Dessy bisa meragukan penilaian Brandon, tapi dia 100% percaya dengan penilaian Kakek Lucas. Sebab, Lucas adalah master di dunia juru taksir barang antik. Di dunia ini, orang yang memiliki kemampuan setinggi Kakek Lucas sepertinya dapat dihitung dengan jari.“Kalau kamu ada waktu, kamu bisa datang mengunjungi Kediaman Marlon. Aku menyambut kedatanganmu setiap saat.” Tak lama kemudian, Lucas pun mengakhiri panggilan video.Brandon mengembalikan ponsel kepada Dessy, lalu berkata dengan tersenyum, “Nona Dessy, apa kamu masih ingat dengan taruhan kita?”“Aku ….” Dessy terbata-bata. Jangan-jangan Dessy harus memanggilnya dengan sebutan “Ayah”?Saat ini, Mike langsung berjalan maju dengan emosi menggebu-gebu. “Brandon, kamu itu cowok bukan? Nona Dessy hanya lagi bercanda, kenapa kamu malah anggap serius? Kamu malah cari masalah sama cewek. Kamu memang nggak ada duanya!”“Diam!” Tiba-tiba Dessy bersuara. Dia menatap Brandon dengan tatapan galau. Beberapa saat kemudian, dia baru bersuara, “Bran
Hannah juga merasa gugup. Dia berkata dengan merasa bersalah, “Nona Dessy, maaf, ya. Brandon hanya sedang bercanda. Semoga Nona Dessy tidak masukin ke hati. Jangan perhitungan sama dia.”Mike berkata dengan serius, “Hannah, dia memang suamimu, tapi kamu nggak boleh belain dia terus. Nggak boleh seperti itu.”Dessy mengerutkan keningnya dan ekspresinya terlihat semakin muram lagi. Awalnya masalah sudah hampir berakhir. Sekarang masalah malah dibesar-besarkan Mike. Dessy pun merasa semakin malu lagi.Ketika kepikiran akan hal ini, nada bicara Dessy pun sudah berubah dingin, “Brandon, reputasi Keluarga Marlon bukan bahan candaan. Aku harap kamu bisa jelaskan masalah ini. Kalau nggak, masalah ini belum berakhir.”“Sebelumnya kamu bilang ‘Lukisan Gunung Fujiwa’ di museum itu asli, dan aku bilang ‘Lukisan Gunung Fujiwa’ di sini barulah lukisan asli. Kenyataannya, kedua lukisan itu adalah lukisan asli. Itu berarti tidak ada yang menang maupun yang kalah dalam taruhan ini.”“Swoosh ….”Ucapan
Mengenai Mike, William, dan Jocey, tidak perlu diungkit lagi. Mereka semua sangat membenci Brandon. Mana mungkin mereka akan membela Brandon?Sementara mengenai yang lain, mereka semua tentu berharap lelang bisa diulang. Sebab, “Lukisan Gunung Fujiwa” sangatlah terkenal. banyak orang yang menginginkannya.Saat ini, seorang pemuda berjas rapi dikawal beberapa pengawal, berjalan keluar dari belakang pentas.“Tuan Edward ….” Ketika melihat pemuda itu, juru lelang refleks menghela napas lega. Pemuda tersebut adalah Edward Cendana, penanggung jawab dari Acara Lelang Germin. Dia sudah mengetahui masalah yang terjadi.Saat ini, tatapan Edward terlihat sangat dingin. Dia melirik sekeliling, lalu pada akhirnya tatapannya berhenti pada diri Brandon. Dia berkata dengan tersenyum, “Tuan, dengar-dengar Tuan sudah membantu kami untuk memverifikasikan ‘Lukisan Gunung Fujiwa’? Sebagai tanda permintaan maaf kami, Acara Lelang Germin akan memberi biaya verifikasi sebesar 2 miliar. Aku harap Tuan tidak m
Entah apa yang dipikirkan Dessy, dia malah berkata, “Edward, kamu keterlaluan sekali.”“Dessy ….” Edward mengerutkan keningnya.Mengenai Hannah, Edward juga tidak berencana menghiraukannya. Sebab, Keluarga Limantara bukanlah apa-apa baginya. Hanya saja, berbeda dengan Dessy. Keluarga Marlon adalah keluarga yang cukup berkuasa di provinsi. Sekarang berhubung Dessy sudah bersuara, Edward tidak mungkin tidak menghiraukannya.Ketika berbicara sampai di sini, Edward tersenyum, dan berkata, “Berhubung Nona Dessy sudah buka suara, aku juga tidak akan omong kosong lagi. Aku harap kamu bisa tahu diri, tahu barang apa yang seharusnya kamu ambil, dan apa yang tidak seharusnya kamu ambil. Jangan tidak tahu batasan, oke?”Selesai berbicara, Edward melirik Brandon sekilas, lalu membalikkan tubuhnya. Lagi pula, sekarang dia tahu “Lukisan Gunung Fujiwa” berada di tangan Brandon. Bukankah gampang bagi Edward untuk mendapatkannya?Melihat tatapan Edward, Brandon spontan mengerutkan keningnya. Dia tentu
Saat ini, Hannah, Dessy, Karen, ketiga cewek cantik ini berkumpul di sisi Brandon. Alhasil Brandon pun menjadi pusat perhatian semua hadirin acara lelang. Tentu saja banyak lelaki yang iri dengan Brandon.Karen tidak memedulikan tatapan semua orang. Dia tersenyum pada Brandon, lalu berkata, “Tuan Brandon, aku sungguh tertarik dengan ‘Lukisan Gunung Fujiwa’, apa kamu bersedia untuk menjualnya kepadaku?”Setelah mendengar ucapan Karen, semua orang di tempat langsung terdiam di tempat. Jika kedudukan Keluarga Cendana tergolong sangat besar di Jembara, itu berarti Keluarga Sinjaya adalah keluarga yang sangat amat besar di Jembara. Kalau Brandon berani menolak permintaan wanita yang bisa mewakili suara Keluarga Sinjaya, sepertinya hidup Brandon tidak akan lama lagi.Semua tatapan kembali tertuju pada diri Brandon. Mereka semua penasaran dengan apa yang akan dilakukan bocah itu.Brandon berkata dengan gembira, “Kira-kira berapa harga yang akan dibuka Nona Karen?”“Terserah, kami pasti sangg
Hannah yang berada di samping spontan gemetar. Dia tidak menyangka Brandon akan menolak uang, dan membarternya dengan cincin Bintang Keabadian. Perlu diketahui, jika Brandon membuka harga, sepertinya dia bisa mendapatkan uang ratusan miliar, ‘kan? Hanya saja, hanya ada Hannah di dalam hati Brandon. Bahkan dalam situasi sekarang, Brandon masih ingin menyenangkan hati Hannah.Kepikiran hal ini, Hannah melirik Brandon yang berada di samping. Dia menggigit bibirnya, dan dia kembali merasakan perasaan yang aneh.“Nona Karen, kamu tidak boleh menyetujuinya! Lukisan itu belum pasti adalah lukisan asli!” Tiba-tiba William yang berada di samping bersuara.Apa? Kenapa William tiba-tiba berbicara seperti itu? Tatapan semua orang spontan terpusat ke dirinya.Karen menatap William, dan tidak mengatakan apa-apa. Dari mana asal lelaki ini? Padahal dia dan bosnya sedang berakting, kenapa dia tiba-tiba keluar untuk menghancurkannya? Apa yang ingin dia lakukan?Karen memang merasa tidak berdaya, tapi di
Kedua mata Brandon langsung berkilauan. Jangan-jangan dirinya yang sudah tidur 3 tahun di ruang baca itu akan diperbolehkan untuk tidur di kamar? Saat ini, Brandon sudah tidak sabaran untuk segera pulang.Mengenai masalah perceraian yang diungkit-ungkit, Brandon pun sudah sepenuhnya melupakannya.William yang berada di samping melihat dengan geram. Dia spontan memelototi Jocey sekilas.Jocey mengangguk, lalu berkata dengan dingin, “Hannah, kamu jangan ditipu sama dia. Dia itu hanyalah seorang pecundang. Hari ini dia cuma lagi beruntung bisa membeli sebuah lukisan yang masih belum dipastikan keasliannya dengan uang 200 ribu. Kamu jangan terima hadiahnya. Gimana kalau Perusahaan Investasi Sinjaya sadar kalau lukisan ini palsu, nanti ….”“Plak ….”Belum sempat Jocey menyelesaikan omongannya, Karen malah melangkah maju, langsung menampar Jocey.“Kamu … kamu … kamu ….” Jocey memegang wajahnya dan tidak bisa berkata-kata.“Aku apaan?” Raut wajah Karen terlihat dingin. “Aku tidak peduli baga
“Ckckck, Brandon, kamu kira kamu itu siapa?” William tertawa. “Kalau kamu hebat, kenapa kamu nggak suruh Karen kemari? Suruh dia antar kamu ke rumah! Kalau kamu bisa melakukannya, aku akan berlutut di hadapanmu sekarang!”Saat William sedang berbicara, Karen pun lekas menghampirinya.“Tuan Brandon, presdir kami sudah mengetahui masalah barter cincin Bintang Keabadian dengan ‘Lukisan Gunung Fujiwa’. Dia ingin aku sampaikan kepada Tuan, katanya kali ini Perusahaan Investasi Sinjaya sudah meraup keuntungan besar. Demi menunjukkan rasa terima kasih kami, kami akan menyetujui masalah investasi Nona Hannah sebelumnya. Besok Nona Hannah bisa ke perusahaan untuk menandatangani kontrak perjanjian.” Selesai berbicara, Karen melanjutkan, “Selain itu, kalau Tuan Brandon tidak keberatan, gimana kalau aku antar kamu pulang? Bagaimanapun kita baru selesai bertransaksi, Perusahaan Investasi Sinjaya harus mengantarmu pulang demi menjamin keselamatanmu.”“Oke, kalau begitu, terima kasih Nona Karen.” Br
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita