Suara Alex seperti memecah kedamaian pasar saat dia berteriak minta tolong karena dikejar ayam.Tapi untungnya si pemilik ayam berbaik hati dengan mengejar ayam itu sehingga Alex berada lagi dalam posisi aman.Dalam hati mengumpat, 'Mampus ... habis ini tuh ayam dipotong.'Alex yang sebesar tugu kabupaten takut dengan ayam?Memang begitulah. Dia tidak suka dengan hewan. Dia tidak suka apalagi jika dia malah dikejar-kejar seperti ini.Pokoknya Alex tidak suka. Entah itu ayam, entah itu dinosaurus. Dari makhluk paling kecil atau makhluk mitologi terbesar di muka bumi. Alex tidak suka semuanya. Napasnya terasa habis saat dia sudah melewati pedagang buah-buahan yang beberapa kiosnya masih tutup.Alex juga melihat pedagang pisang yang tadi disebutkan oleh bapak penjual daun pisang.Banyak pisang bergelantung di sana.Dari yang sebesar tanduk kerbau sampai yang sekecil jari kelingkingnya. Semua ada."Pak, ada pisang ...."Gawat!Alex lupa namanya. Pisang apa tadi yang diminta oleh Lara?"
âTidak Ada, Alex. Hanya ingin menjenguk Lara.âKarel tidak ingin membiarkan Alex menunggu jawabannya mengingat betapa dia itu adalah makhluk yang paling tidak sabaran di dunia ini.Alex menunjuk sekilas pada Lara yang terlelap di atas ranjang saat mengatakan, âSeperti yang kamu lihat, dia masih tidur.ââAkan aku tinggalkan bunganya di sini kalau begitu. Lara suka dengan bunga hortensia. Dia akan senang kalau melihat bunga ini nanti.ââAkan aku sampaikan ke Lara kalau kamu datang.âKarel menghela napasnya lalu memutar badan untuk berjalan pergi dari dalam kamar rawat Lara tapi langkahnya terasa berat, berat sekali. Niatnya ke sini karena ingin melihat Lara dan berbicara dengannya.Yang tak dia sangka, Alex ada di sini.Memangnya ... apa yang diharapkan oleh Karel?Alex adalah suaminya. Yang jelas akan ada di sini untuk menemani Lara. Tapi itu tak dia ekspektasikan karena Karel berpikir yang menjaga Lara itu adalah ibunyaâsejak Karel mendengar bahwa Lara sudah berbaikan dengan kedua oran
âWimanda Shiera Dwight?â Karel memastikannya dengan memanggil namanya.Shiera mengangguk dengan menjawab, âIya, saya.âSekarang, Karel tahu seperti apa wujud seorang perempuan yang pernah membuat Alex gila dan membuang serta mencampakkan Lara tanpa peri kemanusiaan.Seperti apa wujud perempuan yang lima tahun lalu lebih dicintai oleh Alex padahal Lara adalah istri yang sempurna.Dia di mata Karel ... hm ... tidak sebegitu cantiknya. Rambutnya bergelombang panjang dengan warna sedikit merah kecoklatan. Dia memiliki tindik di telinganya sebanyak beberapa biji. Bibirnya mengenakan lipstick berwana merah yang tak terlalu menyala.Pakaian yang dia kenakan tampak mahal. Dimulai dari baju hingga sepatu, from head to toe.Dan yang ada di dalam pikiran Karel saat ini adalah,âKenapa dia ke sini?âNanti sebentar lagi Karel akan tahu.âHalo, aku dokter Karel. Ada keluhan apa?ââAku mau hamil.âTiga kata yang membuat Karel membola kedua matanya. Ada seriak putus asa yang terpancar dari cara Shiera
Karel, pada akhirnya membiarkan Shiera pergi setelah mereka melakukan sesi konsultasi tentang kemandulan yang menjadi dugaan dasar kunjungannya ke tempat ini.Karel memandang kursi kosong yang berseberangan meja dengannya. Pasien sudah surut, tidak seramai sebelumnya.âKamu bisa pergi. Ada operasi caesar âkan?âSeorang dokter temannya yang juga bekerja di ruang Obgyn membuat Karel mengangkat wajahnya.âIya, Van. Thanks.ââSama-sama.âKarel beralih pergi meninggalkan ruangan. Mengingat pesan terakhirnya pada Shiera yang dia katakan dengan, âKamu bisa melanjutkan hidupmu nanti kalau misalnya kamu tahu bahwa mencintai tidak harus memiliki.âKalimat yang dia sampaikan setelah Shiera mengatakan jika dia mencintai lelaki itu makanya Shiera ingin dia kembali.Yang sebenarnya ... Karel pun tahu jika itu adalah sebuah kebohongan. Karena Shiera âmencintaiâ Alex itu hanya untuk mengambil uangnya saja.Bukankah sudah selama ini dia seperti itu?âKalau kamu cinta dengannya, kamu tidak akan pernah
Bibir mereka bertemu sepersekian lama, saling memagut. Memberi rasa manis saat Alex memutuskan untuk melakukan hal yang sama dengan memejamkan matanya dan memeluk pinggang Lara.Jika biasanya Alex yang menunduk untuk mencium Lara, tapi kini sebaliknya. Lara yang harus sedikit menunduk karena Alex sedang berlutut di depan dia duduk.Setelah Lara menarik wajahnya, dia menatap Alex yang sama sekali tidak beralih.âAku hanya bercanda, Alex. Karena sebelumnya kamu bertanya hal-hal yang polos dan terdengar lucu. Aku tidak tahu kalau responmu akan seperti ini. Maaf ... tapi seperti halnya yang kamu bilang kalau tidak ada orang lain yang kamu sukai di dunia ini selain aku, begitu juga sebaliknya. Tidak ada orang lain yang aku sukai di dunia ini selain kamu. You know me so well. You know that I love you first.ââYa, but I fall for you harder.âAlex membalasnya dengan tersenyum. Dia meraih tangan Lara, menggenggamnya dengan erat.âItu kalimat terpanjang yang belakangan ini aku dengar dari kamu,
Alex membuat Lara berbaring dengan nyaman di sini, di atas ranjang mereka yang hangat dan nyaman. Tetapi dengan hati-hati ketimbang yang biasanya Alex lakukan dengan cara menghempaskannya dengan penuh hasrat.Meski dia sekarang juga sama berhasratnya, tetapi dia menahan diri untuk memperlakukan Lara dengan lebih hati-hati.Mata mereka saling terkunci saat Alex tiba di atas Lara, menunduk dan sekali lagi menjatuhkan lehernya di ceruk leher Lara yang wangi.âAku belum ganti baju,â bisik Lara lirih seraya menoleh pada Alex yang masih di sini, betah berlama-lama.Yang tanpa sengaja gerakannya itu membuat Lara malah mencium telinganya.âTidak perlu ganti baju.âAlex membalasnya dengan sama lirih juga, menatap Lara dalam jarak sedekat ini, dengan hidung mereka yang saling bersentuhan, sebelum kembali mempertemukan bibir mereka.âTapi anak-anak belum tidur, Alex?âMemiliki kekhawatiran karena saat Lara naik tadi mereka mengatakan akan makan es krim terlebih dahulu.âSudah teratasi.âJawaban d
âApa yang kamu lakukan sih?!âLara kesal karena Alex selalu saja seperti ini.Dia itu kadang juga ceroboh di balik sikapnya yang perfeksionis.Lara meraih tangan Alex. Meletakkan jarinya yang terluka karena terkena gunting tanaman itu di pergelangan dress lengan panjang yang sedang dikenakan oleh Lara. Membiarkan darahnya berhenti lebih dulu kemudian barulah melepasnya.âMaaf, aku pikir aku bisa gunting bunganya.ââTidak usah ikut bantu gunting. Kalau jarimu terluka lagi bagaimana?ââKamu khawatir padaku, Lara?ââTidak!âAlex tertawa kecil. Padahal jelas-jelas wajah dan matanya itu khawatir tetapi dia masih sempatnya mengatakan tidak.âTidak sakit kok.â Alex berujar saat Lara mengambil gunting yang dia bawa dan menyisihkannya agar tidak meminta korban lainnya.âTidak sakit apanya? Tuh tadi kamu merintih kesakitan?ââRespon manusia saat kaget, Sayang. Jangan berlebihan begitu! Jauh lebih sakit dulu saat kamu tidak mau menerimaku.ââBerhentilah jadi mode buaya, dan berhentilah menggodaku
Lara turun dari pangkuan Alex saat dia melonggarkan tangannya.âNeo, sudah bangun, Sayang?âLara bertanya padanya yang masih muka bantal. Kesadaran belum sepenuhnya pulih tapi dia sudah berjalan ke sini.âSelamat pagi.âSelalu sopan dengan menundukkan kepalanya pada Lara dan Alex.âSelamat pagi.âLara dan Alex menjawabnya hampir bersamaan. Selagi Lara menepuk kepalanya saat mengatakan,âMama akan ambilkan susu kamu. Duduk dulu ya?ââThanks, Mom.ââYes, Sweety.âLalu Alex menarik kursi agar dia bisa duduk dengan mudah seraya bertanya,âMana Shen?ââSepertinya belum bangun.âMenjawab Alex lalu alisnya berkerut. Mata awasnya menangkap potret tak biasa di jari telunjuk sebelah kiri Alex yang tadi dibalut oleh Lara menggunakan plester luka.âJarinya Papa kenapa?âBibirnya menunjuk pada tangan Alex.âIni? Kena gunting pas potong bunga.ââPapa potong bunga?â tanyanya memastikan dia tak salah dengar.âIkut mama saja tadi, Neo.ââDapat berapa bunga?ââBaru mau satu. Tapi sudah kena jarinya Pap