Sean menunggu ibunya di halaman depan, dia khawatir dengan keadaan ibunya yang hari ini pergi mengunjungi Ambar dan Marco. Tapi hingga siang seperti ini ibunya belum pulang. Bahkan sejak tadi Sean bolak balik menjalankan kursi rodanya. " Tuan, mending masuk, jangan khawatirkan Nyonya Gaina, Bibi yakin jika dia akan baik baik saja, apalagi dia perginya dengan Tuan Daren. Mungkin Tuan Daren mengajak Nyonya Gaina ke suatu tempat" ucap Bi Asih yang sejak tadi menemani Sean. Bahkan Bibi sepertinya sangat tidak nyaman saat melihat Sean yang mondar mandir seperti seterikaan. " Justru itu Bi, Saya Khawatir karena dia perginya dengan Daren, pasti anak itu sedang merencanakan balas dendam padaku. Dia ingin membuat aku kesal, dengan menculik ibuku" ucap Sean sambil cemberut. Bibi Asih terkekeh melihat Sean yang cemberut seperti anak kecil. " Perasaan Tuan Muda saja itu, Mungkin Nyonya Gaina biar bisa beradaptasi lagi dengan kehidupan kota. Atau mungkin sedang membuat Ambar dan Marco menerima
Setelah pulang dari makam, Daren mengajak Gaina ke sekolah kembar karena sudah jam pulang. Hari ini mereka sedang ujian tengah semester. Jadi mereka pulang lebih awal dari biasanya.Sampai di Bale International School, Daren memasuki halaman sekolah setelah dilakukan pemeriksaan untuk bisa masuk.“ Sekolah ini aman kan Nak, Bibi khawatir jika ada orang yang jahat dan mengunakan kembar untuk mengancam Sean ataupun kalian” tanya Gaina pada Daren.“ Aman Bi, selain itu saya juga menempatkan penjaga di dalam, itu salah satunya tukang sapu” ucap Daren sambil menunjuk seseorang yang sedang mengunakan topi sedang memegang sapu. “ Dia anak buah saya sekaligus bantu membersihkan sekolah” lanjut Daren.Gaina langsung melihat ke arah orang yang ditunjuk oleh Daren. Dia tersenyum senang, keamanan untuk cucunya sangat berlapis.“ Syukurlah jika seperti itu, yang terpenting keselamatan anak anak, jangan sampai ada dendam yang berkelanjutan" ucap Gaina, dia tidak mau ada sesuatu yang tidak menyenang
Satu minggu telah berlalu, semuanya masih terlihat sama, aktivitas juga itu itu saja, sesuai dengan jabatan masing masing. El juga semakin sibuk dalam memimpin Hill Corporation, kembalinya El membuat dunia bisnis menjadi berwarna. Dalam sekejab Hill Corporation sudah menunjukan peningkatan yang signifikan. Saat Ini El mengandeng Deon sebagai asistennya. Apalagi Deon juga jago dalam hal perkomputeran.Dengan bergabungnya Deon kembali, El jadi tidak terlalu lelah, karena Deon sangat bisa diandalkan.Tok!Tok! " Masuk" seru El dia tahu jika Deon yang mengetuknya. " Nyonya El di bawah sedang ada keributan, dan sepertinya serius. Ini melibatkan Tuan Vincen" ucap Deon sambil mendekati meja El. Meskipun dia dulu berteman dengan El, tapi Deon tetap sopan dan memanggil El dengan sebutan Nyonya." Ada keributan apa memangnya, bukankah Tuan Vincen tamu kita, dia ribut dengan siapa? Apakah staff kami yang ada di lobby tidak mengijinkan dia masuk, atau kamu lupa memberitahukan pada pihak Lobby j
Zea langsung melotot dia terkejut saat mendengar jika wajah yang dia gunakan adalah wajah dari penipu yang saat ini menjadi buronan. Ia tidak menyangka akan menjadi seperti ini, hal yang sangat menyebalkan. Zea benar marah, karena ditipu seperti ini.' Kurang ajar sekali Sean, aku sumpahin kamu menderita seumur hidupmu, aku tidak terima dengan semua ini, aku tidak mau dijadikan tahanan oleh Robin ataupun Vincen. Dia orang yang sangat kejam, aku tidak mau!' Batin Zea dengan tangan saling meremas. Dia sangat ketakutan, ingin meminta tolong pada El, tapi wajah El terlihat sangat datar.' Mungkinkan El bisa menolong aku? Aku harus membuat El mempercayaiku seperti dulu, Dia akan luluh dengan wajah kasihan dan air mata' batin Zea, kemudian menunjukan wajah ketakutan dan air mata.' Aku jadi penasaran apa lagi yang akan dilakukan oleh wanita munafik yang satu ini, inilah yang aku tunggu, orang seperti dia memang tidak pantas di kasih kesempatan. Harusnya dia bertobat, meminta maaf padaku, t
Hari hari terus berlalu dengan begitu cepat, aura cerah dan bahagia kini menghampiri keluarga Hill terutama Sean. Dia sudah bisa berjalan lagi, meskipun dia juga masih harus melanjutkan terapinya begitu pula dengan Joe. Hari yang kemarin gelap menutupi hidupnya kini sudah mulai terang karena ada banyak cahaya yang menyinarinya.Marco dan Ambar juga sudah menjalani hukuman, dengan bantuan Daren dan juga yang lainnya membuat kasus Marco dan Ambar masih bisa di proses meskipun sudah puluhan tahun. Karena kejahatan Marco sangat berat, dalam rentan waktu itu Marco dan Ambar juga malakukan kejahatan lain. Jadi kini keduanya divonis penjara seumur hidup. Sedangkan Vero di penjara dua puluh tahun, karena dia menunjukan penyesalan, apalagi dia melakukan hal itu juga ada dorongan dari Marco. Entah benar atau memang Marco yang mengambil beban Vero supaya tidak dipenjara seumur hidup.Kini keluarga Hill sudah terang terangan tampil di publik, meskipun mereka juga harus berhati hati, mungkin saja
di supermarket Sean masih was was sambil terus melirik kedua anaknya. Xhaqella wajahnya sudah cemberut, apa yang ingin dia makan dibalikin ke rak oleh kakaknya, dengan alasan mengandung banyak gulalah, MSG-lah dan juga bahan bahan yang berlebihan lainnya. Sementara rata rata semua yang di pajang juga mengandung kedua bahan tersebut." Ini kalau begini caranya bisa seharian di supermarket, siapa yang mau cek satu persatu komposisi dari semua produk di sini" gumam Sean dengan lirih." Kalau begitu beli juice boleh kali ya kak" ucap Xhaqella mencoba bersabar." Juice mending bikin sendiri lebih sehat, mending jangan beli minuman yang kemasan deh. Itu sangat berbahaya, kita konsultasikan pada kakak dulu, kalau tidak sehat tidak perlu" ucap Xavier. " Masa semuanya tidak boleh, tidak sehat? Terus apa gunanya mereka menjualnya di sini? Banyak kok orang yang minum, tapi tetap saja mereka sehat, tuh" ucap Xhaqella kesal. " Memangnya mereka bilang kamu kalau sakit, Tidak kan? Kita tidak bisa
Hari libur kali ini El lebih santai, karena kedua anak kembarnya sedang bersama dengan Ayahnya. Dia hanya berdua dengan anak sulungnya, setelah masalah selesai, Daren dan Mama nya kembali ke rumahnya.El berjalan memasuki kamar anaknya, dia membuka pintunya dengan pelan pelan. Terlihat Xaquil masih terlelap dengan tubuh dibungkus selimut tebal. Sementara di sisi ranjangnya laptop masih terbuka. Sepertinya Xaquil tidur malam makanya jam segini belum bangun. Jendela belum di buka, jadi kamar masih dingin karena AC." Sudah dibilangin kalau malam jangan bergadang ini anak bandel ya, apa coba yang dikerjain ini anak, jangan bilang membobol perusahaan orang lain lagi. Untung saja tidak ketahuan" ucap El sambil menggelengkan kepalanya. Dia merasa anak sulungnya sudah sangat dewasa. " Padahal dia masih bocah segini, tapi rasanya sudah sangat dewasa" lanjut El. " Memang sudah dewasa bu, Xaquil tidak melangar aturan, tidur jam sembilan. Dan hanya main game saja semalam" ucap Xaquil dengan su
Di negara lain, ketika matahari akan turun keperaduan, Seorang wanita sedang duduk di atas sebuah batu menghadap barat. Menikmati suasana yang disuguhkan oleh alam. Lembayung senja seolah menghipnotis dirinya. Rasa lelah yang selama ini terus mendera kini sirna, ketakutan dan kecemasan juga lenyap. Yang dia rasakah kini hanyalah ketenangan hati yang sangat nyaman.Angin bertiup lembut membelai tubuh kurusnya, menyentuh relung hatinya, mengingat pada seseorang yang selalu dia rindukan. Dia sudah melewati waktu yang sangat lama, menyambut pagi hari membuka mata, hingga melepaskan senja dan mendatangkan malam. Namun hingga kini dia masih belum bertemu dengannya. Rasa rindu pasa sosok yang di cintainya terlalu dalam. Rindu pada anak-anak yang lepas dari pelukannya. Setiap hari dia hanya berharap bisa menemukan mereka yang hilang. Hingga harapan menghancurkan akal sehatnya.[ Erni, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, percayalah aku akan selalu mencintai kamu, jadi tunggulah aku! Jang