Share

Bab 31: Menggoda Daffa

Author: Nhaya_97
last update Last Updated: 2024-07-27 09:00:46

Daffa merasakan kebenciannya terhadap Cheryl semakin mendalam. Wanita itu telah memberi informasi bohong kepada Julies, membuatnya percaya bahwa Daffa masih menunggunya.

Tanpa ragu, Daffa segera menghapus pesan dari Julies dan memblokir nomornya. Ia tak ingin Dara, istrinya, kembali bersedih karena kehadiran Julies.

Setelah menyimpan ponselnya di nakas, Daffa bertanya, "Aku dulu, atau kamu dulu yang mau mandi?"

Dara tersenyum kecil, "Saya dulu, ya. Soalnya mau siapin sarapan juga. Udah siang sih. Masih mau sarapan nggak, Mas?"

Daffa melirik jam di dinding, "Mau jam sepuluh, yaa. Aku ada urusan di kafe hari ini sama Fahri. Kamu nggak apa-apa kan, ditinggal sendiri di sini?"

Dara mengangguk, "Nggak akan lama, kan?"

Daffa menggeleng, "Nggak, kok. Kamu tenang aja. Paling cuma dua jam. Setelah itu langsung balik lagi ke sini."

Dara mengangguk dan segera beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, mandi wajib sete

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 32: Kedatangan Iblis

    "Gue nggak maruk. Gue juga nggak akan berikan Dara ke elo. Bahkan, gue juga nggak akan pindah hati lagi jika nanti Julies udah pulang. Dara istri gue. Derajatnya lebih tinggi dari apa pun."Fahri manggut-manggut. "Semoga aja nggak goyah. Agak terdengar tulus. Tapi nggak tahu. Jangan sakiti hati Dara, Daff. Elo ... kalau udah nggak sanggup, kasih ke gue aja."Dan Fahri masih terus berharap Daffa melepaskan Dara. Merasa kasihan pada nasib Dara. Dihamili oleh Daiva, menikah dengan Daffa. Pria yang masih ada sangkut pautnya dengan masa lalu.Yang belum selesai lantaran Julies masih menganggap Daffa kekasihnya. Fahri ingin membebaskan Dara dengan menjadi miliknya.Tapi, tidak semudah itu. Daffa mencintainya. Tak akan ia lepaskan begitu saja. Mereka baru menikah. Juga, tantangan baru akan mereka hadapi."Kalau elo udah nggak cinta, kenapa telihat frustasi kayak gini?" tanya Fahri. Curiga dengan ekspresi wajah Daffa yang terlihat gusar."Takut Julies nekad dan

    Last Updated : 2024-07-28
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 33: Mengalami Shock Berat

    Dara menggeleng. "Tolong lepaskan saya, Tuan. Jangan sakiti saya lagi. Silakan pulang, Tuan."Dara sudah tak kuasa menahan sakit di perutnya karena ulah Daiva yang sudah meremasnya dengan kasar.Kemudian pria itu menarik wajah Dara. Menatapnya dengan lekat. "Kamu tahu ... Daffa sudah memiliki kekasih? Dan, sebentar lagi akan pulang? Dan, kamu tahu ... Daffa sudah lulus kuliah? Julies akan menagih janjinya untuk menikah dengan Daffa."Dara menggeleng. "Mas Daffa sudah tidak mencintainya. Mas Daffa hanya mencintai saya. Biarkan saja jika Julies mau pulang. Mas Daffa akan memberi tahu semuanya."Dara terus berusaha untuk menahan rasa sakitnya itu.Saat Daiva hendak melancarkan aksinya, tiba-tiba bajunya ditarik lalu dihempas dengan kasar ke lantai.Mata Daiva terbelalak saat melihat Daffa datang dan menatapnya dengan nyalang.Bugh!Satu pukulan keras melayang pada sudut mata Daiva. Lalu, menarik kerah baju Daiva."Masih ber

    Last Updated : 2024-07-29
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 34: Marah Besar

    Daffa masuk ke dalam ruangan di mana Dara terbaring tak sadarkan diri. Matanya tertutup rapat, wajahnya tampak pucat. Membuat Daffa tak tega melihatnya.Lalu, ia mengusap lembut perut yang sudah membuncit."Baby. Jaga Mama dengan baik, ya. Terima kasih karena kamu masih mau bertahan di perut Mama. Papa janji, akan merawat dan menjaga Mama dengan maksimal."Daiva tidak akan bisa mengganggu kalian lagi. Papa janji. Dengan sekuat dan semampu Papa, akan selalu ada untuk kalian. Papa sayang kamu dan juga Mama."Daffa berbicara dengan bayi yang ada di dalam perut Dara. Berharap janin mendengar apa yang dia bicarakan.Tak lama setelahnya. Dara membuka matanya dengan pelan. Mengedarkan pandangan di sekitar ruangan berdominasi putih itu."Hai. Sudah bangun?" ucap Daffa dengan lembut."Mas ... dia baik-baik aja, kan?" tanyanya dengan lemah.Daffa mengangguk. "Dia baik-baik saja. Strong. Masih mau bertahan. Ingin dilahirkan olehmu."Dara mengulas senyum tipis. "Syukurlah kalau dia baik-baik saja

    Last Updated : 2024-07-30
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 35: Tempat yang akan Mereka Kunjungi

    Sambil menuangkan bubur ke dalam mangkuk, Daffa tak berkata apa pun. Sedang memahami ucapan Fahri yang diucapkan Julies."Semuanya udah terjadi. Gue dan Julies nggak ditakdirkan untuk bersama. Jodoh gue itu Dara. Bukan Julies. Hubungan lama nggak menjamin bakal berjodoh."Gue akan bilang kayak gitu ke Julies. Dia nggak bisa menyalahkan takdir. Salah dia juga karena pergi gitu aja. Kalau dia udah berani melakukan itu, artinya dia udah nggak mengharapkan kehadiran gue."Kenapa sekarang malah marah-marah, saat tahu gue udah menikah. Kalau dia nggak pergi gitu aja, gue juga pasti bakal nunggu dia. Tapi, semuanya udah jelas kalau dia salah."Nggak bisa salahkan gue karena gue udah menikah. Apalagi menyalahkan Dara. Maki-maki Dara. Gak akan gue biarkan dia melakukan itu ke Dara."Fahri manggut-manggut. Lalu menepuk bahu Daffa. Pria itu tak akan berpaling pada Julies. Tanggung jawab dia sekarang hanya akan melindungi Dara.Kemudian, Fahri kembali menerima panggilan dari Julies. Membuatnya me

    Last Updated : 2024-08-01
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 36: Nanti Aku Nyusul

    "Tapi, Mas. Ini honeymoon atau babymoon? Saya kan, lagi hamil. Mana ada honeymoon." Dara baru sadar, jika liburan untuk pertama kalinya ini membuatnya bingung.Dia baru menikah. Tapi sudah hamil. Pergi liburan ini, disebut apa. Honeymoon atau babymoon.Daffa terkekeh dibuatnya. "Double. Honeymoon dan babymoon. Dua-duanya sama aja. Sama-sama liburan."Dara mengangguk. "Iya, Mas. Mas Daffa bener. Tapi, Mas. Kok nggak bilang dulu ke saya, kalau mau liburan? Bener-bener dadakan, ya? Kenapa emangnya, Mas?"Tampaknya, Dara sedikit curiga pada Daffa yang dengan tiba-tiba pergi liburan. Padahal, sebelumnya Daffa tidak pernah membahas hal ini.Bahkan, Daffa tidak ada niat untuk liburan. Sebab, khawatir pada kondisi kehamilan Dara."Eeumm ... usul dari Fahri. Katanya, ajak kamu jalan-jalan. Biar nggak stress gara-gara kedatangan Daiva ke sini," ucap Daffa mencari alasan.Dan perempuan itu percaya begitu saja pada suaminya. Karena, Daffa tak pernah berbohong apa pun itu."Mas Fahri nggak ikut, M

    Last Updated : 2024-08-01
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 37: Cukup Sampai di Sini

    Dara pun keluar dari villa. Berlari kecil menuju kolam renang yang luas dan bersih. Benar-benar membuat Dara terkagum-kagum.Tak lama setelahnya, panggilan dari Fahri. Baru ditinggal sebentar saja, dia sudah menghubunginya."Ya kenap--""Gue tanya sekali lagi ke elo ya, Fahri. Di mana Daffa berada? Kenapa nomor gue diblokir? Kenapa dia nikah sama perempuan lain?"Suara teriakan Julies di seberang sana."Julies. Stop untuk mengharapkan Daffa. Dia udah bahagia sama istrinya. Jangan jadi boomerang di rumah tangganya Daffa. Cowok masih banyak di luaran sana yang mau sama elo, Julies." Fahri berusaha untuk memberi tahu Julies.Sementara Daffa hanya bisa memijat keningnya.Terdengar suara isakan tangis yang dikeluarkan Julies."Gue cuma mau ketemu sama Daffa aja, Fahri. Please. Kasih tahu gue, di mana dia sekarang? Di mana alamat rumah barunya sama perempuan itu?""Julies. Istrinya Daffa lagi hamil. Jangan bikin dia stress dengan kehadiran elo. Kasihan. Bisa keguguran nanti, kalau kebanyaka

    Last Updated : 2024-08-03
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 38: Mungkin telah Menyesal

    Tiba di rumah. Daffa memejamkan matanya. Melihat mobil Julies yang masih sama pada saat mereka masih menjalin hubungan.“Biar koper saya yang bawa, Mas. Mas Daffa temui Julies saja. Mobil Mas Fahri juga ada,” kata Dara mengambil alih koper yang ada di tangan Daffa.Kemudian perempuan itu melangkahkan kakinya sambil membawa koper. Masuk ke dalam tanpa menunggu Daffa terlebih dahulu.Saat tiba di dalam rumah. Julies menatap nanar wajah Dara. Kemudian menoleh pada bagian perut yang membuncit itu. Julies membuang napas jengah.Dara hanya memberikan senyum tipisnya. Lalu, melanjutkan langkahnya menuju kamar. Melewati Julies dan Fahri.Setelahnya, Daffa masuk ke dalam. Dan Julies menghampiri pria yang masih ia anggap sebagai kekasihnya. Namun telah menikahi wanita lain.Plak!!Julies menampar keras pipi Daffa. Menyalurkan semua amarahnya di sana. Air matanya sudah tak terbendung lagi.Sementara Daffa hanya pasrah. Terserah apa yang mau Julies lakukan padanya. Biarkan saja. Asal jangan perna

    Last Updated : 2024-08-04
  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 39: Meminta agar Julies Kembali pada Daffa

    Di malam hari. Fahri sudah pulang ke rumahnya. Pun dengan Daffa. Sudah masuk ke dalam kamar. Sementara Dara masih berada di dapur untuk mengisi perutnya yang keroncongan.Hatinya gusar. Ingin menemui Julies dan memberi tahu semuanya. Jika janin yang ia kandung bukanlah anak Daffa. Melainkan anak Daiva.Masih ingin mengembalikan Daffa pada Julies. Walaupun harus merelakan rasa pedih bersarang di hatinya.“Aku merasa berdosa karena sudah memisahkan Mbak Julies sama Mas Daffa. Mereka saling mencintai. Aku harus menyatukan mereka kembali,” gumam Dara sambil mengusapi perutnya.“Di mana tempat tinggal Mbak Julies. Aku harus menemui Mbak Julies. Minta maaf dan bilang … kalau ini bukan anak Mas Daffa.”Setelah selesai bergelut dengan pikirannya, akhirnya Dara masuk ke dalam kamarnya. Melihat sang suami yang sudah terlelap dalam tidurnya.Tampak lelah. Ingin rasanya Dara membelai wajah Daffa. Tapi, tak mungkin ia lakukan. Daffa sedang dalam mode tidak baik-baik saja.Pikirannya kalut. Sama de

    Last Updated : 2024-08-05

Latest chapter

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Tamat

    Tujuh bulan kemudian.Julies tengah berjuang melahirkan seorang bayi yang masih berusaha mencari jalan keluar di bawah sana. Kini, mereka sudah berada di rumah sakit. Pun dengan Dara dan Daffa.Ingin melihat proses lahiran anak pertama Julies dan Fahri yang sudah menginjak usia sembilan itu. Dan mereka semua belum ada yang tahu, jika Julies sudah mengandung tiga bulan saat menikah dulu.Mereka hanya mengira jika Julies melahirkan secara prematur. Padahal, memang sudah memasuki bulan sembilan. Baik Julies maupun Fahri tak ada yang peduli. Mereka juga tidak memberi tahu jika Julies hamil sebelum menikah."Prematur, tapi bisa melahirkan secara normal, yaa." Daffa menggaruk belakang kepalanya. la bingung, karena Julies bisa melahirkan secara normal."Ngapain dibuat bingung sih, Mas. Syukur-syukur bayi dan ibunya sehat. Nggak usah aneh-aneh deh!" Dara kesal pada suaminya itu karena terus mengomentari Julies yang sedang berjuang melahirkan anak pertamanya di ruangan sana.Kemudian, pria itu

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Jangan Suudzon Dulu

    Prissa lantas menoleh cepat ke arah Daffa. "Maksud kamu apa, Daffa? Kenapa kamu ngomong kayak gitu? Aku hamil lho, Daff." Suara perempuan itu nyaris tenggelam karena menahan tangisnya.Julies menoleh padanya. "Sabar, yaa. Daffa emang gitu orangnya. Kita sama-sama korban ular jahat Daffa. Aku juga pernah hamil anaknya dia. Tapi, gak tanggung jawab tuh. Orangnya malah hamilin anak orang."Julies menepuk-nepuk bahu Prissa."Yaa gak bisa gitu dong, Juls. Masa gue harus rawat anak gue sendiri?" Prissa mulai kelabakan. Harinya tak tenang kala mendengar penolakan dari Daffa."Gue gak mau nikah sama elo, Prissa. Sampai itu anak brojol pun gue gak akan mau nikah sama elo!" pekik Daffa. Pria itu sudah mulai emosi.Hatinyä dikabut kemarahan yang tak bisa ia tahan lagi. Daffa yang super emosian itu lantas menggertak Prissa. Sehingga membuat perempuan itu menatap tajam ke arahnya."Berani berbuat, gak berani tanggung jawab!" sengal Prissa dengan suara menekan."Terserah elo! Terserah, mau ngomong

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Wajahnya Mirip Daiva

    Julies tertawa melihat adegan luar biasa itu. Saling memaki dan saling berteriak. Membuatnya tak bisa untuk berhenti tertawa."Fahri, Fahri. Lucu banget sih, kamu." Julies geleng-geleng kepala. sembari mengikuti langkah Fahri menuju ruangan USG.Tak lama setelahnya, Daffa dan Dara pun tiba di sana. Menghampiri Fahri dan Julies yang sedang melihat Prissa. Perempuan itu tidak bisa ke mana-mana karena diserbu oleh empat orang.Ditambah Dokter Ami yang mulai memeriksa kandungannya. Semakin tak bisa ke mana-mana. Hanya bisa pasrah kala Dokter Ami sudah mengolesi gel di atas perutnya."Hasil USG itu akurat "kan, Dok?" tanya Fahri pada Dokter Ami."Hampir seratus persen akurat. Kita lihat dulu ya, janinnya." Dokter Ami mulai memeriksa kandungan Prissa.Ditatapnya layar monitor tersebut. Yang hanya Dokter Ami yang tahu, maksud dari gambar yang ada di sana. Mereka hanya tahu jika janin itu memang benar-benar ada di sana."Berarti bener ya, Dok. Di perutnya ada bayinya," kata Julies sambil mena

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Ambil saja Anaknya

    Prissa yang memang sedang ingin meminta pertanggungjawaban kepada Daffa pun telah menyiapkan segalanya.Memberikan alat tes kehamilan itu kepada Dara. Agar perempuan itu tahu, jika Prissa benar-benar hamil anaknya Daffa."Ada USG-nya?" tanya Dara kembali.Daffa menoleh dengan cepat ke arah Dara. Pun dengan Prissa. la terlihat gelagapan kala Dara meminta hasil USG-nya."Waktu saya periksa kehamilan dulu, sekalian USG. Karena pengen lihat perkembangan anak saya di dalam sini." Dara menunjuk perutnya yang buncit itu.Daffa tersenyum miring mendengar ucapan Dara. "Tumben, pinter. Dapat ngajarin siapa sih?" Daffa malah mencubit hidung Dara."Dari Mbak Julies. Waktu dia hamil juga katanya di-USG. Kenapa Mbak Prissa nggak USG? Emangnya, Mbak gak mau lihat calon bayi Mbak?" tanya Dara kepada perempuan yang ingin merebut suaminya itu.Tak lama kemudian, Fahri dan Julies tiba dir rumah tersebut. Kemudian Julies menghampiri Dara. Lalu, mengulas senyumnya."Gimana-gimana? Prissa beneran hamil? An

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Panggilan dari Calon Istri Daffa

    Waktu sudah menunjuk angka lima sore. Dara pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. la melihat Daffa tengah meringkuk di atas tempat tidur. Namun, Dara hiraukan. Tetap melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.Ting!Notifikasi pesan masuk pada ponsel Daffa. Dengan malas, pria itu membuka pesan tersebut. Matanya memicing, melihat pesan masuk tersebut.Sebab, pesan masuk itu dari Prissa. Akan datang ke rumahnya untuk meminta pertanggungjawaban. Daffa memijat keningnya. Kemudian, menghubungi Fahri."Si Prissa udah mulai berulah, Ri. Dia mau ke sini. Minta tanggung jawab gue," kata Daffa setelah pria itu menerima panggilannya.Terdengar helaan napas di seberang sana. "Si Dara masih marah ke elo?" tanya Fahri."Ya. Bahkan lebih parah sejak menerima panggilan dari Prissa. Dia bener-bener nggak mau maafin gue. Malah, minta gue buat nikahin tuh orang."Katanya, gue aja tanggung jawab atas dia yang hamil bukan anak gue. Kenapa gue nggak mau tanggung jawab atas kehamilan Prissa yang jelas-j

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Kenapa Bodoh Sekali!

    "Apa yang harus aku lakukan, supaya kamu mau memaafkan kesalahanku, Dara? Apa yang bisa buat kamu memaafkan aku agar kamu bisa menerima semua perbuatan gila itu."Daffa kembali bersuara. Akan terus mengejar permintaan maaf dari Dara. Bahkan, ia rela melakukan apa saja, agar mau memaafkannya.Dara menoleh ke arah Daffa. "Tidak perlu. Mas Daffa tidak perlu melakukan apa pun. Semuanya sudah terjadi. Apa yang harus dilakukan?"Daffa bergeming. la hanya bisa menatap Dara dengan sayu. Hatinya teriris kala mendengar ucapan Dara. Terdengar sangat kecewa padanya."Jangan lengah, Daff. Si Prissa emang masih suka sama elo. Akan mencari cara agar bisa dapetin elo lagi. Sekarang, jangan pernah bertemu dengan dia sekali pun. Jauhi dia, jangan sampai elo ketemu lagi sama tuh orang."Ucapan Fahri membuat Daffa mengangguk dengan pelan. "Iya, Ri. Dari awal juga gue gak pernah mau ketemu sama dia lagi. Tapi, dia sendiri yang datang dan deketin gue."Fahri mengangguk. Lalu, menoleh ke arah Dara. "Kamu ja

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Kamu Berbeda, Dara

    "Tuh, kan. Apa kata gue juga. Dara punya penyakit shock. Denger berita yang bikin dia kaget, pasti langsung pingsan," kata Fahri sembari mengikuti Daffa yang tengah menggendong Dara. Yang akan membawanya ke rumah sakit."Jangan banyak omong. Bawa mobil. Ke rumah sakit sekarang juga?" titah Daffa kepada Fahri.Kemudian pria itu melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Untuk memeriksa kondisi Dara yang tiba-tiba tak sadarkan diri.Setibanya di rumah sakit, Dara langsung dibawa ke ruang IGD, untuk melakukan pemeriksaan."Kenapa lagi istrinya, Daffa?" tanya Dokter Ami sembari memeriksa kondisi Dara."Jatuh pingsan, Dok. Tiba-tiba, karena dengar kabar yang tidak mengenakkan" ucap Fahri memberi tahu.Dokter Ami menghela napasnya. "Kenapa selalu mendengar kabar yang tidak mengenakkan? Jangan pernah beri kabar tersebut, karena Dara memiliki sifat cenderung mudah terkejut."Saya rasa, ini ada kaitannya dengan pengalaman dia di masa lalu. Mungkin saat Dara tengah melamun, atau sedang memikirkan s

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 83: Pingsan

    "Dara ke mana sih? Kenapa nggak temenin Mama di sini?" tanya Daffa setelah menyadari jika istrinya tidak ada di sana."Mau mandi dulu katanya," jawab Melawati."Oh. Tadi olahraga dulu sih dia. Kemudian, Daffa menoleh kembali pada Melawati. "Mama ke sini mau ngomongin itu doang?"Melawati mengangguk. "Mama mau ke Amerika. Jenguk Daiva, sama Papa juga. Kamu dan Dara mau ikut juga, nggak? Sekalian babymoon.""Udah gede kandungannya, Ma. Harusnya bulan lalu. Dara gak bakalan mau pergi jauh-jauh. Terlalu cinta dengan Indonesia."Mama sama Papa aja yang pergi. Titip salam aja buat Daiva. Sekalian tanyakan, udah dapat jodoh lagi atau belum."Melawati memutar bola matanya dengan pelan. "Ya sudah kalau begitu. Mama dan Papa saja yang ke sana. Mau kasih kejutan."Melawati pun pamit pergi dari rumah anaknya.Lalu, Dara yang baru selesai mandi itu pun keluar sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. "Lho. Mamanya ke mana, Mas?" tan

  • Membawa Kabur Benih Sang Majikan   Bab 82: Punyamu juga Kecil

    Fahri hanya mengulas senyumnya. Kemudian menggaruk hidungnya. "Mungkin gitu, Daff. Si Dara punya penyakit shock. Kayaknya itu penyakit lebih parah dari jantung deh."Bisa bikin pingsan orang dengan tiba-tiba. Sedangkan jantung.... biasanya bengek dulu Baru pingsan. Kalau shock, langsung pingsan saat itu juga.Daffa menoleh dan menatap Fahri dengan tajam. "Elo jangan nakut-nakutin gue dong! Kasih solusi yang bener. Jangan malah bikin makin runyam ini masalah."Fahri mengusap belakang kepalanya. "Hal gak guna, dan bikin gue selalu ikut campur dalam urusan elo. Bahkan, merelakan waktu gue buat kencan sama Julies. Gak seru kalau nggak bisa menemukan titik terangnya."Daffa mengangguk. "Bukan elo doang yang waktunya terbuang sia-sia. Gue juga.""Yang bikin masalah elo, Daffa. Wajar, kalau elo membuang waktu elo untuk ngurusin kayak beginian. Emang paling demen nyari penyakit elo tuh, yaa."Daffa menghela napasnya dengan panjang. Lalu, memijat ken

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status