“Aku tidak tertarik dengan Keluarga Limantara, tapi istriku bermarga Limantara.” Raut wajah Brandon terlihat datar. “Kami saling mencintai. Inilah alasannya! Kalau Pak Lucas tidak ada urusan lain lagi, aku pamit dulu.”Selesai berbicara, Brandon tersenyum pada Dessy, lalu meninggalkan tempat.Lucas juga tidak menghalanginya. Dia menatap kepergian Brandon dengan ekspresi bingung.Seorang lelaki … seorang lelaki yang begitu muda malah tidak tergoda dengan uang, kekuasaan, dan juga wanita cantik? Kenapa dia bisa begitu teguh pada pendiriannya?Asalkan Brandon bersedia, uang dan kekuasaan pun akan jatuh ke tangannya. Dari mana asal rasa percaya dirinya? Sepertinya dia sudah terlalu arogan?Saat ini Lucas sungguh tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan Brandon. Saat masih muda dulu, Lucas memang adalah seorang lelaki yang arogan, tapi dia tidak memiliki keberanian seperti ini.Bukankah lelaki di depannya ini hanyalah seorang menantu pecundang? Dari mana asal keberaniannya?Dia memang jago
“Benar apa kata Martin! Kawasan pusat bisnis adalah proyek besar keluarga kita. Masalah ini bersangkutan dengan masa depan Keluarga Limantara! Jangan sampai terjadi apa-apa dengan proyek ini!”“Bisa jadi orang-orang yang membuat kericuhan melihat Hannah itu cewek, makanya mereka baru menindasnya. Siapa tahu setelah penanggung jawab proyek ini diganti jadi cowok, proyek akan berjalan lancar.”“Hannah, jangan-jangan kamu takut? Kalau kamu takut, kami bersedia untuk bantu kamu.”Saat ini, semua anggota Keluarga Limantara “berbaik hati” menawarkan bantuan. Hanya saja, mereka semua malah berpikir bagaimana mengambil alih posisi penanggung jawab proyek ini. Bahkan, tidak ada satu pun yang memikirkan solusi penyelesaiannya.Menurut mereka, semua ini bisa terjadi karena Hannah. Meski Hannah menyerahkan posisi orang lain, dia juga harus menyelesaikan masalah ini sendiri.Raut wajah Herman terlihat sangat serius. Awalnya dia tidak terlalu optimis terhadap Hannah. Namun, dia juga takut Keluarga L
Brandon pulang awal malam ini.Melihat Brandon bahkan tidak merasa bersalah lantaran dirinya pulang larut malam semalam, amarah Hannah langsung membara. Dia memelototi Brandon, lalu masuk ke kamarnya.“Ibu, ada apa ini?” Brandon kebingungan, sepertinya dia tidak membuat kesalahan terhadap Hannah.“Kamu masih tahu perhatian sama istrimu? Dua malam ini kamu ke mana saja? Kamu nggak cuci baju, nggak bersihin kamar mandi, dan bahkan nggak masak. Kamu ingin aku mati kelaparan?” Saat ini, Tansri sedang menonton di ruang tamu. Ketika mendengar pertanyaan Brandon, dia pun langsung memelototinya.Sejak Brandon menggunakan uang 200 ribu untuk mendapatkan investasi dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Sikap Tansri terhadap Brandon sudah mulai membaik, tapi tidak tergolong baik-baik sekali ….“Aku ada kerjaan,” jelas Brandon.“Kerjaan kepalamu! Jangan kira aku nggak tahu kamu hanya sopir dari mobil bekas itu? Apa kamu pantas untuk bersama anakku? Kalau bukan karena Hannah mohon sama aku, aku pasti
“Hah? Apa bagus seperti ini?” Brandon terlihat tenang, tapi kenyataannya dia merasa sangat gugup. Jangan-jangan setelah tiga tahun, akhirnya Brandon memiliki kesempatan untuk menjalankan malam pertamanya? Brandon sungguh kegirangan.“Kamu … kamu pergi mandi dulu. Kamar mandi di lantai bawah lagi rusak, masih belum diperbaiki.” Hannah segera mencari alasan.Brandon juga tidak omong kosong, dan langsung berlari untuk membasuh tubuhnya. Kemudian ketika melihat Hannah giliran memasuki kamar mandi, Brandon pun mulai melakukan push-up untuk pemanasan.Tak sampai setengah jam, Hannah sudah keluar dari kamar mandi. Dia mengenakan piyama dengan corak beruang yang imut. Bahkan tampak juga bulir-bulir air di atas kulit mulusnya.Brandon segera berdiri, dan tatapannya terus tertuju pada diri Hannah. “Imut sekali!”“Apa katamu?” Hannah mengeringkan rambutnya sambil bertanya.“Emm, aku bilang baju tidurmu imut sekali.” Brandon lalu menambahkan, “Istriku, malam ini aku tidur di dalam atau di luar?”“
