Pesta pernikahan selesai, Arch memerintahkan Claudia untuk membawa Luciellea kembali ke kamar mereka sementara Arch tetap tinggal karena masih harus berbincang dengan para tamu.
Dibantu dengan Claudia, Luciella melepaskan gaun pernikahan indah yang ia kenakan. Setelahnya ia segera pergi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.
Selama pesta pernikahan berlangsung, Luciellea tidak menikmatinya sama sekali. Yang ada di otaknya hanyalah melarikan diri dari Arch. Bahkan sampai saat ini yang ada di otaknya hanya hal itu saja.
Entah sudah berapa lama Luciellea berada di kamar mandi. Ia tersadar ketika pintu terbuka. Luciellea refleks menutupi bagian dada atasnya yang sedikit terlihat.
"Sudah berapa lama kau berendam? Cepat keluar nanti kau sakit." Arch berkata dengan suara pelan.
Luciellea tidak menjawab. Ia mengabaikan kata-kata Arch.
"Kau mau keluar atau aku akan bergabung denganmu di dalam bak mandi itu!" Arch tidak main-main dengan kata-katanya. Jika Luciellea masih berkeras ingin berendam maka ia pasti akan bergabung.
Luciellea semakin jijik pada Arch. Ia tidak sudi mandi bersama dengan pria tidak berperasaan itu. "Kau keluar dari sini!"
Arch berbalik lalu pergi. Luciellea bangkit dari bak mandi. Ia memakai jubah mandi lalu keluar dari kamar mandi.
Saat Luciellea keluar, ia melihat Arch tengah berdiri di tepi jendela sembari bicara dengan seseorang di telepon. Luciellea mengabaikan pria itu, ia melangkah menuju ke walk in closet yang sebelumnya sudah diberitahukan oleh Claudia.
Kedua tangan Luciellea mengepal. Tidak ada gaun tidur yang bisa ia kenakan. Semua yang ada di sana merupakan gaun tidur seksi yang tidaka kan pernah ia kenakan. Ia lebih baik memakai jubah mandi semalaman daripada harus memakai gaun tidur menjijikan itu.
Jika ia menikah dengan Kennand, ia pasti akan dengan senang hati memakai gaun tidur seperti itu untuk menyenangkan hati Kennand, tapi ini adalah Arch. Ia tidak akan sudi melakukannya.
"Kenapa kau masih belum berpakaian?" Suara Arch sedikit mengejutkan Luciellea. Wanita itu berbalik dan menatap Arch dingin.
"Kau berharap aku memakai gaun tidur seperti ini? Ckck, dalam mimpimu!" desis Luciellea.
Arch tersenyum tipis. "Kau tidak mau memakai gaun tidur itu juga tidak apa-apa. Pada akhirnya kau juga tetap tidak akan mengenakan apapun."
Ucapan Arch membuat Luciellea marah. "Jangan pernah berpikir untuk menyentuh tubuhku!" Ia memperingati Arch tajam.
"Kita sudah menikah, Ellea. Bukankah sudah sewajarnya jika seorang suami menyentuh tubuh istrinya."
Mata Luciellea menyala marah. "Hanya kau yang menginginkan pernikahan ini! Jadi, jangan pernah bermimpi aku akan melayanimu seperti seorang istri!"
Arch bisa sabar dalam banyak hal dalam menghadapi Luciellea, tapi untuk meniduri Luciellea ia tidak akan menunggu lagi. Ia akan membuat Luciellea menjadi miliknya seutuhnya.
"Lalu, siapa yang ingin kau layani? Kennand? Ckck, aku tidak akan pernah mengizinkannya, Ellea." Arch tahu bahwa Luciellea masih suci, wanita itu memegang prinsip seks setelah menikah.
Luciellea merasa terancam sekarang. Ia lebih baik mati dari pada harus melayani Arch. Tubuhnya hanya untuk Kennand, bukan untuk bajingan seperti Arch. Pria itu tidak pantas sama sekali mendapatkan kesuciannya.
"Aku tegaskan sekali lagi! Jangan berani menyentuhku!" Luciellea menutupi rasa terancamnya dengan kemarahan di matanya.
"Apa yang bisa kau lakukan jika aku menyentuhmu?" Arch mendekat ke arah Luciellea.
Setiap langkah Arch maju, maka Luciellea akan berjalan mundur. Sampai akhirnya tubuhnya menabrak lemari yang menempel di dinding.
"Malam ini kau akan menjadi miliku seutuhnya, Ellea." Arch menangkap tubuh Luciellea lalu menggendong wanita itu ala pengantin.
Luciellea memberontak. "Lepaskan aku, Bajingan!" Namun, perlawanannya bukan apa-apa bagi pria kuat seperti Arch. Meski ia terus berjuang, Arch tidak melepaskannya sama sekali.
Arch meletakan tubuh Luciellea di atas ranjang, detik selanjutnya ia menindih tubuh Luciellea tanpa memberi ruang untuk wanita itu melarikan diri darinya.
"Menyingkir dari tubuhku, Bajingan! Aku tidak sudi kau mengotori tubuhku!" Luciellea berkata dengan penuh kebencian. Ia masih terus memberontak, tapi tindakannya malah membuatnya putus asa.
Tidak, ia tidak ingin disentuh oleh iblis seperti Arch. Tubuhnya sudah ia jaga untuk pria yang ia cintai.
"Kau adalah istriku, Ellea. Jika kau tidak ingin melayaniku maka aku yang akan melayanimu." Arch mencium bibir Luciellea.
Luciellea menutup bibirnya rapat-rapat, tapi setelah berusaha keras lidah Arch tetap bisa menerobos masuk ke dalam mulutnya.
Kaki Luciellea bergerak menendang berkali-kali, tapi Arch masih terus mencium bibir Luciellea rakus. Kedua tangan Luciellea dipegang kuat oleh Arch, pergelangan tangan wanita itu tampak kemerahan sekarang.
Luciellea menggigit bibir Arch kuat sehingga bibir pria itu berdarah.
Arch melepaskan ciumannya sejenak, Luciellea pikir ia berhasil, tapi sayangnya Arch kembali menciumnya lagi.
Arch membuka jubah mandi yang Luciellea kenakan lalu membuangnya ke lantai.
Luciellea merasa sangat terhina. Tubuhnya saat ini tidak tertutupi oleh apapun. Ia semakin putus asa, air matanya keluar. Rasa jijik memenuhi dirinya saat lidah Arch mulai menjelajahi dadanya.
Malam itu, Arch tidak memedulikan makian, cacian dan tangisan Luciellea. Ia hanya melakukan apa yang ia inginkan.
Luciellea merasa hidupnya sangat hancur saat rasa sakit di bagian kewanitaannya menghantamnya. Kesuciannya telah direnggut paksa oleh iblis yang ada di atasnya. Kebenian Luciellea terhadap Arch meningkat pesat. Ia bahkan ingin sekali membunuh Arch saat ini.
Entah sudah berapa jam Arch menggunakan tubuh Luciellea, ia kehilangan kendali dan tidak ingin berhenti. Sejak lama ia mendambakan tubuh istrinya ini, dan sekarang bayaran yang ia dapatkan karena kesabarannya sangat sepadan.
Arch berhenti ketika ia merasa Luciellea sudah kelelahan mengikuti nafsunya. Pria itu mencabut miliknya dari milik Luciellea. Ia memandangi wajah Luciellea yang seperti mayat hidup. "Sekarang kau sudah sepenuhnya menjadi milikku, Luciellea. Aku sangat mencintaimu." Ia mengecup kening Luciellea.
Hatinya dipenuhi dengan kepuasan dan kebahagiaan, berbanding terbalik dengan kehancuran yang dirasakan oleh Luciellea saat ini.
Tidak ada lagi air mata yang keluar dari mata cantik Luciellea, air matanya sudah mengering karena keputusasaan yang mencekiknya.
Saat ini kepala Luciellea kosong. Ia hanya menatap langit-langit kamar dengan tatapan hampa. Kenapa hidupnya bisa jadi seperti ini? Kenapa ayahnya begitu tega melemparkan dirinya pada iblis seperti Arch? Kenapa? Kenapa takdir begitu kejam terhadapnya?
Arch meraih tubuh Luciellea, ia menggendong wanita itu menuju ke kamar mandi lalu membersihkan tubuhnya dengan lembut. Tidak ada perlawanan dari Luciellea, wanita itu sudah terlalu lelah dan tersakiti.
Setelah membersihkan tubuh Luciellea, Arch memberikan Luciellea gaun tidur yang hanya terdiri dari bra dan dalaman lalu jubah transparan.
"Tidurlah. Kau sudah sangat kelelahan hari ini." Arch bersuara lembut. Keganasan pria itu tadi telah lenyap.
Luciellea tidak menjawab Arch. Mana mungkin ia bisa tidur setelah mengalami pemerkosaan mengerikan seperti tadi.
Arch pergi ke kamar mandi setelah bicara pada Luciellea. Ia berdiri di bawah pancuran air, membiarkan tubuh membasuh jejak-jejak percintaannya dengan Luciellea di tubuhnya. Setelah mandi, Arch merasa sangat segar.
Pria itu keluar dari kamar mandi, tidak ia sangka ia akan mendapatkan serangan tiba-tiba dari Luciellea. Untungnya ia merupakan seorang petarung terlatih. Ia menangkap tangan Luciellea yang memegang pisau buah. "Kau ingin membunuhku, ya?"
"Kau iblis! Kau pantas mati!" Luciellea menekan tangannya menuju ke dada Arch.
Arch tersenyum tipis. "Ellea, kau benar-benar tidak berperasaan. Kita baru saja menikah dan kau sudah ingin membunuhku."
"Aku sangat membencimu! Aku ingin kau mati!" seru Luciellea tajam.
"Apakah kau benar-benar bisa membunuh orang?" Arch menaikan sebelah alisnya, tidak merasakan kemarahan sama sekali. Ia tahu Luciellea tidak akan pernah bisa membunuh orang. Luciellea dilahirkan dengan hati yang lembut. Memang Luciellea tampak arogan dan sombong, tapi dia tidak pernah bisa menyakiti orang lain.
Arch melepaskan tangan Luciellea. "Bunuh aku. Lakukan sekarang."
Kebencian, kemarahan, penghinaan, rasa sakit dan kehancuran telah menguasai diri Luciellea, sorot matanya menunjukan bahwa ia benar-benar akan membunuh Arch. Ia menekan pisau ke dada Arch, tapi detik selanjutnya ia melepaskan pisau yang tertancap di dada Arch yang saat ini sudah mengeluarkan darah segar.
Luciellea mundur satu langkah. Tubuhnya kini gemetaran. Ia melihat kedua tangannya. Tidak, ia bukan pembunuh. Ia tidak mau menjadi pembunuh.
Senyum kecil terlihat di wajah Arch. "Kenapa mundur? Ayo kemari. Kau hanya perlu menusuk lebih dalam untuk membunuhku. Aku tidak akan menghalangimu."
Luciellea bergerak, tapi bukan maju. Ia kembali melangkah mundur. Ia memang sangat membenci Arch, tapi ia tidak bisa menjadi seorang pembunuh. Jika ia melakukannya maka seumur hidupnya ia akan dikenang sebagai seorang pembunuh.
Arch menarik pisau di dadanya. "Dengan kemampuanmu yang seperti ini, bagaimana mungkin kau bisa membunuhku, Ellea."
Arch melangkah mendekat ke arah Luciellea, tapi Luciellea melangkah mundur. Wanita itu bersikap waspada sekarang, ia tidak tahu apa yang ingin Arch lakukan padanya sekarang.
"Kenapa kau sangat takut padaku, Ellea? Aku tidak akan menyakitimu," seru Arch masih mendekati Luciellea.
Luciellea tidak percaya kata-kata Arch. Pria itu sudah menyakiti fisik dan batinnya tadi.
Tidak bisa bergerak lagi, punggung Luciellea menabrak dinding di belakangnya.
"Ayo tidur. Kau akan sakit kepala besok pagi jika kau tidak tidur sekarang." Arch tidak pernah membujuk orang lain, hanya Luciellea satu-satunya wanita yang mendapatkan keistimewaan itu.
"Biarkan aku pergi!" Luciellea tidak ingin tidur. Ia hanya ingin pergi dari kediaman Arch.
"Hal itu sangat mustahil untuk aku kabulkan, Ellea. Bahkan sampai kau mati, kau akan mati di sisiku." Arch sudah mendapatkan Luciellea, jadi mana mungkin ia bisa melepaskan Luciellea.
"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku?" Luciellea bertanya tidak mengerti. "Dengan kekuasaanmu kau bisa mendapatkan wanita mana pun di dunia ini." Luciellea jelas sadar bahwa banyak wanita yang lebih cantik dan jauh lebih menggoda dari dirinya.
"Karena aku hanya menginginkanmu, Luciellea. Tidak ada wanita di luar sana yang bisa dibandingkan dengan dirimu. Aku sangat mencintaimu." Arch menjawab dengan jujur. Banyak wanita yang mencoba menggodanya, tapi ia tidak pernah tertarik pada semua wanita itu. Hatinya sejak awal sudah dimiliki oleh wanita cantik di depannya.
"Kau tidak mencintaiku! Jika kau mencintaiku maka kau tidak akan pernah memaksaku bersamamu!" Luciellea menjawab dengan marah.
"Karena aku mencintaimu makanya kau harus bersamaku," sahut Arch. "Mulai sekarang kau harus belajar mencintaiku."
"Cinta tidak bisa dipaksakan! Dan sampai kapan pun aku tidak akan pernah mencintai iblis seperti dirimu!"
"Kau belum belajar menerimaku, Ellea. Aku yakin kau tidak akan menyesal menikah denganku. Aku bisa memberikan segalanya padamu. Aku juga akan memperlakukanmu dengan baik."
Luciellea ingin meledak. "Aku tidak akan pernah menerima kau dalam hidupku! Kau telah menghancurkan hidupku, aku sangat membencimu! Tidak peduli seberapa baik kau memperlakukanku, bagiku kau tidak akan pernah lebih dari iblis tidak berperasaan!"
Menghadapi penolakan dan kata-kata kasar Luciellea ini, Arch tentu saja merasa sakit. Namun, seperti yang ia katakan. Ia tidak akan pernah melukai Ellea karena ledakan amarah di dalam dirinya.
"Kau tidurlah sekarang. Jika kau tidak mau mengikuti kata-kataku, aku pasti akan menidurimu sampai pagi." Arch tahu cara membuat Luciellea mengikuti ucapannya, dan ia menggunakan itu dengan baik.
"Kau iblis!" desis Luciellea. Mau tidak mau wanita itu segera melangkah ke ranjang.
Senyum kecil tampak di wajah tampan Arch. Entah sudah berapa kali Luciellea menyebut dirinya iblis hari ini. Tidak apa-apa, perlahan-lahan Luciellea pasti akan mengubah penilaian terhadap dirinya.
Orang-orang mengatakan bahwa hati wanita itu sangat mudah disentuh. Ia hanya perlu terus menunjukan cintanya pada Luciellea agar wanita itu mengerti seberapa besar cintanya terhadap wanita itu.
tbc
Sinar matahari pagi membangunkan Luciellea. Rasa sakit pada bagian kewanitaannya juga sekujur tubuhnya yang pegal membuat ia mengingat apa yang terjadi semalam.Hati Luciellea tenggelam. Wajahnya tampak suram. Ia tidak memiliki niat untuk turun dari ranjang sama sekali. Ia terus meratapi takdir buruk yang menimpa dirinya.Pintu kamar itu terbuka. Claudia masuk ke dalam ruangan besar itu. "Selamat pagi, Nyonya Luciellea. Sarapan Anda sudah disiapkan. Tuan menunggu Anda di bawah."Hari ini Arch mengambil cuti, jadi pria itu tidak pergi ke perusahaan ataupun markas Eldragon. Jika hari biasanya, di jam seperti ini Arch pasti sudah berada di perusahaan."Pergi dari sini!" Luciellea bersuara dingin. Ia membenci siapapun yang berhubungan den
Setelah memutar otaknya, Luciellea memiliki ide. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia ingin pergi menemui Kennand. Namun, ia bisa mengatakan bahwa ia ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayahnya. Lalu setelah itu ia bisa kabur dari para penjaganya.Ia tidak akan menemui Kennand untuk beberapa hari ke depan, tapi ia akan mendatangi sahabatnya, Isabella.Luciellea keluar dari kamarnya. Ia melangkah menuruni tangga dan dihentikan oleh Claudia."Aku ingin pergi ke rumah sakit untuk menemui ayahku." Luciellea memberitahu dengan wajah tidak bersahabat."Saya akan mengantar Nyonya ke sana," seru Claudia.Luciellea tidak menang
Luciellea menunggu di sebuah kamar hotel yang terletak di pinggiran kota. Wanita ini tidak berani menginap di hotel besar karena ia takut ditemukan oleh orang-orang Arch.Di sana ia menginap dengan menggunakan identitas Isabella. Ia benar-benar berterima kasih pada Isabella karena telah membantunya.Luciellea tidak sadar sama sekali, bahwa Isabella tidak berniat sama sekali membantunya. Isabella lebih tepatnya meninggalkan Luciellea di sana. Isabella yakin jika Arch bisa menghentikan Luciellea yang hendak kabur dibantu oleh Kennand, maka pria itu pasti akan menemukan keberadaan Luciellea.Sementara itu di rumah sakit, saat ini Claudia sedang mencari keberadaan Luciellea. Ia sudah menunggu cukup lama, tapi Luciellea tidak kunjung keluar dari rumah sakit. Ia pikir wajar jika seorang putr
Arch membuka kancing teratas kemejanya, ia melonggarkan dasinya dengan kasar. "Claudia, bertarung denganku!""Baik, Ketua." Claudia mengepalkan jarinya. Ini pasti ulah Luciellea. Wanita sialan itu, dia yang berulah sekarang dirinya yang harus menanggung akibatnya.Siapa yang sanggup menahan kemarahan Arch Callister? Ia pasti akan menderita beberapa pukulan hari ini.Arch melemparkan jas yang ia kenakan ke sembarang arah. "Serang aku!" serunya kasar.Claudia tidak memiliki pilihan lain. Ia segera melayangkan tinjunya ke arah wajah Arch.Claudia sejujurnya sedikit merendah, nyatanya ia dilatih sama kerasnya dengan Arch. Ia diletakan di sisi Arch bukan tanpa alasan, ayah Arch ingin Clau
Satu minggu berlalu, Luciellea telah mengalami penyiksaan batin yang luar biasa. Ia ingin menyerah, tapi tidak bisa. Jika ia mengakhiri hidupnya karena Arch, maka itu tidak sebanding dengan pengorbanan ibunya yang berjuang melahirkannya hingga mempertaruhkan nyawa ibunya.Luciellea hanya bisa bertahan dan memupuk kebenciannya pada Arch. Setiap hari ia hanya berharap bahwa sesuatu yang buruk terjadi pada Arch sehingga ia bisa melepaskan diri dari cengkraman pria iblis itu.Untuk mengurangi rasa tertekan di dalam dirinya, Luciellea selalu mengurung dirinya di rumah kaca yang ada di kediaman Arch. Wanita itu melakukan hobi merancang perhiasannya di sana.Luciellea memiliki cita-cita membuka perusahaan perhiasan sendiri, tapi setelah kebangkrutan yang terjadi pada perusahaan ayahnya ia tid
Luciellea meraih sebuah gaun berwarna keemasan yang dihiasi dengan batu permata yang indah. Luciellea tidak melihat harga gaun itu sama sekali."Aku ingin mencoba gaun ini," seru Luciellea pada pelayan.Pelayan tampak sangat ragu. Apa wanita di depannya sudah kehilangan akal? Gaun itu sangat mahal. Sepertinya yang dikatakan oleh dua wanita lain tadi benar, wanita di depannya ini suka memanfaatkan orang lain. Jelas-jelas wanita itu sedang merampok sepupunya sendiri."Nona, gaun ini sangat mahal. Sepupu Anda mungkin juga tidak bisa membayarnya." Pelayan itu merasa kasihan pada Cassandra.Cassandra sendiri berpikir hal yang sama, ia memang memiliki cukup uang untuk membeli gaun itu, tapi ia bukan orang bodoh yang akan menghabiskan uangny
Hari ini close po ya, Gengs. Yang mau po bisa langsung wa aku. Yang mau. Po susulan udah gak dapat gift lagi yes.Pdf ready januari.****"Kau benar-benar sudah menikah dengan pria itu, Ellea?" Cassandra menatap sepupunya yang saat ini duduk di depannya. "Aku sudah mendengar dari Isabella, tapi aku tidak bisa mempercayainya."Luciellea tidak ingin mengakui pernikahan itu, tapi ia menganggukan kepalanya. "Iblis itu menikahiku secara paksa.""Laki-laki itu benar-benar tidak berperasaan! Bagaimana bisa dia menikahi dengan cara seperti itu. Dia bahkan tidak memberitahu keluarga kita tentang pernikahan kalian." Cassandara bersuara kesal. Ia sengaja membuat Luciellea semakin membenci suami
Setelah menghabiskan beberapa jam berbelanja, Luciellea kini sampai di kediaman Arch lagi. Semua barang belanjaannya kini tergeletak di lantai dengan jumlah yang tidak sedikit."Letakan semua barang-barang itu di tempatnya!" Luciellea memberi perintah dengan arogan pada Claudia."Baik, Nyonya." Claudia menjawab patuh. Wanita ini tidak pernah diperintah oleh siapapun selain Arch dan Duarte, tapi setelah kedatangan Luciellea, ia mendapatkan satu tambahan majikan baru.Wanita itu memanggil dua pelayan untuk membantunya menyusun barang-barang Luciellea. Sementara Luciellea, dia duduk di sofa sembari menonton acara televisi.Namun, yang ada di pikiran wanita itu saat ini hanyalah r
“Putri kecil.” Arch mengelus perut Luciellea yang sudah membuncit. Hari ini akhirnya ia mengetahui jenis kelamin anaknya. Ia memang berharap bahwa anak yang dikandung oleh Luciellea adalah seorang putri. Itu pasti akan secantik Luciellea. Namun, Arch juga tidak akan kecewa jika yang dikandung oleh Luciellea adalah laki-laki. Apapun jenis kelaminnya, selama anak itu berasal dari Luciellea maka ia akan mencintai, menyayangi dan memanjakannya.“Ayo kita beli perlengkapan untuk putri kecil kita.” Arch bersemangat. Ia ingin membeli apa saja yang terlihat cantik pada putrinya.“Baiklah, ayo.” Luciellea tidak ingin mematahkan semangat Arch. Usia kandungannya saat ini masih lima bulan, ada cukup waktu untuk membeli perlengkapan bayi, tapi karena Arch ingin membeli sekarang maka ia akan mengikuti kemauan suaminya.Luciellea benar-benar geli. Arch selalu menjadi yang lebih bersemangat mengenai perkembangan anak mereka. Setiap kali
Satu bulan telah berlalu dari peristiwa penculikan Luciellea. Suasana hati Luciellea telah lebih baik. Selama satu minggu setelah peristiwa itu Luciellea terus mengalami mimpi buruk, tapi beruntung ia memiliki Arch di sisinya. Setiap kali ia bermimpi Arch akan mengucapkan kata-kata yang menenangkannya.Setelah kejadian itu, Luciellea tidak lagi pergi bekerja. Akan lebih aman baginya untuk tetap berada di rumah. Ia masih mengalami sedikit trauma.Ini adalah pertama kalinya bagi Luciellea keluar dari kediaman Arch. Ia sudah merasa jauh lebih baik, lagipula orang-orang yang ingin mencelakainya saat ini sudah tiada.Kasus kematian Kennand dan Isabella disamarkan menjadi kasus bunuh diri. Isabella melompat dari gedung tak terpakai, sementara Kennand. Pria itu menembak kepalanya sendiri di d
Karena kehamilannya, Arch meminta Luciellea untuk tidak bekerja terlalu keras. Akan lebih baik bagi Luciellea untuk tetap berada di rumah saja selama awal kehamilan istrinya itu.Luciellea tidak membantah Arch. Janin di kandungannya lebih penting daripada pekerjaannya. Ia mungkin juga akan melepaskan pekerjaannya jika memang diharuskan.Luciellea tidak keberatan menjadi ibu rumah tangga biasa yang hanya mengurus suami dan anak karena hanya dua hal ini yang saat ini menjadi prioritas untuknya."Aku memiliki rapat penting hari ini, mungkin aku akan pulang terlambat. Jangan melewatkan makan siang dan makan malammu. Jika terjadi sesuatu hubungi aku," seru Arch pada Luciellea yang duduk di sebelahnya.
Satu minggu berlalu seperti satu bulan. Luciellea tidak tahu bahwa ia telah begitu tergantung dengan Arch. Ia tidak akan bisa tidur jika ia tidak mendengar suara Arch di malam hari.Selama satu minggu penuh ia sarapan, makan siang dan makan malam sendiri. Ia tiba-tiba kehilangan selera. Jika ada Arch di dekatnya, nafsu makannya selalu bagus.Lluciellea menghela napas. Ia tidak akan menyangkal perasaan di hatinya, bahwa ia telah jatuh cinta terlalu dalam pada Arch.Hari ini Arch akan kembali di penerbangan malam. Luciellea masih harus menunggu belasan jam agar bisa memeluk Arch.Rasa mual menghantam Luciellea. Ia tidak makan dengan baik sehingga ia kemungkinan mengalami ganggua
Hari ini adalah hari kompetisi tahap dua diadakan. Lima kontestan, termasuk Isabella telah hadir di sana. Hari ini mereka akan menunjukan rancangan lain mereka.Tiga juri telah duduk di tempat duduk masing-masing, tapi ada satu kursi kosong yang masih belum diisi oleh pemiliknya.Tepat ketika kompetisi akan dimulai, Luciellea datang. Wanita itu mengenakan pakaian bergaya seperti biasanya.Isabella terkejut melihat keberadaan Luciellea di tempat itu. Kenapa Luciellea bisa berada di sini? Dia tidak mengikuti kompetisi.Tubuh Isabella tiba-tiba berkeringat dingin. Apakah mungkin Luciellea di sini untuk membuka topengnya sekali lagi?
"Bagaimana hari pertamamu bekerja?" Arch menjemput istrinya setelah ia pulang bekerja."Semuanya berjalan dengan lancar. Aku belajar banyak.""Istriku memang pintar." Arch membelai lembut kepala Luciellea.Luciellea menyukai belaian Arch, ia seperti anak kucing yang menikmati sentuhan Arch."Aku akan membawamu ke markas hari ini, apakah itu baik-baik saja?" Arch berbicara lagi. Ia memiliki masalah yang harus ia bahas dengan bawahannya, tapi ia tidak ingin mengirim Luciellea kembali ke kediaman mereka."Markas?""Benar. Markas Eldragon Cartel."Luciellea ingat tentang hal ini, Arch
Untuk merayakan kejatuhan Kennand, Luciellea mengundang Alana makan malam bersamanya dan Arch. Tidak ia sangka jika Arch akan membawa sahabatnya. Luciellea pernah sekali bertemu dengan sahabat Arch, itu pada hari pernikahannya dan Arch."Nona kecil?" Cade tidak menyangka jika ia akan bertemu kembali dengan wanita yang telah menyelamatkan hidupnya ketika ia disergap oleh musuhnya."Ah, ini Anda. Wajar saja saya tidak begitu asing dengan wajah Anda." Alana ingat dengan wajah tampan yang dikelilingi oleh es ribuan tahun itu. Untuk pertama kalinya dalam hidup ia merasa jantungnya berdebar hanya karena menatap wajah seseorang."Kalian sudah saling mengenal?" tanya Luciellea."Tidak, kami bertemu secara tidak sengaja," balas Alana. Benar, i
Sebelum rapat selesai, Kennand telah meninggalkan tempat itu dengan marah. Ia tidak bisa berada di dalam ruangan itu ketika semua orang hendak melawannya.Wajah puas Luciellea dan senyum penuh kemenangan wanita itu terus terbayang di benak Kennand. Hal itu membuat Kennand meninju dinding di ruangannya berkali-kali.Pria ini tidak memiliki penyesalan sama sekali, ia terus menyalahkan Luciellea sampai akhir. Seharusnya wanita itu bunuh diri saja ketika mengetahui ia mengkhianatinya, bukan malah membuat kekacauan seperti ini.Pintu ruangan CEO terbuka, Edbert masuk ke dalam sana dengan wajah tenang. Edbert menjadi salah satu yang bahagia melihat kejatuhan Kennand."Ruangan ini bukan menjadi tempatmu lagi, Kennand. Segera keluar dari sini
Arch telah mengurus wanita yang mencoba untuk membunuh Luciellea. Ia juga sudah meminta Eadric untuk mencari identitas tentang wanita itu. Ia harus mengetahui apa alasan wanita itu ingin membunuh Luciellea.Ia bisa menyimpulkan dari pembicaraan Daren dan wanita itu bahwa wanita itu memiliki dendam terhadap Jaylan.Arch tidak suka menyelesaikan masalah tanpa memotong sampai ke akarnya, jadi jelas ia tidak akan memilih mengirim wanita itu di penjara. Ia membunuh wanita itu dengan tangannya sendiri dan menyamarkan pembunuhan itu dengan bunuh diri.Semua bukti telah dihapus, ia tidak meninggalkan jejak sama sekali bahkan sehelai rambut pun.Satu orang yang mencoba menyakiti Luciellea telah ia bereskan. Setidaknya nyawa Luciellea akan aman