Share

Kesempatan Kedua

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-04-02 22:34:34

“Akhhhh!” Anaby merasa ditarik ke dalam kehampaan, membuat jiwanya serasa melayang bebas di antara dimensi yang tak kasatmata. 

Rasa sakit yang menyayat paru-parunya perlahan memudar, digantikan oleh ketenangan yang aneh.

Tiba-tiba saja, ada cahaya yang melingkupinya. 

Anaby tersentak.

Udara yang ia hirup bukan lagi aroma darah, melainkan wangi lembut lavender yang menenangkan–seperti aroma kamarnya waktu sebelum menikah?

Perlahan, Anaby membuka mata. 

Diedarkan pandangannya ke sekeliling. 

Dia berada di kamar tidurnya! Lalu, ada sebuah koper besar yang terbuka di lantai. 

Ingatan Anaby berputar liar. Bukankah ini adalah situasi di mana ia bersiap untuk meninggalkan rumah diam-diam? Kawin lari dengan Aslan?

Dalam sekejap, Anaby berusaha keras mencerna apa yang terjadi. 

Ia melangkah dengan hati-hati menuju cermin besar di meja rias dan menemukan kulitnya masih kencang dan bersinar sehat. 

Tubuhnya masih langsing dan bugar, tidak ada jejak kelelahan yang biasanya menghiasi wajahnya selama bertahun-tahun terakhir. 

Ia mengenakan blouse merah muda dengan celana kulot putih yang serasi. Jepit rambut kecil berbentuk bunga mawar menghiasi sisi kepalanya, membuatnya tampak manis dan polos—persis seperti dirinya sepuluh tahun yang lalu.

Anaby tersentak mundur. Tangannya terangkat, meraba wajahnya sendiri. Ini sungguh nyata. Bukan ilusi.

Dengan langkah terburu, ia berlari menuju dinding kamarnya. Jari-jarinya gemetar saat ia mencari kalender yang biasanya tergantung di sana. Begitu melihat angka demi angka yang tertera, mata Anaby terbelalak lebar.

Tanggal 12 April 2015.

Hari ini ia akan kabur dari rumah.

Anaby menutup mulutnya dengan tangan, tubuhnya menggigil. Ia tidak percaya, tetapi semua bukti ada di depan matanya.

Ia benar-benar kembali ke masa sepuluh tahun lalu, sebelum ia menikahi Aslan?

Apakah Tuhan benar-benar mengembalikannya ke masa lalu dan memberinya kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya? 

Jantungnya semakin berdebar ketika ia mendengar bunyi ketukan di pintu. 

"Ana, cepatlah keluar! Aslan sudah menunggumu di taksi." 

Suara yang begitu dikenalnya, suara yang tidak pernah ingin ia dengar lagi—Sandra. 

Di masa lalu, Sandra adalah sahabat yang paling ia percayai. Perempuan yang selalu ada untuknya, yang ia anggap saudara sendiri. Namun, di kemudian hari, Sandra adalah salah satu pengkhianat terbesar. 

Perempuan yang dengan wajah penuh kepura-puraan merayakan pernikahannya, tetapi diam-diam menjadi wanita simpanan suaminya. 

Toktoktok!

Di balik pintu, Sandra mengetuk sekali lagi. "Jangan terlalu lama, Ana. Kita harus segera pergi sebelum ayah dan ibu tirimu kembali. Aku akan membantumu membawa koper."

Tangan Anaby mengarah ke gagang pintu. Ia bisa merasakan detak jantungnya yang berpacu cepat di telinganya sendiri. Haruskah ia membukakan pintu itu? Haruskah ia mengulangi kesalahan yang sama?

Dulu, tanpa berpikir panjang, Anaby langsung membuka pintu dan mengikuti Sandra menuju taksi. Di setiap waktu, ia begitu percaya bahwa Aslan adalah cinta sejatinya, dan Sandra adalah sahabat terbaik yang ia miliki. Namun sekarang, ia sudah tahu bagaimana akhir dari kisah ini. Ia tahu betapa pahit pengkhianatan yang menantinya.

Anaby menatap ke arah koper yang terbuka, kemudian ke cermin yang memantulkan bayangan dirinya. Ia tersenyum miris. Dulu, ia terlalu naif untuk melihat kenyataan, sehingga terbuai oleh cinta palsu Aslan selama bertahun-tahun.

