Share

Menantu Dewa
Menantu Dewa
Author: Salad Kentang Lada Hitam

Bab 1

Author: Salad Kentang Lada Hitam
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Di dalam vila Keluarga Limantara, Kota Manthana.

Hari ini adalah ulang tahun Kakek Herman Limantara yang ke-70.

Semua anak dan cucu datang memberikan hadiah ulang tahun, dan juga memberi doa kepadanya.

“Semoga Kakek panjang umur dan sehat selalu!”

Herman duduk sambil berkata dengan tersenyum, “Kalian semua memang anak baik-baik. Hari ini Kakek lagi gembira. Jadi, Kakek akan kabulkan satu permintaan kalian. Katakan saja apa yang kalian inginkan?!”

“Kakek, aku lihat ada apartemen baru di dekat pantai. Harganya juga nggak mahal, cuma 2 miliaran saja ….”

“Kakek, aku ingin tas Chanel edisi terbatas ….”

“Kakek, aku ingin mobil balap ….”

“Kakek, aku ingin beli jam tangan Rolex ….”

“ … ”

“Oke, Kakek akan belikan untuk kalian!” Herman langsung menyetujuinya.

Semua cucu dari Kakek Herman langsung kegirangan.

Pada saat ini, menantu pecundang dari Keluarga Limantara, Brandon Sinjaya, tiba-tiba berjalan ke depan, lalu berkata, “Kakek, boleh tidak aku dibelikan sepeda elektrik? Biar lebih gampang untuk ke pasar ….”

Begitu ucapan dilontarkan, semua anggota Keluarga Limantara spontan terbengong melongo. Pandangan semua tamu hadirin langsung tertuju pada diri Brandon.

Apa otaknya sudah berkarat? Apa dia tidak tahu dia lagi di mana? Kenapa dia berbicara seperti itu?

Terlebih, Brandon juga tidak memberi hadiah ulang tahun kepada Kakek Herman. Sekarang dia malah bisa-bisanya menagih hadiah? Dia malah minta sebuah sepeda elektrik?

Tiga tahun silam, Nenek Keluarga Limantara membawa Brandon yang tidak ada bedanya dengan pengemis itu ke rumah. Kemudian, dia menikahkan Brandon dengan Hannah Limantara.

Hanya saja, Nenek malah duluan meninggal sebelum menyaksikan hari pernikahan mereka. Sejak saat ini, tidak ada satu pun dari anggota Keluarga Limantara yang memperlakukan Brandon dengan sopan.

Selama tiga tahun ini, kerjaan Brandon adalah menyediakan air cuci kaki, menyikat kamar mandi, memasak …. Serius! Kehidupan Brandon tidak ada bedanya dengan pembantu.

Hari ini, Brandon bisa meminta sepeda elektrik juga karena terpaksa. Semalam sewaktu ke pasar, baterai sepeda elektriknya malah dicuri orang. Berhubung dia tidak memiliki simpanan, dia pun terpaksa membuka mulut di saat seperti ini.

Brandon merasa Kakek Herman sedang gembira saat ini. Terlebih permintaannya juga tidak keterlaluan. Seharusnya Kakek Herman akan menyetujuinya.

Tidak disangka, Herman yang tadinya tersenyum lebar itu malah terlihat muram saat ini.

Herman memukul meja makan dengan tongkat di tangannya, lalu menjerit dengan kesal, “Dasar anak tidak berguna! Sebenarnya kamu datang untuk merayakan hari ulang tahunku atau untuk mengacaukan acara?!”

Wajah istrinya Brandon, Hannah, spontan berubah pucat. Dia langsung menarik Brandon ke belakangnya. “Kakek, hari ini adalah hari ulang tahun Kakek. Jangan marah-marah! Nggak bagus buat kesehatan.”

Saat ini, adik sepupunya Hannah, Gabriel Limantara, tersenyum sinis sambil berkata, “Hannah, rupanya kamu tahu juga kalau hari ini hari ulang tahun Kakek. Coba kamu lihat suami nggak berguna kamu! Padahal dia datang dengan tangan kosong, sekarang dia malah tagih hadiah dari Kakek. Nyalinya semakin besar saja!”

“Iya, bisa-bisanya dia minta barang sama Kakek? Apa dia tidak lihat ada begitu banyak tamu di sini? Tahunya cuma malu-maluin nama Keluarga Limantara saja!” Kali ini, yang berbicara adalah cucu kesayangan Kakek Herman, si Martin Limantara. Hubungannya dengan Hannah tidaklah bagus. Jadi, dia sengaja menggunakan kesempatan ini untuk menyindir Hannah.

“Dasar sampah! Apa kamu berhak untuk tinggal di Kediaman Limantara?”

“Iya, malu-maluin nama Keluarga Limantara saja!”

“Akhirnya aku mengerti, ternyata dia sengaja ingin permalukan kita!”

“Dasar sialan! Padahal ada banyak pembantu di rumah kita, apa perlu kamu pergi ke pasar?”

“Dasar tidak tahu malu! Kamu kira kamu itu hebat banget, ya?”

“Kenapa masih di sini? Cepat pergi! Jangan sampai aku pukul kamu!”

“ … ”

Ketika mendengar caci maki dari anggota Keluarga Limantara, Brandon spontan menundukkan kepalanya.

Tiga tahun silam, jika bukan karena Nenek Keluarga Limantara membawanya ke Kediaman Limantara, sepertinya dia sudah mati kelaparan di jalan. Demi membalas kebaikan Nenek Keluarga Limantara, selama tiga tahun ini Brandon tidak sekalipun mengeluh ketika disuruh-suruh seperti pembantu.

“Kakek, Tuan Nelson dari Grup Sinjaya datang untuk beri ucapan selamat!” Pada saat ini, seseorang menjerit dari depan pintu.

Kemudian, seorang lelaki tampan dengan tubuh tinggi berjalan memasuki ruangan dengan senyuman di wajahnya.

Lelaki itu adalah Nelson Winata, manajer proyek dari salah satu perusahaan investasi Grup Sinjaya. Grup Sinjaya merupakan grup milik Keluarga Sinjaya yang mana merupakan keluarga nomor satu di Negara Jembara!

Dengar-dengar Nelson memiliki latar keluarga dan pendidikan yang cukup hebat. Dia juga memiliki kekuasaan tinggi di dalam perusahaan. Entah ada berapa banyak keluarga di Kota Manthana yang ingin menjilatnya, hanya saja mereka tidak menemukan kesempatan itu. Mereka semua juga tidak menyangka Nelson akan menghadiri acara ulang tahun Kakek Herman.

“Kakek, ini hadiah dariku!”

Nelson tersenyum, lalu menyerahkan hadiah kepada Herman. Ketika kotak dibuka, semua orang spontan terbengong.

Ternyata di dalamnya adalah selembar cek senilai 1,6 miliar!

“Kakek, hari ini aku datang untuk melamar Hannah. Aku sudah lama mengagumi Hannah. Aku sungguh berharap bisa menikahinya!”

Hoosh!

Begitu ucapan selesai dilontarkan, semua orang langsung terdiam di tempat.

Semua orang juga tahu bahwa Hannah adalah istri dari Brandon. Sekarang, Nelson malah melamar Hannah?

Namun setelah dipikir-pikir, Brandon hanyalah seorang menantu pecundang, untuk apa Nelson takut untuk menyinggungnya?

“Aku tahu tidak seharusnya aku membahas masalah ini hari ini. Hanya saja, aku sungguh tidak rela melihat Hannah yang aku cintai hidup bersama dengan seorang lelaki pecundang. Aku berharap Kakek bisa mempertimbangkan permintaanku,” ucap Nelson dengan tersenyum. Kemudian, dia menoleh ke sisi Hannah, tersenyum padanya, lalu meninggalkan ruangan.

