Home / Romansa / Memikat Hati Pangeran Kelas / Bab 111: Sebelum Sebuah Akhir

Share

Bab 111: Sebelum Sebuah Akhir

last update Last Updated: 2021-11-25 14:22:19

Kenzo dan Vindreya berjalan beriringan di pinggir jalan di sekitar rumah Vindreya dengan beratapkan langit hitam dengan taburan bintang dan sebuah bulan putih yang sebagian tertutup awan. 

Vindreya menggenggam tangan kiri Kenzo semakin erat lalu menoleh pada laki-laki itu sambil tersenyum. “Ini yang gue suka kalo jalan sama lo, Ken. Jalan yang emang beneran jalan, bukannya naik motor atau mobil. Jadinya, kita bisa pelan-pelan melangkah dan menikmati suasananya. Oh, iya. Ngomong-ngomong, gimana keadaan nyokap lo? Udah lama gue nggak jenguk.”

“Baik. Doain aja semoga kondisinya nggak mendadak down kayak biasanya.”

Vindreya mengangguk mantap. “Pasti gue selalu doain yang terbaik untuk nyokap lo. BTW, Minggu pagi besok gue ke rumah sakit, ya. Kita ajak nyokap lo jalan-jalan. Kasian ‘kan kalo di rumah sakit terus. Pasti bosan.” 

“Hem. Tapi harus gue

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 112: Dia Pergi

    Alis ayah Elvano merapat, sedikit merasa tersinggung mendengar usul Gavin. “Tapi Vano nggak gila.”Gavin tertawa kecil. “Nggak harus gila dulu baru bisa dateng ke psikolog atau psikiater. Kamu liat sendiri ‘kan gimana Elvano sekarang? Kehilangan orang yang dia sayang jangan sampai berpengaruh buruk ke mentalnya. Kamu juga pasti nggak mau liat Elvano terus-terusan punya emosi yang nggak stabil kayak gini.”“Yang Gavin bilang bener. Kita bisa konsultasi dulu ke psikolog soal kondisinya Elvano. Kita semua ingin Elvano balik lagi jadi Elvano yang dulu,” kata Freya.Ayah Elvano diam cukup lama, menimbang-nimbang masukan dari Gavin dan Freya. Dia lalu menghela napas panjang. “Kalian benar juga.”“Aku punya kenalan seorang psikolog. Kalo kamu berkenan, aku akan minta dia ke sini besok pagi untuk ngobrol sama kita dan Elvano pastinya,” t

    Last Updated : 2021-11-25
  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 113: Pemakaman

    Beberapa jam sebelum pemakaman ibunya, Kenzo kembali ke rumahnya. Dia memperhatikan tiap sudut ruangan itu sambil menanggung rasa sedih yang begitu mendalam. Dia berjalan menuju dapur, lalu memperhatikan tiap perabotan memasak yang ada di sana, membayangkan ibunya pulang dan memasakkan makanan untuknya. Dia lalu berjalan hingga akhirnya tiba di depan TV sambil membayangkan ibunya yang telah sembuh akan duduk di sana dan menonton bersamanya. Dia juga pergi ke sebuah kamar yang telah lama kosong sejak ibunya diputuskan untuk dirawat di rumah sakit, membayangkan ibunya tidur di sana sambil tersenyum dan akan kembali bangun.Kenzo menarik napas dengan dalam lalu mengembuskannya dengan sedikit bergetar. Tak ada setetes air mata pun yang berhasil mengalir di pipinya. Yang ada hanyalah sedikit lapisan bening bagai kaca di permukaan matanya seolah hanya itulah air mata yang dia punya, tak ada lagi yang lain. Andaikan Kenzo bisa menangis, maka dia akan melakukannya

    Last Updated : 2021-11-25
  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 114: Istirahat

    Vindreya tertawa lagi. “Lo bener dan kita bakal balik kayak dulu lagi, tanpa ada pengganggu.”“Yah, semoga aja hari itu segera tiba tanpa perlu waktu yang lama, Vin.”“Ngomong-ngomong ….” Vindreya memperhatikan Kenzo dari ujung kaki hingga ujung kepala. “Tumben lo pake pakaian serba hitam plus kacamata hitam gini. Tapi, sumpah demi apapun lo keliatan keren banget, Ken. Ini bener-bener menggambarkan sosok pangeran hitam.”“Vin, nyokap gue tadi meninggal.”Deg!Vindreya tersentak. Matanya yang sejak tadi menatap sayu, kini mendadak membulat sempurna. “A—apa?”Kenzo tertawa kecil. “Makanya gue pake pakaian kayak gini.”Tak butuh waktu lama, air mata Vindreya langsung tumpah dan menciptakan sebuah aliran sungai

    Last Updated : 2021-11-25
  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 115: Menyerahkan Vindreya

    Masih di sore yang sama dengan saat di mana ibunya dimakamkan, setelah pergi dari rumah Vindreya, Kenzo berjalan kaki sendirian selama puluhan menit hingga akhirnya saat ini dia berhenti di depan rumah Elvano.Cukup lama Kenzo berdiri di sana sambil menatap kesal pada rumah megah di depannya itu, teringat bagaimana tiga anggota keluarga yang tinggal di rumah itu membuat hidup Vindreya serasa terjebak dalam sebuah tanggung jawab yang besar.Kenzo menunduk, mencari di sekitar kakinya sesuatu yang bisa dia gunakan untuk melampiaskan rasa marahnya sekaligus menarik perhatian orang yang berada di dalam rumah itu. Lalu, dilihatnya sebuah batu berukuran sedang berada tidak sampai setengah meter dari sebelah kiri kakinya. Dia mengambil batu itu kemudian ….Prang!Kenzo melempar dengan kuat batu itu ke jendela salah satu kamar hingga pecah dan menimbulkan suara yang begitu nyaring. So

    Last Updated : 2021-11-25
  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 116: Kehilangan Kenzo

    Alis Vindreya merapat. “Apa jangan-jangan Kenzo menyerahkan diri dengan menggunakan identitas yang berbeda?”Gavin tiba-tiba tertawa. “Mana mungkin bisa kayak gitu?”“Ya, terus kenapa Kenzo nggak ada di penjara, Pa? Padahal ‘kan Papa tau sendiri kemarin Kenzo bilang dia mau nyerahin diri ke polisi. Apa jangan-jangan nggak jadi?”“Itu yang paling masuk akal.”“Kalo gitu, aku mau ke rumahnya aja, deh. Siapa tau dugaan aku bener kalo Kenzo masih ada di sana.”“Mau Papa anter?”“Nggak usah, Pa. Aku sama Mama aja, deh. Papa baru aja pulang kantor.”Gavin tertawa hangat lalu mengacak-acak rambut Vindreya. “Ya, udah kalo gitu. Papa panggilin Mama dulu ya untuk minta dia anterin kamu ke rumahnya Kenzo.”

    Last Updated : 2021-11-25
  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 117: Hidup Harus Terus Berlanjut

    Pagi itu di sebuah gedung yang berukuran sangat besar, tampak ratusan siswa kelas XII duduk dengan rapi di atas kursi yang telah disiapkan oleh panitia kelulusan. Tak terdengar satu suara pun kecuali suara kepala sekolah yang sebentar lagi akan mengumumkan kelulusan para siswa kesayangannya itu. Kepala sekolah sudah berdiri di atas panggung dan di depannya sudah ada microfon lengkap dengan penyangganya.“Para siswa sekalian yang Bapak sayangi, dengan bangga Bapak umumkan bahwa tahun ini siswa kelas XII … lulus 100%!” ucap Kepala Sekolah.Prok prok prok!Terdengar tepuk tangan yang begitu riuh dari para siswa. Wajah mereka tampak begitu bahagia hingga ada yang sampai menitihkan air mata. Tidak sedikit juga yang bersorak senang dan suasana di dalam gedung itu terasa semakin hidup.Setelah sekian banyak agenda acara kelulusan yang selesai dilakukan, akhirnya pa

    Last Updated : 2021-11-25
  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 118: Mengungkit Sumpah

    Di dalam mobil Elvano yang tengah melaju dengan kecepatan sedang, Vindreya terus memperhatikan buket dalam pelukannya sambil beberapa kali menghirup aroma harumnya. Di sisi lain, Elvano memperhatikan jalanan di depannya sambil beberapa kali menoleh pada Vindreya sambil tersenyum.“Sayang banget gue nggak termasuk di antara banyaknya siswa kelas XII yang lulus tahun ini gara-gara depresi gue,” kata Elvano.Vindreya mengangkat wajahnya lalu menoleh pada Elvano. “Nggak apa-apa, El. Lo nggak perlu pikirin itu. Setelah ini, lo masih bisa lanjutin pendidikan lo yang tertunda itu.”“Lo bakal nunggu gue, ‘kan?”Alis Vindreya merapat. “Nunggu? Maksud lo?”Elvano tertawa kecil dan tampak sedikit malu-malu. “Lupain aja. Oh, iya. Tutup dong mata lo. Gue mau bawa lo ke suatu tempat.”&

    Last Updated : 2021-11-25
  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 119: Pangeran Hitam

    Waktu tak pernah peduli dengan apapun yang sedang dan harus dihadapi oleh setiap orang. Yang waktu tahu, dia tetap harus berjalan, mengganti hari kemarin menjadi hari ini, dan mengganti hari ini menjadi hari esok. Tipikal orang yang bergelut dengan waktu juga banyak. Ada orang yang memilih untuk menyerah dan mengakhiri semuanya, dengan harapan kehidupan berikutnya akan lebih baik dari kehidupannya saat ini. Ada yang memilih menunggu dengan sabar, mencoba untuk berdamai dengan waktu. Ada juga yang berjuang, terus mengejar apa yang dia mau bahkan hingga harus bermusuhan dengan waktu.Vindreya adalah tipikal yang menunggu dengan sabar, mencoba untuk berdamai dengan waktu, berharap suatu saat nanti kesabarannya akan dihadiahi oleh sang waktu dengan kembali menghadirkan sosok yang begitu dirindukannya selama ini, meskipun untuk saat ini harus berkali-kali disiksa oleh rindu dan menahan sakit dulu.Untunglah ada Hansa. Sahabat yang beg

    Last Updated : 2021-11-25

Latest chapter

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 139: END

    Sekitar lima menit kemudian akhirnya pengucapan janji suci pernikahan selesai. Kini tiba saatnya pemasangan cincin. Kenzo sedikit mengarahkan badannya ke kiri untuk mengambil cincin yang sejak tadi berada di atas meja di dekatnya dengan peti kecil nan indah sebagai bantalannya.Begitu cincin telah dia pegang, Kenzo kemudian kembali meluruskan posisi badannya menghadap Vindreya lalu memakaikan cincin itu di jari manis Vindreya. Sekarang giliran Vindreya yang mengambil cincin kemudian memakaikannya di jari manis Kenzo.“Sekarang, masing-masing mempelai silakan ucapkan sesuatu yang selama ini begitu ingin diungkapkan pada pasangannya,” ucap penghulu.“Vindreya Sanjaya,” ucap Kenzo sambil menatap dalam pada Vindreya. “Terima kasih karena sudah sangat membantuku untuk berada di jalan yang benar dan meninggalkan dunia kelam dan kejam itu. Terima kasih karena sudah mengajarkanku m

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 138: Pernikahan

    “Heh!” Freya dan Vindreya kompak sambil menatap tajam pada Gavin.“Eh, maaf. Salah ngomong saking bahagianya.”Vindreya mendengus kesal lalu mererat rangkulan tangannya di lengan Kenzo. Entah kenapa semakin banyak orang yang mengagumi Kenzo sekarang dan ini membuat Vindreya merasa posisinya sebagai calon istri Kenzo terancam.“Selamat datang, Kenzo. Tante seneng banget akhirnya bisa liat kamu lagi,” kata Freya dengan mata berkaca-kaca.Kenzo tersenyum hangat lalu mengangguk. “Iya, Om, Tante. Aku juga seneng banget bisa kembali ke sini. Makasih karena udah bersabar nunggu aku dan percaya bahwa aku akan kembali.”“Aaa, Kak Kenzo!” Rega tiba-tiba keluar dari barisan, berlari menuju teras dan memeluk Kenzo. “Astaga. Betapa kangennya aku sama salah satu makcomblang aku yang udah bantu aku n

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 137: Kabar Bahagia dan Penyambutan

    Mata Freya seketika membulat. “Ke—Kenzo bakal datang? Vindreya bener-bener nemuin dia?” Freya diam sejenak dengan pikiran kosong sebelum akhirnya berteriak seperti orang gila. “Yuhuuu! Hei-hei! Calon menantu aku udah mau datang!”Butik seketika heboh karena teriakan Freya, juga para karyawannya yang langsung meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari kecil menghampiri Freya. Wajar saja. Selama ini Freya memang selalu menceritakan tentang Kenzo kepada karyawannya, termasuk mengenai hilangnya Kenzo selama empat tahun ini.“Calon menantu yang Ibu maksud itu Kenzo, ‘kan?” tanya salah satu karyawan.Freya mengangguk dengan bersemangat dan senyum lebar.“Wah!” Para karyawannya ikut semringah.“Ssstt. Diem dulu. Aku mau telepon suami aku,” ucap Freya dan membuat seluruh karyawannya langs

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 136: Pulang

    Kenzo dan Vindreya berjalan beriringan masuk ke gedung kantor dan langsung menuju ke ruangan ayahnya Medika. Di sepanjang perjalanan, Vindreya begitu risau, takut jika ini semua tidak akan berjalan lancar.Tiba-tiba langkah kaki Vindreya terhenti sembari tangannya menarik lengan kanan Kenzo. Kenzo ikut berhenti dan menatap kekasihnya itu.“Kenapa?” tanya Kenzo.“Aku takut kalo ayahnya Medika nggak izinin kamu pergi. Aku takut kalo dia justru berpikir bahwa aku yang hasut kamu untuk ninggalin Bandung dan kembali ke Jakarta.”Kenzo tersenyum kecil dan paham ketakutan yang tengah dirasakan oleh Vindreya. “Kamu bilang, sekarang aku udah jadi lebih hangat dan lembut, ‘kan? Kemarin kamu juga udah ketemu dan ngobrol banyak sama Medika, ‘kan? Nah, sifat ayahnya Medika juga kurang lebih kayak gitu.”“Kamu

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 135: Mengingat Semuanya

    Kenzo menghela napas panjang. “Pantasan waktu itu kamu keliatan kaget dan bingung sama aku yang sekarang.”“Iya, karena kamu udah berubah jauh lebih baik, Ken. Kamu udah ada di titik terbaik dalam hidup kamu sekarang. Lupain aja masa lalu kamu. Kamu udah terlalu menderita selama ini dan ini waktunya kamu menikmati semua hasil perbuatan baik dan pengorbanan yang kamu lakuin di waktu itu.”Kenzo agak lama tak menjawab hingga akhirnya dia mengangguk pasrah dan tersenyum tipis. Tampak jelas dia sedang sangat berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya.“Ayo.” Kenzo meraih tangan Vindreya lalu mereka kembali berjalan menuju restoran.…Di restoran, di atas meja Kenzo dan Vindreya sudah tersaji makanan dan minuman yang mereka pesan hampir 10 menit yang lalu. Vindreya tampak sangat menikmati makanannya. Beberapa kali dia

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 134: Bersedia Membebaskannya

    Medika menggeleng pelan. “Aku dan ayah aku udah sama-sama nyaman dengan hadirnya Leo di dalam keluarga kami. Leo adalah orang yang mampu buat aku nggak frustasi lagi sama hidup aku. Dia sembuhin hati aku dan buat aku ngerasa bahwa cinta pada orang yang tepat itu benar-benar indah. Dia juga berjasa banget dalam membangun dan memajukan perusahaan ayah aku. Dia cepat belajar dan memahami semuanya dengan baik.”Setelah mendengar penjelasan dari Medika, mendadak Vindreya menjadi takut dan khawatir soal kelanjutan hubungannya dengan Kenzo. Jika Medika dan ayahnya sudah sesayang dan senyaman itu dengan Kenzo, lalu bagaimana caranya Vindreya untuk membawa Kenzo kembali ke Jakarta?Medika kembali menegakkan arah pandang wajahnya lalu melihat pada Vindreya yang tampak sedang memikirkan sesuatu dengan tatapan kosong. Medika paham. Sebagai sesama perempuan, Medika tahu apa yang akan menjadi ketakutan Vindreya setelah mendengar semua pe

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 133: Pembicaraan Vindreya dan Medika

    Vindreya mengambil tasnya yang tergeletak di atas tempat tidurnya lalu berlari kecil keluar rumahnya. Di luar sana, dia melihat Kenzo berdiri di depan mobil sambil tersenyum menatapnya. Vindreya ikut tersenyum lalu mengunci pintu rumahnya kemudian bergegas menghampiri Kenzo.“Pagi, Vin,” salam Kenzo.“Pagi, Ken,” balas Vindreya. Perhatiannya lalu teralihkan pada kursi depan di bagian penumpang. Ada seseorang di sana --- Medika.Kenzo ikut menoleh ke belakang, ke arah Medika. Laki-laki itu tersenyum setelah paham apa yang sedang dipikirkan oleh Vindreya.“Aku tinggal serumah bareng Medika. Itu sebabnya kami pulang-pergi kantor bareng,” kata Kenzo.“Eh?” Vindreya kaget. “Terus beberapa hari ini kamu selalu ke rumah aku tiap kali kamu selesai kerja. Itu ….”“Ak

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   132: Foto Masa Lalu

    “Dia cantik,” ucap Medika pelan.Vindreya yang bisa tahu bahwa Medika sedang merasa cemburu dengan melihat matanya hanya tersenyum kecil dengan sedikit perasaan tidak enak. “Makasih.”“Kalian mau ngobrol dulu biar lebih mengenal satu sama lain dan jadi akrab?” tanya Kenzo.“Em, mungkin nanti, Leo. Ini aku bawa beberapa berkas yang harus kamu periksa.” Medika menyerahkan beberapa berkas bermap kuning pada Kenzo.Kenzo menerima berkas itu. “Kapan deadlinenya?”“Jam 2 siang ini.”“Eh? Secepat itu?”“Iya. Berkasnya harus dipakai untuk rapat bersama pemimpin dari perusahaan lain hari ini.”Vindreya memegang lengan Kenzo lalu mereka saling bertatapan.“Nggak apa-apa, Ken. Kamu selesaiin aja dulu itu. Jalan-jalannya bisa nanti,” kata Vindreya yang tahu bahwa Kenzo ragu

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 131: Cerita Setelah Kecelakaan

    “Salah satu orang yang nyelamatin aku itu adalah orang yang nabrak aku, Vin. Namanya Medika. Katanya, waktu itu dia lagi ada urusan di Jakarta. Dia bawa mobil dalam kondisi frustasi dan nggak sengaja nabrak aku. Sebagai permintaan maafnya, dia dan ayahnya yang ngerawat aku.”“Mereka ngerawat kamu di Bandung?”“Iya karena mereka emang asal Bandung.”“Ini masih aneh, Ken. Kalo Medika nabrak kamu di Jakarta, kenapa dia malah ngerawat kamu di Bandung? Kenapa dia nggak berusaha untuk nyari kenalan kamu di Jakarta dulu?”Kenzo mengangkat lalu menurunkan bahunya sebagai isyarat jawaban ‘tidak tahu’. “Kamu teliti banget sampe nanya sedalam itu. Intinya waktu itu karena aku juga nggak ingat banyak tentang identitas lengkap aku, jadinya aku ngikut aja pas mereka mutusin untuk bawa aku ke Bandung. Kalo kamu masih pingin banget t

DMCA.com Protection Status