu pun masih dalam bahaya!” Ucapan Tansri memang sangat ketus, tapi sangat masuk akal.Chloe pun menambahkan, “Kak, sepertinya Kakak nggak usah khawatirin dia. Bisa jadi semua ini ulah Brandon. Dia takut kamu ceraiin dia, makanya dia sewa orang unt
Belum sempat Hannah merespons, Tansri pun berbicara dengan tersenyum sinis, “Brandon, kalau kamu ingin fitnah, bisa nggak fitnahnya lebih profesional lagi? Kalau David menghancurkan proyek kami, bukankah Keluarga Limantara termasuk Martin juga akan terkena getahnya? Mana mungkin dia lakuin hal sebodoh ini?”Brandon mengerutkan keningnya, lalu membalas, “Martin lakukan semua ini untuk … usir Hannah dari Keluarga Limantara.”“Lucu sekali! Berkat Hannah, Keluarga Limantara baru bisa dapat investasi untuk kembangin proyek. Martin juga nggak bodoh. Lagi pula, Hannah itu kakaknya, mana mungkin dia lakuin hal seperti ini?!”Tansri masih tidak percaya dengan omongan Brandon. “Brandon, kamu nggak usah provokasi hubungan kami lagi. Aku 99% yakin semua ini ulahmu. Aku nggak sangka kamu akan halalkan segala cara agar nggak cerai sama Hannah! Sekarang … keluar dari sini! Aku nggak mau dengar penjelasanmu lagi!”Chloe juga ikut menambahkan, “Cepat keluar dari sini! Orang jahat seperti kamu nggak pan
“Jangan asal bicara!”“Ada Kakek di sini, jangan kurang ajar!”“Jaga mulutmu!”Semua sepupu yang sudah mencapai kesepakatan dengan Martin langsung maju untuk mengutarakan ketidakpuasan. Jelas sekali Martin sangat memahami karakter Kakek Herman. Pemikiran lelaki tua itu sangatlah konservatif. Jadi, Martin yang lainnya mesti menjalankan rencana dengan penuh hati-hati, jangan sampai meninggalkan jejak. Hanya saja, dengan bantuan orang-orang, rencana baru bisa berjalan lancar.Saat ini, Martin memang masih belum mendapatkan bukti apa-apa. Berhubung Martin yakin Hannah dan David sudah berhubungan badan semalam, dia pun tidak memedulikan masalah bukti lagi.“Kenapa kalian heboh sekali? Apa mungkin aku akan bercanda dengan masalah seperti ini?” ucap Gabriel dengan ekspresi dingin.Setelah ucapan dilontarkan, semua sepupu termasuk yang bersekongkol dengan Martin pun terlihat syok.Tidak sedang bercanda? Itu berarti semua ini adalah kenyataan?Hannah malah main dengan lelaki lain? Dia sudah me
“Kakek, aku benar-benar nggak tahu apa yang sudah dia lakukan di rumah David. Hanya saja, masalah dia nggak pulang semalaman itu … harusnya benar. Hmm ….” Martin berlagak serba salah, dan tertegun sejenak baru melanjutkan, “Kakek, nggak peduli masalah ini benar atau nggak, aku cuma ingin bilang dia bisa pergi cari David juga demi masalah proyek. Jangan salahkan dia ….”“Prang ….”Herman membanting gelas ke lantai, lalu berkata dengan geram, “Ini bukan masalah proyek! Ini masalah reputasi keluarga! Aku tidak peduli apa alasannya. Kalau dia benar-benar melakukan hal yang memalukan nama Keluarga Limantara, aku tidak akan maafkan dia!”“Kakek, Kakek jangan bicara seperti ini. Meski Hannah melakukannya, semua itu juga demi proyek Keluarga Limantara!”“Iya, Kek. Kita seharusnya pengertian sama dia! Jadi wanita itu nggak gampang! Apalagi suaminya itu pecundang. Siapa lagi yang bisa diharapkan Hannah selain dirinya sendiri?”“Cih! Suaminya itu memang nggak berguna banget! Gara-gara si pembawa
“Gabriel, apa maksudmu?!” Suasana hati Hannah sedang tidak bagus. Ditambah lagi, dia adalah manajer proyek kawasan pusat bisnis, kedudukannya di Keluarga Limantara jelas berbeda dari sebelumnya. Saat ini, dia menatap Gabriel dengan geram.Gabriel malah tersenyum menyeringai melirik sekujur tubuh Hannah, baru berkata, “Apa maksudku? Hannah, kamu tahu sendiri! Sebelumnya aku cukup kasihan sama kamu karena punya suami nggak berguna. Terkadang aku juga bakal belain kamu, tapi aku nggak nyangka kamu itu cewek murahan?!”“Dengar-dengar selama tiga tahun ini, kamu nggak pernah berhubungan badan sama suamimu. Awalnya aku nggak percaya, sekarang … aku percaya! Karena kamu punya selingkuhan di luar sana!”Selingkuhan?Kedua mata Hannah spontan berkobaran api. Dia sungguh geram lantaran Gabriel sudah mencemari nama baiknya!“Gabriel, tadi pagi kamu belum gosok gigi? Kenapa mulutmu bau sekali? Apa kamu nggak tahu memfitnah itu melanggar hukum?” tanya Hannah dengan emosi tinggi.Gabriel berdiri, la
“Hannah, sebenarnya apa yang terjadi? Jelaskan!” Herman tidak sanggup menahan emosinya lagi. Dia menggebrak meja, lalu menjerit meminta penjelasan dari Hannah.Tatapan Hannah tertuju pada Gabriel, lalu beralih ke sisi Martin. Jelas sekali ada yang menjelek-jelekkan nama Hannah tadi, dan kemungkinan besar pelakunya adalah Martin. Alhasil, Kakek Herman memperlakukan Hannah dengan sangat galak dan dingin.Awalnya Hannah masih tidak mencurigai Martin, dan malah mencurigai Brandon. Namun saat ini, dia semakin kebingungan entah siapa yang sebenarnya sudah menjebaknya? Sepertinya Martin lebih patut untuk dicurigai?Hannah menarik napas dalam-dalam berusaha untuk menenangkan dirinya, lalu berkata, “Kakek, aku sudah selesaikan masalah di lapangan.” “Iya, kami tahu. Sekarang yang ingin kami tahu itu gimana kamu selesaikan masalahnya?” tanya Gabriel dengan tidak sabaran.“Semalam kamu semalaman tinggal di pedesaan, ‘kan? Hannah, ngapain kamu ke sana malam-malam? Kamu tidur sama selingkuhanmu, ‘k
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita