Daren tersenyum puas saat mengintip Gaina menghajar Ambar, bahkan Ibunya Sean berhasil mengintimidasi Ambar. ' Nah, seperti itulah cara memperlakukan orang yang sudah membuat kita hancur. Meskipun itu masih sangat kurang. Jika aku diposisi Bibi Gaina, pasti aku akan menguliti dia dan langsung menyiramnya dengan air garam dan cuka' batin Daren kemudian terkekeh. Entah kenapa, meskipun yang disakiti orang lain tapi Daren merasakan sakit pada dadanya. Atau mungkin ini efek lelah dari mengurus masalah keluarga Hill.Tidak lama kemudian Gaina keluar dengan wajah yang tenang, walaupun ada sedikit kemarahan yang tersisa di wajahnya, namun dia tetap tenang dan anggun. " Bibi apakah sudah selesai bertemu dengan Ambar" ucap Daren menyambut kehadiran Gaina. " Sudah, Bibi juga sudah lampiasin kemarahan Bibi padanya. Meskipun tidak akan mempu mengganti semua yang telah hilang dalam hidup saya. Kita bisa melakukan secara bertahap, tapi Bibi heran dengannya. Sudah sampai di detik seperti ini, Am
Semakin siang, suasana restauran semakin padat, banyak pelanggan yang rela antri berjam jam. Entahlah, mungkin saja makanan di restauran ini sangat lezat. Makanya semua orang berbondong bondong untuk mengisi meja dan memesan makanan. Jerry merasa beruntung karena dia datang sebelum pelanggan membeludak. Jika tidak, maka dia akan berada di antara antrian panjang itu. " Aku akui makanan di restauran ini memang sangat premium. Jadi tidak heran antriannya mengular. Tapi kenapa pemiliknya tidak mengembangkan di daerah lain. Sangat disayangkan jika hanya buka ini saja. Padahal jika mau geser dikit, apalagi sampai ke pusat kota, pasti pemiliknya akan menjadi kaya raya" gumam Jerry sambil mengunyah makanan dengan pelan pelan. Sesekali dia melihat ke arah pintu seolah olah menunggu orang yang datang. " Tapi ini kenapa kebanyakan yang datang ke sini adalah wanita, jangan bilang saya salah tempat, tidak mungkinkah jika tempat ini dikhususkan untuk wanita?" Ucap Jerry sedikit panik saat meliha
Waktu terus berjalan dengan begitu cepat, restauran yang tadi ramai kini sudah mulai bisa teratasi, itu karena sang pemilik restaurant yang ikut campur dalam melayani pelanggan. Kini sang pemilih sudah bisa bersantai di ruangan miliknya. " Bos, apakah ada yang aneh, kenapa Bos terlihat sangat waspada. Apakah telah terjadi sesuatu" ucap asisten yang biasa membantu di restauran miliknya, sekaligus orang yang selalu mengantar dia kemana mana." Bukankah pelanggan di meja nomor 13 sangat aneh, dia seorang pria makan sendirian, bukankah biasanya tidak ada yang mau makan di saat siang hari, sejak saya masuk dia sudah ada di sana, tapi hingga sekarang masih duduk di sana" ucapnya sambil melihat ke luar kaca. Dari dalam ruangan mereka berdua bisa melihat ke luar, tapi orang luar tidak bisa melihatnya. " iya saya juga melihatnya Bos, sepertinya dia sangat menyukai makanan di tempat ini, sejak tadi dia memesan makanan banyak. Bahkan mulutnya tidak berhenti mengunyah. Bersyukur ya Bos, ada jug
" Ada apa Tuan ingin bertemu dengan saya, apakah kita pernah bertemu sebelumnya" Ucap Nando dengan datar, dia sudah menekan rasa cemasnya saat menghadapi Jerry." Halo Tuan Jaden, Perkenalkan nama Saya Jerry dan....Deg!" Sepertinya Tuan salah mengenali orang lain, nama saya Nando bukan Jaden" ucap Nando memotong ucapan Jerry dengan cepat. Dia menyuingkan senyumnya. ' Siapa orang ini dan kenapa dia bisa menyebut aku dengan nama Jaden?' Lanjut Nando dalam hatinya. " Oh Maaf kalau begitu, aku tidak sengaja menyebut Tuan Nando dengan Jaden. Karena saya teringat jika wajah Tuan sangat mirip dengan Jaden teman saya" ucap Jerry sambil terkekeh. Pembohong besar! " Lalu ada apa Tuan ingin menemui saya, apakah hanya karena wajah saya mirip dengan teman Tuan. Jika demikian saya akan kembali ke dalam, karena saya masih banyak pekerjaan" ucap Nando datar. " Bukan itu sebenarnya saya ingin menemui Tuan, sejak tadi saya sudah mencoba menu di restauran Tuan Nando dan rasanya sangat luar biasa.
Sean menunggu ibunya di halaman depan, dia khawatir dengan keadaan ibunya yang hari ini pergi mengunjungi Ambar dan Marco. Tapi hingga siang seperti ini ibunya belum pulang. Bahkan sejak tadi Sean bolak balik menjalankan kursi rodanya. " Tuan, mending masuk, jangan khawatirkan Nyonya Gaina, Bibi yakin jika dia akan baik baik saja, apalagi dia perginya dengan Tuan Daren. Mungkin Tuan Daren mengajak Nyonya Gaina ke suatu tempat" ucap Bi Asih yang sejak tadi menemani Sean. Bahkan Bibi sepertinya sangat tidak nyaman saat melihat Sean yang mondar mandir seperti seterikaan. " Justru itu Bi, Saya Khawatir karena dia perginya dengan Daren, pasti anak itu sedang merencanakan balas dendam padaku. Dia ingin membuat aku kesal, dengan menculik ibuku" ucap Sean sambil cemberut. Bibi Asih terkekeh melihat Sean yang cemberut seperti anak kecil. " Perasaan Tuan Muda saja itu, Mungkin Nyonya Gaina biar bisa beradaptasi lagi dengan kehidupan kota. Atau mungkin sedang membuat Ambar dan Marco menerima
Setelah pulang dari makam, Daren mengajak Gaina ke sekolah kembar karena sudah jam pulang. Hari ini mereka sedang ujian tengah semester. Jadi mereka pulang lebih awal dari biasanya.Sampai di Bale International School, Daren memasuki halaman sekolah setelah dilakukan pemeriksaan untuk bisa masuk.“ Sekolah ini aman kan Nak, Bibi khawatir jika ada orang yang jahat dan mengunakan kembar untuk mengancam Sean ataupun kalian” tanya Gaina pada Daren.“ Aman Bi, selain itu saya juga menempatkan penjaga di dalam, itu salah satunya tukang sapu” ucap Daren sambil menunjuk seseorang yang sedang mengunakan topi sedang memegang sapu. “ Dia anak buah saya sekaligus bantu membersihkan sekolah” lanjut Daren.Gaina langsung melihat ke arah orang yang ditunjuk oleh Daren. Dia tersenyum senang, keamanan untuk cucunya sangat berlapis.“ Syukurlah jika seperti itu, yang terpenting keselamatan anak anak, jangan sampai ada dendam yang berkelanjutan" ucap Gaina, dia tidak mau ada sesuatu yang tidak menyenang
Satu minggu telah berlalu, semuanya masih terlihat sama, aktivitas juga itu itu saja, sesuai dengan jabatan masing masing. El juga semakin sibuk dalam memimpin Hill Corporation, kembalinya El membuat dunia bisnis menjadi berwarna. Dalam sekejab Hill Corporation sudah menunjukan peningkatan yang signifikan. Saat Ini El mengandeng Deon sebagai asistennya. Apalagi Deon juga jago dalam hal perkomputeran.Dengan bergabungnya Deon kembali, El jadi tidak terlalu lelah, karena Deon sangat bisa diandalkan.Tok!Tok! " Masuk" seru El dia tahu jika Deon yang mengetuknya. " Nyonya El di bawah sedang ada keributan, dan sepertinya serius. Ini melibatkan Tuan Vincen" ucap Deon sambil mendekati meja El. Meskipun dia dulu berteman dengan El, tapi Deon tetap sopan dan memanggil El dengan sebutan Nyonya." Ada keributan apa memangnya, bukankah Tuan Vincen tamu kita, dia ribut dengan siapa? Apakah staff kami yang ada di lobby tidak mengijinkan dia masuk, atau kamu lupa memberitahukan pada pihak Lobby j
Zea langsung melotot dia terkejut saat mendengar jika wajah yang dia gunakan adalah wajah dari penipu yang saat ini menjadi buronan. Ia tidak menyangka akan menjadi seperti ini, hal yang sangat menyebalkan. Zea benar marah, karena ditipu seperti ini.' Kurang ajar sekali Sean, aku sumpahin kamu menderita seumur hidupmu, aku tidak terima dengan semua ini, aku tidak mau dijadikan tahanan oleh Robin ataupun Vincen. Dia orang yang sangat kejam, aku tidak mau!' Batin Zea dengan tangan saling meremas. Dia sangat ketakutan, ingin meminta tolong pada El, tapi wajah El terlihat sangat datar.' Mungkinkan El bisa menolong aku? Aku harus membuat El mempercayaiku seperti dulu, Dia akan luluh dengan wajah kasihan dan air mata' batin Zea, kemudian menunjukan wajah ketakutan dan air mata.' Aku jadi penasaran apa lagi yang akan dilakukan oleh wanita munafik yang satu ini, inilah yang aku tunggu, orang seperti dia memang tidak pantas di kasih kesempatan. Harusnya dia bertobat, meminta maaf padaku, t