Beranda / Romansa / Membawa Kabur Benih Sang Majikan / Bab 39: Meminta agar Julies Kembali pada Daffa

Share

Bab 39: Meminta agar Julies Kembali pada Daffa

Penulis: Nhaya_97
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 14:09:55

Di malam hari. Fahri sudah pulang ke rumahnya. Pun dengan Daffa. Sudah masuk ke dalam kamar. Sementara Dara masih berada di dapur untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

Hatinya gusar. Ingin menemui Julies dan memberi tahu semuanya. Jika janin yang ia kandung bukanlah anak Daffa. Melainkan anak Daiva.

Masih ingin mengembalikan Daffa pada Julies. Walaupun harus merelakan rasa pedih bersarang di hatinya.

“Aku merasa berdosa karena sudah memisahkan Mbak Julies sama Mas Daffa. Mereka saling mencintai. Aku harus menyatukan mereka kembali,” gumam Dara sambil mengusapi perutnya.

“Di mana tempat tinggal Mbak Julies. Aku harus menemui Mbak Julies. Minta maaf dan bilang … kalau ini bukan anak Mas Daffa.”

Setelah selesai bergelut dengan pikirannya, akhirnya Dara masuk ke dalam kamarnya. Melihat sang suami yang sudah terlelap dalam tidurnya.

Tampak lelah. Ingin rasanya Dara membelai wajah Daffa. Tapi, tak mungkin ia lakukan. Daffa sedang dalam mode tidak baik-baik saja.

Pikirannya kalut. Sama de
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 40: Tapi itu Bukan Anakmu

    Julies tersenyum miring. “Begitu? Aku dengar, Daffa sudah tidak mencintaiku sebelum kamu hadir. Mungkin, saat aku berada di luar negeri, dia memang sudah tidak mencintaiku.“Bahkan, dia juga sudah menghamili perempuan lain. Itu artinya, sudah tidak ada cinta di hatinya Daffa untukku. Jangan seperti ini, Dara. Aku bisa mencari laki-laki lain, yang bisa menerima masa laluku.”Dara menggeleng. Air matanya sudah tak terbendung lagi. Bercucuran hingga membuat Julies mengusap dahinya.“Saya sangat merasa bersalah karena sudah menerima Mas Daffa menjadi suami saya. Seharusnya saya menolaknya.”“Kenapa? Daffa harus berani bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan sama kamu. Pulang, Dara. Daffa pasti mencarimu.”Dara menggeleng kembali. “Janin ini … janin ini, bukan anaknya Mas Daffa. Kakaknya Mas Daffa-lah yang sudah menghamili saya.“Saya seorang pembantu di rumah orang tuanya Mas Daffa. Kemudian, pria itu memperkosa saya. Hingga membuat saya hamil.“Ini bukan anak Mas Daffa, Mbak. B

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 41: Jangan Salahkan Julies

    Julies terdiam. Memang bukan Daffa yang sudah mengajaknya melakukan itu, tapi Julies.“Maafkan aku, Daff. Aku akan mengembalikan Dara ke kamu. Sepertinya dia masih berada di lingkungan taman saat Dara menemukanku di sana.”Daffa bergeming. Masa bodoh dengan ucapan Julies yang katanya akan menemukan Dara. Hatinya sudah terlanjur tak bisa untuk berkata lembut lagi padanya.“Dara wanita polos. Aku bisa melihat itu. Wajar kalau kamu mencintainya. Maaf, aku pikir dia bukan wanita baik-baik karena mau-maunya kamu hamilin.“Waktu itu aku marah karena dengar dari Cheryl, kalian menikah karena Dara sudah mengandung. Ternyata, dia hamil oleh suaminya Cheryl. Memangnya, Cheryl nggak tahu … soal ini?”Daffa menggeleng pelan. “Dia sudah berani mengusik hidupku. Lihat saja, aku juga akan membuat mereka tak bisa tidur dengan tenang!”“Kenapa kamu tidak memberi tahu jika anak itu adalah suaminya Cheryl? Dia punya niat jahat ke kamu dan Dara, Daff.”Pria itu mengembuskan napasnya dengan panjang. Lalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 42: Aku Mohon, Kembalilah

    Daffa menghela napasnya dengan lelah. “Nggak ada, Ma. Aku gak akan menikahi Julies. Aku tetap menjadi suami Dara.”Melawati mendengus kesal. Lalu melipat tangan di dadanya.“Lalu ... kenapa kamu berdiam diri di sini, bukannya cari Dara!”“Aku baru selesai nyari Dara, Ma. Tapi, belum bisa ditemukan. Mau lapor polisi lagi?”Melawati menggeleng. "Tidak perlu. Kamu yang harus tanggung jawab. Cari Dara sampai ketemu. Usia kandungannya sudah masuk lima bulan, Daffa!”“Iya, Mama. Aku tahu. Jangan bikin runyam lagi. Aku akan cari Dara sampai ketemu!”Kehadiran Melawati membuat Daffa semakin stress."Di mana kamu, Dara. Pulanglah. Aku merindukanmu," lirih Daffa sambil menjambak rambutnya.“Seandainya terjadi sesuatu pada Dara, Mama tidak akan pernah memaafkan kamu, Daffa!” seru Melawati kembali.“Udahlah, Ma. Jangan buat aku semakin pusing. Sekarang Mama pulang aja. Nanti kalau Dara sudah ditemukan, aku akan mengabari Mama.” Daffa mulai lelah dengan protes Melawati.Sementara perempuan itu han

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 43: Dia adalah Anakku

    Hanya membutuhkan waktu lima menit saja hingga akhirnya Dara tiba di minimarket itu.Sementara di seberang sana. Di bangku taman, Julies menghampiri Fahri. Dengan menghentakkan kakinya karena kesal.“Fahri!” panggil Julies pada sahabat Daffa yang tengah melamun, menatap kosong pohon-pohon hias di depannya.Fahri menoleh ke belakang. “Kenapa, Juls?”“Elo tuh, ya. Dari tadi bukannya pantengin si Dara, malah enak-enakan makan di sini.” Julies tampak kesal kepada Fahri.“Jangan kesel gitu ah. Nanti suka, lagi.” Fahri menggoda perempuan itu.Lantas membuat Julies memutar bola matanya dengan malas. “Ayok! Si Dara udah keluar tuh.”Fahri beranjak dari duduknya. Menarik tangan Julies dan melangkahkan kakinya dengan lebar. “Mana? Dara udah keluar? Mau ke mana dia?” tanya Fahri dengan semangat.Julies menunjuk Dara di seberang sana. “Masuk ke minimarket. Bener, kan. Si Dara ada di kontrakan itu. Hhhh ... untung gue pantengin terus ini kontrakan.”Julies berkacak pinggang sambil menatap punggung

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 44: Siuman

    Daffa menoleh pada Julies. “Sudah hampir dua bulan Daiva dan Cheryl menikah. Tapi, sampai sekarang mereka belum juga pamer soal kehamilan.”Julies mengerutkan keningnya. “Jadi … Cheryl belum hamil, sampai sekarang?”Daffa menggeleng kemudian tersenyum miring. “Cheryl punya rahasia yang disembunyikan dari Daiva dan keluarganya.”“Rahasia apa?” Julies kembali bertanya. Benar-benar penasaran dengan rahasia yang disembunyikan Cheryl.“Kok kamu bisa tahu, kalau Cheryl punya rahasia? Rahasianya, dia nggak bisa punya anak?” tanya Julies kembali.Daffa mengangguk. “Nanti, dia bakal tuduh Daiva kalau Daiva-lah yang nggak bisa dia kasih keturunan. Padahal, Daiva udah berhasil buat Dara hamil.“Anak ini akan jadi senjata untuk Daiva dan Cheryl agar berhenti mengganggu perusahaan Papa. Mereka berdua akan tahu akibatnya.“Daiva akan dipecat jadi menantu, kemudian Cheryl akan digunjing habis-habisan oleh orang tuanya karena sudah berani menuduh Daiva tidak bisa menghasilkan anak.“Sekali lagi aku l

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 45: Sudah punya yang Baru

    Perempuan itu menatap sayu sang suami. “Mas? Kenapa ada di sini?”“Kening kamu terbentur trotoar. Sampai pingsan dan berdarah. Dijahit, tiga jahitan.” Daffa menjelaskan kronologi kenapa Dara berada di rumah sakit.Ia baru ingat. Pikirannya langsung tertuju pada janin di perutnya. Lalu mengusapnya dengan cepat.“Mas … dia baik-baik aja, kan?” tanyanya dengan panik.Daffa mengangguk. Lalu mengusap sisian wajah Dara. “Dia baik-baik aja. Karena kamu melindunginya. Tangan kamu yang tergores. Tapi, hanya sedikit.”Dara melihat punggung telapak tangannya. “Syukurlah dia baik-baik aja.” Dara menoleh pada Daffa. “Kenapa Mas bisa tahu, saya ada di sana? Mas nyariin saya?”“Ada alasan lain, selain aku lagi nyari kamu? Kenapa sih, sering banget kabur kalau ada masalah? Kenapa nggak pernah mau dengarkan penjelasan aku dulu.”Dara menunduk. Takut pada Daffa yang dirasa tengah memarahinya.“Jangan nunduk. Aku lagi ngomong. Lihat aku dan dengarkan ucapanku!” kata Daffa dengan tegas.“Et dah si Daffa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 46: Kenapa harus Malu?

    Julies terhenyak. Sementara Fahri menoleh ke arah Daffa. Lalu mengulas senyumnya dengan lebar."Hati manusia selalu berubah-ubah, Daff. Gue ngomong kayak gitu karena gue masih cinta. Kayak elo gitu deh. Lama-lama terbiasa dengan nggak adanya orang yang dulu kita cinta."Untung saja, Fahri pandai bertutur kata. Sehingga saat mengungkapkan pernyataan tadi, Fahri tampak santai dan serius. Daffa mengangguk paham. Karena dia pun pernah berada di posisi Fahri.Ditinggal pergi begitu saja tanpa alasan jelas. Hanya saja, Daranya Fahri meninggal karena kecelakaan beruntun. Sementara Julies, pergi berobat ke luar negeri."Dara. Jangan pergi lagi hanya karena merasa bersalah. Kamu nggak salah, ingat itu! Semua sudah ketentuan Tuhan. Posisi kita sama kok. Menikah dengan orang yang bukan menyentuh kita untuk pertama kalinya."Julies kembali berbicara. Agar Dara mau mendengarkan, agar jangan pergi lagi dari hidup Daffa.Dia tahu betul bagaimana perasaan Daffa karena kehilangan Dara. Di hati Daffa h

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 47: Layani Aku

    Dara menunduk. Tak mampu menatap mata Daffa yang menatapnya dengan lekat. Dara tahu arti dari tatapan itu. Tatapan ingin menerkamnya.Daffa pun mengadahkan wajah Dara. "Look at me! Jangan berpikir aku orang asing, Dara. Aku suamimu. Kenapa terus seperti ini, seolah kita ini tidak saling mengenal."Dara mengulas senyum tipis. "Maaf, Mas. Tapi, jangan melihat saya seperti itu. Saya jadi takut."Daffa terkekeh mendengar ucapan jujur Dara. "Okay. Aku tidak akan menatapmu seperti tadi. Kamu malu, sebenarnya. Dilihat Fahri dan Julies."Kemudian Daffa menoleh ke arah Julies dan Fahri. Tengah menatapnya dengan mulut sedikit terbuka."Kenapa?" tanya Daffa pada Julies. Perempuan itu selalu menjadi pusat perhatian sebab tingkahnya yang lucu.Julies pun menutup mulutnya kembali. Lalu menggaruk pelipisnya karena salah tingkah."Ri. Kita pulang aja, yuk! Dara udah boleh pulang," ucap Julies mencari topik.Fahri mengangguk. Lalu beranjak dari duduknya. Mengh

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27

Bab terbaru

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Tamat

    Tujuh bulan kemudian.Julies tengah berjuang melahirkan seorang bayi yang masih berusaha mencari jalan keluar di bawah sana. Kini, mereka sudah berada di rumah sakit. Pun dengan Dara dan Daffa.Ingin melihat proses lahiran anak pertama Julies dan Fahri yang sudah menginjak usia sembilan itu. Dan mereka semua belum ada yang tahu, jika Julies sudah mengandung tiga bulan saat menikah dulu.Mereka hanya mengira jika Julies melahirkan secara prematur. Padahal, memang sudah memasuki bulan sembilan. Baik Julies maupun Fahri tak ada yang peduli. Mereka juga tidak memberi tahu jika Julies hamil sebelum menikah."Prematur, tapi bisa melahirkan secara normal, yaa." Daffa menggaruk belakang kepalanya. la bingung, karena Julies bisa melahirkan secara normal."Ngapain dibuat bingung sih, Mas. Syukur-syukur bayi dan ibunya sehat. Nggak usah aneh-aneh deh!" Dara kesal pada suaminya itu karena terus mengomentari Julies yang sedang berjuang melahirkan anak pertamanya di ruangan sana.Kemudian, pria itu

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Jangan Suudzon Dulu

    Prissa lantas menoleh cepat ke arah Daffa. "Maksud kamu apa, Daffa? Kenapa kamu ngomong kayak gitu? Aku hamil lho, Daff." Suara perempuan itu nyaris tenggelam karena menahan tangisnya.Julies menoleh padanya. "Sabar, yaa. Daffa emang gitu orangnya. Kita sama-sama korban ular jahat Daffa. Aku juga pernah hamil anaknya dia. Tapi, gak tanggung jawab tuh. Orangnya malah hamilin anak orang."Julies menepuk-nepuk bahu Prissa."Yaa gak bisa gitu dong, Juls. Masa gue harus rawat anak gue sendiri?" Prissa mulai kelabakan. Harinya tak tenang kala mendengar penolakan dari Daffa."Gue gak mau nikah sama elo, Prissa. Sampai itu anak brojol pun gue gak akan mau nikah sama elo!" pekik Daffa. Pria itu sudah mulai emosi.Hatinyä dikabut kemarahan yang tak bisa ia tahan lagi. Daffa yang super emosian itu lantas menggertak Prissa. Sehingga membuat perempuan itu menatap tajam ke arahnya."Berani berbuat, gak berani tanggung jawab!" sengal Prissa dengan suara menekan."Terserah elo! Terserah, mau ngomong

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Wajahnya Mirip Daiva

    Julies tertawa melihat adegan luar biasa itu. Saling memaki dan saling berteriak. Membuatnya tak bisa untuk berhenti tertawa."Fahri, Fahri. Lucu banget sih, kamu." Julies geleng-geleng kepala. sembari mengikuti langkah Fahri menuju ruangan USG.Tak lama setelahnya, Daffa dan Dara pun tiba di sana. Menghampiri Fahri dan Julies yang sedang melihat Prissa. Perempuan itu tidak bisa ke mana-mana karena diserbu oleh empat orang.Ditambah Dokter Ami yang mulai memeriksa kandungannya. Semakin tak bisa ke mana-mana. Hanya bisa pasrah kala Dokter Ami sudah mengolesi gel di atas perutnya."Hasil USG itu akurat "kan, Dok?" tanya Fahri pada Dokter Ami."Hampir seratus persen akurat. Kita lihat dulu ya, janinnya." Dokter Ami mulai memeriksa kandungan Prissa.Ditatapnya layar monitor tersebut. Yang hanya Dokter Ami yang tahu, maksud dari gambar yang ada di sana. Mereka hanya tahu jika janin itu memang benar-benar ada di sana."Berarti bener ya, Dok. Di perutnya ada bayinya," kata Julies sambil mena

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Ambil saja Anaknya

    Prissa yang memang sedang ingin meminta pertanggungjawaban kepada Daffa pun telah menyiapkan segalanya.Memberikan alat tes kehamilan itu kepada Dara. Agar perempuan itu tahu, jika Prissa benar-benar hamil anaknya Daffa."Ada USG-nya?" tanya Dara kembali.Daffa menoleh dengan cepat ke arah Dara. Pun dengan Prissa. la terlihat gelagapan kala Dara meminta hasil USG-nya."Waktu saya periksa kehamilan dulu, sekalian USG. Karena pengen lihat perkembangan anak saya di dalam sini." Dara menunjuk perutnya yang buncit itu.Daffa tersenyum miring mendengar ucapan Dara. "Tumben, pinter. Dapat ngajarin siapa sih?" Daffa malah mencubit hidung Dara."Dari Mbak Julies. Waktu dia hamil juga katanya di-USG. Kenapa Mbak Prissa nggak USG? Emangnya, Mbak gak mau lihat calon bayi Mbak?" tanya Dara kepada perempuan yang ingin merebut suaminya itu.Tak lama kemudian, Fahri dan Julies tiba dir rumah tersebut. Kemudian Julies menghampiri Dara. Lalu, mengulas senyumnya."Gimana-gimana? Prissa beneran hamil? An

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Panggilan dari Calon Istri Daffa

    Waktu sudah menunjuk angka lima sore. Dara pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. la melihat Daffa tengah meringkuk di atas tempat tidur. Namun, Dara hiraukan. Tetap melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.Ting!Notifikasi pesan masuk pada ponsel Daffa. Dengan malas, pria itu membuka pesan tersebut. Matanya memicing, melihat pesan masuk tersebut.Sebab, pesan masuk itu dari Prissa. Akan datang ke rumahnya untuk meminta pertanggungjawaban. Daffa memijat keningnya. Kemudian, menghubungi Fahri."Si Prissa udah mulai berulah, Ri. Dia mau ke sini. Minta tanggung jawab gue," kata Daffa setelah pria itu menerima panggilannya.Terdengar helaan napas di seberang sana. "Si Dara masih marah ke elo?" tanya Fahri."Ya. Bahkan lebih parah sejak menerima panggilan dari Prissa. Dia bener-bener nggak mau maafin gue. Malah, minta gue buat nikahin tuh orang."Katanya, gue aja tanggung jawab atas dia yang hamil bukan anak gue. Kenapa gue nggak mau tanggung jawab atas kehamilan Prissa yang jelas-j

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Kenapa Bodoh Sekali!

    "Apa yang harus aku lakukan, supaya kamu mau memaafkan kesalahanku, Dara? Apa yang bisa buat kamu memaafkan aku agar kamu bisa menerima semua perbuatan gila itu."Daffa kembali bersuara. Akan terus mengejar permintaan maaf dari Dara. Bahkan, ia rela melakukan apa saja, agar mau memaafkannya.Dara menoleh ke arah Daffa. "Tidak perlu. Mas Daffa tidak perlu melakukan apa pun. Semuanya sudah terjadi. Apa yang harus dilakukan?"Daffa bergeming. la hanya bisa menatap Dara dengan sayu. Hatinya teriris kala mendengar ucapan Dara. Terdengar sangat kecewa padanya."Jangan lengah, Daff. Si Prissa emang masih suka sama elo. Akan mencari cara agar bisa dapetin elo lagi. Sekarang, jangan pernah bertemu dengan dia sekali pun. Jauhi dia, jangan sampai elo ketemu lagi sama tuh orang."Ucapan Fahri membuat Daffa mengangguk dengan pelan. "Iya, Ri. Dari awal juga gue gak pernah mau ketemu sama dia lagi. Tapi, dia sendiri yang datang dan deketin gue."Fahri mengangguk. Lalu, menoleh ke arah Dara. "Kamu ja

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Kamu Berbeda, Dara

    "Tuh, kan. Apa kata gue juga. Dara punya penyakit shock. Denger berita yang bikin dia kaget, pasti langsung pingsan," kata Fahri sembari mengikuti Daffa yang tengah menggendong Dara. Yang akan membawanya ke rumah sakit."Jangan banyak omong. Bawa mobil. Ke rumah sakit sekarang juga?" titah Daffa kepada Fahri.Kemudian pria itu melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Untuk memeriksa kondisi Dara yang tiba-tiba tak sadarkan diri.Setibanya di rumah sakit, Dara langsung dibawa ke ruang IGD, untuk melakukan pemeriksaan."Kenapa lagi istrinya, Daffa?" tanya Dokter Ami sembari memeriksa kondisi Dara."Jatuh pingsan, Dok. Tiba-tiba, karena dengar kabar yang tidak mengenakkan" ucap Fahri memberi tahu.Dokter Ami menghela napasnya. "Kenapa selalu mendengar kabar yang tidak mengenakkan? Jangan pernah beri kabar tersebut, karena Dara memiliki sifat cenderung mudah terkejut."Saya rasa, ini ada kaitannya dengan pengalaman dia di masa lalu. Mungkin saat Dara tengah melamun, atau sedang memikirkan s

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 83: Pingsan

    "Dara ke mana sih? Kenapa nggak temenin Mama di sini?" tanya Daffa setelah menyadari jika istrinya tidak ada di sana."Mau mandi dulu katanya," jawab Melawati."Oh. Tadi olahraga dulu sih dia. Kemudian, Daffa menoleh kembali pada Melawati. "Mama ke sini mau ngomongin itu doang?"Melawati mengangguk. "Mama mau ke Amerika. Jenguk Daiva, sama Papa juga. Kamu dan Dara mau ikut juga, nggak? Sekalian babymoon.""Udah gede kandungannya, Ma. Harusnya bulan lalu. Dara gak bakalan mau pergi jauh-jauh. Terlalu cinta dengan Indonesia."Mama sama Papa aja yang pergi. Titip salam aja buat Daiva. Sekalian tanyakan, udah dapat jodoh lagi atau belum."Melawati memutar bola matanya dengan pelan. "Ya sudah kalau begitu. Mama dan Papa saja yang ke sana. Mau kasih kejutan."Melawati pun pamit pergi dari rumah anaknya.Lalu, Dara yang baru selesai mandi itu pun keluar sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. "Lho. Mamanya ke mana, Mas?" tan

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 82: Punyamu juga Kecil

    Fahri hanya mengulas senyumnya. Kemudian menggaruk hidungnya. "Mungkin gitu, Daff. Si Dara punya penyakit shock. Kayaknya itu penyakit lebih parah dari jantung deh."Bisa bikin pingsan orang dengan tiba-tiba. Sedangkan jantung.... biasanya bengek dulu Baru pingsan. Kalau shock, langsung pingsan saat itu juga.Daffa menoleh dan menatap Fahri dengan tajam. "Elo jangan nakut-nakutin gue dong! Kasih solusi yang bener. Jangan malah bikin makin runyam ini masalah."Fahri mengusap belakang kepalanya. "Hal gak guna, dan bikin gue selalu ikut campur dalam urusan elo. Bahkan, merelakan waktu gue buat kencan sama Julies. Gak seru kalau nggak bisa menemukan titik terangnya."Daffa mengangguk. "Bukan elo doang yang waktunya terbuang sia-sia. Gue juga.""Yang bikin masalah elo, Daffa. Wajar, kalau elo membuang waktu elo untuk ngurusin kayak beginian. Emang paling demen nyari penyakit elo tuh, yaa."Daffa menghela napasnya dengan panjang. Lalu, memijat ken

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status