“Ada apa memangnya di bibirmu?”Meski Lara tahu apa yang dimaksudkan oleh Alex, Lara pura-pura tidak tahu saja.Dia memandang Alex yang salah satu sudut bibitnya terangkat membentuk seringai. Memiringkan kepalanya, tak hentinya menatap Lara yang wajah mereka sangat dekat. Bahkan hidung mereka bisa bersentuhan jika Alex mengambil satu jarak lebih dekat dari yang sekarang.“Ada yang ... kamu tanyakan tadi.”“Apa?”“Jangan pura-pura.”“Aku tidak pura-pura. Kenapa kalau aku tanya sama kamu kamu bilangnya aku pura-pura. Orang tanya ‘kan artinya mereka tidak tahu, Alex.”“Hm ... kalau begitu kamu minta jawaban yang jelas?”“Mungkin ....”“Kalau begitu aku akan menjawabnya. Kamu tanya di bibirku ada apanya, ‘kan?”“Iya.”“Ada rasa coklat yang ingin kamu pastikan apakah manis atau tidaknya, Lara. Berhubung di cangkir sudah habis, jadi sebaiknya kamu menikmatinya dari bibirku saja. Bagaimana?”“Kalau aku tidak mau?”“Aku memaksa.”“Akh!”Lara terkejut sebab Alex dengan tanpa bebannya mengangkat
“Ada sesuatu, Nona Lara?”Lara tersadar dari ponselnya begitu mendengar pertanyaan yang datang dari balik kemudi. Dari Lim, salah satu bodyguard milik Alex.“Aku dapat pesan dari Nala yang bilang biar aku datang buat ketemu sama dia.”“Nona Lara akan bagaimana? Kami ada di belakang Nona Lara semua loh. Kami akan ikut ke manapun Nona Lara pergi.”Lim memandang Lara melalui kaca spion yang ada di atasnya.Lara sejenak menengok ke sekeliling. Lim tidak berbohong saat mengatakan demikian karena memang Lara dikelilingi oleh banyak lelaki yang siap menjadi perisai miliknya setelah Ibrani ditumbangkan lebih dulu.“Tidak perlu datang. Abaikan saja!”“Baiklah!”Tapi Lara tidak yakin jika nanti Nala menggunakan cara lain untuk menariknya keluar dari zona nyaman, dari sekitar Alex dan dari penjagaan orang-orangnya. Nala dan segala kelicikannya apalagi dengan bergabungnya Shiera di sisinya, akal bulus mereka jelas tidak bisa dianggap remeh.Oh, tunggu!Apa sebaiknya Lara menggunakan kesempatan ini
“Tidak mau dan tidak akan pernah, Nala!” tegas Lara menolak apa yang diinginkan oleh saudara kembarnya itu.“Kenapa tidak mau? Kamu mendapatkan apapun berkat aku lari di hari pernikahan itu, ‘kan? Kamu mendapatkan kekayaan dari Alex sudah lebih dari lima tahun, Lara.”“Kamu tahu kebenarannya.”Pupil mata Nala bergerak tidak nyaman saat mendengar Lara mengatakan ‘kamu tahu kebenarannya.’“Apa maksud kamu, Lara?”“Kamu tahu kebenaran kalau aku tidak hidup dengan bergelimang harta Alex selama ini. Kamu tahu aku menderita dengan membesarkan anak-anakku sendirian. Kamu tahu di mana aku tinggal. Kamu mengawasiku tanpa aku tahu, Nala. Bahkan surat tagihan hutang itu kamu alamatkan ke alamat rumah lamaku sebelum sampai di JS Group. Kamu tahu semua itu. Deritaku, bagaimana aku jungkir balik kamu tahu semuanya. Dan kenapa sekarang kamu bilang kalau lima tahun aku menikmati harta dari Alex.“Sial, kamu—““Kenapa tidak dari dulu saja kamu masuk dan mengambil semuanya? Kalau memang kamu yakin kamul
Lara duduk dengan meremas kedua tangannya, berhadapan dengan Nala yang tersenyum penuh kemenangan saat mereka menunggu kedatangan Alex ke The Spring Bloom seperti yang diminta oleh Nala sebelumnya.Drrt ... drrt ....Getar ponsel Lara membuatnya mengangkat telepon dengan segera, panggilan dari Alex.“Alex?”“Aku sudah sampai di private room nomor tujuh. Kamu di mana?”“Sebentar ya? Aku masih di kamar mandi. Kamu masuklah duluan!”“Iya, Sayang.”Setelah panggilan mereka mati, Lara melihat Nala yang merebut ponselnya dengan cepat.Lara melihat sendiri bagaimana kelicikan seseorang ada di level yang lain saat dia melihat Nala yang memberikan bantalan di perutnya. Yang telah dia sediakan seolah dia tahu jika sebelumnya Lara sudah pasti akan melakukan apapun yang dia inginkan.“Selamat tinggal, Lara! Aku akan jaga Alex dan jaga anak-anakmu dengan baik.”Nala mengedipkan sebelah matanya pada Lara lalu dengan percaya dirinya keluar dari sana setelah melakukan perbaikan pada make up yang dia k
Beberapa saat sebelum Nala masuk ke dalam jebakan Lara ........Kembali pada saat Lara membaca pesan dari Nala yang mengatakan agar mereka bertemu. Masih ingat jika Lara berpikir apakah sebaiknya dia datang dengan tanpa penjagaan orang-orang milik Alex termasuk Lim dan juga Jack?Saat itu Lara berpikir jika sebaiknya dia datang sendirian lalu mendengar yang ingin dikatakan oleh Nala, lalu pergi.Tetapi hal itu dia putar sejenak, dia mencari akal.“Lim,” Panggil Lara saat itu yang membuat Lim melirik melalui spion yang ada di atasnya. “Iya, Nona Lara?”“Bagaimana kalau sebaiknya kita datangi Nala saja?”“Nona Lara berubah pikiran?”“Tapi aku akan kasih tahu ini ke Alex dulu. Jadi biarkan kesannya aku mengabaikannya lalu aku yang mengajaknya bertemu.”“Ada yang Nona Lara rencanakan?”“Iya. Tapi aku harus menerima persetujuan dari Alex untuk bisa melanjutkan rencana ini.”Lim mengangguk saat membelokkan mobilnya di tikungan.“Iya, Nona Lara. Sampaikanlah dulu ke pak Alex! Kami siap mela
“Sial!”Nala mengambil bantalan yang semula dia letakkan di dalam perutnya karena ini sudah tidak ada gunanya lagi. Karena dia tidak bisa membohongi siapapun sebab Daniel juga tahu dan menemukan jawabannya bahwa dia bukanlah Lara.Nala yang tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana dari Alex telah mengukuhkan segalanya. Bahwa dia bukan Lara.Ya , memang itu benar!Siapa yang akan percaya jika dia adalah Lara sebab dia sendiri saja tidak tahu siapa nama lengkap Neo dan Shenina.Bukankah itu sangat konyol?“Kamu menyerah?” tanya Daniel seraya mendekat pada Nala yang membuang wajahnya dengan kesal. Tapi hal itu urung dilakukan oleh Nala karena Daniel menahan dagunya dengan menggunakan jari tangannya yang besar.“Never show me this ugly face! Kamu tahu kalau kamu harus tetap menjalankan peranmu sebagai wanita panggilanku, ‘kan? Jadi kamu harus menunjukkan wajahmu yang paling cantik, Nala!”Baru setelah itu Daniel melepasnya.Nala benar-benar tidak bisa berkutik.Dikata bagaimanapun, Nala t
Nala menjadi tawanan. Dia terbelenggu obsesi Daniel yang kini malah menempatkannya di dalam kamar.Rumahnya besar tetapi dia terpenjara di dalam sepetak kamar yang tak terlalu luas.“Brengsek ... dia menjebakku ternyata?”....Di luar, Daniel melihat pintu ruangan berdaun dua itu tertutup. Rahangnya menggertak. Keinginan memiliki Nala sangat besar. Obsesi rasanya bisa mengalahkan apapun di dalam dirinya.Tetapi dia tak bisa lakukan itu. Dia tidak bisa lakukan itu.Dia tidak bisa mengedepankan obsesinya terhadap Nala. Karena dia terikat kesepakatan dengan Alex.Yang jika dia mengingkarinya, dia akan hancur.Apa yang dia sepakati dengan Alex sebenarnya?....Kembali pada beberapa saat sebelumnya. Ini tentang ingatan Daniel yang kala itu mendapatkan panggilan dari Alex.....Malam itu, dia baru saja masuk ke dalam rumahnya setelah bertemu dengan beberapa rekan bisnisnya. Dia menuju ke dapur dan mengambil sebotol minuman beralkohol untuk melepaskan lelahnya yang rasanya hingga ke ubun-ubun
“Nanti kalau anak-anak belum tidur, kamu mau pakai baju seksi yang kemarin aku belikan?”Bisikan yang singgah di telinga Lara membuatnya merinding setengah mati.Itu karena Alex seperti sengaja membuat Lara salah tingkah sebab mereka masih ada di kursi belakang mobil yang dikemudikan oleh Jack.“Apa sih ah!”Lara berusaha menghindari Alex karena dia tidak yakin apakah yang dikatakan oleh Alex barusan itu dapat di dengar oleh jack ataukah tidak.“Kamu mendengarnya, Lara. Kenapa kamu harus bertanya untuk yang ke dua? Apa memang membuatku mengatakan kalimat yang ke dua itu adalah hobi kamu?”Lara mengerjapkan matanya beberapa kali, sedangkan Alex tersenyum dan matanya tampak sangat berbinar menyadari Lara gugup di waktu yang dia inginkan—yang sebenarnya itu adalah waktu yang tidak tepat sebab mereka masih ada di jalan.“Alex ... beri jarak sedikit loh!”Lara mencoba membuat jarak di antara mereka sebab Alex yang duduk di sisi kanan sangat memakan tempat dengan membuat Lara terdesak di sin