“Hah?” Brandon spontan terbengong. Dia bahkan lupa untuk menelan daging steak di mulutnya. Sejak kapan ada masalah seperti itu? Kenapa Brandon tidak tahu?Melihat sosok rakus Brandon, Chloe semakin membencinya. Dia langsung berkata, “Aku juga nggak mau nutupi masalah ini lagi. Kak Nelson sudah telepon ingin lamar Kak Hannah. Malam ini dia akan datang untuk antar mas kawin. Kalau kamu tahu diri, nanti kamu cukup duduk saja. Kalau kamu nggak tahu diri ….”Ketika berbicara sampai di sini, Chloe tersenyum sinis. Keluarga Limantara memang menjalankan bisnis legal. Hanya saja, keluarga mereka memiliki beberapa pengawal. Jadi, jika Brandon melakukan keonaran, dia pun akan dihajar oleh pengawalnya.“Semuanya harap tenang. Ada yang ingin aku umumkan hari ini!”Kakek Herman mengetuk meja, lalu melanjutkan, “Sepertinya kalian juga sudah dengar kabar yang beredar di Manthana, ‘kan? Perusahaan Investasi Sinjaya sudah mengganti kepemimpinan mereka. Presdir yang baru menjabat sudah membatalkan semua
Tatapan semua orang tertuju ke sisi pintu. Tampak Nelson mengenakan setelan jas dengan rambut yang sudah disisir rapi. Saat ini, dia mengambil kotak hadiah di tangan, lalu berjalan ke dalam ruangan dengan tersenyum.“Mari kita tepuk tangan yang meriah untuk sambut kedatangan Pak Nelson!” ucap seorang anak muda.Seketika ruangan dipenuhi dengan suara gemuruh tepuk tangan.Sepertinya si pemuda tampan dan kaya raya seperti Nelson lebih disambut daripada Brandon si menantu pecundang itu.Sebab, Nelson bisa membantu Keluarga Limantara! Nelson adalah dewa rezeki di mata Keluarga Limantara!Nelson tersenyum sambil melambaikan tangannya kepada semua orang. Nelson yang sekarang tidak ada bedanya dengan aktor yang sedang berjalan di atas karpet merah. “Kakek Herman, maafkan aku karena datang tanpa diundang. Aku sudah mengganggu waktu kalian semua. Tapi aku itu orangnya blak-blakan, nggak suka bertele-tele!”Nelson tersenyum, lalu melanjutkan omongannya, “Aku suka dengan cucu Kakek Herman. Tapi
Akhirnya sudah ada jawaban dari pertanyaan di benak Hannah. Saat ini, hatinya terasa sangat hangat.Sebenarnya Hannah sudah bisa menebak bahwa Inti Bulare adalah pemberian Nelson. Namun setelah mendengar jawaban langsung dari mulut Nelson, Hannah pun baru merasa yakin.Hannah sungguh tidak menyangka Nelson adalah tipe orang yang tidak akan memungkiri ucapannya. Padahal Nelson baru mengatakannya di pagi hari, dan sore harinya Inti Bulare pun sudah sampai di kantornya.Barang-barang seperti ini juga tidak bisa dicari dalam waktu singkat. Sepertinya Nelson sudah mempersiapkannya dalam waktu yang cukup lama?Sekarang Hannah sudah bersuami, dia sadar dirinya tidak mungkin boleh menyetujui lamaran ini. Hanya saja, Hannah merasa terharu dan tersipu malu.“Eh! Kalian sudah lihat belum? Ekspresi Brandon lucu sekali! Sepertinya dia terkejut banget! Hahaha!”Saat ini, Martin berdiri, lalu menunjuk Brandon dengan tertawa terbahak-bahak.Ketika mendengar ucapan Martin, semua orang di ruangan pun ik
Saat ini vila Keluarga Limantara menjadi hening. Semua orang menatap Brandon dengan tatapan kaget.Kenapa Brandon bisa bersikap begitu percaya diri? Jangan-jangan dia tahu siapa presdir baru Perusahaan Investasi Sinjaya?Hanya saja, Nelson tidak memercayainya, dan berkata dengan sinis, “Oke! Coba katakan, siapa presdir baru perusahaan kami?”Brandon mengulurkan tangannya dan menunjuk dirinya sendiri. “Presdir baru dari Perusahaan Investasi Sinjaya itu aku!”Semua orang terkejut dan terdiam.Namun, satu detik kemudian ….“Kamu? Hahahaha!” Nelson yang awalnya terbengong langsung tertawa terbahak-bahak.Kemudian, Nelson menatap Kakek Herman. “Kakek, aku kira menantu pecundang keluarga kalian hanya suka sok hebat saja. Aku nggak menyangka ternyata dia itu idiot!”Begitu ucapan itu dilontarkan, Martin dan yang lainnya langsung tertawa sambil menatap Brandon.Martin berkata dengan sinis, “Brandon, kamu bilang kamu itu presdir?”Gabriel menyindir, “Brandon, siapa juga yang nggak bisa membual?
“Pak Nelson, ngapain kamu omong kosong sama si dungu itu? Aku sama sekali nggak percaya sama kata-katanya!”Saat ini, Martin sudah tidak sanggup menahan amarahnya lagi. Dia langsung berjalan maju dan membanting ponsel Brandon ke lantai. Dia menunjuk Brandon sambil memaki, “Dasar pecundang, kerjaanmu cuma sandiwara saja! Malah bilang mau kasih bukti! Bukti kepalamu!”“Pergi! Cepat pergi dari sini! Aku sudah muak untuk satu ruangan sama kamu!”“Kenapa Keluarga Limantara bisa punya anggota keluarga sepertimu ….”“Dasar pecundang!”Anggota Keluarga Limantara mulai memaki Brandon. Alhasil, Brandon pun merasa sangat malu.Mereka semua tentu tahu bahwa Brandon tidak mungkin adalah presdir baru dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Mereka hanya ingin menggunakan kesempatan itu untuk menginjak-injak harga diri Brandon saja.“Tapi ….” Brandon sungguh tidak menyangka Karen tidak menggunakan nomor tiga tahun silam itu lagi.Kenapa Karen tidak beri tahu Brandon kalau dirinya sudah ganti nomor? Sekaran
Setelah mendengar ucapan Nelson, Herman langsung terkejut. Hanya saja, benar apa kata Nelson. Jika Brandon terus melakukan keonaran, sepertinya dia akan mencelakai Keluarga Limantara.“Kakek, biarkan aku wakili kalian untuk beri pelajaran sama si pecundang ini!”Melihat Nelson hendak turun tangan, Herman pun tidak berniat untuk menghalanginya. Bahkan, Keluarga Limantara yang lain malah terlihat sangat gembira. Mereka memang tidak menyukai Brandon. Jadi, mereka semua merasa senang ketika mendengar Nelson ingin memberi pelajaran kepadanya.Nelson tersenyum menyeringai, lalu berlari untuk menendang Brandon. Nelson sudah gym selama beberapa tahun. Dia juga mempelajari taekwondo dari guru privatnya, dan bahkan sudah memegang sabuk hitam. Jadi, tendangan yang dilayangkan Nelson sangatlah bertenaga.“Seingatku Pak Nelson itu ahli taekwondo? Sudah sabuk hitam, ‘kan? Tamatlah riwayat Brandon! Siap-siap saja untuk masuk rumah sakit!”“Bodoh sekali cowok itu! Bahkan aku juga ingin beri pelajaran
Apa?Semua orang terbengong. Apa yang terjadi?Bukankah si Brandon hanya mengangkat tangan kanannya? Bagaimana ceritanya Nelson bisa jatuh hingga seperti ini?Jangan-jangan Brandon jago berkelahi?Atau jangan-jangan dia hanya tidak sengaja melukai Nelson?Saat ini, semua anggota Keluarga Limantara merasa Nelson sedang sial saja. Padahal Brandon hanya mengibaskan tangannya, dan Nelson malah terjatuh.“Bran … Brandon … kamu tunggu pembalasanku ….” Nelson yang berbaring di atas lantai tampak gemetar. Dia berusaha beberapa saat baru bisa berdiri. Saat ini, dia menunjuk Brandon, lalu berkata, “Aku ingin habisi kamu. Aku pasti akan habisi kamu. Kamu tunggu saja ….”Saat ini, tatapan semua orang tertuju pada Nelson yang sedang mimisan. Kemudian, menatap Brandon dengan wajah kasihan.Siapa si Nelson itu? Dia adalah orang yang cukup berkuasa di Perusahaan Investasi Sinjaya. Jadi, akan sangat mudah bagi Nelson untuk menghabisi Brandon!Hanya saja, Brandon bahkan malas untuk berjalan ke sisi Nels
Begitu nama Robert Jaspar dilontarkan, semua anggota Keluarga Limantara spontan terkejut!Siapa juga yang tidak mengenal Robert Jaspar? Dia adalah si gangster sadis yang cukup terkenal di Kota Manthana! Bahkan ada banyak keluarga yang ingin menjalin hubungan baik dengannya, tapi Robert malah tidak mengindahkan mereka.Sekarang calon menantu mereka, Nelson, malah sanggup menyuruhnya kemari? Hebat sekali!Bahkan Herman juga menatap Nelson dengan penuh kagum. Dia sungguh puas dengan cucu menantu yang satu ini.“Kamu ingin habisi aku? Oke, silakan.” Brandon tersenyum. “Aku juga penasaran gimana caranya kamu yang akan kehilangan segalanya itu bisa melakukannya ….”“Hahaha, sepertinya dia sudah gila. Apa dia nggak tahu seberapa kayanya Pak Nelson? Dia bahkan sudah memberi uang 20 miliar sebagai mas kawin. Sekarang Brandon malah mengutuk Nelson akan kehilangan segalanya? Apa dia tahu arti dari kehilangan segalanya?”“Haish, sepertinya Brandon sudah kebanyakan nonton sinetron? Pikirannya malah
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita