Share

Bab 7

Author: Salad Kentang Lada Hitam
last update Last Updated: 2023-05-19 13:20:36
“Kamu … Brandon?”

Joseph menatap Brandon dengan kebingungan. Beberapa saat kemudian, dia tersenyum sinis, lalu memarkirkan mobilnya, dan langsung memasuki hotel.

Brandon merasa canggung. Dia tidak menyangka Joseph akan mengabaikannya.

Saat mereka berdua memasuki ruangan VIP, semua teman kuliah lainnya sudah tiba. Jadi, ketika terdengar suara buka pintu, semua tatapan langsung tertuju ke sisi pintu.

“Ketua Kelas sudah datang? Ternyata sama seperti yang digosipkan, semakin sukses saja! Ganteng sekali!” Tiba-tiba ada yang berteriak.

Joseph sedang mengenakan setelan jas dengan menggantung kunci mobil Audi di bagian pinggangnya. Dia memang kelihatan sangat tampan.

Tak lama kemudian, tampak ada Brandon yang memasuki ruangan. Jas yang dikenakannya kelihatannya tidak pas di badan. Hanya saja, dapat diketahui bahwa jas itu adalah jas bermerek yang cukup mahal.

Salah seorang teman kuliah berkata dengan tersenyum, “Brandon, ternyata kamu lumayan juga ya sekarang. Ayo kalian berdua ke sini, tempat ini untuk kalian berdua!”

Joseph melirik Brandon sekilas. Dia pun tersenyum sinis sambil menggelengkan kepalanya. Untuk sementara ini, dia tidak berencana membocorkan masalah sepeda elektrik rongsokan Brandon.

Brandon membalas, “Oh!” Dia juga tidak peduli dengan tempat duduknya. Dia hanya melirik sekeliling saja. Teman sekelasnya waktu itu memiliki penampilan yang biasa-biasa saja, kecuali si bunga kampus yang bernama Winnie. Sampai saat ini, dia bahkan masih kelihatan sangat cantik. Dia memang pantas dijuluki sebagai cewek idaman semua lelaki.

Hari ini Winnie mengenakan pakaian kerja yang cukup pas badan, menonjolkan setiap lekuk keindahan tubuhnya. Dia terlihat sangat memesona.

Bahkan, ketika Joseph yang arogan itu menyadari keberadaan Winnie, kedua matanya pun langsung berkilauan. Dia mendekati Winnie, lalu berkata dengan tersenyum, “Ternyata Winnie sudah datang. Sudah lama ya kita nggak ketemu. Kenapa kamu nggak pernah hubungi aku? Sekarang kamu lagi kerja di mana?”

Winnie tersenyum sopan, lalu berkata, “Aku kerja di tempat biasa-biasa saja. Nggak sehebat Ketua Kelas, bahkan bisa punya mobil Audi.”

Kedua mata Joseph langsung berkilauan. Ternyata tidak sia-sia dia mengangsur setiap bulan untuk membeli mobil Audi!

Belum sempat Joseph berbicara, seorang wanita tiba-tiba berkata, “Ketua Kelas, kamu jangan dibohongi sama Winnie. Apa kamu nggak tahu, sekarang Winnie sedang bekerja menjadi manajer administrasi dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Dengar-dengar dia akan dipromosikan menjadi manajer umum!”

“Wah ….”

Semua orang di ruangan merasa kagum dengan kehebatan Winnie. Siapa juga yang tidak kenal dengan perusahaan investasi terbesar di Kota Manthana? Entah sudah berapa banyak perusahaan yang dimodali oleh mereka?

Jika Winnie bisa menduduki posisi manajer umum dalam usia semuda ini, lelaki yang mendapatkan Winnie bukan hanya akan mendapatkan kecantikannya, lelaki itu juga akan mendapatkan relasi yang sangat luas. Keuntungannya tidak bisa dibayangkan.

Selain itu, Winnie sangat cantik, bahkan boleh dikatakan kecantikannya tidak kalah dengan artis papan atas. Wajar kalau banyak lelaki di dalam ruangan merasa rendah diri, dan tidak berani bersuara.

Saat ini, layar televisi memutar lagu duet pilihan Winnie. Saat melihat Winnie mengambil mik, betapa inginnya para lelaki di dalam ruangan ini berduet dengannya. Hanya saja mereka tidak memiliki keberanian itu.

Brandon juga tidak begitu tertarik dengan Winnie, hanya saja ketika mengetahui dia adalah petinggi dari Perusahaan Investasi Sinjaya, dia pun terus meliriknya. Ditambah lagi, kebetulan dia bisa menyanyi lagu yang dipilih Winnie. Tanpa berpikir panjang, Brandon langsung mengambil mik yang satu lagi.

Alhasil, Winnie yang hendak menyanyi itu mengerutkan keningnya. Dia mengamati Brandon sekilas, lalu berkata, “Brandon, bisa nggak kamu lepasin mik kamu?”

“Kenapa? Ada yang mau nyanyi juga?” Brandon langsung berdiri.

“Nggak ada, tapi aku nggak mau duet sama kamu. Aku merasa malu!” ucap Winnie dengan nada meremehkan.

“Pakaian yang kamu pakai memang bermerek, tapi sandalmu itu malu-maluin banget, deh? Jangan-jangan kamu pinjam jas sama orang lain?”

Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang baru menyadarinya. Kualitas setelan jas yang dikenakan Brandon sangat bagus, tapi pakaiannya tidak begitu pas di badannya. Ditambah lagi, dia mengenakan sandal yang sudah usang dan bolong hingga kelihatan jempol kaki kirinya. Penampilan Brandon memang tidak ada bedanya dengan pengemis saja.

Brandon terdiam membisu. Jika tahu akan seperti ini, dia pasti akan pergi membeli sepasang sepatu sebelum datang ke sini.

“Hahaha, Winnie, matamu jeli juga, ya. Aku lihat kita semua itu teman kuliah, aku juga nggak ingin terus terang. Tapi ternyata ada orang yang nggak tahu diri. Aku jadi ingin buka aibnya.” Joseph berjalan dari belakang, lalu tersenyum pada Winnie.

“Teman kita, si Brandon, tadi datang naik sepeda elektrik. Awalnya aku kira mungkin dia sengaja naik sepeda elektrik biar gampang cari parkir. Tapi setelah dilihat-lihat, mana mungkin orang kaya pakai sandal bolong? Sungguh memalukan ….”

Joseph membongkar aibnya. “Brandon, jangan-jangan pakaian yang kamu kenakan hari ini pakaian diskon, ya? Atau jangan-jangan bahkan label pakaiannya juga masih belum dicabut? Nanti setelah acara reuni selesai, kamu bakal retur pakaiannya?”

“Apa mungkin?”

“Tapi Brandon memang bawa sepeda elektrik. Tadi aku lihat kunci sepedanya!”

“Sepertinya dia sudah pakai sandal itu selama bertahun-tahun ….”

“Benar, benar ….”

Seketika, orang-orang di dalam ruangan mulai membahas. Terutama beberapa lelaki yang ingin mencari muka di depan Winnie. Mereka pun berusaha sekuat mungkin untuk menjatuhkan Brandon.

Baru saja Brandon hendak menjelaskan, teman semejanya di saat kuliahnya dulu, Cherry, malah berjalan maju dan berteriak, “Kalian semua sungguh keterlaluan. Kita semua itu teman, meski cara berpakaian Brandon nggak oke, kalian juga nggak seharusnya hina dia, ‘kan?”

Wanita cantik bernama Cherry itu adalah teman satu meja Brandon ketika kuliah dulu. Hubungan mereka berdua tergolong bagus. Sewaktu masa perkuliahan, Brandon sering menyalin jawaban tugasnya. Hanya saja, Brandon sungguh tidak menyangka sekarang Cherry bakal maju untuk membelanya.

Joseph melihat wanita cantik lainnya sedang membela Brandon, dia tiba-tiba berjalan maju untuk menarik kerah pakaian Brandon, dan mengeluarkan label merek dari dalam pakaiannya.

Joseph lalu berkata, “Cherry, kamu malah bela dia? Kamu sudah lihat belum? Labelnya saja masih belum dibuang! Satu setelan ini harganya puluhan juta! Kamu rasa cowok miskin seperti dia bakal sanggup untuk beli pakaian semahal ini?”

“Kalau aku nggak salah ingat, tiga tahun lalu Brandon sudah jadi menantu pecundang dari Keluarga Limantara, ‘kan? Seorang pecundang malah pakai setelan jas merek Armani? Hahaha ….”

“Brandon, jadi orang itu mesti tahu diri. Siapa juga yang nggak tahu masalah kamu itu menantu yang numpang hidup di Kediaman Limantara? Jadi, kamu nggak perlu pura-pura lagi, oke? Bukannya kita semua itu temanmu? Untuk apa kamu pura-pura?”

Brandon menepis tangan Joseph, lalu menatapnya dengan galak.

Melihat tatapan Brandon, Joseph langsung tersenyum. “Kenapa? Kamu marah karena aku bongkar aibmu? Atau kamu ingin bilang kalau pakaian yang kamu pakai saat ini adalah pakaianmu sendiri? Kalau kamu bisa buktiin pakaian ini adalah punyamu, aku bakal berlutut sama kamu!”

Saat Brandon hendak membalas, tiba-tiba ponselnya berdering dengan keras. Dia segera mengeluarkan ponsel jadulnya. Belum sempat dia menjawab, dia langsung menerima suara tawa dari semua orang.

Lucu sekali! Bukannya itu ponsel zaman mereka masih kecil?

Tak disangka Brandon masih menggunakan ponsel model jadul? Dengan ponsel jadul dan sandal bolong, dia bahkan berani mengenakan pakaian merek Armani?

Sepertinya ada masalah dengan otak Brandon?

Saat ini, Brandon tidak meladeni tatapan yang lain, dia langsung mengangkat telepon. Seketika terdengar suara jeritan ibu mertuanya, Tansri, dari ujung telepon. “Brandon, kamu lagi di mana? Kenapa hari ini kamu nggak cuci kamar mandi?”

Astaga! Brandon malah melupakan hal itu! Dia sungguh kehabisan kata-kata.

“Ternyata benar, kamu itu memang adalah menantu pecundang. Padahal kamu cuma pergi ke acara reuni saja, kamu malah dimarah!”

“Sepertinya itu panggilan dari ibu mertuanya? Katanya suruh dia pulang untuk cuci kamar mandi?”

“Hah! Masa sih disuruh buat cuci kamar mandi? Di mana harga diri sebagai seorang lelaki? Kalau aku jadi dia, aku lebih memilih mati saja! Meski aku nggak bisa dapat banyak uang, tapi sampai mati pun aku nggak bakal mau jadi menantu pecundang!”

“Aku juga nggak sanggup!”

Semua orang mulai berbisik-bisik untuk membahas masalah Brandon. Bahkan Cherry juga menghela napas. Dia merasa sedih dengan nasib Brandon.

Cherry teringat kompleks perumahannya sedang merekrut satpam. Dia berencana menawarkan pekerjaan itu pada Brandon agar dia bisa memiliki uang untuk membeli barang kebutuhannya sendiri.

“Sudahlah, cepat pergi sana! Acara reuni nggak sambut orang nggak berguna sepertimu!”

Joseph menatap Brandon dengan tatapan meremehkan. Kemudian, dia berjalan ke hadapan Winnie, lalu berkata dengan tersenyum, “Winnie, aku harap suasana hatimu nggak terganggu karena masalah ini. Tempat ini dibuka oleh teman baik kakak sepupuku.”

“Omong-omong seharusnya kamu kenal sama kakak sepupuku. Namanya Nelson, dia juga bekerja di perusahaan kalian. Dia cukup terkenal di sini. Gimana kalau aku suruh pihak hotel untuk antar anggur terbaik di sini? Biar kita bisa minum bersama.”

Saat Winnie masih belum sempat membalas, Joseph malah sudah menekan bel pelayan. Setelah pelayan masuk, dia langsung berbicara dengan ketus, “Gimana pelayanan di hotel ini? Kenapa lambat sekali? Cepat bawakan dua botol anggur terbagus di hotel kalian ke sini ….”

Pelayan terbengong sejenak. Dia pun berkata dengan ragu, “Tuan, harga anggur terbagus di hotel kami … emm … sepertinya ….”

