Akhir pekan sudah habis, kini sudah berganti hari, di mana semua orang terasa malas untuk bekerja ataupun bersekolah, karena masih lelah atau belum puas dengan hari liburnya. Namun, mau tidak mau mereka harus pergi bekerja atau ke sekolah. Tidak semua orang malas dengan hari senin, ketiga kembar terlihat bersemangat untuk pergi ke sekolah. Apalagi hari ini ada ujian sekolah! " Kakak kalau nanti soal ujiannya susah apakah boleh menyontek?" Ucap Xhaqella pagi itu ketika mereka sedang bersiap siap ke sekolah. Huft! Xaquil hanya bisa menghela napas dengan berat, adiknya semalam tidak belajar, karena mereka pulang sudah agak malam dari rumah Ayahnya. " Sayang, ibu tidak mengajari kalian untuk berbuat curang ya, jawab sesuai dengan kemampuan Qella saja, ibu tidak masalah meskipun kamu mendapatkan nilai Nol, tapi yang penting jangan berbuat curang. Kejujuran adalah harga mati" ucap El tegas saat mendengar anak perempuannya mau nyontek. Dia tidak ingin anak anaknya mengandalkan saudara
Gaina dan Daren sudah sampai di kantor polisi, dia kemudian menuju ruangan di mana dia bisa bertemu dengan Ambar. Meskipun ada sedikit deg-degan dalam hatinya. Tapi Gaina sudah siap dengan segalanya. Dia tidak akan kalah sedikitpun oleh Ambar.“ Bibi apakah mau saya temani atau mau sendiri” ucap Daren bertanya pada Gaina.“ Aku sendiri tidak masalah, Daren! Bibi kuat, karena ada kamu yang akan selalu menjaga Bibi, lagi pula di sini ada pengawasan, saya rasa Ambar tidak akan berani berbuat macam macam” ucap Gaina sambil tersenyum.“ Baiklah, saya di keluar ya Bi, ingat! Jika ingin melampiaskan rasa kesalnya bisa langsung tampar, jambak atau pukul dia” ucap Daren sambil terkekeh. Dia langsung keluar dari ruangan itu, tapi dia tetap memantau ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh Ibunya Sean.Gaina langsung duduk menunduk sambil memainkan ponselnya.Sementara itu, Ambar duduk termenung di sudut gelap ruang tahanan, kepalanya sedang berputar putar. Dia mulai mengingat apa yang sudah d
Daren tersenyum puas saat mengintip Gaina menghajar Ambar, bahkan Ibunya Sean berhasil mengintimidasi Ambar. ' Nah, seperti itulah cara memperlakukan orang yang sudah membuat kita hancur. Meskipun itu masih sangat kurang. Jika aku diposisi Bibi Gaina, pasti aku akan menguliti dia dan langsung menyiramnya dengan air garam dan cuka' batin Daren kemudian terkekeh. Entah kenapa, meskipun yang disakiti orang lain tapi Daren merasakan sakit pada dadanya. Atau mungkin ini efek lelah dari mengurus masalah keluarga Hill.Tidak lama kemudian Gaina keluar dengan wajah yang tenang, walaupun ada sedikit kemarahan yang tersisa di wajahnya, namun dia tetap tenang dan anggun. " Bibi apakah sudah selesai bertemu dengan Ambar" ucap Daren menyambut kehadiran Gaina. " Sudah, Bibi juga sudah lampiasin kemarahan Bibi padanya. Meskipun tidak akan mempu mengganti semua yang telah hilang dalam hidup saya. Kita bisa melakukan secara bertahap, tapi Bibi heran dengannya. Sudah sampai di detik seperti ini, Am
Semakin siang, suasana restauran semakin padat, banyak pelanggan yang rela antri berjam jam. Entahlah, mungkin saja makanan di restauran ini sangat lezat. Makanya semua orang berbondong bondong untuk mengisi meja dan memesan makanan. Jerry merasa beruntung karena dia datang sebelum pelanggan membeludak. Jika tidak, maka dia akan berada di antara antrian panjang itu. " Aku akui makanan di restauran ini memang sangat premium. Jadi tidak heran antriannya mengular. Tapi kenapa pemiliknya tidak mengembangkan di daerah lain. Sangat disayangkan jika hanya buka ini saja. Padahal jika mau geser dikit, apalagi sampai ke pusat kota, pasti pemiliknya akan menjadi kaya raya" gumam Jerry sambil mengunyah makanan dengan pelan pelan. Sesekali dia melihat ke arah pintu seolah olah menunggu orang yang datang. " Tapi ini kenapa kebanyakan yang datang ke sini adalah wanita, jangan bilang saya salah tempat, tidak mungkinkah jika tempat ini dikhususkan untuk wanita?" Ucap Jerry sedikit panik saat meliha
Waktu terus berjalan dengan begitu cepat, restauran yang tadi ramai kini sudah mulai bisa teratasi, itu karena sang pemilik restaurant yang ikut campur dalam melayani pelanggan. Kini sang pemilih sudah bisa bersantai di ruangan miliknya. " Bos, apakah ada yang aneh, kenapa Bos terlihat sangat waspada. Apakah telah terjadi sesuatu" ucap asisten yang biasa membantu di restauran miliknya, sekaligus orang yang selalu mengantar dia kemana mana." Bukankah pelanggan di meja nomor 13 sangat aneh, dia seorang pria makan sendirian, bukankah biasanya tidak ada yang mau makan di saat siang hari, sejak saya masuk dia sudah ada di sana, tapi hingga sekarang masih duduk di sana" ucapnya sambil melihat ke luar kaca. Dari dalam ruangan mereka berdua bisa melihat ke luar, tapi orang luar tidak bisa melihatnya. " iya saya juga melihatnya Bos, sepertinya dia sangat menyukai makanan di tempat ini, sejak tadi dia memesan makanan banyak. Bahkan mulutnya tidak berhenti mengunyah. Bersyukur ya Bos, ada jug
" Ada apa Tuan ingin bertemu dengan saya, apakah kita pernah bertemu sebelumnya" Ucap Nando dengan datar, dia sudah menekan rasa cemasnya saat menghadapi Jerry." Halo Tuan Jaden, Perkenalkan nama Saya Jerry dan....Deg!" Sepertinya Tuan salah mengenali orang lain, nama saya Nando bukan Jaden" ucap Nando memotong ucapan Jerry dengan cepat. Dia menyuingkan senyumnya. ' Siapa orang ini dan kenapa dia bisa menyebut aku dengan nama Jaden?' Lanjut Nando dalam hatinya. " Oh Maaf kalau begitu, aku tidak sengaja menyebut Tuan Nando dengan Jaden. Karena saya teringat jika wajah Tuan sangat mirip dengan Jaden teman saya" ucap Jerry sambil terkekeh. Pembohong besar! " Lalu ada apa Tuan ingin menemui saya, apakah hanya karena wajah saya mirip dengan teman Tuan. Jika demikian saya akan kembali ke dalam, karena saya masih banyak pekerjaan" ucap Nando datar. " Bukan itu sebenarnya saya ingin menemui Tuan, sejak tadi saya sudah mencoba menu di restauran Tuan Nando dan rasanya sangat luar biasa.
Sean menunggu ibunya di halaman depan, dia khawatir dengan keadaan ibunya yang hari ini pergi mengunjungi Ambar dan Marco. Tapi hingga siang seperti ini ibunya belum pulang. Bahkan sejak tadi Sean bolak balik menjalankan kursi rodanya. " Tuan, mending masuk, jangan khawatirkan Nyonya Gaina, Bibi yakin jika dia akan baik baik saja, apalagi dia perginya dengan Tuan Daren. Mungkin Tuan Daren mengajak Nyonya Gaina ke suatu tempat" ucap Bi Asih yang sejak tadi menemani Sean. Bahkan Bibi sepertinya sangat tidak nyaman saat melihat Sean yang mondar mandir seperti seterikaan. " Justru itu Bi, Saya Khawatir karena dia perginya dengan Daren, pasti anak itu sedang merencanakan balas dendam padaku. Dia ingin membuat aku kesal, dengan menculik ibuku" ucap Sean sambil cemberut. Bibi Asih terkekeh melihat Sean yang cemberut seperti anak kecil. " Perasaan Tuan Muda saja itu, Mungkin Nyonya Gaina biar bisa beradaptasi lagi dengan kehidupan kota. Atau mungkin sedang membuat Ambar dan Marco menerima
Setelah pulang dari makam, Daren mengajak Gaina ke sekolah kembar karena sudah jam pulang. Hari ini mereka sedang ujian tengah semester. Jadi mereka pulang lebih awal dari biasanya.Sampai di Bale International School, Daren memasuki halaman sekolah setelah dilakukan pemeriksaan untuk bisa masuk.“ Sekolah ini aman kan Nak, Bibi khawatir jika ada orang yang jahat dan mengunakan kembar untuk mengancam Sean ataupun kalian” tanya Gaina pada Daren.“ Aman Bi, selain itu saya juga menempatkan penjaga di dalam, itu salah satunya tukang sapu” ucap Daren sambil menunjuk seseorang yang sedang mengunakan topi sedang memegang sapu. “ Dia anak buah saya sekaligus bantu membersihkan sekolah” lanjut Daren.Gaina langsung melihat ke arah orang yang ditunjuk oleh Daren. Dia tersenyum senang, keamanan untuk cucunya sangat berlapis.“ Syukurlah jika seperti itu, yang terpenting keselamatan anak anak, jangan sampai ada dendam yang berkelanjutan" ucap Gaina, dia tidak mau ada sesuatu yang tidak menyenang
Waktu terus berlalu, kehidupan terus berjalan seperti biasanya. Aktivitas yang sama membuat mereka tidak terlalu menyadari jika waktu sudah berjalan dengan begitu cepat. Tapi itulah kehidupan yang datang dan pergi. Rizky dan Kevin sudah menjalani tes DNA beberapa bulan yang lalu, dan hasilnya 99,9999% mereka berdua adalah sepasang kakak dan adik. Kevin sangat senang. Dia tidak masalah jika adiknya tidak mengingatnya. Toh dia dan Rizky sudah akrab. Dan karena Kevin tidak mau mengecewakan Ibunya Rizky, Kevin menambahkan nama Rizky pada nama Keenan. Dan juga Ibunya Rizky kini menjadi satu keluarga dengan Kevin. Kevin membatalkan adopsi yang dilakukan oleh Gandhi, karena mempertimbangkan ibu angkat Rizky. Dan Gandhi dan juga Erni senang dengan pilihan Kevin. Karena sekarang semuanya keluarga apapun yang terjadi. Meskipun tidak satu kartu keluarga, tapi Gandhi dan Erni tetap menganggap Kevin anaknya. Begitupula dengan Rizky. Meskipun Rizky sudah punya rumah, tapi Kevin meminta Rizky dan
Semua orang juga bingung, ketika ketiga orang mengklaim Rizky adalah Keenan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena Rizky juga menunjukan kebingungan yang jujur. Tidak dibuat buat. " Ky, apakah kamu benar benar bukan Keenan?" Ucap Joe yang memang dekat dengan Rizky. " Ya Tuhan Bos! Bos kan tahu kehidupan saya, dan juga Bos yang menemukan saya saat itu. Data pribadi saya juga Bos yang pegang" ucap Rizky. Sementara ibunya Rizky terharu melihat ketiga orang yang memeluk anaknya. Anak yang selama ini dia rawat dan juga merawatnya, kini menemukan keluarganya. Sedangkan Rizky masih bingung dan mulai menyingkir, apalagi saat Kevin mulai memeluk dan menciumi dirinya. " Maaf Tuan, jangan berlebihan, saya masih lelaki normal" ucap Rizky kemudian bersembunyi dibelakang ibunya, saat Kevin memeluknya dengan erat." Ibu apakah Rizky anak kandung ibu?" Ucap Joe biar semuanya segera kelar. Jika Rizky adalah Keenan. Kenapa anak itu tidak mengingat sama sekali. Reaksi bingung dan takut mem
Malam telah tiba, satu persatu para pengawal masuk ke halaman rumah Sean. Wajah mereka terlihat sangat ceria. Karena baru kali ini mereka berkumpul dengan bebas. Halaman depan samping dan juga belakang terisi semua oleh para anak buah yang berkumpul. Keluarga Hill hanya mengundang keluarga mereka, tidak ada orang lain selain keluarga. Karena memang acara ini adalah acara keluarga. Kevin sedang berada di balkon lantai satu ditemani Xaquil. Dia terus menatap gerbang. Semua orang yang masuk tidak luput dari mata Kevin. Jantungnya bergetar, deg-degan menantikan sosok yang dia tindukan. Namun hingga kini dia belum menemukan sosok yang mungkin tidak asing baginya. Huft! Dia menghela napas saat belum ada yang masuk lagi melewati gerbang utama. " Apakah ada jalan masuk selain gerbang utama, Xaquil" ucap Kevin sambil terus menatap gerbang. " Khusus malam ini hanya gerbang itu, apakah paman belum menemukan kemiripan dengan Paman Keenan sejak tadi" ucap Xaquil sambil melirik Kevin. Kevin
Jerry menghampiri Rizky yang saat ini sedang berada di rumah bersama ibunya. Terkadang Jerry iri melihat kehidupan Sahabat barunya, karena Rizky selalu terlihat bahagia, meskipun dia hidup tidak bergelimang harta. Rizky terlalu menyayangi ibunya yang sudah renta. Padahal Rizky masih tergolong sangat muda, tapi ibunya sudah terlihat sangat tua. " Nak Jerry, masuk dulu, jangan di luar pagar, apakah kalian berdua akan pergi" ucap Ibu Rizky sambil membuka pagar supaya Jerry bisa masuk. " Terima kasih Ibu, tapi malam ini kita semua diundang oleh keluarga Hill, jadi Ibu juga harus datang, Saya ingin menyampaikan pesan ini. Karena ponsel Rizky tidak aktif" ucap Jerry menyalami tangan Mama Rizky. " Oh ada acara apa, Rizky ada di dalam, sejak tadi dia memang membantu ibu untuk membuat kebun di belakang rumah" ucap Ibu Rizky kemudian memanggil anaknya. Setelah masalah ini, Rizky memutuskan untuk membeli rumah di perumahan yang dijaga ketat oleh Satpam. Dia tidak mau ibunya diculik seperti w
Pagi itu Kevin dan Jaden sedang bersama, Jaden menceritakan semua yang terjadi pada Kevin. Bagaimana dia bisa terpisah dari Keenan, dan bersembunyi dimana dia selama ini. " Maafkan aku Kevin, aku tidak bisa menjaga amanah kamu, aku kehilangan Keenan, padahal kamu berkorban untuk Mama" ucap Jaden dengan penuh penyesalan. " Tidak perlu menyalahkan diri, aku tahu pasti sangat sulit, kita terus dikejar oleh penjahat itu jadi hilangnya Keenan adalah bagian takdir dari Tuhan. Yang penting sekarang kita cari Keenan bersama sama" ucap Kevin. Dia tahu Jaden tidak mungkin sengaja meninggalkan adiknya begitu saja. Semuanya pasti sangat berat, harus hidup dalam persembunyian. " Aku sudah meminta bantuan sama si kembar supaya bisa menemukan keberadaan Keenan" ucap Jaden. " Apakah bayi bayi kecil itu bisa menemukan, karena yang menghubungi aku selama ini juga kedua bayi itu. Tapi bukanlah itu tidak masuk akal" ucap Kevin dia sulit percaya, jika kedua bayi itu yang bisa menemukan mereka semua.
Erni masih tidak bisa percaya jika dia bisa berkumpul dengan anak dan juga suaminya. Begitupula dengan yang lainnya. Perjalanan hidup mereka kini semakin berwarna, dengan berkumpulnya keluarga besarnya. Erni masih tidak bisa lepas dari anak anaknya. Dia tidak berhenti untuk mencium Joe, dan itu membuat Joe malu. " Kakak Ipar!" Ucap Gaina mendekati Erni, sejak tadi Erni masih belum terbiasa melihat banyak orang dia masih belum sadar jika Gaina, adik iparnya masih hidup. Erni menoleh dan terkejut saat melihat Gaina, meskipun berpuluh tahun lamanya tidak bertemu dan Gaina mengunakan penutup mata, tapi Erni masih bisa mengenali adik iparnya. " Gaina! Itu kamu? Kenapa bisa..." ucap Erni sambil mengucek matanya berkali kali. " Kakak Ipar, ini aku, maafkan aku, gara gara Kak Gandhi menyelidiki kematianku, kalian jadi hancur..." ucap Gaina kemudian memeluk Erni, mereka berdua menangis sesunggukan. Sebenarnya jika pun Erni marah dia juga berhak. Tapi melihat adik iparnya yang matanya hila
Di atas sana langit sudah sangat merah keemasan, karena matahari sudah hampir menyentuh garis cakrawala.Magic hour!Begitulah kebanyakan orang menyebutnya.Si kembar si paling penikmat matahari terbit dan terbenam, saat ini mereka berada di halaman rumah kediaman Hill. Selalu hening saat menikmati pemandangan. Xhaqella tampak menengadahkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Sementara angin mempermainkan ramput panjangnya.' Tuhan terima kasih sudah mengabulkan doa aku selama ini. Sekarang aku sudah punya keluarga yang banyak, dan saling menyayangi kita dan juga yang lainnya. Tuhan Engkau sangat Maha Kaya. Untuk itu hari ini aku akan berdoa meminta lagi. Jangan anggap aku serakah Ya Tuhan, jika boleh aku ingin meminta Ayah dan Ibu bersatu kembali. Kikislah rasa trauma ibu, dan turunkanlah ego dan gengsi Ayah. Tapi aku tidak mau ada pengorbanan yang besar, seperti kehilangan mereka atau hal yang menyakitkan,..Aamiiin' doa Xhaqella dalam hatinya.' Ya Tuhan, Terima kasih atas berk
Kevin dan Mama Erni sudah sampai di kota tempat tinggal keluarga Hill, mereka semua masih proses lending. Kevin tampak berkaca kaca matanya, dia akhirnya menginjakan kakinya lagi di kota ini, tempat kelahirannya. Hal yang kemarin tidak pernah Kevin bayangkan, bisa kembali lagi ke sini.' Akhirnya aku kembali, sekarang tanpa rasa takut lagi. Papa dan Mama aku kembali, tapi hanya berdua dengan Mama Erni, adik hilang. Tapi Kevin janji akan mencari Keenan' batin Kevin sambil melihat ke luar jendela. Melihat gumpalan awan yang sudah ada semburat merahnya karena kena sorot cahaya matahari. Suasana yang sangat indah, yang selalu Kevin rindukan.Tidak hanya Kevin yang hanyut dalam lamunannya. Erni juga merasakan hal yang sama. Dia merasa seperti terlahir kembali, kesehatan mentalnya sudah membaik, meskipun belum seratus persen pulih. Dan mungkin tidak akan pernah bisa sembuh. Penyakit mental berbeda dengan penyakit biasa, yang bisa disembuhkan dengan meminum obat.' Puluhan tahun aku pergi m
Di tempat lain, keadaan juga tidak jauh beda dengan Ambar dan Vero. Vio juga mendapatkan ganjaran yang sangat mengerikan. Meskipun Vio tidak dipenjara oleh pihak berwajib, namun dia lebih mengenaskan nasibnya. Bagaimana tidak! Saat ini dia sedang di pasang rantai lehernya dan di taruh di sebuah tempat yang sangat sempit. Keadaan Vio juga sudah sangat tidak terlihat seperti manusia, wajahnya penuh dengan luka. Setiap hari dia disiksa. Tap! Tap! Tap!Suara langkah mendekati ke dalam sel milik Vio, dia sudah tidak berdaya. Bahkan sudah ratusan kali dia memohon untuk dibunuh saja, namun tidak ada yang bisa mengabulkan.Vio mengangkat kepalanya dan melihat Robin dan Vinsen datang. " Robin, terakhir kali aku mengatakan jika aku bukan wanita yang kamu maksud. Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak, tapi kamu membuat orang yang seharusnya mendapatkan hukuman, bebas diluar sana. Aku adalah Violetta, aku tidak pernah berbohong" ucap Vio berharap Robin mau mendengarkan apa yang dia k