Dari pertama kali Nelson memasuki ruangan, dia tidak sekalipun melirik Brandon. Sepertinya Nelson sangat meremehkannya.

Setelah Nelson meninggalkan ruangan, suasana di dalam ruangan langsung berubah ricuh.

“Pak Nelson itu manajer proyek dari Perusahaan Investasi Grup Sinjaya. Dia memegang kekuasaan yang sangat tinggi. Dengar-dengar, ucapannya bisa memutuskan hidup matinya sebuah perusahaan!”

“Hannah beruntung sekali. Kalau dia bisa menikah dengan Pak Nelson, hidupnya pun akan bahagia seratus bahkan seribu kali lipat daripada dengan Brandon si pecundang itu!”

“Kalau Hannah bisa menikah dengan Pak Nelson, bukankah Keluarga Limantara akan kecipratan rezeki?”

Adik perempuan dari Hannah, Chloe Limantara, tiba-tiba maju dan berkata, “Brandon, tadi bukannya kamu minta sepeda elektrik? Kalau kamu bersedia cerai sama kakakku, besok aku akan belikan satu sepeda elektrik buat kamu. Bagaimana menurutmu?”

“Haha! Pintar juga! Benar apa kata Chloe!”

“Bukannya pecundang ini minta sepeda elektrik? Berikan saja! Tapi persyaratannya, dia mesti cerai!”

Kedua mata Kakek Herman spontan berkilauan. Dia langsung melirik Brandon, dan berkata, “Brandon, kalau kamu bersedia bercerai dengan Hannah, bukan hanya sepeda elektrik saja, aku juga akan beri kamu uang tunai sebesar 2 miliar!”

Brandon yang awalnya menunduk itu spontan melirik ke sisi Hannah. Dia menggeleng, lalu membalas, “Kakek, aku tidak akan bercerai!”

Ekspresi wajah Kakek Herman langsung berubah muram. Dia menunjuk Brandon sambil memarahinya, “Dasar lelaki nggak berguna! Kamu memang tidak tahu malu! Pergi! Segera pergi dari sini! Aku tidak ingin acara ulang tahunku dihadiri oleh pecundang sepertimu!”

Brandon terbengong sejenak. Dia sungguh tidak menyangka Kakek Herman akan bersikap sekasar itu padanya. Brandon refleks menggeleng, lalu berjalan pergi.

“Brandon …,” panggil Hannah dengan suara kecil. Dia terlihat bingung entah harus mengikuti langkah Brandon atau tidak.

“Hannah, kalau hari ini kamu berani pergi dengannya, aku akan anggap aku tidak punya cucu yang bernama Hannah lagi!” ucap Kakek Herman dengan ketus.

Hannah yang awalnya hendak melangkah langsung tertegun. Dia juga tidak menyangka kakeknya akan mempermalukan mereka di hadapan banyak orang.

“Hari ini hari ulang tahun Kakek. tidak seharusnya kamu pergi dari sini,” ucap Brandon. Kemudian, Brandon hendak melangkah pergi.

Tiba-tiba Gabriel tertawa terbahak-bahak. “Kakak iparku yang baik, gimana caranya kamu pulang dari sini? Jangan-jangan jalan kaki, ya? Sini, sini, aku punya uang koin seribu. Ini aku subsidiin kamu buat naik angkot. Kamu nggak usah sungkan sama aku!”

Sambil berbicara, Gabriel mengeluarkan koin 1.000 dari saku celananya, lalu melemparkannya ke sisi Brandon.

Anggota Keluarga Limantara langsung tertawa terbahak-bahak.

Saat ini, raut wajah Brandon berubah muram. Dia lekas meninggalkan vila.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba ponsel Brandon berdering. Dia mengeluarkan ponsel jadulnya, lalu melihat sekilas layar ponselnya. Ada pesan masuk dari nomor belakang 68.

[ Tuan, terjadi sesuatu dengan Grup Sinjaya. Mohon Tuan Brandon bisa kembali untuk menyelesaikan masalah ini. ]
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bang Ali Ghabe
apa judul lanjutannya
goodnovel comment avatar
Mohd Saleh Mohd Tab
Sebuah Negara yang tiada didalam Atlas World Map. Dimana Negara Jembara itu ? Negeri Atas Angin ka ??? Barangkali Sargent pendek tau ma.....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Dewa   Bab 2

    “Pesan dari Keluarga Sinjaya.” Brandon mengerutkan keningnya.Keluarga Sinjaya dijuluki sebagai keluarga terhebat di Negara Jembara, dan Brandon Sinjaya adalah keturunan dari Keluarga Sinjaya.Tiga tahun silam, dengan kerja keras Brandon sendiri, dia berhasil membawa Grup Sinjaya kembali ke puncak kejayaan. Dia bahkan sudah menciptakan perusahaan senilai 200 triliun.Hanya saja, saat Brandon hendak membawa Grup Sinjaya masuk ke peringkat sepuluh besar di dunia, ada anggota Keluarga Sinjaya yang main belakang.Saat itu, Brandon langsung diusir dari Keluarga Sinjaya, dan kedua orang tuanya juga langsung diutus ke Gunung Kowloon untuk menjalankan sebuah rencana akuisisi. Namun pada akhirnya, orang tuanya Brandon kehilangan kabar, dan Brandon tidak bisa bertemu mereka untuk selamanya.Brandon yang diusir dari Keluarga Sinjaya pun sudah kehilangan segalanya. Pukulan besar itu membuatnya sakit parah. Untung saja ada Nenek Keluarga Limantara, Bu Zaskia, yang bersedia menampungnya, dan menjadi

  • Menantu Dewa   Bab 3

    Setengah jam kemudian, Brandon sudah tiba di depan perusahaannya Hannah.Saat dia hendak memasuki pintu perusahaan, tiba-tiba satpam di depan pintu langsung menghalangi langkahnya. Si satpam berkata, “Keluar! Pengemis dilarang masuk ke dalam!”Brandon baru bangun tidur dan masih belum membasuh tubuhnya. Selain itu, dia juga mengenakan kaos yang sudah bolong dan celana pendek. Kelihatannya memang mirip gelandangan.Hanya saja, Brandon sudah terbiasa dengan perlakukan seperti ini. Dia hanya berkata dengan tersenyum, “Pak Satpam, aku datang untuk antar dokumen istriku.”“Istrimu?” Satpam melirik Brandon dengan tatapan curiga. “Siapa istrimu? Kak Dea si tukang bersih-bersih atau Kak Lisa si tukang masak?”“Istriku namanya Hannah,” balas Brandon.Sekujur tubuh satpam langsung merinding. Kemudian, dia pun tertawa terbahak-bahak. “Ternyata kamu itu menantu pecundang Keluarga Limantara … hahahah ….”Brandon menggeleng. Dia tidak menyangka ternyata dirinya cukup terkenal.“Sudahlah, berikan dok

  • Menantu Dewa   Bab 4

    “Penjelasan? Kenapa aku harus beri kamu penjelasan?” Brandon berbicara dengan ketus, “Hannah itu istriku. Aku harap kamu bisa jauhi dia. Kalau istriku suka bunga mawar, aku bisa kasih sendiri! Istriku cantik sekali, dia tidak pantas diberi bunga biasa-biasa. Malam ini aku akan beri dia bunga mawar dari Bulare!”“Kamu itu bodoh atau gila? Kamu tahu nggak harga setangkai bunga mawar dari Bulare itu 200 juta. Apa kamu sanggup? Dengar-dengar semalam kamu minta sepeda elektrik sama Kakek Herman? Dasar nggak tahu diri! Meski kamu jual ginjalmu, kamu juga nggak bakal sanggup beli setangkai bunga mawar Bulare! Bisa-bisanya cuma sok hebat!”Tatapan Nelson sangat sinis. Dia cukup berkuasa di perusahaan investasi milik Grup Sinjaya. Jadi, mana mungkin dia bisa menerima dibentak oleh seorang menantu pecundang?Selain itu, Nelson bisa semarah sekarang karena si Brandon sialan itu malah berani merusak bunganya, dan menarik wanita idamannya ke dalam lift! Apa yang ingin dia lakukan?Tiba-tiba Nelson

  • Menantu Dewa   Bab 5

    “Tuan, saya akan segera lapor kepada Ketua, Anda ….”“Aku telepon kamu bukan untuk negosiasi. Kalau kalian tidak setuju, aku akan hancurkan Keluarga Sinjaya!” Belum sempat orang di ujung telepon berbicara, Brandon langsung menutup panggilan.…Vila Purnama.Setiap vila di sini didesain langsung oleh desainer ternama di dunia. Bahkan, setiap potong keramik hingga rumput di pekarangan juga dipilih yang berkualitas tinggi. Tempat tinggal di sini hanya bisa dibeli oleh orang yang bergelimang harta.Saat ini, Brandon bersama seorang lelaki tua sedang duduk dengan santai di sofa depan balkon. Mereka berdua sedang bertukar pandang, tapi tampak ekspresi muram di wajah si lelaki tua.Charles Sinjaya adalah Kepala Keluarga Sinjaya. Jika tidak melihat dengan mata kepala sendiri, sepertinya tidak akan ada yang menyangka, lelaki tua yang kelihatannya biasa-biasa ini adalah salah satu orang berkuasa di Keluarga Sinjaya Negara Jembara.Sementara itu, di belakang Charles ada dua orang pengawal yang s

  • Menantu Dewa   Bab 6

    “Nelson?”Brandon terbengong sejenak, lalu menunjukkan senyumannya. Lelaki itu hanyalah seekor anjing yang dipelihara oleh Perusahaan Investasi Sinjaya. Dia pun bisa memecat “anjing” itu kapan saja.“Ibu, aku tidak akan bercerai. Meski kami akan bercerai, itu juga masalah kami berdua. Aku harap Ibu tidak ikut campur dalam masalah kami.” Selesai berbicara, Brandon langsung mengendarai sepeda elektrik kesayangannya.“Brandon! Dasar kurang ajar!” Tansri emosi hingga sekujur tubuhnya gemetar. Betapanya inginnya Tansri menabrak Brandon sampai mati! Hanya saja, ada banyak pengguna jalan di sekitar, Tansri juga tidak berani melakukannya.…Jam pulang kerja.Hannah berjalan ke arah bagian resepsionis perusahaan. Dia melihat kedua resepsionis sedang mengatakan sesuatu, dan ada banyak orang karyawan yang sedang mengelilingi mereka.“Suami pecundang Bu Hannah malah bilang ingin beri bunga mawar Bulare kepada Bu Hannah. Apa dia nggak punya kaca? Model seperti dia cuma cocok jadi pengemis saja ….”

