Share

Bab 207

Penulis: Salad Kentang Lada Hitam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Apa Ayah benar-benar mengira aku berbaik hati ingin bantu Hannah?” tanya Martin dengan tersenyum puas.

“Maksudmu, semua ini jebakan?” tanya Renald kembali.

Martin tidak lagi merahasiakan rencananya. Dia menjelaskan dengan tersenyum, “Semua ini juga berkat pesan Ayah waktu itu. Jujur saja, orang yang membuat keonaran itu adalah orangku!”

Renald mengerutkan keningnya sambil menatap putranya. “Ayah ngerti kalau kamu suruh orang luar untuk hadapi Hannah. Tapi aku nggak ngerti kenapa kamu malah bantu dia untuk selesaiin masalah ini? Kenapa?”

“Ayah, aku ingin menghancurkan cewek itu. Dengan begitu, aku baru punya kesempatan untuk menduduki posisi manajer proyek!”

Martin merasa sangat gembira. Dia tidak bisa membocorkan masalah ini kepada orang luar, dan tidak bisa memamerkan kepintarannya. Saat ini, Martin merasa sangat puas akhirnya bisa menceritakan rencananya kepada sang ayah.

Setelah selesai mengatasi Hannah, Martin bukan hanya bisa menjadi manajer proyek, dia juga bisa dengan lancarnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Dewa   Bab 208

    Sore harinya, sesuai janji Brandon, dia mengendarai mobil Porsche untuk menjemput Hannah pulang kerja. Awalnya dia tidak ingin mengendarai mobil mewahnya, tapi tidak mungkin Brandon pergi bernegosiasi dengan mengendarai sepeda elektriknya, ‘kan?Setelah menjemput Hannah, Brandon pun pergi ke alamat yang dikirim Hannah tadi.Sebenarnya Hannah merasa agak takut. Saking takutnya, dia bahkan terlihat memucat. “Brandon, aku sudah pikir seharian, aku merasa ada yang menjanggal. Jangan-jangan ini perangkapnya si Martin? Apa kita akan dalam bahaya?”Brandon tersenyum, lalu berkata dengan santai, “Tenang saja! Selama ada aku, aku tidak akan izinkan ada orang yang melukaimu. Kecuali … mereka bisa membunuhku.”Selesai berbicara, tampak aura membunuh dari mata Brandon. Brandon tidak peduli bagaimana orang lain memperlakukannya, tapi jika ada yang ingin mencelakai Hannah, Brandon pun tidak akan tinggal diam.Wajah Hannah spontan merona. Sepertinya Hannah akan merasa tenang selama ada Brandon di sis

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 209

    “Dia suamiku, Brandon,” jawab Hannah dengan tenang.Begitu ucapan dilontarkan, semua orang termasuk David pun tertawa terbahak-bahak. Sepertinya tidak ada yang tidak mengenal Brandon. Namanya sudah cukup terkenal ….“Ckckck, ini cowok yang kamu hidupi? Dia memang malu-maluin saja! Hei, jangan-jangan kamu impoten?” tanya David.“Kak David, dia menjijikkan sekali. Aku jadi ingin hajar dia!”“Sini, biar aku saja! Aku takut tenagamu terlalu kuat, nanti malah akan makan korban jiwa. Biar aku saja, aku akan bersikap lebih lembut!”“Ngapain lembut-lembut?! Memangnya dia itu cewek? Biar aku saja!”Ketika melihat anak buah yang sedang ricuh, David melambaikan tangannya mengisyaratkan mereka untuk berhenti bercekcok, “Sudahlah, kalian lagi ngapain? Apa kalian nggak lihat dia masih kecil, dia itu penakut. Gimana kalau dia terkejut sampai ngompol di celana? Jangan bikin jijik, ya!”“Hahaha ….”Terdengar lagi suara tawa dari sekitar.Hannah sungguh geram. Dia memelototi David, lalu berkata, “Aku da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 210