“Hahaha! Kamu memang setia kawan!” David menepuk-nepuk pundak Martin. “Ini malah adalah kabar bagus bagiku! Aku memang berharap semua orang tahu aku berhasil mendapatkan wanita idamanku! Selain itu, aku juga ingin si pecundang itu tahu cewek yang nggak berhasil dia tiduri sudah jatuh ke tanganku!”“Kamu tenang saja! Asalkan reputasi Hannah hancur, dia pasti akan bersedia untuk bersamaku. Aku juga nggak kepikiran cara lain untuk dapatkan dia!” ucap David dengan tersenyum lebar.Martin juga ikut tersenyum. “Mulai besok, pasti ada banyak cowok yang cemburu sama kamu. Gimanapun kakakku itu primadona di Kota Manthana! Kelak kita akan jadi satu keluarga. Aku ucapkan selamat dulu atas pernikahan Kak David!”Mendengar kata “satu keluarga”, David semakin gembira lagi, dan senyuman di wajahnya semakin mesum lagi. Dia sudah tidak bisa bersabar lagi.Keesokan paginya, Martin datang ke ruang kerja Hannah.“Aku sudah janjian sama dia. Asal kamu tahu, aku mencarinya dengan mengandalkan banyak relasik
“Apa Ayah benar-benar mengira aku berbaik hati ingin bantu Hannah?” tanya Martin dengan tersenyum puas.“Maksudmu, semua ini jebakan?” tanya Renald kembali.Martin tidak lagi merahasiakan rencananya. Dia menjelaskan dengan tersenyum, “Semua ini juga berkat pesan Ayah waktu itu. Jujur saja, orang yang membuat keonaran itu adalah orangku!”Renald mengerutkan keningnya sambil menatap putranya. “Ayah ngerti kalau kamu suruh orang luar untuk hadapi Hannah. Tapi aku nggak ngerti kenapa kamu malah bantu dia untuk selesaiin masalah ini? Kenapa?”“Ayah, aku ingin menghancurkan cewek itu. Dengan begitu, aku baru punya kesempatan untuk menduduki posisi manajer proyek!”Martin merasa sangat gembira. Dia tidak bisa membocorkan masalah ini kepada orang luar, dan tidak bisa memamerkan kepintarannya. Saat ini, Martin merasa sangat puas akhirnya bisa menceritakan rencananya kepada sang ayah.Setelah selesai mengatasi Hannah, Martin bukan hanya bisa menjadi manajer proyek, dia juga bisa dengan lancarnya
Sore harinya, sesuai janji Brandon, dia mengendarai mobil Porsche untuk menjemput Hannah pulang kerja. Awalnya dia tidak ingin mengendarai mobil mewahnya, tapi tidak mungkin Brandon pergi bernegosiasi dengan mengendarai sepeda elektriknya, ‘kan?Setelah menjemput Hannah, Brandon pun pergi ke alamat yang dikirim Hannah tadi.Sebenarnya Hannah merasa agak takut. Saking takutnya, dia bahkan terlihat memucat. “Brandon, aku sudah pikir seharian, aku merasa ada yang menjanggal. Jangan-jangan ini perangkapnya si Martin? Apa kita akan dalam bahaya?”Brandon tersenyum, lalu berkata dengan santai, “Tenang saja! Selama ada aku, aku tidak akan izinkan ada orang yang melukaimu. Kecuali … mereka bisa membunuhku.”Selesai berbicara, tampak aura membunuh dari mata Brandon. Brandon tidak peduli bagaimana orang lain memperlakukannya, tapi jika ada yang ingin mencelakai Hannah, Brandon pun tidak akan tinggal diam.Wajah Hannah spontan merona. Sepertinya Hannah akan merasa tenang selama ada Brandon di sis
“Dia suamiku, Brandon,” jawab Hannah dengan tenang.Begitu ucapan dilontarkan, semua orang termasuk David pun tertawa terbahak-bahak. Sepertinya tidak ada yang tidak mengenal Brandon. Namanya sudah cukup terkenal ….“Ckckck, ini cowok yang kamu hidupi? Dia memang malu-maluin saja! Hei, jangan-jangan kamu impoten?” tanya David.“Kak David, dia menjijikkan sekali. Aku jadi ingin hajar dia!”“Sini, biar aku saja! Aku takut tenagamu terlalu kuat, nanti malah akan makan korban jiwa. Biar aku saja, aku akan bersikap lebih lembut!”“Ngapain lembut-lembut?! Memangnya dia itu cewek? Biar aku saja!”Ketika melihat anak buah yang sedang ricuh, David melambaikan tangannya mengisyaratkan mereka untuk berhenti bercekcok, “Sudahlah, kalian lagi ngapain? Apa kalian nggak lihat dia masih kecil, dia itu penakut. Gimana kalau dia terkejut sampai ngompol di celana? Jangan bikin jijik, ya!”“Hahaha ….”Terdengar lagi suara tawa dari sekitar.Hannah sungguh geram. Dia memelototi David, lalu berkata, “Aku da
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita