Share

Part 2

Author: Sriayu23
last update Last Updated: 2022-06-15 18:50:20

"Serius, Mbak, mau memata-matai Mas Wisnu, cuman karena Kuintansi WO?" tanya Aish memastikan keputusanku yang mendadak.

"Yakin 100%," jawabku mantap sambil memanaskan motor.

Di rumah ini, hanya ada satu mobil. Sering dibawa Mas Wisnu bekerja. Biasanya, aku hanya menggunakan motor jika berpergian kemana-mana. Aku pernah minta dibelikan mobil, tapi Mas Wisnu menolak. Katanya, cukup satu saja. Uangnya lebih baik ditabung. Sampai saat ini, aku tidak tahu, berapa banyak tabungannya. Mas Wisnu hanya memberi jatah bulanan saja. Gaji bulanan, tidak sepenuhnya diberikan kepadaku. Bodohnya diriku, yang terlalu percaya.

"Tapi, Mbak, kecemburuan Mbak tidak beralasan. Masa cuman karena Kuintansi WO, langsung berpikir aneh-aneh. Bisa saja, Mas Wisnu hanya membantu temannya untuk membayarkan jasa WO."

"Mustahil, Aish." Mataku menatap tajam padanya. Heran, adikku kenapa lebih membela Mas Wisnu dibandingkan aku.

"Gak ada yang mustahil, Mbak. Mas Wisnu itu baik, dan setia. Gak mungkin macam-macam."

"Ih ...." Aku jitak kepala Aish. Dia membuatku geregetan saja.

"Aw ... sakit Mbak. Aduh, ribet nih, punya Kakak bar bar."

"Hust, jangan banyak komentar. Pokonya kamu harus memihak Mbak. Kita buktikan saja. Kalau Mas Wisnu macam-macam, habis dia di tanganku."

"Ih, serem juga punya istri kaya Mbak Elina," kekeh adikku yang tak berakhl*q.

"Buruan, kamu yang bawa motornya. Nanti kita gantian."

"Aduh, bisa encok bawa motor ke Bandung."

"Jangan banyak cingcong, buru."

Motor langsung melesat menuju rute Jakarta-Bandung. Angin sore, memberi kesejukan di wajahku. Meskipun, suasana hati tak menentu. 

"Minum Mbak, jangan ngelamun, nanti edan." 

Aish memberikan sebotol minuman dingin saat kami beristirahat di pom bensin. Entah kenapa, firasat buruk makin kuat. Membuat pikiran dan hati bertarung sengit. Di sisi lain, logikaku menolak kemungkinan buruk yang akan terjadi. Rumah tanggaku dan Mas Wisnu baik-baik saja. Kami bahagia meskipun tanpa anak. Mertuaku juga sangat sayang, kepadaku. Lalu, apa alasan Mas Wisnu, jika dia benar-benar selingkuh?

"Woy! malah ngelamun lagi."

"Hust, ngagetin aja. Adik lakn*t, gak tahu Mbaknya lagi dilema apa, yah. Sakit nih, hati Mbak," sungutku geram. 

Sebenernya aku dan Aish memang bar bar dan kocak. Kami selalu menganggap hidup ini penuh lelucon. Tidak suka hal yang terlalu serius. Akan tetapi, konteks kali ini sangat berbeda. Ini masalah hati, kesetiaan dan masa depan. Enggak ada kata bercanda jika menyangkut tiga hal tersebut. Pernikahan bukan permainan. Semua orang selalu memimpikan sekali menikah untuk sehidup dan semati sampai surga nanti.

"Sabar Mbak. Kalau Mas Wisnu terbukti mendua, Aish siap membombardir hidupnya. Kita buat dia nyesel. Ya, walaupun dia gak beruntung punya istri cerewet dan bar bar kaya Mbak."

"Eh, songong." Kami tergelak bersama. 

Setelah cukup untuk beristirahat. Kami bergantian melajukan motor menuju lokasi Kantor Wedding organizer Kusumadewi.

"Mbak, tunggu!" teriak Aish.

"Buruan, udah emosi nih."

Aish memang lelet kaya keong racun. Dia tidak memahami, kalau aku sudah tidak sabar. Lahar gunung Merapi, ingin meletus dari hatiku.

"Selamat malam, Mbak."

"Selamat malam, Bu. Apa ada yang bisa saya bantu."

"Tentu Mbak. Boleh atau tidak, saya melihat daftar calon mempelai pengantin yang memesan jasa WO Anda di bulan ini."

"Maaf, Bu. Untuk kepentingan apa yah. Soalnya, kami tidak bisa memberikan data para costumer sembarangan."

"Ini penting, Mbak. Antara hidup dan matinya rumah tangga saya. Tolong, mbak. saya hanya ingin tahu, apakah suami saya, menyewa jasa WO ini. Karena saya menemukan Kuintansi pembayaran dari WO Kusumadewi di dompetnya."

"Nama suami Ibu, siapa?"

"Wisnu Hardana."

"Maaf Bu, nama itu tidak ada. Saya 'kan sudah menjelaskan melalui telepon pada  ibu pagi tadi."

"Saya yakin pasti ada, bacakan saja nama-nama mempelai yang menyewa jasa WO Anda bulan ini!" ucapku dengan intonasi tinggi. 

"Mbak, santai. malu di kantor orang," bisik Aish.

"Diem Aish, harusnya kamu belain Mbak. Paksa dia untuk menunjukan datanya. Kita harus membuktikan kecurigaan Mbak!" bentakku pada Aish. 

"Aduh ...." Aish hanya geleng-geleng sambil menepuk jidatnya.

"Cepat Mbak!"

"Tapi, Bu ka-"

"Ada apa ribut-ribut?" Seorang pria dengan jas rapi, menghampiri kami.

Pria itu terus memandangiku dengan tatapan yang aneh. Wajahnya memang tampan, berkulit putih, hidung mancung dan bibir tipis yang kemerahan. Rambutnya bergaya tipis di setiap sisinya.

"Maaf Pak Arka, Ibu ini meminta data-data klien kita bulan ini. Karena menemukan Kuintansi pembayaran jasa WO Kusumadewi  di dompet suaminya."

"Oh, hanya itu. Berikan saja."

"Tapi Pak, Bukankah tidak boleh me-"

"Lakukan saja. saya pemilik Wedding organizer  ini, jangan membantah."

pria itu terlihat sombong. Matanya terus mengamatiku. Rasanya risih, saat netra kami saling beradu.

"Mbak, pria itu ganteng banget," bisik Aish.

"Berisik."

"Ini Bu, silahkan dicek saja. Tidak ada nama Wisnu hardana."

Langsung aku ambil buku besar yang merupakan catatan manual para pengantin yang menyewa jasa WO Kusumadewi bulan ini.

"Ada nama Mas Wisnu nggak Mbak?" tanya Aish.

"Bantu cari mangkannya," jawabku kesal.

"Aida anandita dan Wijaya?"

"Siapa Mbak?"

"Ini Aish, nama ini seperti nama teman dekatnya Mas Wisnu, Aida Anandita. Alamatnya juga sama. Dekat rumah Mas Wisnu."

"Masa Mbak? oh iya, bukankah nama Wijaya itu, mirip nama almarhum bapaknya Mas Wisnu?"

"Iya Aish. Nama lengkap Mas Wisnu 'kan Wisnu hardana Wijaya. Jangan-jangan ...."

Aku menatap Aish meminta pendapat tentang kecurigaanku. 

"Jangan dulu berspekulasi negatif Mbak, kita harus pastikan semuanya, benar adanya. Jangan hanya dugaan."

Benar juga perkataan Aish. Aku butuh banyak bukti untuk membuktikan kebenaran. Tidak boleh gegabah. Percuma jika bertanya langsung pada Mas Wisnu. Dia pasti tidak akan jujur.

"Betul Aish. Pak Arka, bolehkan saya melihat foto costumer pasangan pengantin bernama Aida dan Wijaya? pasti ada KTP-nya dong."

Pak Arka melirik pekerjanya. Dia seakan memberi kode untuk memberi segala info kepadaku.

"Maaf Pak, calon mempelai bernama Aida dan Wijaya, tidak memberikan KTP atau 

foto -nya. Karena mereka hanya melakukan pernikahan secara siri. Tamu undangan pun, sangat dibatasi."

"Mbak, jangan-jangan, Aida yang Mbak maksud benar-benar dia. Mana ada orang yang ngadain resepsi tapi cuman nikah sirih, kecuali perempuannya adalah istri kedua."

Kepalaku mencerna perkataan Aish. Pernyataannya memang sangat logis. Menambah kecurigaanku semakin kuat.

"Saya bisa membantu Anda untuk mendapatkan kebenaran dari kecurigaan yang ada."

Aku dan Aish saling bertatapan. Kemudian, menatap Pak Arka untuk melihat ketulusan dari tawarannya. Aneh sebenarnya, kenapa dia mau menawarkan bantuan kepada kami. Padahal, Kami baru saja saling mengenal.

Related chapters

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 3

    "Apa Anda serius mau membantu kami, Pak Arka?" tanyaku penuh selidik."Tentu," jawab Pak Arka sambil menaikkan kedua alisnya."Baiklah, apa rencana Mas Arka?" tanya Aish antusias. "Tapi, Aish, kita jangan terlalu percaya sama dia. Kalau dia berbohong dan menutupi kebenarannya gimana?" bisikku pada Aish."Tenang saja, saya benar-benar akan membantu. Karena saya tida tega melihat istri yang dibohongi oleh suaminya," ujar Arka seakan mendengarkan ucapanku pada Aish."Mangkannya jangan suudzon," ujar Aish tepat di kupingku.Aku hanya melotot kepadanya. Dasar adik tidak sehati. Harusnya dia tidak memojokkanku. Agar aku tidak salah tingkah."Bagaimana, setuju dengan bantuan dan rencana saya?" tanya Arka sambil menyodorkan tangannya."Setuju," jawab Aish tanpa meminta persetujuan dariku.Gadis ingusan itu, malah cari perhatian kepada Arka. Dia terus tersenyum, sementara tangannya masih berjabatan."Aish." Aku senggol dia, agar melepaskan tangan Arka."Eh, hilaf Mbak." Tanpa merasa dosa, Ai

    Last Updated : 2022-06-15
  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 4

    "Tenang, Mbak. Jangan ngamuk sekarang. Lebih baik kita pulang, dan persiapkan kado terindah untuk pernikahan mereka," lirih Aish."Ayok, kita keluar dari sini. Mbak butuh waktu menenangkan diri." Aish menarikku menuju kasir, dan mengajakku pergi."Ah! tega sekali Mas Wisnu menghianatiku. Apa kurangku selama ini, hah? tega sekali kamu, Mas!" teriakku.Aish sengaja mengajakku ke sebuah taman. Dia bilang, aku bebas mengekspresikan segala rasa sakit yang ada di hati pada tempat ini. Taman ini cukup luas, dengan pepohonan yang rindang. Cukup memberi ketenangan kepadaku. Untung saja, suasana tidak terlalu ramai, sehingga bebas berteriak. Meskipun, sesekali, ada beberapa orang yang menatap heran. Mungkin, dia pikir aku gila."Udah ngamuknya, Mbak?" tanya Aish enteng sambil duduk minum es teh."Ih, Aish, kamu kenapa tenang banget sih? harusnya ikut kesel dong. Mbakmu ini dikhianati, bahkan mau dipoligami. Edan, kamu malah setenang itu.""Hahaha, terus aku harus apa, Mbak? ngamuk-ngamuk di sin

    Last Updated : 2022-06-15
  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 5

    "Sekarang," intruksiku. Aish langsung datang bersama gerombolan preman. Disusul tim pemadam membawa selang hydrant. Semua mata menatap tanpa berkedip. Pertunjukan spesial, akan dimulai. "Serang!" teriak Aish. "Apa-apaan, ini?" tanya Aida panik. Brak! Brak! Para preman langsung mengubrak-abrik meja, kursi dan merusak pelaminan serta hiasan pesta lainnya. Sedangkan para pemadam, menyemprotkan air berkekuatan tinggi. Menyiram para tamu undangan dan keluarga Mas Wisnu di pelaminan. Satu petugas lainnya, khusus menyiram Aida dan Mas Wisnu. "Arrgh!" Para tamu undangan berhamburan keluar tempat resepsi. "Arrgh! gila kamu Elina!" teriak Aida histeris saat terkena semprotan air. Aku sengaja menepi ke tempat yang aman dari penyemprotan. Menjauh dari mereka. Rasanya Puas melihat kericuhan ini. Ide Aish dan Arka memang luar biasa. Dibandingkan harus bersikap kriminal dengan cara mencekik atau mengancam mereka, lebih baik, mengacaukan acaranya dengan perbuatan konyol seperti ini. Tidak aka

    Last Updated : 2022-06-15
  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 6

    "Oh, tentang uang itu. Tidak usah dikembalikan." Aku mengernyitkan dahi, mencerna ucapan Arka. Lalu, menatap Aish meminta pendapat atas kebingunganku. Aish hanya tersenyum santai. "Maksud anda gimana, yah? Maaf Pak, Anda pikir saya tidak mampu membayarnya? Saya bisa bayar sendiri. Jadi, Bapak gak usah repot-repot membayarkannya. Tolong, diterima. Jangan macam-macam," hardikku. "Bukan gitu maksud saya, Mbak Elin. Tolong jangan salah paham." "Terus maksud Bapak apa?" tanyaku dengan intonasi tinggi. "Saya tidak ingin, uangnya dikembalikan karena ingin menjalin kerja sama sama Mbak Elin. Jadi, anggap saja, uang itu modal awal saya." Kepalaku makin oleng mendengar penjelasan Arka. Sebenernya apa yang dia mau? ribet dan berbelit-belit. "Aduh, Mbak Elin Lola banget. Jadi, Mas Arka mau colab bisnis di bidang restoran sama Mbak Elin," papar Aish geregetan. "Kerja sama? Anda tahu dari mana saya punya bisnis restoran?" "Aish yang cerita. Saya jadi tertarik menjadi panter bisnis anda. Keb

    Last Updated : 2022-07-19
  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 7

    "Mbak Elin!""Astagfirulloh, kenapa sih, teriak-teriak."Suara cetar Aish menyadarkanku dari lamunan. Kembali ke rumah, malah mengingatkanku pada memori indah selama enam tahun ini, bersama Mas Wisnu."Lagian ngelamun Mulu. Mulai di perjalanan, sampai di rumah, masih aja ngelamun. Tenang ajah, Mas Wisnu pasti pulang," tegur Aish.Sejak siang, sampai malam ini, bayangan Mas Wisnu dan kejadian kemarin, masih terekam jelas di ingatan. Rasanya seperti mimpi. Aku ingin bangun dari mimpi buruk ini, akan tetapi, semuanya memang sudah terjadi. Bukan khayalan apalagi bunga tidur."Apa iya, Aish?""Iya. Dia kelihatannya masih sayang sama Mbak. Tapi kenapa mendua, yah? sepertinya, ada misteri yang harus kita pecahkan, Mbak.""Misteri?""Iya. Dari ucapan dan tatapan Mas Wisnu sama Ibunya, Aish yakin, ada yang tidak beres tentang pernikahan Mas Wisnu dan Aida.""Hal yang tidak beres apa, Aish?""Ya, mana Aish tahu. Ini baru dugaan. Mangkanya, kita cari tahu.""Bener juga, sih. Terus Mbak harus apa

    Last Updated : 2022-07-19
  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 8

    Aku hanya bisa geleng-geleng mendengar pengakuan Aish. Dia sangat cerdas. Meskipun, rasa tidak tega sangat kuat kepada Mas Wisnu."Aish, apa tidak bahaya? kenapa Mas Wisnu yang dikasih obat pencahar. Harusnya si Aida.""Aish sengaja melakukan itu, agar Mbak bisa caper sama Mas Wisnu. Biar dia sadar, kalau Mbak adalah perempuan yang sangat tulus mencintainya. Ya meskipun, pada waktu yang tepat, Aish berharap kalian bercerai."Perkataan Aish menampar hatiku. Cepat atau lambat, perasaan ini harus sirna. Aku sendiri tidak yakin, bisa kuat saat dipoligami. Walaupun Mas Wisnu berusaha adil, tetap saja, masalah hati tidak bisa dikontrol. Mas Wisnu akan sulit untuk berbuat sama rata menyikapi perasaanku dan Aida."Terus Mbak harus Apa?""Aduh, nanya mulu. Untung punya adik yang kesabarannya seluas sungai Amazon. Nih, kasih obat ini sama Mas Wisnu. Sebelumnya, bawakan teh hangat sama biskuit buat mengganjal perutnya yang kosong.""Ide luar biasa.""Iya dong, siapa dulu dalangnya, Aish.""Hahah

    Last Updated : 2022-07-19
  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Bagian 9

    "Neng, Aida kenapa?" Aku hanya menautkan alis tanda tak tahu."Pergi kamu, Setan!""Ayok, kita liat."Drama apalagi yang dibuat madu baruku? pagi-pagi sudah bikin rusuh aja. Terpaksa, aku mengekor di belakang Mas Wisnu. Penasaran dengan apa yang menimpa Aida, sampai berteriak ketakutan."Ada ap-" Mas Wisnu tidak meneruskan ucapannya.Matanya mebelalak menatap Aida. Mas Wisnu menggeleng heran ke arah gundik yang biasanya nampak cantik, berubah bak nenek lampir. Senyum tipis, tersungging di bibirku. Di dalam hati, aku bersorak bahagia memperhatikan ekspresi kepanikan di wajah Aida."Mas, parasku jadi seram gini. Pasti perbuatan Elina. Dasar perempuan gila."Aida menghampirku, siap melayangkan tamparan. Tangan Mas Wisnu, sigap menangkisnya. "Jangan sembarangan nuduh. Dari tadi, Elina bersamaku. Harusnya aku yang nanya, ngapain kamu coret-coret muka gitu.""Aku juga gak tahu, Mas. Pas bangun udah gini.""Mangkannya kalau tidur jangan kaya kebo," cibirku."Diam kamu. Pasti kamu 'kan yan

    Last Updated : 2022-07-19
  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Bagian 10

    "Mas, aku juga mau dibelikan Mobil." Aida menerobos masuk. Emosi memicunya lupa diri. Hatiku bersorak girang memandang kecemburuan dari mukanya. "Ada yang ngintip, nih," sindirku. "Mas, kamu harus adil. Aku juga mau dibelikan mobil dan uang 500 juta. Masa Elina doang, aku lebih berhak. Kamu tau 'kan aku yang akan memberi keturunan untukmu?" "Maksud kamu?" tanyaku. Sudah beberapa kali, Aida mengungkapkan kata yang mengisyaratkan bahwa dia tengah mengandung darah daging Mas Wisnu. Apa Aida hamil? tak mungkin secepat itu. "Tidak Neng. Aida memang suka aneh." "Pokoknya, Mas harus memperlakukanku sama rata dengan Elin" "Baik-baik, aku akan adil." "Nah, gitu dong." Kesian sekali Mas Wisnu. Kalau begini, bisa jatuh miskin dia. Namun, biar terjadi seperti ini. Aku senang melihatnya. Mas Wisnu akan merasakan resiko punya dua istri. Satu saja tidak habis, dan ribet, malah nambah lagi. "Mas, aku juga mau dibelikan berlian, yah. Malu dong, pemilik restoran gak punya perhiasan." "Per

    Last Updated : 2022-07-19

Latest chapter

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Tamat

    POV AishApa kira-kira tugas terkahir Jex sebagai mafia? sepanjang perjalanan Jakarta - Bandung aku terus berpikir keras. "Sayang, apa sebenernya yang harus diselesaikan? kamu tidak berniat membunuh seseorang 'kan?""Tidak, istriku. Ada wasiat dari Ayah. Setelah itu, hidupku akan bebas.""Apa?""Nanti aku beritahu, lebih baik kamu tidur. Kamu pasti lelah.""Baiklah."Jex bukan orang yang bisa dipaksa untuk bicara. Maka aku ikuti saja keinginannya. Yang terpenting, dia sudah tidak terobsesi lagi oleh dendam. Aku hanya ingin kami bisa hidup bahagia tanpa di bayang-bayangi kecemasan. Ternyata hidup menjadi bagian dari seorang mafia sangat tidak nyaman. Meskipun uang berserakan di mana-mana. ****Satu bulan berlalu, Perlahan Jex menyelesaikan tugas terakhirnya. Dia menyerahkan semua saham perusahaan Sagar Buana pada Denis. Dengan rasa tak percaya, Denis mau menerimanya. Jex hanya akan mengambil sedikit harta untuk membeli tanah dan modal untuk memulai hidup baru di desa emak dan bapakku

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 61

    POV JexMataku membeliak kaget. Kamar berantakan. Baju-baju Aish sudah berkurang dari lemari. Aku pikir dia hanya marah biasa. Ternyata, Aish nekat pergi dari rumah ini. Hampir 5 jam aku melupakannya setelah pertengkaran yang terjadi di antara kami. Aku terlalu sibuk dengan dunia kesedihanku. Sampai tidak sadar Aish meninggalkanku."Ke mana istriku pergi?" tanyaku penuh amarah kepada penjaga."Ta-tadi nyonya naik taksi online sambil membawa koper, Tuan. Saya pikir sudah izin sama Tuan.""Bodoh!"Bugh. Aku pukuli para penjaga satu persatu. Dasar manusia berotot yang tidak bisa diandalkan. Mana mungkin aku membiarkan Aish keluar sendirian tanpa penjagaan anak buahku. Kenapa mereka begitu bodoh, sampai tidak bisa melarang kepergian istriku? Amarah aku luapakan secara brutal. Semua anak buahku menjadi pelampiasan emosi. Mereka semua babak belur. Darah mengucur di bagian bibir. Aku berubah seperti Jex yang dulu. Menjadi brutal dan ganas. Bagaikan singa hitam. Aku segera menuju rumah Mb

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 60

    POV Aish "Ayah!" teriak suamiku diiringi isak tangis.Persendian lemas. Aku tersungkur di lantai. Menunduk sambil mengeluarkan air mata. Tak sanggup memandang wajah ayah yang sudah penuh darah. Sedangkan suamiku terus meraung mengeluarkan kesedihan. Dia memeluk dan mencoba membangunkan ayahnya. Namun, semua itu percuma. Ayah sudah kembali ke alam keabadian. Dia meninggal karena memilih menyelamatkanku dan cucunya. Tak gentar menghadapi ajal. Pengorbanannya untukku dan Jex begitu luar biasa. Namamu akan tersimpan baik di hatiku ayah.Maafkan aku tak bisa menyelamatkanmu. Terima kasih telah mengorbankan nyawa demi aku. Kau bagai malaikat penolongku. Jujur, sesak di dada begitu menghimpit. Oksigen seakan tak mau masuk ke rongga paru-paruku. Rumah yang penuh canda tawa dan ketenangan ini, mendadak gelap. Seiring dengan kepergianmu. "Ayah ... maafkan aku. Ayah ... bangunlah, Arrgh!"Jex mencengkram pundak ayah. Menggoyangkan tubuhnya. Mengaggap ayah hanya sedang tertidur pulas. Suamiku

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 59

    POV AraavSialan. Pria tua seperti Sagara bisa memporak porandakan bisnisku dalam hitungan hari. Di tambah lagi kecerobohan Arka dan anak buahnya. Mereka memang tidak bisa diandalkan. Lengah meninggalkan jejak ketika membakar ruko. Arka juga dituduh melakukan penculikan karena bertingkah gegabah. Aku sudah bilang, jangan bertindak sembarangan. Rusak sudah rencanaku. Jex dan Sagara bersekongkol menghancurkanku. Dia membuatku masuk penjara. Semua karena penghianatan manusia busuk seperti Arka. Dia dijebloskan terlebih dahulu ke penjara, dan sengaja menyeret namaku ikut dengannya. Dasar manusia sialan. "Aku sudah bilang, kau ini bodoh. Kau pintar bercuap-cuap, tapi selalu salah bertindak," hardik Gisel.Adik sialan yang merasa paling hebat. Beruntung aku berhutang pertolongan kepadanya. Kalau bukan karena dia aku masih mendekam di penjara. Ruangan yang mirip tempat pembuangan sampah. Mimpi buruk berada di sana. Hanya dalam hitungan hari saja, membuatku trauma. Aku bersumpah akan mengh

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 58

    POV Tuan Sagara"Tu-tuan, jangan emosi dong. 'Kan bukan aku yang seperti iblis."Perempuan bodoh kesayangan Jex ketakutan. Dia tak setangguh yang aku pikir. Awalnya, aku mengira dia perempuan tangguh, karena berani melawanku pada waktu itu. Namun, tetap saja seorang perempuan sesuai kodratnya. Hatinya lembut. Lebih tepatnya dinamakan lemah."Jangan cengeng. Baru seperti itu saja ketakutan. Kamu sedang mendengar aku bercerita, bukan menonton arena gulat.""Hihihi, Tuan tetep serem walaupun sedang curhat."Anak ingusan ini malah mengejekku. Kalau bukan istri dari putra angkatku, sudah aku tampar dia. Tak sopan bersikap demikian di hadapanku. Berani meledek mafia paling hebat se-Asia. Sebenernya, dia orang kedua. Maria sudah terlebih dahulu bersikap konyol begitu ketika bersamaku. "Cepat bereskan dapur ini. Jangan sampai ada debu sedikit pun. Kau terlalu lancang menyuruhku banyak bicara.""Maaf, Tuan. Aku tidak menyuruh. Hanya saja, Tuan yang bercerita duluan. Tapi, tak apa. Sebagai me

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 57

    "Buburnya sudah siap, Ayah.""Hahaha, aku suka panggilan itu, Lion.""Ternyata kau membawa pujaan hatimu, hahaha. Kita tidak sedarah, tapi tingkahmu mirip denganku," sambungnya ketika menyadari kehadiranku.Sungguh aneh. Tuan Sagara yang ada di hadapanku saat ini, sangat berbeda dengan sosok Tuan Sagara saat kami pertama berjumpa. Dia kelihatan seperti orang tua pada umumnya. Dengan rambut yang beruban, dan kesehatan yang mulai memburuk. Apa memang begini kehidupan seorang mafia? mereka bisa menyesuaikan diri dengan sesuka hati. Tergantung tempat dan kepentingan. "Aish sudah membuat bubur. Silakan di makan, Ayah. Setelah itu, minumlah obat.""Berikan buburnya, jika tidak enak, istri cantikmu ini tak akan selamat, hahaha.""Ih, serem, Jex," bisikku panik. Baru saja pria tua ini aku puji, karena bersikap normal. Sekarang dia malah berani mengancamku. Padahal aku tidak melakukan kesalahan ."Tak usah takut, hanya bercanda.""Bercanda dari Hongkong. Orang mukanya serem gitu," bisikku kes

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 56

    "Om, Om, mukanya ko, serem," ledek Bilqis malu-malu.Anak itu memang begitu. Meskipun kelihatan ketakutan, tapi suka jahil. Salah satunya senang berceloteh. Terlalu jujur. Aku peluk dia sambil tertawa. Sedangkan Jex tampak tak terima dikatakan demikian. "Santai dong, Om Jex tampan. Bilqis bicara seperti itu karena dia ingin PDKT sama kamu. Peka dong.""Aku tak paham caranya mendekati anak kecil," jawab Jex tanpa dosa.Dia tenang saja duduk di sampingku. Tanpa niatan ingin mengajak Bilqis bermain. Aku punya ide supaya suasana di rumah ini tidak kaku. "Iqis, suka main kuda gak?""Suka dong, Tante. Tapi ayah sedang masak. Jadi, Iqis gak bisa main kuda-kudaan.""Nah, Tante punya teman baru untuk Aish main kuda-kudaan.""Serius Tante? mana temannya.""Nih, di samping Tante.""Aku maksudnya?" tanya Jex kaget. Dia tampak tak terima dengan usulanku."Ya iyalah, suamiku sayang. Siapa lagi? kamu tega istrimu jadi kuda? hi, dasar.""Aish, jangan begitu," tegur Mbak Elina.Kakakku membawa dua

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 55

    POV AishHari ini semuanya berubah. Aku bisa merasakan pancaran kebahagian. Jex begitu menikmati sarapan bersama kami, dan Mbak Elina. Benar kata kakakku, suamiku butuh perhatian. Aku harus berdamai dengan takdir dan menerima semuanya. Rido terhadap ketentuan Gusti Allah. Awal mula perubahan sikapku, karena nasihat Mbak Elina dini hari tadi. Saat aku terbangun pukul 03.00 dini hari, aku melihat Jex tertidur sambil memelukku. Dengan kondisi kepalaku yang sudah tidak mengenakan hijab. Rasa kesal sempat menghampiri. Tak terima dengan sikap Jex yang lancang. Seenaknya dia melihat rambutku. Namun, perlahan emosiku reda. Ketika mendengarnya mengigau."Jangan ... jangan ambil Aish dariku. Aku mohon ...." Tampaknya Jex bermimpi buruk. Air mata menetes begitu saja. Padahal, matanya terpejam. Dari situ, hatiku sedikit tersentuh. Bertanya-tanya dalam diri ini. Apa sebesar itu cinta Jex padaku? sampai dalam tidurnya saja, dia tak mau kehilanganku.Aku berusaha mengingat-ingat lagi, apa yang su

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 54

    POV JexMalam ini aku ceritakan semuanya pada Aish. Mulai dari kisah hidupku semasa kecil. Sampai konflik yang terjadi antara Tuan Nicolas dan adiknya, Tuan Sagara. Sepengetahuanku, Tuan Nicolas yang mempunyai sifat tamak. Ingin merebut semua yang menjadi milik adiknya. Sama halnya dengan Araav. Darah haus kekuasaan mengalir kental pada anak pertama Tuan Nicolas. Aish sangat antusias mendengarkan ceritaku. Meskipun, wajahnya seketika murung saat aku memberi tahu kebusukan Arka. Istriku harus tau. Walaupun, dia tak mungkin 100% percaya padaku. Namun, setidaknya Aish bisa berhati-hati. Jika sewaktu-waktu Arka mengganggunya. Baru saja mau merebahkan tubuh di kasur, tiba-tiba ada panggilan dari orang kepercayaan yang memegang bisnis ruko. Dia mengabarkan kalau Ruko habis terbakar. Sampai merembet ke perumahan milik Sagara Buana."Jex, mau ke mana?""Ada masalah, Aish. Kemungkinan besar, Araav dan Arka sedang membuat perhitungan padaku.""Maksudnya bagaimana?" "Aku sudah mengacaukan mar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status