Share

Batal Kawin Lari

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-04-02 23:44:44

Begitu keluar dari rumah, tatapan Anaby langsung tertuju pada sosok yang tengah bersandar di pintu taksi. 

Aslan. 

Lelaki itu tersenyum lembut padanya. Senyuman yang dulu mampu membuat ia lupa segalanya, yang dulu menjeratnya dalam pesona palsu. Namun, sekarang ia hanya melihat kedok manusia licik yang hatinya dipenuhi oleh kebusukan.

Dengan langkah lebar, Aslan berjalan menghampiri Anaby. Tangan lelaki itu terulur, seolah ingin menggenggam erat tangan sang kekasih.

“Sayang, kau sudah siap pergi bersamaku?” 

Anaby hanya berdiri diam, menatap Aslan dengan pandangan sinis yang tersembunyi di balik ekspresi datarnya. Ingatan itu muncul sekelebat—saat Aslan dengan sengaja membuang obatnya, menguncinya di dalam rumah, dan membiarkannya mati dalam penderitaan.

Napas Anaby memburu, amarah menggelegak di dadanya. Meski begitu, ia harus menahan diri. Aslan yang sekarang tidak boleh tahu bahwa ia adalah Anaby dari masa depan.

Maka, Anaby berusaha menenangkan diri, memasang senyum manis yang cukup meyakinkan. Ia menggeleng perlahan, lalu melirik ke arah Sandra yang berdiri di belakangnya.

“Aku berubah pikiran Aslan. Aku tidak mau kabur dari rumah,” tolaknya dengan suara lembut, seakan itu adalah keputusan yang baru saja dibuatnya.

Aslan mengangkat alisnya, tampak sedikit terkejut. Rahang lelaki itu menegang, seolah berusaha menahan emosi yang mulai mendidih di dalam dadanya. Matanya yang sehitam jelaga menyorotkan sesuatu yang sulit ditebak. 

Ada kilatan kecewa yang sekilas melintas, tetapi dengan cepat lelaki itu menyembunyikannya. Aslan memang selalu pandai mengendalikan ekspresi, sama seperti dulu, sama seperti di kehidupan Anaby sebelumnya. 

“Kenapa? Kita sudah sepakat, Ana. Kita harus pergi sekarang sebelum keluargamu kembali.”

Tak ingin Aslan mencurigainya, Anaby melanjutkan dengan nada pelan, penuh keyakinan.

“Maaf, Aslan, tapi aku menyadari satu hal. Menikah tanpa restu orang tua hanya akan membawa malapetaka.” 

Anaby menarik napas, seolah butuh keberanian lebih untuk mengatakannya. “Jika kau benar-benar mencintaiku, maka kita harus melakukannya dengan cara yang benar. Kita tunggu ayah dan ibu tiriku pulang, lalu kita temui mereka bersama-sama. Kau bisa melamarku secara resmi di hadapan mereka.”

Setelah berkata demikian, Anaby menunggu reaksi Aslan dengan jantung yang berdebar. Ia menahan napas, bertaruh apakah lelaki itu akan berani menerima tantangannya. 

Namun, Aslan tak langsung memberi jawaban. Matanya justru sedikit menyipit, seakan mencoba membaca pikiran Anaby.

“Baiklah, kalau itu yang kau inginkan,” kata Aslan akhirnya. “Aku hanya ingin kau bahagia, Ana. Tapi untuk melamarmu hari ini, aku belum siap. Aku harus bekerja lebih keras lagi, dan menunjukkan pada Tuan Carlo bahwa aku layak untukmu.”

Anaby mengangguk, walaupun di dalam hatinya, gadis itu mengejek. Aslan tidak siap? Omong kosong! 

Lelaki itu hanya takut kehilangan kesempatan emasnya. Pernikahan mereka bukan tentang cinta, melainkan tentang balas dendam dan harta. Dan sekarang, Anaby telah membalikkan permainan.

Berusaha meredam rasa kecewa, Aslan membayar sejumlah uang kepada sopir taksi sebelum menyuruhnya pergi. Setelah itu, ia kembali ke paviliun di halaman belakang, tempat ia tinggal sebagai anak dari sopir keluarga Anaby. Langkah kaki Aslan terlihat gontai, seakan seluruh semangatnya telah padam.

Anaby membiarkan lelaki itu pergi meninggalkannya, tanpa berkata apa-apa. Begitu Aslan menghilang, Sandra langsung berlari dan meraih tangan Anaby.

“Ana, apa kau tidak kasihan pada Aslan?” tanya Sandra, suaranya penuh ketidakpercayaan. “Kau bilang tidak bisa hidup tanpa Aslan, tapi kau membuat dia patah hati. Aslan sudah merencanakan ini selama satu bulan penuh!”

Senyum sinis hampir saja muncul di bibir Anaby. Akan tetapi, ia mengubahnya dalam sekejap menjadi senyum yang penuh makna.

“Kalau kau merasa kasihan pada Aslan, kenapa bukan kau saja yang pergi bersamanya?”

Mata Sandra langsung terbelalak. Wajahnya yang semula penuh emosi mendadak berubah panik, dan ia tergagap.

“A-apa maksudmu?”

Anaby terkekeh kecil, lalu menepuk pundak Sandra dengan gerakan santai.

“Jangan terlalu tegang, aku hanya bercanda. Sepertinya, kau lebih memperhatikan Aslan daripada aku.”

Sandra buru-buru menggeleng. “Jangan salah paham, Ana. Aku hanya tidak tega melihat Aslan.”

“Aku tahu. Ayo, kita masuk, di sini anginnya terlalu kencang," ajak Anaby dengan ekspresi ceria.

Diam-diam, Anaby mengamati gerak-gerik Sandra. Seingatnya, di kehidupan sebelumnya, tepat sebelum ia masuk ke dalam taksi, Sandra memberinya sebuah kalung sebagai tanda keberuntungan. Kalung itu, yang menurut Sandra dibeli dari toko barang antik, justru membawa bencana. 

Kulit Anaby mengalami alergi hebat setelah mengenakannya, dan malam pengantinnya bersama Aslan terpaksa harus ditunda. Saat itu, Anaby menganggapnya sebagai suatu kebetulan. Namun sekarang, ia curiga bahwa kalung itu merupakan bagian dari rencana busuk yang disusun oleh Sandra dan Aslan.

Hanya saja, ada yang berbeda pada peristiwa kali ini. Anaby tidak jadi kabur, jadi apakah Sandra masih akan memberinya kalung itu?

Tak disangka, Sandra tidak mau mengikuti langkah Anaby. Gadis itu justru melirik jam tangannya, lalu tersenyum penuh penyesalan.

“Maaf, Ana aku harus pulang sekarang. Papaku butuh bantuan untuk membumbui ayam goreng yang akan dijual malam ini.”

Kepala Anaby mengangguk pelan, tetapi matanya tetap memperhatikan perilaku Sandra. Sahabatnya itu nampak merogoh saku tasnya, lalu mengeluarkan sesuatu yang terbungkus kain beludru kecil.

“Oh, aku hampir lupa.” Sandra membuka kain itu, memperlihatkan sebuah kalung dengan liontin kecil berbentuk bulan sabit, terbuat dari perak dengan ukiran halus di tengahnya. 

“Aku menabung selama tiga bulan untuk membelinya, Ana. Aku ingin memberikan padamu sebagai hadiah pernikahan, karena kalung ini membawa keberuntungan.”

Anaby menatap kalung itu tanpa menyentuhnya. Jantungnya mendadak berdegup lebih cepat. Jikalau Sandra tetap memberinya sebuah kalung, apakah ini berarti nasibnya tidak bisa diubah? 

Apakah ia akan tetap menikah dengan Aslan? Dan mungkinkah, akhir kehidupannya yang tragis tidak bisa dihindari?

Tidak. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. Seberat apa pun risikonya, ia akan berjuang untuk mengubah masa depan sekaligus menghukum Aslan dan Sandra.

“Terima kasih. Aku sangat menghargainya,” ujar Anaby, terpaksa menerima kalung itu.

Sandra tersenyum puas. “Aku senang kau suka. Pakailah selalu, Ana. Besok pagi, aku akan meneleponmu."

Setelah Sandra beranjak pergi, Anaby menyimpan kalung itu di saku celananya. Pikirannya dipenuhi berbagai spekulasi.

Jika di kehidupan sebelumnya kalung ini menyebabkan alergi hebat, mungkinkah ada zat berbahaya atau racun yang terkandung di dalamnya? Ya, bisa jadi Sandra telah melumuri liontin kalung itu dengan ramuan tertentu. Benar atau tidaknya, ia harus segera melakukan penyelidikan sendiri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Aku Bersedia Dijodohkan

    Berusaha mengusir rasa takut yang masih mendera, Anaby menghembuskan napas panjang. Saat ini, ia masih sehat, belum terkena penyakit TBC. Karena itu, ia tidak boleh menyerah dulu. Ia masih punya waktu untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu.Tanpa ragu, Anaby melangkah masuk ke rumahnya. Besok, ia berencana pergi ke toko barang antik, tempat Sandra membeli kalung. Ia akan membeli satu yang serupa, untuk memastikan apakah kalung tersebut penyebab dari alerginya. Dengan tekad yang bulat, Anaby bergegas ke kamar dan menyimpan benda pemberian Sandra. Kemudian, ia berjalan menuju dapur, mencari sosok Bi Padmi, pembantu setia keluarga mereka. Ia menemukan wanita paruh baya itu sedang sibuk memotong sayuran di dapur."Apa menu makan malam hari ini, Bi?" tanya Anaby sembari menggulung lengan bajunya.Bi Padmi menoleh dengan ekspresi terkejut. "Eh? Non Anaby ada di dapur?" katanya heran. "Saya akan memasak sop iga dan ayam lada hitam untuk Tuan Besar."Anaby mengernyit. "Ganti menu, Bi. A

    Last Updated : 2025-04-03
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Berganti Suami

    Setelah makan malam berakhir, Anaby menggandeng lengan ayahnya dengan lembut."Ayo, Papa, aku antar ke kamar."Kalimat sederhana itu seakan menggema di seluruh ruangan, membuat Nyonya Kemala dan Laura membelalak dengan ekspresi penuh curiga. Keduanya bahkan saling bertatapan, seolah memastikan bahwa mereka tidak sedang bermimpi. Usai punggung Anaby dan Tuan Carlo menghilang di tikungan, Laura membungkukkan tubuh ke arah ibunya.“Ma, sejak kapan Ana jadi sebaik itu? Jangan-jangan dia merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan warisan."Nyonya Kemala menautkan alisnya, matanya mengamati arah kamar suaminya dengan penuh kehati-hatian. "Mama juga belum tahu pasti," sahutnya pelan. "Kalau benar Ana berniat menikah dengan Michael, supaya bisa mewarisi harta peninggalan kakeknya, maka kita harus menggagalkannya.”Laura mengangguk cepat, seperti baru saja menyusun rencana gelap di dalam kepalanya.Sementara itu, di dalam kamar yang temaram dengan cahaya lampu tidur, Anaby membantu Tuan Carl

    Last Updated : 2025-04-03
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Pilihanku Sendiri

    Mobil yang membawa Anaby melaju di sepanjang jalan kota yang mulai ramai oleh aktivitas pagi. Duduk di kursi belakang dengan kaca yang sedikit terbuka, Anaby membiarkan cahaya matahari menyinari sebagian wajahnya. Ia terlihat tenang, tetapi pikirannya berkecamuk. Di pangkuannya, jari-jarinya menggenggam ponsel, tetapi bukan untuk membuka pesan, melainkan untuk memandangi pantulan samar dirinya di layar hitam itu. "Pak Darto, tolong cari toko barang antik di sekitar kampus," ucap Anaby, matanya menatap jalanan dengan tatapan penuh tekad."Siap, Nona," jawab si sopir, lalu membelokkan arah ke kawasan kampus lama, tempat Anaby menempuh kuliah bertahun-tahun lalu.Tak butuh waktu lama, mereka menemukan sebuah toko mungil di ujung jalan kecil yang sepi. Toko itu berdiri di antara bangunan-bangunan tua, dengan papan nama kayu bertuliskan ‘Lentera Collection’ dalam huruf latin klasik yang sedikit pudar. Udara di dalam toko terasa lembap. Di sudut-sudut ruangan, lampu temaram menggantung,

    Last Updated : 2025-04-19
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Pertemuan Pertama

    Setelah memantapkan pilihannya, Anaby menelusuri deretan rak sepatu di sisi kiri butik. Pandangannya jatuh pada sepasang stiletto berwarna merah anggur, dihiasi pita satin kecil di bagian belakang tumit dan hak ramping sepanjang sepuluh sentimeter. Sepatu itu bukan hanya serasi dengan gaunnya, tetapi juga memancarkan keberanian yang selama ini ia kubur di balik gaun-gaun konservatif.Tanpa ragu, Anaby memutuskan untuk membelinya. Selesai melakukan pembayaran, Anaby menggenggam kantong belanjaan butik itu dan kembali ke mobil."Antarkan saya ke kafe di sekitar pusat kota, Pak," ucapnya pelan kepada sopir, sambil menatap keluar jendela. Siang ini, Anaby ingin merasakan kedamaian seorang diri, jauh dari segala drama yang menyertainya. Ia hanya ingin menikmati makan siang dengan tenang—sebuah jeda yang langka sejak kehadiran Nyonya Kemala dan Laura.Di perjalanan, Anaby memandang kalung bulan sabit yang masih menggantung di leher jenjangnya. Ia menyentuhnya dengan ujung jari—hati-hati, p

    Last Updated : 2025-04-20
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Dua Pria di Tempat yang Sama

    Para pelayan kafe mendadak bergerak dengan ketangkasan tinggi, nyaris seperti gerakan koreografi yang telah mereka latih berulang kali. Langkah mereka menjadi lebih sigap, ekspresi wajah mereka berubah menjadi lebih hormat. Tanpa satu perintah pun, mereka mulai menyatukan beberapa meja yang awalnya terpisah, menyusun ulang kursi, serta meletakkan vas kecil berisi bunga hydrangea segar. Semua dilakukan dengan cekatan, seakan mereka sedang menyambut kedatangan para bangsawan dari kerajaan yang jauh.Di antara kesibukan itu, Anaby masih duduk dengan tubuh sedikit membungkuk, wajahnya nyaris tertutup seluruhnya oleh buku menu. Hanya sebagian kecil dari matanya yang berani mengintip ke arah Michael.Namun, saat Anaby melakukan itu, tatapan mereka bersinggungan. Matanya tak sengaja bertemu dengan sepasang mata biru yang terasa begitu jauh, sekaligus begitu dekat dengan kenangan yang ia simpan. Dengan tergesa, Anaby kembali menutup wajahnya dengan buku menu. Jantungnya bertalu tak menentu,

    Last Updated : 2025-04-20
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Ambil ini, Nona.

    Seluruh pasang mata langsung tertuju pada Anaby. Para pria di meja eksekutif memandang dengan tatapan penuh tanya, sementara manajer kafe terburu-buru datang menghampiri Michael dengan peluh membasahi pelipis."Mohon maaf sebesar-besarnya, Tuan. Kami akan segera menggantinya dengan minuman yang baru. Kami juga akan mendiskusikan kompensasi atas ketidaknyamanan ini," ujar sang manajer dengan wajah tegang.Namun, Michael berdiri dengan tenang. Gerakannya penuh kewibawaan, sehingga mampu membungkam seluruh kegaduhan. Para pelayan terdiam, manajer tertegun, dan bahkan suara denting sendok di kafe lenyap."Tidak perlu memperpanjang masalah kecil," ucap Michael, suaranya baritonnya seperti simfoni malam yang menggetarkan. "Ambilkan saja minuman baru. Dan minuman yang tumpah, akan tetap saya bayar."Detik selanjutnya, pria itu menghampiri Anaby hingga membuat orang-orang di sekitarnya menjadi heran.Napas Anaby tercekat, tubuhnya nyaris tak mampu bergerak saat melihat Michael kini berdiri be

    Last Updated : 2025-04-23
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Harus Gagal

    Dari balik spion, pandangan Aslan menangkap gerak-gerik Anaby dengan seksama. Nampaknya, Aslan mulai mencurigai sikap Anaby yang tidak seperti biasanya. Menyadari hal itu, Anaby buru-buru memasukkan saputangan yang dipinjamkan Michael ke dalam tas tangan, lalu mengeluarkan tisu sebagai gantinya. Gadis itu mengusap keningnya yang lembap oleh ketegangan, sementara matanya melirik sesekali ke arah kaca spion."Maaf, Sayang, mobilku tidak senyaman mobil yang biasa kau pakai,” ucap Aslan tersenyum hambar“Untuk sekarang, aku hanya mampu membeli mobil bekas. Tapi, suatu hari nanti, kalau kita menikah... aku berjanji akan membeli mobil baru yang lebih bagus, supaya kau bisa jalan-jalan dengan nyaman."Anaby menarik napas dalam-dalam, dadanya bergemuruh dengan perasaan yang sulit diuraikan. Bibirnya melengkungkan senyum tipis, walau dalam hatinya ia berdecih getir. Kenangan tentang masa lalu tiba-tiba menyeruak begitu saja. Anaby teringat akan sepuluh tahun yang telah ia jalani bersama Asla

    Last Updated : 2025-04-23
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Biarkan Aslan yang Membuat Kekacauan

    Anaby mengalihkan pandangannya ke danau kecil di depan mereka. Menolak permohonan Aslan secara terang-terangan dalam kondisi seperti sekarang, tidaklah memungkinkan. Terutama, ketika pria itu memandangnya dengan tatapan penuh harap.“Ana,” lirih Aslan, suaranya serak menahan rasa, “Aku tidak akan menyerah. Suatu hari, aku pasti bisa berdiri sejajar denganmu, tapi aku butuh bantuanmu, Sayang.”Demi meluluhkan hati Anaby, Aslan menggeser posisi duduknya hingga tubuh mereka hampir menempel. “Kau satu-satunya orang yang paling memahami caraku berpikir. Tolong, lihat lagi metodeku. Koreksi, sempurnakan, dan tambahkan apa pun yang kamu anggap perlu. Ini bukan hanya soal program, melainkan penentu dari masa depan kita.”Alih-alih merasa tersentuh, Anaby justru ingin mendorong Aslan supaya terjatuh dari bangku taman. Ia tahu benar bahwa pria itu sedang memainkan kartu lamanya: menjual harapan, membungkusnya dengan kerinduan dan romansa yang memilukan. “Kirimkan saja ke surelku. Aku akan mem

    Last Updated : 2025-04-24

Latest chapter

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Tolong Aku, Michael

    Di ruang makan yang semarak dengan kilau lampu kristal, percakapan para orangtua masih berputar di sekitar satu topik yang sama: penetapan tanggal pertunangan.Di ujung meja, Tuan Gama mengusap jenggotnya sambil menyunggingkan senyum puas, sementara Nyonya Safira mencoba memberikan pendapatnya.“Menurut saya, akan lebih baik bila pertunangan dilakukan dua minggu lagi. Dengan begitu, kita memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan segalanya dengan sempurna — daftar tamu undangan, cincin pertunangan, dan hadiah perhiasan untuk Anaby.”Tuan Carlo mengangguk pelan, menimbang-nimbang usul tersebut. Keheningan sesaat tercipta, hanya diisi suara halus dari denting peralatan makan.Namun, di tengah ketenangan itu, suara berat nan dalam milik Michael tiba-tiba terdengar, membuat semua kepala menoleh padanya. “Saya ingin pertunangan dilaksanakan Sabtu depan, Tuan Carlo,” ucapnya, mengandung nada ketegasan yang tak dapat dibantah, “dua minggu lagi saya akan sibuk dengan acara peluncuran aplikasi

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Saya Siap Menikah

    Tak ingin terlihat gugup di hadapan semua orang, Anaby dengan lembut menarik tangannya dari genggaman hangat Michael. Ia menunduk sedikit, menyembunyikan rona merah yang mulai naik ke pipinya."Senang juga berkenalan denganmu, Tuan Michael," balasnya, dengan suara setenang yang bisa ia upayakan.Anaby menyisipkan jeda napas, agar detak jantungnya yang riuh tak terdengar oleh siapapun.Suasana mendadak menjadi kaku. Keheningan menggantung sesaat, seolah semua orang masih mencerna interaksi kecil antara pasangan muda itu.Namun, Tuan Carlo, dengan ketangkasan naluri seorang ayah, segera mengambil alih kendali dan mencairkan suasana."Selamat datang di rumah kami Tuan Gama, Nyonya Safira, dan Michael. Mari kita ke ruang makan. Semua hidangan telah kami siapkan dengan sebaik mungkin," ujarnya ramah sembari mengangkat satu tangan, mengisyaratkan arah yang harus mereka tuju.Nyonya Kemala yang sejak awal menahan diri untuk tidak bersuara, ikut serta menunjukkan keramahan. Dengan senyum kaku

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Akhirnya Dia Datang

    Anaby nyaris melangkahkan kaki keluar kamar, tetapi suara deru mobil lain menyusul masuk ke halaman depan rumah. Ia tak perlu menengok untuk tahu siapa yang datang—Nyonya Kemala dan Laura. Kedua perempuan itu seperti bayangan kelam yang terus membayangi hidupnya. Desahan kecil lolos dari bibir Anaby. Gadis itu menarik kembali langkahnya dan menutup pintu kamar rapat-rapat. Ada getir yang menyesap di balik dadanya. Tidak, ia terlalu anggun untuk menghabiskan tenaga meladeni sindiran atau lirikan sinis dari ibu dan adik tirinya itu. Malam ini terlalu penting untuk dicemari oleh racun ucapan mereka.Maka, Anaby memilih untuk menunggu. Ia duduk di sisi ranjang, menggenggam ponselnya dengan jari-jari yang bergetar pelan, entah karena gelisah atau sekadar gugup. Tak lama, layar ponselnya menyala. Sebuah pesan dari Sandra muncul—membuat Anaby mendengus lirih.[Ana, kau jadi bertemu dengan keluarga Rajasa? Semoga semuanya berjalan lancar. Tapi, aku harap kau tetap mempertahankan cintamu pa

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Tuan Putri telah Kembali

    Ingatan pahit datang perlahan di benak Anaby, membawa dirinya pada lorong waktu yang telah lama tertutup.Dulu, di hari yang sama, ayahnya harus dilarikan ke rumah sakit akibat kesalahan yang ia perbuat. Sambil berurai air mata, Anaby menggenggam tangan sang ayah yang terbaring tak berdaya. Rasa penyesalan pun tak henti menerpa dirinya, kala sang ayah menghembuskan nafas terakhir.Tak lama setelah sang ayah meninggal dunia, ia menerima undangan pertunangan baru. Bukan untuk dirinya, melainkan antara Michael dan Laura. Ibu tirinya yang memberikannya dengan senyum setengah mengejek. Anaby menolak datang, dan memilih untuk tetap berada di rumah bersama Aslan. Dan setelah itu, ia mendengar kabar bahwa Michael, Laura, dan Nyonya Kemala pindah ke luar negeri. Anehnya, ia tak pernah mendengar kabar pernikahan mereka. Tak ada undangan. Tak ada foto. Bahkan tidak satu pun berita di media.“Mungkinkah Michael dan Laura tidak pernah menikah? Tapi, kenapa?” guman Anaby penasaran.Pertanyaan itu

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Kesempatan Terakhir

    Dengan cepat, Laura menarik tangan Nyonya Kemala, mengajaknya menuju mobil yang telah menunggu di halaman. Mereka melangkah seperti sepasang sekutu dalam perang, yang siap menyusun strategi untuk menyerang musuh. Tanpa membuang waktu, Laura memerintahkan sopirnya untuk menjalankan mobil. Begitu kendaraan beroda empat itu melaju di jalan utama, ia mengeluarkan ponsel dan menekan nama di kontaknya.Aslan. Sesaat, Laura menarik napas panjang. Membiarkan detak jantungnya menyesuaikan dengan skenario yang telah ia susun di dalam benaknya. Nada sambung pun terdengar. Tak lama kemudian, terdengar suara berat khas lelaki muda dari seberang.“Halo, siapa ini?” sapa Aslan, terdengar waspada.Laura membenarkan posisi duduknya. Suaranya dibuat serendah mungkin, layaknya seseorang yang sedang menahan air mata.“Aslan... ini aku, Laura,” ucapnya pelan, “maaf kalau aku menelepon tiba-tiba, tapi aku tergerak untuk menolongmu. Aku hanya ingin memberimu... sebuah kesempatan terakhir.Ada keheningan s

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Biarkan Aslan yang Membuat Kekacauan

    Anaby mengalihkan pandangannya ke danau kecil di depan mereka. Menolak permohonan Aslan secara terang-terangan dalam kondisi seperti sekarang, tidaklah memungkinkan. Terutama, ketika pria itu memandangnya dengan tatapan penuh harap.“Ana,” lirih Aslan, suaranya serak menahan rasa, “Aku tidak akan menyerah. Suatu hari, aku pasti bisa berdiri sejajar denganmu, tapi aku butuh bantuanmu, Sayang.”Demi meluluhkan hati Anaby, Aslan menggeser posisi duduknya hingga tubuh mereka hampir menempel. “Kau satu-satunya orang yang paling memahami caraku berpikir. Tolong, lihat lagi metodeku. Koreksi, sempurnakan, dan tambahkan apa pun yang kamu anggap perlu. Ini bukan hanya soal program, melainkan penentu dari masa depan kita.”Alih-alih merasa tersentuh, Anaby justru ingin mendorong Aslan supaya terjatuh dari bangku taman. Ia tahu benar bahwa pria itu sedang memainkan kartu lamanya: menjual harapan, membungkusnya dengan kerinduan dan romansa yang memilukan. “Kirimkan saja ke surelku. Aku akan mem

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Harus Gagal

    Dari balik spion, pandangan Aslan menangkap gerak-gerik Anaby dengan seksama. Nampaknya, Aslan mulai mencurigai sikap Anaby yang tidak seperti biasanya. Menyadari hal itu, Anaby buru-buru memasukkan saputangan yang dipinjamkan Michael ke dalam tas tangan, lalu mengeluarkan tisu sebagai gantinya. Gadis itu mengusap keningnya yang lembap oleh ketegangan, sementara matanya melirik sesekali ke arah kaca spion."Maaf, Sayang, mobilku tidak senyaman mobil yang biasa kau pakai,” ucap Aslan tersenyum hambar“Untuk sekarang, aku hanya mampu membeli mobil bekas. Tapi, suatu hari nanti, kalau kita menikah... aku berjanji akan membeli mobil baru yang lebih bagus, supaya kau bisa jalan-jalan dengan nyaman."Anaby menarik napas dalam-dalam, dadanya bergemuruh dengan perasaan yang sulit diuraikan. Bibirnya melengkungkan senyum tipis, walau dalam hatinya ia berdecih getir. Kenangan tentang masa lalu tiba-tiba menyeruak begitu saja. Anaby teringat akan sepuluh tahun yang telah ia jalani bersama Asla

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Ambil ini, Nona.

    Seluruh pasang mata langsung tertuju pada Anaby. Para pria di meja eksekutif memandang dengan tatapan penuh tanya, sementara manajer kafe terburu-buru datang menghampiri Michael dengan peluh membasahi pelipis."Mohon maaf sebesar-besarnya, Tuan. Kami akan segera menggantinya dengan minuman yang baru. Kami juga akan mendiskusikan kompensasi atas ketidaknyamanan ini," ujar sang manajer dengan wajah tegang.Namun, Michael berdiri dengan tenang. Gerakannya penuh kewibawaan, sehingga mampu membungkam seluruh kegaduhan. Para pelayan terdiam, manajer tertegun, dan bahkan suara denting sendok di kafe lenyap."Tidak perlu memperpanjang masalah kecil," ucap Michael, suaranya baritonnya seperti simfoni malam yang menggetarkan. "Ambilkan saja minuman baru. Dan minuman yang tumpah, akan tetap saya bayar."Detik selanjutnya, pria itu menghampiri Anaby hingga membuat orang-orang di sekitarnya menjadi heran.Napas Anaby tercekat, tubuhnya nyaris tak mampu bergerak saat melihat Michael kini berdiri be

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Dua Pria di Tempat yang Sama

    Para pelayan kafe mendadak bergerak dengan ketangkasan tinggi, nyaris seperti gerakan koreografi yang telah mereka latih berulang kali. Langkah mereka menjadi lebih sigap, ekspresi wajah mereka berubah menjadi lebih hormat. Tanpa satu perintah pun, mereka mulai menyatukan beberapa meja yang awalnya terpisah, menyusun ulang kursi, serta meletakkan vas kecil berisi bunga hydrangea segar. Semua dilakukan dengan cekatan, seakan mereka sedang menyambut kedatangan para bangsawan dari kerajaan yang jauh.Di antara kesibukan itu, Anaby masih duduk dengan tubuh sedikit membungkuk, wajahnya nyaris tertutup seluruhnya oleh buku menu. Hanya sebagian kecil dari matanya yang berani mengintip ke arah Michael.Namun, saat Anaby melakukan itu, tatapan mereka bersinggungan. Matanya tak sengaja bertemu dengan sepasang mata biru yang terasa begitu jauh, sekaligus begitu dekat dengan kenangan yang ia simpan. Dengan tergesa, Anaby kembali menutup wajahnya dengan buku menu. Jantungnya bertalu tak menentu,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status