“Plak ….” Joseph langsung membanting kunci mobil Audi ke atas meja. “Kalian rasa aku nggak sanggup untuk bayar? Apa kalian nggak tahu kalau Nelson itu kakak sepupuku? Kalian tahu siapa itu Nelson? Dia itu teman baik dari bos kalian! Kenapa kalian masih di sini? Cepat ambil minumannya!”

Selesai berbicara, Joseph langsung melirik Winnie sekilas. Ketika menyadari ekspresi kaget di wajah Winnie, dia langsung berlagak tidak peduli. Pokoknya dia harus bersikap royal agar wanita idamannya memiliki kesan baik terhadapnya.

Brandon tidak menyangka ternyata Joseph adalah adik sepupunya Nelson. Kedua kakak beradik itu memang mirip sekali, sama-sama tidak berpendidikan. Kali ini, Brandon merasa masalah semakin menarik lagi. Dia ingin melihat apa yang akan dilakukan Joseph lagi.

Tak lama kemudian, pelayan mengantar dua botol anggur merah, lalu berkata dengan senyum ramah, “Tuan, ini minuman Anda. Tapi ….”

“Tapi apa tapi! Buka!” jerit Joseph dengan tersenyum. Dia melambaikan tangannya tanda dia tidak peduli. “Malam ini semuanya nggak boleh pulang sebelum mabuk. Semuanya, mari bersulang!”

Saat mengangkat gelas, Joseph sengaja melirik Brandon yang masih belum pergi. Dia mengerutkan keningnya, lalu berkata, “Brandon, kita semua memang pernah satu kelas, tapi apa kamu nggak sadar? Kami nggak sambut kedatanganmu. Jangan-jangan kamu ingin minum gratis di sini?”

Related chapters

  • Menantu Dewa   Bab 8

    Sebenarnya Brandon ingin membalas, tapi ketika melihat Joseph, dia hanya menggeleng dan tidak berbicara lagi. Brandon berjalan ke sisi Cherry, lalu berkata, “Mau pergi bersama? Aku takut nanti mereka akan persulit kamu.”“Emm ….” Cherry merasa ragu. Ketika kuliah dulu, hubungannya dengan Brandon tergolong bagus. Namun, acara reuni malam ini diadakan oleh Joseph. Kalau Cherry pergi begitu saja, sepertinya dia akan menyinggung Joseph?Saat ini, Joseph melihat Brandon tidak meninggalkan ruangan, melainkan pergi menggoda wanita cantik lainnya. Saat ini, raut wajah Joseph semakin muram lagi. Dia berkata, “Brandon, kenapa kamu semakin nggak tahu malu saja, ya? Masih bisa-bisanya kamu goda wanita cantik lain? Kamu kira kamu itu siapa? Pebisnis sukses? Jangan lupa, kamu itu cuma menantu yang numpang hidup di keluarga istrimu! Kami semua merasa malu bisa punya teman sekelas sepertimu!”“Iya! Iya! Cepat pergi sebelum kami bersikap kasar sama kamu!”“Cepat pergi! Cherry, dia itu pecundang, janga

    Last Updated : 2023-05-19
  • Menantu Dewa   Bab 9

    “Ahh ….” Joseph terbengong. “Emm …..”“Kenapa? Nggak setuju?”“Bukan, bukan! Kak Robert silakan saja, silakan ….” Selesai berbicara, Joseph tidak berani menatap ekspresi Winnie sama sekali. Dia langsung mengambil kunci mobil di atas meja, lalu hendak melarikan diri.“Joseph! Dasar berengsek!” Winnie emosi hingga tubuhnya gemetar. Tak disangka Joseph sangat biadab, begitu pula dengan teman-teman lainnya. Mereka malah menunduk dan tidak berani bersuara. Sepertinya mereka juga takut akan terlibat dalam masalah ini.Hanya Brandon saja yang terlihat sangat tenang. Sebab, Robert adalah anggota yang dididiknya sewaktu dirinya masih dianggap sebagai Keluarga Sinjaya dulu.Waktu itu, Robert yang masih belia sudah berkecimpung ke dunia kerja. Dia tidak memiliki uang dan juga kekuasaan, bahkan hampir dibunuh di jalanan. Suatu hari, Brandon bertemu dengannya. Brandon merasa dia cukup berkompeten. Jadi, Brandon pun membantunya.Tak disangka dalam waktu sesingkat ini, Robert sudah memiliki kemajuan

    Last Updated : 2023-05-19
  • Menantu Dewa   Bab 10

    Keesokan paginya, Brandon yang masih mengantuk itu mengendarai sepeda elektrik ke Central Business District di Kota Manthana. Perusahaan Investasi Sinjaya pun berlokasi di tempat ini.Semalam Charles sudah menghubungi Brandon, dia mengatakan bahwa masalah peralihan perusahaan sudah diselesaikan. Hari ini, Brandon hanya perlu datang untuk tanda tangan saja.Tampak orang-orang hilir mudik di lobi perusahaan. Mereka semua yang berpakaian jas adalah pegawai di perusahaan ini. Brandon yang hanya berpakaian kaus oblong itu pun terlihat tidak sesuai pada tempatnya.Ketika kepikiran kelak mereka akan menjadi bawahannya, Brandon pun spontan mengamati mereka dengan tatapan layaknya seorang pemimpin.“Kamu? Brandon? Kenapa kamu bisa ada di sini?” Seorang wanita cantik baru saja keluar dari lift. Ketika melihat keberadaan Brandon, dia pun langsung berkata dengan terkejut.Saat ini Winnie merasa gugup. Sebab, semalam sewaktu di Hotel Inna, dia dan teman-temannya hampir saja masuk ke dalam jebakan

    Last Updated : 2023-05-19
  • Menantu Dewa   Bab 11

    “Kamu suruh aku pergi?”Brandon pun tersenyum. Seorang bos malah diusir oleh karyawannya sendiri?“Apa kamu nggak ngerti bahasa manusia? Aku suruh kamu pergi dari sini! Aku nggak peduli siapa yang rekrut kamu, dan apa latar belakang kamu, pokoknya segera keluar dari sini!” ucap Winnie dengan geram.Selesai berbicara, Winnie mengeluarkan beberapa lembar uang, lalu melemparnya ke wajah Brandon. “Kamu masih nggak ingin pergi, ya? Bukannya kamu ingin uang? Bawa uangnya dan tinggalkan tempat ini!”Pada saat ini, pintu lift khusus Presdir terbuka. Para pekerja langsung memberi hormat. Kemudian, seorang wanita berumur sekitar 20 tahunan yang mengenakan kemeja putih dan celana kulit berjalan keluar lift.Kecantikan dan bahkan wibawa gadis itu bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Winnie.Saat ini, si wanita tidak melihat orang di sekeliling, dan langsung membungkukkan badannya untuk memberi hormat kepada Brandon. “Maaf, Pak Presdir, aku datangnya telat.”Brandon melirik si wanita cantik sekila

    Last Updated : 2023-05-19
  • Menantu Dewa   Bab 12

    Wajah Winnie langsung merona. Dia sungguh malu ditatap oleh Brandon. Semalam dia bahkan bersikap begitu arogan terhadap Brandon, dan tidak memperbolehkan Brandon untuk duet bersamanya. Namun hari ini, Winnie malah berdiri di sini, dan membiarkan Brandon melakukan apa pun yang ingin dia lakukan.Brandon melirik Winnie sekilas. Bunga kampus ini memang agak arogan, tapi sebenarnya hatinya cukup baik.Jadi, Brandon pun berkata, “Aku juga tidak bakal pecat kamu gara-gara hal sepele seperti ini. Hanya saja, mengenai masalah promosi, kita bicarakan lagi setelah aku melihat kinerjamu.”Selesai berbicara, Brandon juga malah menghiraukan Winnie lagi. Dia baru saja mengambil alih perusahaan. Jadi, masih banyak hal yang perlu dipelajari Brandon.Winnie memang adalah wanita cantik. Hanya saja, Brandon juga pernah melihat banyak wanita cantik sebelumnya. Setidaknya istrinya, Hannah, bahkan lebih cantik dibandingkan dengannya.…Perusahaan Investasi Sinjaya dipimpin oleh presdir baru. Semua proposal

    Last Updated : 2023-05-19
  • Menantu Dewa   Bab 13

    “Hah?” Brandon spontan terbengong. Dia bahkan lupa untuk menelan daging steak di mulutnya. Sejak kapan ada masalah seperti itu? Kenapa Brandon tidak tahu?Melihat sosok rakus Brandon, Chloe semakin membencinya. Dia langsung berkata, “Aku juga nggak mau nutupi masalah ini lagi. Kak Nelson sudah telepon ingin lamar Kak Hannah. Malam ini dia akan datang untuk antar mas kawin. Kalau kamu tahu diri, nanti kamu cukup duduk saja. Kalau kamu nggak tahu diri ….”Ketika berbicara sampai di sini, Chloe tersenyum sinis. Keluarga Limantara memang menjalankan bisnis legal. Hanya saja, keluarga mereka memiliki beberapa pengawal. Jadi, jika Brandon melakukan keonaran, dia pun akan dihajar oleh pengawalnya.“Semuanya harap tenang. Ada yang ingin aku umumkan hari ini!”Kakek Herman mengetuk meja, lalu melanjutkan, “Sepertinya kalian juga sudah dengar kabar yang beredar di Manthana, ‘kan? Perusahaan Investasi Sinjaya sudah mengganti kepemimpinan mereka. Presdir yang baru menjabat sudah membatalkan semua

    Last Updated : 2023-05-19
  • Menantu Dewa   Bab 14

    Tatapan semua orang tertuju ke sisi pintu. Tampak Nelson mengenakan setelan jas dengan rambut yang sudah disisir rapi. Saat ini, dia mengambil kotak hadiah di tangan, lalu berjalan ke dalam ruangan dengan tersenyum.“Mari kita tepuk tangan yang meriah untuk sambut kedatangan Pak Nelson!” ucap seorang anak muda.Seketika ruangan dipenuhi dengan suara gemuruh tepuk tangan.Sepertinya si pemuda tampan dan kaya raya seperti Nelson lebih disambut daripada Brandon si menantu pecundang itu.Sebab, Nelson bisa membantu Keluarga Limantara! Nelson adalah dewa rezeki di mata Keluarga Limantara!Nelson tersenyum sambil melambaikan tangannya kepada semua orang. Nelson yang sekarang tidak ada bedanya dengan aktor yang sedang berjalan di atas karpet merah. “Kakek Herman, maafkan aku karena datang tanpa diundang. Aku sudah mengganggu waktu kalian semua. Tapi aku itu orangnya blak-blakan, nggak suka bertele-tele!”Nelson tersenyum, lalu melanjutkan omongannya, “Aku suka dengan cucu Kakek Herman. Tapi

    Last Updated : 2023-05-19
  • Menantu Dewa   Bab 15

    Akhirnya sudah ada jawaban dari pertanyaan di benak Hannah. Saat ini, hatinya terasa sangat hangat.Sebenarnya Hannah sudah bisa menebak bahwa Inti Bulare adalah pemberian Nelson. Namun setelah mendengar jawaban langsung dari mulut Nelson, Hannah pun baru merasa yakin.Hannah sungguh tidak menyangka Nelson adalah tipe orang yang tidak akan memungkiri ucapannya. Padahal Nelson baru mengatakannya di pagi hari, dan sore harinya Inti Bulare pun sudah sampai di kantornya.Barang-barang seperti ini juga tidak bisa dicari dalam waktu singkat. Sepertinya Nelson sudah mempersiapkannya dalam waktu yang cukup lama?Sekarang Hannah sudah bersuami, dia sadar dirinya tidak mungkin boleh menyetujui lamaran ini. Hanya saja, Hannah merasa terharu dan tersipu malu.“Eh! Kalian sudah lihat belum? Ekspresi Brandon lucu sekali! Sepertinya dia terkejut banget! Hahaha!”Saat ini, Martin berdiri, lalu menunjuk Brandon dengan tertawa terbahak-bahak.Ketika mendengar ucapan Martin, semua orang di ruangan pun ik

    Last Updated : 2023-05-19

Latest chapter

  • Menantu Dewa   Bab 333

    “Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu

  • Menantu Dewa   Bab 332

    “Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din

  • Menantu Dewa   Bab 331

    “Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,

  • Menantu Dewa   Bab 330

    Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas

  • Menantu Dewa   Bab 329

    Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa

  • Menantu Dewa   Bab 328

    Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand

  • Menantu Dewa   Bab 327

    “Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d

  • Menantu Dewa   Bab 326

    Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela

  • Menantu Dewa   Bab 325

    Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita

DMCA.com Protection Status