Share

Bab 8

Author: Salad Kentang Lada Hitam
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Sebenarnya Brandon ingin membalas, tapi ketika melihat Joseph, dia hanya menggeleng dan tidak berbicara lagi. Brandon berjalan ke sisi Cherry, lalu berkata, “Mau pergi bersama? Aku takut nanti mereka akan persulit kamu.”

“Emm ….” Cherry merasa ragu. Ketika kuliah dulu, hubungannya dengan Brandon tergolong bagus. Namun, acara reuni malam ini diadakan oleh Joseph. Kalau Cherry pergi begitu saja, sepertinya dia akan menyinggung Joseph?

Saat ini, Joseph melihat Brandon tidak meninggalkan ruangan, melainkan pergi menggoda wanita cantik lainnya. Saat ini, raut wajah Joseph semakin muram lagi. Dia berkata, “Brandon, kenapa kamu semakin nggak tahu malu saja, ya? Masih bisa-bisanya kamu goda wanita cantik lain? Kamu kira kamu itu siapa? Pebisnis sukses? Jangan lupa, kamu itu cuma menantu yang numpang hidup di keluarga istrimu! Kami semua merasa malu bisa punya teman sekelas sepertimu!”

“Iya! Iya! Cepat pergi sebelum kami bersikap kasar sama kamu!”

“Cepat pergi! Cherry, dia itu pecundang, jangan sampai kamu dibohongi sama dia!”

Hinaan yang dilontarkan teman-teman sekelasnya membuat Brandon merasa sangat malu. Kalau bukan karena takut Cherry akan terkena imbas dalam masalah ini, Brandon pun tidak ingin tinggal di sini.

Saat ini, Joseph menyadari sepertinya Brandon masih tidak ingin pergi. Dia pun langsung melempar selembar kartu bank ke atas meja, lalu berkata dengan sinis, “Pelayan, cetak tagihan dulu! Biar dia bisa lihat seberapa mahal harga tagihan malam ini!”

Ucapan Joseph membuat semua orang terbelalak. Kartu perak! Kartu itu adalah kartu perak bank! Dengar-dengar hanya nasabah yang memiliki saldo miliaran baru bisa mengajukan pembuatan kartu itu.

Tak disangka, Joseph yang masih muda itu sudah begitu sukses! Memang benar, jangan menilai seseorang dari penampilannya.

Kemudian, tatapan mereka semua tertuju pada diri Brandon. Kenapa perbedaan nasib mereka berdua jauh sekali, ya?

Setelah melihat kartu perak itu, bahkan Cherry juga refleks melirik Joseph beberapa kali. Dia sungguh tidak menyangka ternyata Joseph begitu kaya.

Setelah mendapat pujian dari wanita cantik, Joseph pun menjadi besar kepala. Saat ini, dia kembali menatap Brandon, lalu berkata, “Emm, aku tiba-tiba berubah pikiran. Pelayan, aku akan bayar tagihan semua orang kecuali dia. Kamu pisahkan jadi dua bon.”

Pelayan mengangguk, lalu pergi mencetak bon.

Cherry pun merasa kasihan terhadap Brandon. Jika dia pergi dari tadi, apa mungkin akan terjadi masalah seperti ini? Sepertinya makan malam hari ini seharga belasan juta. Cherry menghela napas, lalu mengeluarkan kartu banknya. Dia ingin membantu melunasi tagihan makanan Brandon nanti.

Namun saat ini, pelayan yang mengambil kartu bank Joseph tadi kembali ke ruangan bersama dengan manajernya.

Si pelayan membungkuk kepada Joseph, lalu berkata dengan sopan, “Tuan, maaf, sisa saldo rekening Anda tidak cukup.”

Joseph terbengong sejenak, lalu membalas dengan emosi tinggi, “Kamu lagi bercanda? Jelas-jelas ada uang miliaran di dalam kartuku! Kamu malah beri tahu aku saldoku nggak cukup?”

“Iya, total tagihan makan malam Anda sebesar 3,6 miliar. Setelah dikurangi tagihan satu orang, Anda masih perlu membayar 3,4 miliar ….”

“Pfftz ….”

Setelah mendengar nominal itu, Brandon spontan tertawa. Si Joseph memang bodoh. Mungkin semua orang tidak kenal dengan dua botol alkohol yang disajikan tadi, tapi Brandon mengenalnya. Alkohol yang bermerek Eaton XIII merupakan alkohol dari Negara Varis, dan dibanderol dengan harga 1,6 miliar per botol. Tadi Joseph sudah memesan dua botol, itu berarti total harganya sebesar 3,2 miliar.

Joseph langsung tersadar dari mabuknya. Dia menunjuk si pelayan sambil berkata, “Kami cuma 20 orang saja? Totalnya malah hampir 4 miliar? Itu berarti satu orang sekitar 200 juta? Coba panggil manajer kalian ke sini. Aku mau minta penjelasan dari dia!”

Si pelayan menghela napas tanda tidak berdaya. Dia sudah menduga akan ada kejadian ini. Si pelayan mundur beberapa langkah, lalu berkata, “Manajer kami ada di sini.”

Sambil memelototi si manajer berpakaian kemeja rapi, Joseph pun menjerit, “Apa kamu nggak merasa hotel kalian agak keterlaluan? Masa makan malam satu orang sampai 200 juta? Kamu tahu nggak aku itu siapa? Kakak sepupuku namanya Nelson!”

Manajer juga tidak terlihat takut. Dia langsung menjawab, “Tuan, maaf, makanan yang kalian pesan tadi hanya puluhan juta saja. Hanya saja, dua botol anggur yang Anda pesan tadi adalah Eaton XIII, harganya dibanderol 1,76 miliar per botol. Tadi Anda pesan dua botol, totalnya berarti 3,52 miliar. Setelah ditambah dengan tagihan makanan, total keseluruhan setelah diberi diskon adalah 3,6 miliar.”

“Percaya nggak kalau aku bakal habisi kamu!” Amarah Joseph langsung membara. Dia pun pergi menarik kerah kemeja si manajer. “Kalian bahkan punya stok alkohol seharga 1,76 miliar? Meski ada, siapa juga yang mau buka anggur semahal itu? Percaya nggak kalau aku lapor polisi?”

Manajer berusaha menahan amarahnya, lalu menyingkirkan tangan Joseph dengan perlahan. Dia sudah menjabat sebagai manajer selama beberapa tahun. Dia juga pernah bertemu dengan banyak orang terpandang di Kota Manthana. Hanya saja, ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan orang yang sok kaya seperti Joseph.

Manajer menghela napas, lalu berkata, “Tuan, biar saya jelaskan sekali lagi. Pertama-tama, Tuan sendiri yang minta untuk dibukakan alkohol terbaik di hotel kami. Kami pun menyajikan alkohol sesuai dengan permintaan Tuan.”

“Kedua, sebelum alkohol dibuka, pelayan kami mencoba untuk memberi tahu harga alkohol kepada Anda, tapi Anda tidak menghiraukan mereka. Ketiga, semua yang terjadi di sini direkam oleh kamera CCTV. Jadi, kalau Anda ingin lapor polisi, silakan saja, kami punya bukti kuat.”

“Plak! Plak! Plak!”

Begitu manajer selesai berbicara, dia menepuk tangannya dengan pelan.

“Bamm!”

Pintu ruangan ditendang, dan tampak belasan lelaki kekar berpakaian singlet berjalan ke dalam. Mereka semua tampak sangat galak.

Keringat dingin langsung membasahi pakaian Joseph. Dia berkata dengan gemetar, “Di mana bos kalian? Aku mau ketemu sama bos kalian! Hotel kalian ini hotel ilegal!”

“Maksudmu, aku buka hotel ilegal?” Seorang lelaki muda berambut pendek dengan kemeja putih berjalan memasuki ruangan dengan tersenyum.

Si pemilik Hotel Inna yang mengenakan kacamata bingkai emas tampak sedang memainkan dua bola di tangannya. Lelaki ini bernama Robert Jaspar. Dia adalah seorang tokoh terkemuka di Kota Manthana. Hotel Inna hanyalah salah satu dari bisnis di tangannya.

Awalnya Joseph ingin memarahinya, tapi saat ini keringat dingin terus menetes dari kepalanya. Sebab, orang di hadapannya adalah Robert … Robert Jaspar! Dia adalah anggota gangster!

Sebenarnya Joseph hanya sedang membual saja. Nelson dan Robert bukanlah teman baik. Bahkan, boleh dikatakan Nelson bukanlah apa-apa di depan Robert?!

Jadi, mana mungkin Joseph berani menyinggungnya?

Setelah bos mereka datang, manajer pun langsung menjelaskan, “Saya lihat Anda punya kartu perak dan mobil Audi, seharusnya Tuan sanggup membayarnya. Jelas-jelas Tuan sendiri yang minta anggur terbaik di hotel kami. Tuan bahkan minta dua botol! Sekarang Tuan malah tidak mau bayar?”

“Nggak! Nggak!” Joseph segera menjawab, “Aku bayar! Kami bakal bayar!”

Sambil berbicara, Joseph sambil memelas terhadap teman-temannya. Saat ini hanya tersisa 2 miliar di dalam kartu Joseph. Uang 2 miliar itu adalah tabungannya dari bekerja selama beberapa tahun ini. Mobil Audi yang dikendarainya juga masih dicicil. Jadi, dia tidak sanggup untuk membayar tagihan sebesar 4 miliar ini!

Teman-teman yang tadinya mengagumi Joseph langsung memalingkan kepalanya untuk melihat ke sisi lain.

Bukannya tadi dia sok hebat minta keluarin anggur termahal di hotel? Sekarang apa maksudnya? Ingin suruh mereka bayar masing-masing? Tidak mungkin!

Dari ekspresi mereka, Robert tentu mengerti apa maksud teman-teman Joseph. Dia pun berjalan pergi menepuk-nepuk pundak Joseph, dan berkata, “Hei, jangan sok kaya kalau kamu nggak punya uang. Jadi orang harus belajar rendah hati!”

“Iya, iya, iya ….”

“Aku bisa gratiskan tagihan kalian.” Robert tersenyum hingga kedua matanya tampak sipit. “Tapi aku ada satu persyaratan ….”

“Apa? Apa? Saya pasti akan berusaha melakukannya,” ucap Joseph dengan nada menjilat.

Robert menjawab dengan tatapan genit, “Aku mau dia dan dia untuk temani aku malam ini!”

Tatapan Robert tertuju pada diri Winnie, lalu beralih ke diri Cherry. Kedua cewek itu, satunya seksi dan satunya lagi polos. Sepertinya akan sangat nikmat apabila bisa dilayani oleh mereka berdua.

Related chapters

  • Menantu Dewa   Bab 9

    “Ahh ….” Joseph terbengong. “Emm …..”“Kenapa? Nggak setuju?”“Bukan, bukan! Kak Robert silakan saja, silakan ….” Selesai berbicara, Joseph tidak berani menatap ekspresi Winnie sama sekali. Dia langsung mengambil kunci mobil di atas meja, lalu hendak melarikan diri.“Joseph! Dasar berengsek!” Winnie emosi hingga tubuhnya gemetar. Tak disangka Joseph sangat biadab, begitu pula dengan teman-teman lainnya. Mereka malah menunduk dan tidak berani bersuara. Sepertinya mereka juga takut akan terlibat dalam masalah ini.Hanya Brandon saja yang terlihat sangat tenang. Sebab, Robert adalah anggota yang dididiknya sewaktu dirinya masih dianggap sebagai Keluarga Sinjaya dulu.Waktu itu, Robert yang masih belia sudah berkecimpung ke dunia kerja. Dia tidak memiliki uang dan juga kekuasaan, bahkan hampir dibunuh di jalanan. Suatu hari, Brandon bertemu dengannya. Brandon merasa dia cukup berkompeten. Jadi, Brandon pun membantunya.Tak disangka dalam waktu sesingkat ini, Robert sudah memiliki kemajuan

  • Menantu Dewa   Bab 10

    Keesokan paginya, Brandon yang masih mengantuk itu mengendarai sepeda elektrik ke Central Business District di Kota Manthana. Perusahaan Investasi Sinjaya pun berlokasi di tempat ini.Semalam Charles sudah menghubungi Brandon, dia mengatakan bahwa masalah peralihan perusahaan sudah diselesaikan. Hari ini, Brandon hanya perlu datang untuk tanda tangan saja.Tampak orang-orang hilir mudik di lobi perusahaan. Mereka semua yang berpakaian jas adalah pegawai di perusahaan ini. Brandon yang hanya berpakaian kaus oblong itu pun terlihat tidak sesuai pada tempatnya.Ketika kepikiran kelak mereka akan menjadi bawahannya, Brandon pun spontan mengamati mereka dengan tatapan layaknya seorang pemimpin.“Kamu? Brandon? Kenapa kamu bisa ada di sini?” Seorang wanita cantik baru saja keluar dari lift. Ketika melihat keberadaan Brandon, dia pun langsung berkata dengan terkejut.Saat ini Winnie merasa gugup. Sebab, semalam sewaktu di Hotel Inna, dia dan teman-temannya hampir saja masuk ke dalam jebakan

  • Menantu Dewa   Bab 11

    “Kamu suruh aku pergi?”Brandon pun tersenyum. Seorang bos malah diusir oleh karyawannya sendiri?“Apa kamu nggak ngerti bahasa manusia? Aku suruh kamu pergi dari sini! Aku nggak peduli siapa yang rekrut kamu, dan apa latar belakang kamu, pokoknya segera keluar dari sini!” ucap Winnie dengan geram.Selesai berbicara, Winnie mengeluarkan beberapa lembar uang, lalu melemparnya ke wajah Brandon. “Kamu masih nggak ingin pergi, ya? Bukannya kamu ingin uang? Bawa uangnya dan tinggalkan tempat ini!”Pada saat ini, pintu lift khusus Presdir terbuka. Para pekerja langsung memberi hormat. Kemudian, seorang wanita berumur sekitar 20 tahunan yang mengenakan kemeja putih dan celana kulit berjalan keluar lift.Kecantikan dan bahkan wibawa gadis itu bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Winnie.Saat ini, si wanita tidak melihat orang di sekeliling, dan langsung membungkukkan badannya untuk memberi hormat kepada Brandon. “Maaf, Pak Presdir, aku datangnya telat.”Brandon melirik si wanita cantik sekila

  • Menantu Dewa   Bab 12

    Wajah Winnie langsung merona. Dia sungguh malu ditatap oleh Brandon. Semalam dia bahkan bersikap begitu arogan terhadap Brandon, dan tidak memperbolehkan Brandon untuk duet bersamanya. Namun hari ini, Winnie malah berdiri di sini, dan membiarkan Brandon melakukan apa pun yang ingin dia lakukan.Brandon melirik Winnie sekilas. Bunga kampus ini memang agak arogan, tapi sebenarnya hatinya cukup baik.Jadi, Brandon pun berkata, “Aku juga tidak bakal pecat kamu gara-gara hal sepele seperti ini. Hanya saja, mengenai masalah promosi, kita bicarakan lagi setelah aku melihat kinerjamu.”Selesai berbicara, Brandon juga malah menghiraukan Winnie lagi. Dia baru saja mengambil alih perusahaan. Jadi, masih banyak hal yang perlu dipelajari Brandon.Winnie memang adalah wanita cantik. Hanya saja, Brandon juga pernah melihat banyak wanita cantik sebelumnya. Setidaknya istrinya, Hannah, bahkan lebih cantik dibandingkan dengannya.…Perusahaan Investasi Sinjaya dipimpin oleh presdir baru. Semua proposal

  • Menantu Dewa   Bab 13

    “Hah?” Brandon spontan terbengong. Dia bahkan lupa untuk menelan daging steak di mulutnya. Sejak kapan ada masalah seperti itu? Kenapa Brandon tidak tahu?Melihat sosok rakus Brandon, Chloe semakin membencinya. Dia langsung berkata, “Aku juga nggak mau nutupi masalah ini lagi. Kak Nelson sudah telepon ingin lamar Kak Hannah. Malam ini dia akan datang untuk antar mas kawin. Kalau kamu tahu diri, nanti kamu cukup duduk saja. Kalau kamu nggak tahu diri ….”Ketika berbicara sampai di sini, Chloe tersenyum sinis. Keluarga Limantara memang menjalankan bisnis legal. Hanya saja, keluarga mereka memiliki beberapa pengawal. Jadi, jika Brandon melakukan keonaran, dia pun akan dihajar oleh pengawalnya.“Semuanya harap tenang. Ada yang ingin aku umumkan hari ini!”Kakek Herman mengetuk meja, lalu melanjutkan, “Sepertinya kalian juga sudah dengar kabar yang beredar di Manthana, ‘kan? Perusahaan Investasi Sinjaya sudah mengganti kepemimpinan mereka. Presdir yang baru menjabat sudah membatalkan semua

  • Menantu Dewa   Bab 14

    Tatapan semua orang tertuju ke sisi pintu. Tampak Nelson mengenakan setelan jas dengan rambut yang sudah disisir rapi. Saat ini, dia mengambil kotak hadiah di tangan, lalu berjalan ke dalam ruangan dengan tersenyum.“Mari kita tepuk tangan yang meriah untuk sambut kedatangan Pak Nelson!” ucap seorang anak muda.Seketika ruangan dipenuhi dengan suara gemuruh tepuk tangan.Sepertinya si pemuda tampan dan kaya raya seperti Nelson lebih disambut daripada Brandon si menantu pecundang itu.Sebab, Nelson bisa membantu Keluarga Limantara! Nelson adalah dewa rezeki di mata Keluarga Limantara!Nelson tersenyum sambil melambaikan tangannya kepada semua orang. Nelson yang sekarang tidak ada bedanya dengan aktor yang sedang berjalan di atas karpet merah. “Kakek Herman, maafkan aku karena datang tanpa diundang. Aku sudah mengganggu waktu kalian semua. Tapi aku itu orangnya blak-blakan, nggak suka bertele-tele!”Nelson tersenyum, lalu melanjutkan omongannya, “Aku suka dengan cucu Kakek Herman. Tapi

  • Menantu Dewa   Bab 15

    Akhirnya sudah ada jawaban dari pertanyaan di benak Hannah. Saat ini, hatinya terasa sangat hangat.Sebenarnya Hannah sudah bisa menebak bahwa Inti Bulare adalah pemberian Nelson. Namun setelah mendengar jawaban langsung dari mulut Nelson, Hannah pun baru merasa yakin.Hannah sungguh tidak menyangka Nelson adalah tipe orang yang tidak akan memungkiri ucapannya. Padahal Nelson baru mengatakannya di pagi hari, dan sore harinya Inti Bulare pun sudah sampai di kantornya.Barang-barang seperti ini juga tidak bisa dicari dalam waktu singkat. Sepertinya Nelson sudah mempersiapkannya dalam waktu yang cukup lama?Sekarang Hannah sudah bersuami, dia sadar dirinya tidak mungkin boleh menyetujui lamaran ini. Hanya saja, Hannah merasa terharu dan tersipu malu.“Eh! Kalian sudah lihat belum? Ekspresi Brandon lucu sekali! Sepertinya dia terkejut banget! Hahaha!”Saat ini, Martin berdiri, lalu menunjuk Brandon dengan tertawa terbahak-bahak.Ketika mendengar ucapan Martin, semua orang di ruangan pun ik

  • Menantu Dewa   Bab 16

    Saat ini vila Keluarga Limantara menjadi hening. Semua orang menatap Brandon dengan tatapan kaget.Kenapa Brandon bisa bersikap begitu percaya diri? Jangan-jangan dia tahu siapa presdir baru Perusahaan Investasi Sinjaya?Hanya saja, Nelson tidak memercayainya, dan berkata dengan sinis, “Oke! Coba katakan, siapa presdir baru perusahaan kami?”Brandon mengulurkan tangannya dan menunjuk dirinya sendiri. “Presdir baru dari Perusahaan Investasi Sinjaya itu aku!”Semua orang terkejut dan terdiam.Namun, satu detik kemudian ….“Kamu? Hahahaha!” Nelson yang awalnya terbengong langsung tertawa terbahak-bahak.Kemudian, Nelson menatap Kakek Herman. “Kakek, aku kira menantu pecundang keluarga kalian hanya suka sok hebat saja. Aku nggak menyangka ternyata dia itu idiot!”Begitu ucapan itu dilontarkan, Martin dan yang lainnya langsung tertawa sambil menatap Brandon.Martin berkata dengan sinis, “Brandon, kamu bilang kamu itu presdir?”Gabriel menyindir, “Brandon, siapa juga yang nggak bisa membual?

Latest chapter

  • Menantu Dewa   Bab 333

    “Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu

  • Menantu Dewa   Bab 332

    “Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din

  • Menantu Dewa   Bab 331

    “Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,

  • Menantu Dewa   Bab 330

    Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas

  • Menantu Dewa   Bab 329

    Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa

  • Menantu Dewa   Bab 328

    Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand

  • Menantu Dewa   Bab 327

    “Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d

  • Menantu Dewa   Bab 326

    Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela

  • Menantu Dewa   Bab 325

    Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita

DMCA.com Protection Status