    Tiga ratus miliar?!Hannah terlihat sangat syok. Harta kekayaan Keluarga Limantara memang sekitar triliunan, tapi jika mereka bisa mengeluarkan uang tunai sebanyak itu, apa mereka masih perlu investasi dari Perusahaan Investasi Sinjaya? Lagi pula Perusahaan Investasi Sinjaya juga baru mencairkan modal investasi tahap pertama sebesar 100 miliar saja, sekarang David malah ingin minta 300 miliar? Sepertinya David tidak bermaksud untuk melakukan negosiasi.“Kalau Keluarga Limantara punya uang sebanyak itu, kami juga nggak perlu diinvestasi perusahaan lain. Tuan David, hari ini kami datang untuk negosiasi dengan kamu. Kalau ada masalah, kamu bisa terus terang saja. Sepertinya nggak ada dendam di antara keluargaku dengan kamu, kenapa kamu malah persulit kami?” ucap Hannah yang sedang berusaha menahan amarahnya.“Kenapa? Bukannya kalian harusnya bangga bisa dipersulit aku? Lagi pula, sejak kapan aku harus beri kalian alasan? Memangnya Keluarga Limantara itu siapa? Malah minta diberi penjelas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 211

    Terlihat senyum sinis di wajah Brandon. Dia langsung mengambil botol bir dari atas meja, dan menghantamnya ke atas kepala si preman.Si preman menatap Brandon dengan syok. Beberapa detik kemudian, kepalanya kliyengan, dan dia pun jatuh ke atas lantai.“Kamu ….”“Sialan! Ternyata si pecundang itu sadis juga!”“Mana mungkin? Bukannya dia itu lelaki lemah?”“Kenapa kalian malah takut? Paling-paling dia belajar dari sinetron? Dia cuma lagi beruntung saja ….”Saat ini, anak buah David memaki, dan tidak ada satu pun yang berani maju.Awalnya mereka mengira si pecundang itu tidak berguna sama sekali. Tak disangka, dia malah berani untuk turun tangan? Lelaki di hadapan mereka sungguh berbeda dengan yang dibayangkan.Bahkan, Hannah juga terbengong. Sebelumnya Brandon memang pernah memukul Nelson, tapi Nelson hanyalah orang yang pernah gym selama beberapa tahun ini, beda halnya dengan para preman ini. Mereka semua sudah lama berkecimpung di dunia gangster, semuanya mahir dalam berkelahi.Gambara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 212

    “Diberi temanku,” jelas Brandon dengan asal-asalan. “Masalah ini nggak penting. Hal yang paling penting adalah kita bisa tahu siapa dalang di balik masalah ini, dan bisa keluar dari sini dengan aman.”Hannah menggigit bibir bawahnya, dan tidak berbicara lagi.Video yang diperlihatkan Brandon kepada David tadi memang membingungkan Hannah. Hanya saja, sekarang Hannah hanya ingin segera meninggalkan tempat berbahaya ini.David yang duduk di seberang terlihat muram. Dia pun berkata, “Aku bisa beri tahu kalian, tapi aku harus memastikan kebenaran dari omonganmu, baru kalian boleh pergi.”Brandon menggeleng. “Tidak! Aku akan tetap tinggal di sini, tapi biarkan istriku pergi. Setelah dia sampai di rumah dengan selamat, aku baru akan beri tahu kamu.”David semakin geram lagi. Dia menatap Brandon tanpa berkata-kata.Brandon berkata dengan sinis, “Aku bulang aku akan tinggal di sini, apa kamu nggak percaya sama aku? Kamu juga bisa pastikan kebenaran berita itu dulu, baru beri tahu aku siapa oran

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 213

    Saat ini, Robert berjalan ke sisi Brandon, lalu berbicara dengan sedikit membungkuk, “Tuan Brandon, apa yang perlu aku lakukan?”Gambaran ini malah membuat David tertawa. “Robert, apa kamu sudah gila? Kamu malah hormat sama seorang pecundang? Gimanapun kamu dan aku tergolong orang hebat dan sadis di dunia gangster Kota Manthana, kamu nggak malu?”Robert spontan mengangkat kepalanya untuk menatap David, lalu berbicara dengan sinis, “David, sampai sekarang kamu masih belum ngerti juga? Sepertinya kamu memang bodoh!”David kembali tersenyum. Kedatangan Robert bersama ratusan anak buahnya memang agak membingungkan. Hanya saja, apa mungkin Robert berani menyentuhnya? Jika Robert berani, apa perlu dia menunggu sampai sekarang?“Robert, kamu nggak perlu takutin aku. Apa kamu lupa masih ada orang di atasku?! Kalau terjadi apa-apa denganku hari ini, nasibmu pun akan berakhir tragis! Jadi, jangan ikut campur dalam urusanku!” ucap David dengan ketus.Robert hanya tersenyum dan tidak menjelaskan a

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 214

    “Jangan-jangan dia itu pelawak? Kenapa lucu sekali?!”“Dia? Pembunuh? Sepertinya dia akan jatuh dalam sekali tendang! Malah sok hebat!”“ … ”Robert mengangkat kepalanya dengan perlahan, dan tatapannya terlihat sangat sinis. “Tuan Brandon, gimana kalau aku ….”Brandon menggelengkan kepalanya, lalu berbicara dengan nada datar, “Biar aku saja! Tadi dia ingin tidur sama istriku, mana mungkin aku tinggal diam?”Selesai berbicara, Brandon mengamati tempat tinggal David.David spontan melangkah mundur beberapa langkah, lalu memaki dengan emosi tinggi, “Pecundang! Apa maumu?”Beberapa orang bawahan langsung mengangkat tongkat besi, dan mengadang di depan David. Mereka semua seolah-olah ingin menantang Brandon.Melihat Brandon masih tidak menghentikan langkahnya, bawahan David menjerit dengan kesal, lalu mulai menyerang Brandon. Namun, Brandon malah bisa dengan gampangnya mengelak pukulan mereka semua. Bahkan, Brandon masih sempat-sempatnya mengambil asbak rokok, lalu menghantam lawannya.“Pra

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 215

    Darah tampak mengalir dari hidung. David memegang hidungnya sambil menjerit kesakitan.Jika Martin melihat gambaran ini, dia pasti akan membayangkan kembali. Sebab, dia juga pernah dihantam Brandon dengan menggunakan asbak. Martin pasti tidak menyangka Brandon bahkan berani bersikap sekasar ini terhadap David si raja gangster.Saat ini, bahkan David juga mulai ragu apakah lelaki di hadapannya adalah lelaki yang konon selalu mencuci kaki istrinya?Sebab, konon kedudukan menantu pecundang itu bahkan lebih rendah daripada anjing peliharaan Keluarga Limantara. Bagaimana dia bisa begitu kuat sekarang?“Siapa yang mengutusmu?” Brandon membuang asbak dari tangannya, lalu langsung mencekik leher David. Suaranya terdengar sangat dingin.Raut wajah David memucat. Hanya saja, dia langsung berkata dengan serius, “Brandon, kami punya aturan kami. Kalau kamu hebat, bunuh aku saja. Kalau nggak, besok kamu akan mati bersama Keluarga Limantara!”“Kamu nggak tepati janji? Aku sudah beri tahu kamu siapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Menantu Dewa   Bab 333

    “Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu

  • Menantu Dewa   Bab 332

    “Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din

  • Menantu Dewa   Bab 331

    “Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,

  • Menantu Dewa   Bab 330

    Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas

  • Menantu Dewa   Bab 329

    Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa

  • Menantu Dewa   Bab 328

    Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand

  • Menantu Dewa   Bab 327

    “Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d

  • Menantu Dewa   Bab 326

    Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela

  • Menantu Dewa   Bab 325

    Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita

DMCA.com Protection Status