Seorang pegawai toko langsung berjalan menghampiri Brandon. Dia mengamati cara berpakaian Brandon, lalu berkata dengan ragu, “Tuan, ponsel ini adalah ponsel edisi terbatas, harganya 176 juta per unit, bukan 1,76 juta. Selain itu, kami juga harus mengambil stok dari toko lain. Apa kamu yakin kamu menginginkannya?”Wajar juga kata pegawai toko merasa ragu, karena kuota ponsel ini tidaklah banyak. Sepertinya ponsel ini hanya terkenal di lingkungan kalangan atas. Sepertinya gaji tahunan pegawai biasa juga tidak mencapai 176 juta. Mana mungkin orang biasa sanggup membelinya?Ketika melihat Brandon yang berpakaian biasa-biasa itu, pegawai toko pun ragu jika dia bisa membayarnya.Brandon sungguh tidak berdaya. Sepertinya dia perlu membeli pakaian yang agak bagus.Karen pun langsung tersenyum. Dia jarang melihat Brandon kehabisan kata-kata.Brandon tersenyum getir sambil menggelengkan kepalanya. Hanya saja, dia berkata, “Tidak masalah, kamu bantu aku ambil stok dulu. Dua, ya! Oh ya, apa kartu
Pedro spontan terbengong. Seperti ini saja? Apa maksudnya selera Perusahaan Amandara cukup bagus?Selanjutnya bukannya cewek cantik ini seharusnya mengambil kartu nama di tangannya? Kemudian, menerima ajakannya untuk membahas lebih lanjut. Dunia orang dewasa bukannya segampang itu?Namun, apa maksud cewek cantik ini? Apa dia sedang meremehkannya? Atau karena ada cowok kampungan di sisinya?Saat ini tatapan Pedro baru mulai tertuju ke diri Brandon. Beberapa saat kemudian, Pedro berkata dengan tersenyum, “Nona, jangan-jangan kamu tidak menerima ajakanku karena cowok di sampingmu? Kamu harus mempertimbangkannya dengan baik. Semua ini berhubungan dengan masa depanmu. Seumur hidupmu kamu mungkin hanya punya satu kesempatan ini saja. Kalau kamu melewatkannya, kamu pasti akan menyesalinya.”Karen sedang memperlihatkan fitur terbaru dalam ponsel layar lipat. Tiba-tiba Pedro malah mengoceh terus. Wajar kalau Karen merasa kesal.Seketika, Karen langsung mengangkat kepalanya untuk memelototi Pe
“Wah, ternyata dia itu anak orang kaya yang rendah hati?”“Gesek kartu? Hebat sekali!”“Jangan-jangan keluarganya itu juragan emas?”Melihat Brandon langsung menyetujuinya, semua orang yang menyaksikan langsung terbengong.“Kartu hitam?” Pedro tentu tahu makna di balik kartu itu.Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang di toko ponsel langsung terdiam membisu!Mereka semua tidak pernah melihat kartu hitam, tapi tidak berarti mereka tidak pernah mendengar kartu hitam itu!Dengar-dengar hanya orang yang memiliki tabungan di atas ratusan miliar baru bisa mengajukan pembuatan kartu hitam! Uang tunai! Tidak termasuk dengan aset! Bahkan Pedro yang tergolong kaya juga tidak memiliki uang tunai puluhan miliaran.Konon katanya, hanya ada lima orang yang memiliki kartu hitam di Kota Manthana!Bahkan, pegawai toko juga tertegun. Jangan-jangan hari ini mereka akan kejatuhan durian runtuh? “Jangan-jangan … kartu itu ditempel stiker hitam?” Tiba-tiba terdengar suara seseorang.Begitu ucapan itu d
“Cewek cantik, sepertinya kamu suka banget sama ponsel ini. Gimana kalau aku beliin buat kamu?” Pedro berjalan maju, tidak memberi Karen kesempatan untuk menolak. Dia menyerahkan kartu bank, lalu berkata, “Gesek kartuku saja!”“Hei, cowok miskin, apa kamu tahu apa yang dinamakan kartu perak? Aku sarankan, lain kali kalau mau berakting, tolong akting yang mirip. Kalau kamu ambil kartu perak, sepertinya masih ada yang percaya sama kamu! Kamu malah ambil kartu hitam! Cih!” Pedro memandang Brandon dengan ekspresi meremehkan.“Wahh! Kartu ini kartu perak! Dengar-dengar hanya orang yang saldonya di atas miliaran baru bisa mengajukan kartu perak!”“Tuan Pedro memang kaya dan rendah hati!”Amarah Brandon hampir membeludak. Padahal ada ratusan miliar di dalam kartunya, dia malah direndahkan oleh orang yang hanya memiliki saldo beberapa miliar? Brandon sungguh tidak berdaya.Permasalahannya, Brandon juga tidak bisa menjelaskannya.Karen juga tidak meladeni Pedro. Dia langsung mengeluarkan kartun
“Pak Brandon, sebenarnya apa yang terjadi?” Setelah masuk ke dalam mobil Ferrari, Karen langsung bertanya dengan kebingungan.“Coba aku telepon.” Brandon menelepon ke pihak bank untuk mencari tahu. Seketika ekspresinya terlihat datar. “Kata pihak bank, limit transaksi bulanan kartu ini 10 miliar. Sebelumnya aku sudah menarik uang 10 miliar. Jadi, transaksi bulan ini sudah mencapai limit. Kalau aku ingin mengatur limitnya, aku perlu ke bank untuk menandatangani surat pengajuan kenaikan limit.”“Pftz ….”Karen spontan tertawa. Tak disangka, ternyata gara-gara ini.Brandon juga tidak berdaya. Kenapa dia terus mengalami hal-hal aneh?! Sepertinya Brandon harus ke bank untuk mengatasi masalah limit kartu. Jika tidak, dia tidak bisa melakukan transaksi lagi dalam bulan ini.“Jadi, ponsel ini … anggap saja hadiah untuk Kak Brandon.” Karen tersenyum. Uang memang bukanlah masalah baginya.“Oke, kalau begitu, lain kali aku akan beri kamu hadiah lain.” Brandon juga tidak menolak. “Kamu antar aku k
Brandon sungguh-sungguh tidak berani bergerak. Karen memang sangat hebat di dunia bisnis. Hanya saja sepengetahuan Brandon, Karen tidak pernah berpacaran.Wajar jika Karen akan membunuhnya ketika merespons nanti ….Saat ini, tiba-tiba suara Karen terdengar, “Pak … Pak … sudah selesai peluknya?”“Ahh!” Brandon segera melepaskan tangannya. Brandon bahkan tidak menyadari dirinya sudah memeluk Karen tadi.Brandon terlihat canggung, dan terpaksa melepaskan tangannya. Karen segera berdiri, tapi dia masih tersipu malu. Hanya saja, kejadian tadi memang sangat canggung.Karen semakin malu lagi. Dia berkata, “Dengar-dengar, kamu dan Kak Hannah sudah menikah selama 3 tahun.”Brandon terdiam beberapa saat, baru merespons, “Sudahlah, jangan bahas masalah ini lagi. Malam ini aku akan tinggal di kamar tamumu. Besok tolong bantu aku buatkan kamar dan kamar mandi di perusahaan.”“Oke, aku akan persiapkan.” Karen memang merasa sangat malu, tapi dia tetap membereskan kamar tamu untuk Brandon.Melihat Kar
Melihat Brandon berjalan kemari, Karen pun berkata dengan tersenyum, “Pak, kamu tunggu sebentar, ya. Sarapannya sudah hampir selesai.”Brandon melirik Karen sekilas. Entah kenapa dia merasa hari ini Karen tidak begitu bersemangat.Semalam Brandon tidur dengan sangat nyenyak, sedangkan Karen malah bolak-balik dan galau semalaman. Karen galau apakah dia akan membukakan pintu apabila pak presdir mengetuk pintu kamarnya.Alhasil, Brandon malah seperti patung saja. Dia tidak berpikir ke arah itu. Itulah sebabnya Karen bisa tidak bersemangat dan emosi.Selesai sarapan, Karen pun mengendarai mobil Bentley untuk mengantar Brandon ke Perusahaan Investasi Sinjaya.Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Banyak orang sudah hilir mudik di jalan.Sementara itu, entah kenapa banyak orang yang berkerumun di depan pintu Perusahaan Investasi Sinjaya. Tampak juga ada orang yang mendekorasi depan pintu Perusahaan Investasi Sinjaya dengan bunga segar. Sekarang depan pintu perusahaan kelihata
“Bu Karen, Ibu sudah datang, ya.” Pada saat ini, seorang lelaki berjas putih berjalan keluar perusahaan. Sepertinya dia mendengar ada kericuhan di luar sana.Karen mengerutkan keningnya ketika melihat lelaki itu. Lelaki yang berjalan keluar bukanlah orang lain, melainkan si Martin yang gagal dalam melamar Winnie semalam. Sekarang sepertinya Karen mengerti apa yang hendak dilakukan Martin.“Ternyata semua ini kerjaan Tuan Martin. Hanya saja, ini perusahaan, tempat ini tidak cocok untuk melakukan hal romantis seperti ini. Aku harap Tuan Martin tidak mempersulit kami. Segera bubarkan mereka semua!” ucap Karen.“Jangan buru-buru ….” Martin tersenyum lebar. Baru saja dia hendak bersuara, tiba-tiba ujung matanya berkedut.Sialan! Kenapa si pecundang itu juga datang ke sini? Kenapa dia selalu ada di mana-mana?! “Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu ikuti aku terus? Dasar kurang kerjaan!” Martin tidak memberi Brandon kesempatan untuk bersuara. Dia pun langsung menunjuk sambil memaki.Saat ini, Ma