di supermarket Sean masih was was sambil terus melirik kedua anaknya. Xhaqella wajahnya sudah cemberut, apa yang ingin dia makan dibalikin ke rak oleh kakaknya, dengan alasan mengandung banyak gulalah, MSG-lah dan juga bahan bahan yang berlebihan lainnya. Sementara rata rata semua yang di pajang juga mengandung kedua bahan tersebut." Ini kalau begini caranya bisa seharian di supermarket, siapa yang mau cek satu persatu komposisi dari semua produk di sini" gumam Sean dengan lirih." Kalau begitu beli juice boleh kali ya kak" ucap Xhaqella mencoba bersabar." Juice mending bikin sendiri lebih sehat, mending jangan beli minuman yang kemasan deh. Itu sangat berbahaya, kita konsultasikan pada kakak dulu, kalau tidak sehat tidak perlu" ucap Xavier. " Masa semuanya tidak boleh, tidak sehat? Terus apa gunanya mereka menjualnya di sini? Banyak kok orang yang minum, tapi tetap saja mereka sehat, tuh" ucap Xhaqella kesal. " Memangnya mereka bilang kamu kalau sakit, Tidak kan? Kita tidak bisa
Hari libur kali ini El lebih santai, karena kedua anak kembarnya sedang bersama dengan Ayahnya. Dia hanya berdua dengan anak sulungnya, setelah masalah selesai, Daren dan Mama nya kembali ke rumahnya.El berjalan memasuki kamar anaknya, dia membuka pintunya dengan pelan pelan. Terlihat Xaquil masih terlelap dengan tubuh dibungkus selimut tebal. Sementara di sisi ranjangnya laptop masih terbuka. Sepertinya Xaquil tidur malam makanya jam segini belum bangun. Jendela belum di buka, jadi kamar masih dingin karena AC." Sudah dibilangin kalau malam jangan bergadang ini anak bandel ya, apa coba yang dikerjain ini anak, jangan bilang membobol perusahaan orang lain lagi. Untung saja tidak ketahuan" ucap El sambil menggelengkan kepalanya. Dia merasa anak sulungnya sudah sangat dewasa. " Padahal dia masih bocah segini, tapi rasanya sudah sangat dewasa" lanjut El. " Memang sudah dewasa bu, Xaquil tidak melangar aturan, tidur jam sembilan. Dan hanya main game saja semalam" ucap Xaquil dengan su
Di negara lain, ketika matahari akan turun keperaduan, Seorang wanita sedang duduk di atas sebuah batu menghadap barat. Menikmati suasana yang disuguhkan oleh alam. Lembayung senja seolah menghipnotis dirinya. Rasa lelah yang selama ini terus mendera kini sirna, ketakutan dan kecemasan juga lenyap. Yang dia rasakah kini hanyalah ketenangan hati yang sangat nyaman.Angin bertiup lembut membelai tubuh kurusnya, menyentuh relung hatinya, mengingat pada seseorang yang selalu dia rindukan. Dia sudah melewati waktu yang sangat lama, menyambut pagi hari membuka mata, hingga melepaskan senja dan mendatangkan malam. Namun hingga kini dia masih belum bertemu dengannya. Rasa rindu pasa sosok yang di cintainya terlalu dalam. Rindu pada anak-anak yang lepas dari pelukannya. Setiap hari dia hanya berharap bisa menemukan mereka yang hilang. Hingga harapan menghancurkan akal sehatnya.[ Erni, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, percayalah aku akan selalu mencintai kamu, jadi tunggulah aku! Jang
Hari sudah semakin malam, Kevin terlihat menyelimuti Mamanya yang sudah terlelap setelah makan malam tadi. Kevin mencium kening Mamanya dengan lembut." Selamat Tidur Ma, semoga mimpi indah, Kevin sangat sayang sama Mama" ucapnya dengan lembut. " Mama adalah kekuatan Kevin, semoga Mama lekas sembuh, saya akan menyelidiki siapa orang yang telah mengirimkan email pada Kevin. Jika benar dia bisa membantu Mama, saat itu juga Kevin akan membawa Mama menemui orang itu. Siapa tahu bisa sembuh" lanjut Kevin.Setelah menyelimuti Mamanya, Kevin mengganti lampu dengan yang lebih redup, selain itu Kevin juga menyalakan aromatherapy pine supaya lebih relax dan juga suara alam, seperti; suara gemericik air, supaya bisa jauh lebih tenang.Kevin berjalan ke ruangan yang ada di sebelah kamar Mamanya. Dia menjatuhkan tubuhnya di sofa, sambil menghela napas dengan berat. Hidup yang dia jalani sangatlah berat, semenjak kedua orang tuanya meninggal." Jika diberi kesempatan aku akan mencabik cabik orang
Di tempat baru Erni memulai hidup baru bersama Jaden anaknya dan juga Kevin serta Keenan. Dia menggantikan ibu bagi kedua anak yang kehilangan kedua orang tuanya. Tapi, semua itu tidak berjalan mulus seperti yang dia inginkan. Lagi lagi dia harus menerima kenyataan pahit, ternyata ada beberapa orang yang mengenalinya dan memburunya." Kevin, pergilah dan bawa adik kamu, kamu dan Jaden sudah sama besarnya, kalian bisa merawat Keenan. Biarkan Mama yang menghadapi mereka semua, karena yang dicari adalah Mama" Ucap Erni suatu hari ketika melihat orang asing sedang mondar mandir di depan rumah kontrakannya." Tidak Ma, kita harus pergi bersama sama, kita tinggalkan rumah itu" ucapnya mengajak Mama dan saudaranya pergi. Beruntungnya dia selalu membawa uang dan juga buku tabungan milik Papa. Jadi dia tidak perlu kembali ke rumah kontrakan dan membahayakan dirinya. Kejadian yang menimpa kedua orang tuanya membuatnya belajar, untuk selalu membawa barang berharga miliknya." Ma kenapa kita sela
Jerry langsung mengambil ponselnya, lalu menghubungi salah satu temannya yang baru datang kemarin. Dia harus bisa menangkap kedua orang itu, sebelum sesuatu yang buruk terjadi. Selain itu dia juga ingin tahu siapa bos dari dua orang yang berkeliaran itu."Bro! Apakah tempat yang aku minta kemarin sudah ada, kamu sudah mencarinya kan" ucap Jerry pada orang di seberang jaringan sana.[ Sudah Bos, tadi sore saya sudah membelinya, seperti yang Bos inginkan]" Baiklah, kalau begitu! Kita mulai beraksi malam ini untuk mengawasi kedua mangsa kita. Aku menemukan dua di depan kamar sewaan saya. Tapi kita sendiri sendiri, lakukan secara halus, takut ada orang lain yang juga mengawasi kita" ucap Jerry sambil menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh, temannya.Setelah semuanya dijelaskan pada temannya, dia mematikan ponselnya, dan kembali mengawasi kedua orang itu." Sepertinya dia juga sedang melaporkan dengan bosnya" Ucap Jerry saat melihat orang itu ingin memotret Jaden yang ada di teras ruma
Jerry saat ini masih berjalan mondar mandir di depan rumah Jaden. Dia tersenyum dan berdecak kagum dengan dirinya sendiri. " Seorang Jerry di lawan, Huh! Jangan berani, bahkan bermimpi pun jangan" ucapnya menyombongkan diri. Ya, itu memang ciri khas dari seorang Jerry, saat menjalankan misinya dia sangat tidak masuk akal. Tidak seperti saat berada di depan Daren ataupun yang lain. Dia sebenarnya adalah laki laki narsis yang pernah ada, meskipun tubuhnya besar dan tegap. " Aku yakin besuk sang bos akan datang ke tempat ini. Dan sat set langsung tangkap dan adili, setelah itu mempertemukan mereka dan selesai deh. Misi berakhir tinggal liburan" ucap Jerry sambil mengoyang goyangkan tubuhnya. Hingga membuat orang yang mengintip dari balik celah merinding. " Apakah dia waras, kenapa orang itu sangatlah aneh" ucap Nando merinding. Dia langsung berlari masuk ke dalam kamarnya.*Di sebuah ruangan yang tidak terlalu besar dan juga tidak mewah, dua orang laki laki sedang berkumpul. Mereka
Kkrrriiingg!Dering ponsel terdengar begitu nyaring, membuat sang empunya bangun dengan malas." Ini kenapa sih manager restaurant menelponku, padahal aku sudah mengatakan hari ini tidak ingin diganggu" ucap Nando sedikit kesal. Hari ini dia berencana untuk malas. Karena dia tahu di luar sana ada beberapa orang yang mengawasinya, jadi dia mencoba untuk berdiam diri di dalam rumah saja. Bukannya takut, hanya saja Nando tidak mau berurusan dengan orang orang yang memburunya. Dia lebih pandai dalam hal menghindar dari pada harus bertarung, yang menurutnya sangat menghabiskan energi. Namun, karena dering ponsel itu tidak berhenti mau tidak mau dia langsung mengangkatnya." Halo, ada apa lagi, kenapa kalian mengganggu saya terus, bukankah saya bilang jika hari ini ingin libur" ucap Nando." Tuan maaf, di restauran kita ada yang mengacau, semua pengunjung dan juga karyawan di sandra. Mereka mengancam akan melenyapkan kita jika Tuan tidak datang ketempat ini" ucap Sang manager dengan gemetar