  • Menantu Dewa   Bab 7

    “Kamu … Brandon?”Joseph menatap Brandon dengan kebingungan. Beberapa saat kemudian, dia tersenyum sinis, lalu memarkirkan mobilnya, dan langsung memasuki hotel.Brandon merasa canggung. Dia tidak menyangka Joseph akan mengabaikannya.Saat mereka berdua memasuki ruangan VIP, semua teman kuliah lainnya sudah tiba. Jadi, ketika terdengar suara buka pintu, semua tatapan langsung tertuju ke sisi pintu.“Ketua Kelas sudah datang? Ternyata sama seperti yang digosipkan, semakin sukses saja! Ganteng sekali!” Tiba-tiba ada yang berteriak. Joseph sedang mengenakan setelan jas dengan menggantung kunci mobil Audi di bagian pinggangnya. Dia memang kelihatan sangat tampan.Tak lama kemudian, tampak ada Brandon yang memasuki ruangan. Jas yang dikenakannya kelihatannya tidak pas di badan. Hanya saja, dapat diketahui bahwa jas itu adalah jas bermerek yang cukup mahal.Salah seorang teman kuliah berkata dengan tersenyum, “Brandon, ternyata kamu lumayan juga ya sekarang. Ayo kalian berdua ke sini, tempa

  • Menantu Dewa   Bab 8

    Sebenarnya Brandon ingin membalas, tapi ketika melihat Joseph, dia hanya menggeleng dan tidak berbicara lagi. Brandon berjalan ke sisi Cherry, lalu berkata, “Mau pergi bersama? Aku takut nanti mereka akan persulit kamu.”“Emm ….” Cherry merasa ragu. Ketika kuliah dulu, hubungannya dengan Brandon tergolong bagus. Namun, acara reuni malam ini diadakan oleh Joseph. Kalau Cherry pergi begitu saja, sepertinya dia akan menyinggung Joseph?Saat ini, Joseph melihat Brandon tidak meninggalkan ruangan, melainkan pergi menggoda wanita cantik lainnya. Saat ini, raut wajah Joseph semakin muram lagi. Dia berkata, “Brandon, kenapa kamu semakin nggak tahu malu saja, ya? Masih bisa-bisanya kamu goda wanita cantik lain? Kamu kira kamu itu siapa? Pebisnis sukses? Jangan lupa, kamu itu cuma menantu yang numpang hidup di keluarga istrimu! Kami semua merasa malu bisa punya teman sekelas sepertimu!”“Iya! Iya! Cepat pergi sebelum kami bersikap kasar sama kamu!”“Cepat pergi! Cherry, dia itu pecundang, janga

  • Menantu Dewa   Bab 9

    “Ahh ….” Joseph terbengong. “Emm …..”“Kenapa? Nggak setuju?”“Bukan, bukan! Kak Robert silakan saja, silakan ….” Selesai berbicara, Joseph tidak berani menatap ekspresi Winnie sama sekali. Dia langsung mengambil kunci mobil di atas meja, lalu hendak melarikan diri.“Joseph! Dasar berengsek!” Winnie emosi hingga tubuhnya gemetar. Tak disangka Joseph sangat biadab, begitu pula dengan teman-teman lainnya. Mereka malah menunduk dan tidak berani bersuara. Sepertinya mereka juga takut akan terlibat dalam masalah ini.Hanya Brandon saja yang terlihat sangat tenang. Sebab, Robert adalah anggota yang dididiknya sewaktu dirinya masih dianggap sebagai Keluarga Sinjaya dulu.Waktu itu, Robert yang masih belia sudah berkecimpung ke dunia kerja. Dia tidak memiliki uang dan juga kekuasaan, bahkan hampir dibunuh di jalanan. Suatu hari, Brandon bertemu dengannya. Brandon merasa dia cukup berkompeten. Jadi, Brandon pun membantunya.Tak disangka dalam waktu sesingkat ini, Robert sudah memiliki kemajuan

Latest chapter

  • Menantu Dewa   Bab 333

    “Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu

  • Menantu Dewa   Bab 332

    “Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din

  • Menantu Dewa   Bab 331

    “Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,

  • Menantu Dewa   Bab 330

    Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas

  • Menantu Dewa   Bab 329

    Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa

  • Menantu Dewa   Bab 328

    Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand

  • Menantu Dewa   Bab 327

    “Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d

  • Menantu Dewa   Bab 326

    Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela

  • Menantu Dewa   Bab 325

    Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita

DMCA.com Protection Status