Dan, kini, Tuhan telah memberinya kesempatan kedua. Ia tidak akan menyia-nyiakannya dengan jatuh ke dalam jebakan yang sama lagi.

Tidak ada lagi Aslan, tidak ada lagi Sandra, tidak ada lagi cinta buta yang menghancurkan hidupnya. Kali ini, ia akan memilih jalan yang berbeda. Ia akan membalikkan takdirnya. Bahkan, ia akan membalas kejahatan Aslan dan Sandra, dengan cara yang tidak pernah mereka bayangkan.

"Ana? Kau masih di dalam?" Sandra kembali bertanya, suaranya sedikit cemas.

Ketukan di pintu terdengar semakin keras, menandakan Sandra mulai kehilangan kesabaran. Napas Anaby tersengal dalam kegelisahan. Di kehidupan barunya ini, ia harus pandai bermain cantik dalam menghadapi orang-orang yang munafik.

Dengan tangan gemetar, Anaby meraih gagang pintu dan memutarnya. Begitu pintu terbuka, Sandra langsung menghambur masuk dengan wajah penuh semangat. 

“Kenapa lama sekali? Waktu kita semakin sedikit,” kata Sandra buru-buru masuk.

Namun, langkah gadis itu terhenti begitu melihat koper besar yang masih terbuka di lantai. Sebagian pakaian sudah tersusun di dalamnya, tetapi lemari masih berantakan, seolah-olah keputusan untuk pergi belum benar-benar bulat. 

Sandra mengernyitkan dahi, lalu melangkah cepat ke arah koper itu. “Aku akan membantu mengemasi barang-barangmu, Ana.”

Tangan Anaby secepat kilat mencengkeram pergelangan tangan Sandra. Gadis itu tersentak kaget, menatapnya dengan bingung. 

“Aku tidak jadi pergi,” tukas Anaby terdengar tegas, tanpa keraguan sedikit pun.

“Kau serius, Ana?” tanya Sandra terkejut. “Ini satu-satunya kesempatanmu. Ayah dan ibu tirimu sedang pergi ke luar kota! Jika kau tidak pergi sekarang, kau tidak akan pernah bisa menikah dengan Aslan!”

Anaby menggeleng dengan mantap. “Setelah kupertimbangkan, kawin lari bukanlah keputusan yang baik. Aku seharusnya meminta restu dari Papa,” ucapnya dengan nada mantap.

Mata Sandra membelalak, jelas tidak menyangka jawaban itu keluar dari bibir sahabatnya. 

“Ana, kenapa mendadak kau berubah pikiran? Aslan sudah menunggumu di luar dengan taksi! Apa yang akan kau katakan padanya nanti?”

Tanpa menjawab pertanyaan itu, Anaby berbalik dan melangkah keluar dari kamarnya. Perasaannya campur aduk, tetapi ia tidak boleh goyah. Ia harus melaksanakan rencananya dengan tenang!

"Pengabdian 10 tahun penuh kesia-siaan. Aku akan memastikan itu tak terjadi lagi," tekadnya dalam hati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Batal Kawin Lari

    Begitu keluar dari rumah, tatapan Anaby langsung tertuju pada sosok yang tengah bersandar di pintu taksi. Aslan. Lelaki itu tersenyum lembut padanya. Senyuman yang dulu mampu membuat ia lupa segalanya, yang dulu menjeratnya dalam pesona palsu. Namun, sekarang ia hanya melihat kedok manusia licik yang hatinya dipenuhi oleh kebusukan.Dengan langkah lebar, Aslan berjalan menghampiri Anaby. Tangan lelaki itu terulur, seolah ingin menggenggam erat tangan sang kekasih.“Sayang, kau sudah siap pergi bersamaku?” Anaby hanya berdiri diam, menatap Aslan dengan pandangan sinis yang tersembunyi di balik ekspresi datarnya. Ingatan itu muncul sekelebat—saat Aslan dengan sengaja membuang obatnya, menguncinya di dalam rumah, dan membiarkannya mati dalam penderitaan.Napas Anaby memburu, amarah menggelegak di dadanya. Meski begitu, ia harus menahan diri. Aslan yang sekarang tidak boleh tahu bahwa ia adalah Anaby dari masa depan.Maka, Anaby berusaha menenangkan diri, memasang senyum manis yang cuk

    Last Updated : 2025-04-02
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Aku Bersedia Dijodohkan

    Berusaha mengusir rasa takut yang masih mendera, Anaby menghembuskan napas panjang. Saat ini, ia masih sehat, belum terkena penyakit TBC. Karena itu, ia tidak boleh menyerah dulu. Ia masih punya waktu untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu.Tanpa ragu, Anaby melangkah masuk ke rumahnya. Besok, ia berencana pergi ke toko barang antik, tempat Sandra membeli kalung. Ia akan membeli satu yang serupa, untuk memastikan apakah kalung tersebut penyebab dari alerginya. Dengan tekad yang bulat, Anaby bergegas ke kamar dan menyimpan benda pemberian Sandra. Kemudian, ia berjalan menuju dapur, mencari sosok Bi Padmi, pembantu setia keluarga mereka. Ia menemukan wanita paruh baya itu sedang sibuk memotong sayuran di dapur."Apa menu makan malam hari ini, Bi?" tanya Anaby sembari menggulung lengan bajunya.Bi Padmi menoleh dengan ekspresi terkejut. "Eh? Non Anaby ada di dapur?" katanya heran. "Saya akan memasak sop iga dan ayam lada hitam untuk Tuan Besar."Anaby mengernyit. "Ganti menu, Bi. A

    Last Updated : 2025-04-03
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Berganti Suami

    Setelah makan malam berakhir, Anaby menggandeng lengan ayahnya dengan lembut."Ayo, Papa, aku antar ke kamar."Kalimat sederhana itu seakan menggema di seluruh ruangan, membuat Nyonya Kemala dan Laura membelalak dengan ekspresi penuh curiga. Keduanya bahkan saling bertatapan, seolah memastikan bahwa mereka tidak sedang bermimpi. Usai punggung Anaby dan Tuan Carlo menghilang di tikungan, Laura membungkukkan tubuh ke arah ibunya.“Ma, sejak kapan Ana jadi sebaik itu? Jangan-jangan dia merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan warisan."Nyonya Kemala menautkan alisnya, matanya mengamati arah kamar suaminya dengan penuh kehati-hatian. "Mama juga belum tahu pasti," sahutnya pelan. "Kalau benar Ana berniat menikah dengan Michael, supaya bisa mewarisi harta peninggalan kakeknya, maka kita harus menggagalkannya.”Laura mengangguk cepat, seperti baru saja menyusun rencana gelap di dalam kepalanya.Sementara itu, di dalam kamar yang temaram dengan cahaya lampu tidur, Anaby membantu Tuan Carl

    Last Updated : 2025-04-03
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Pilihanku Sendiri

    Mobil yang membawa Anaby melaju di sepanjang jalan kota yang mulai ramai oleh aktivitas pagi. Duduk di kursi belakang dengan kaca yang sedikit terbuka, Anaby membiarkan cahaya matahari menyinari sebagian wajahnya. Ia terlihat tenang, tetapi pikirannya berkecamuk. Di pangkuannya, jari-jarinya menggenggam ponsel, tetapi bukan untuk membuka pesan, melainkan untuk memandangi pantulan samar dirinya di layar hitam itu. "Pak Darto, tolong cari toko barang antik di sekitar kampus," ucap Anaby, matanya menatap jalanan dengan tatapan penuh tekad."Siap, Nona," jawab si sopir, lalu membelokkan arah ke kawasan kampus lama, tempat Anaby menempuh kuliah bertahun-tahun lalu.Tak butuh waktu lama, mereka menemukan sebuah toko mungil di ujung jalan kecil yang sepi. Toko itu berdiri di antara bangunan-bangunan tua, dengan papan nama kayu bertuliskan ‘Lentera Collection’ dalam huruf latin klasik yang sedikit pudar. Udara di dalam toko terasa lembap. Di sudut-sudut ruangan, lampu temaram menggantung,

    Last Updated : 2025-04-19
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Pertemuan Pertama

    Setelah memantapkan pilihannya, Anaby menelusuri deretan rak sepatu di sisi kiri butik. Pandangannya jatuh pada sepasang stiletto berwarna merah anggur, dihiasi pita satin kecil di bagian belakang tumit dan hak ramping sepanjang sepuluh sentimeter. Sepatu itu bukan hanya serasi dengan gaunnya, tetapi juga memancarkan keberanian yang selama ini ia kubur di balik gaun-gaun konservatif.Tanpa ragu, Anaby memutuskan untuk membelinya. Selesai melakukan pembayaran, Anaby menggenggam kantong belanjaan butik itu dan kembali ke mobil."Antarkan saya ke kafe di sekitar pusat kota, Pak," ucapnya pelan kepada sopir, sambil menatap keluar jendela. Siang ini, Anaby ingin merasakan kedamaian seorang diri, jauh dari segala drama yang menyertainya. Ia hanya ingin menikmati makan siang dengan tenang—sebuah jeda yang langka sejak kehadiran Nyonya Kemala dan Laura.Di perjalanan, Anaby memandang kalung bulan sabit yang masih menggantung di leher jenjangnya. Ia menyentuhnya dengan ujung jari—hati-hati, p

    Last Updated : 2025-04-20
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Dua Pria di Tempat yang Sama

    Para pelayan kafe mendadak bergerak dengan ketangkasan tinggi, nyaris seperti gerakan koreografi yang telah mereka latih berulang kali. Langkah mereka menjadi lebih sigap, ekspresi wajah mereka berubah menjadi lebih hormat. Tanpa satu perintah pun, mereka mulai menyatukan beberapa meja yang awalnya terpisah, menyusun ulang kursi, serta meletakkan vas kecil berisi bunga hydrangea segar. Semua dilakukan dengan cekatan, seakan mereka sedang menyambut kedatangan para bangsawan dari kerajaan yang jauh.Di antara kesibukan itu, Anaby masih duduk dengan tubuh sedikit membungkuk, wajahnya nyaris tertutup seluruhnya oleh buku menu. Hanya sebagian kecil dari matanya yang berani mengintip ke arah Michael.Namun, saat Anaby melakukan itu, tatapan mereka bersinggungan. Matanya tak sengaja bertemu dengan sepasang mata biru yang terasa begitu jauh, sekaligus begitu dekat dengan kenangan yang ia simpan. Dengan tergesa, Anaby kembali menutup wajahnya dengan buku menu. Jantungnya bertalu tak menentu,

    Last Updated : 2025-04-20
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Ambil ini, Nona.

    Seluruh pasang mata langsung tertuju pada Anaby. Para pria di meja eksekutif memandang dengan tatapan penuh tanya, sementara manajer kafe terburu-buru datang menghampiri Michael dengan peluh membasahi pelipis."Mohon maaf sebesar-besarnya, Tuan. Kami akan segera menggantinya dengan minuman yang baru. Kami juga akan mendiskusikan kompensasi atas ketidaknyamanan ini," ujar sang manajer dengan wajah tegang.Namun, Michael berdiri dengan tenang. Gerakannya penuh kewibawaan, sehingga mampu membungkam seluruh kegaduhan. Para pelayan terdiam, manajer tertegun, dan bahkan suara denting sendok di kafe lenyap."Tidak perlu memperpanjang masalah kecil," ucap Michael, suaranya baritonnya seperti simfoni malam yang menggetarkan. "Ambilkan saja minuman baru. Dan minuman yang tumpah, akan tetap saya bayar."Detik selanjutnya, pria itu menghampiri Anaby hingga membuat orang-orang di sekitarnya menjadi heran.Napas Anaby tercekat, tubuhnya nyaris tak mampu bergerak saat melihat Michael kini berdiri be

    Last Updated : 2025-04-23
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Harus Gagal

    Dari balik spion, pandangan Aslan menangkap gerak-gerik Anaby dengan seksama. Nampaknya, Aslan mulai mencurigai sikap Anaby yang tidak seperti biasanya. Menyadari hal itu, Anaby buru-buru memasukkan saputangan yang dipinjamkan Michael ke dalam tas tangan, lalu mengeluarkan tisu sebagai gantinya. Gadis itu mengusap keningnya yang lembap oleh ketegangan, sementara matanya melirik sesekali ke arah kaca spion."Maaf, Sayang, mobilku tidak senyaman mobil yang biasa kau pakai,” ucap Aslan tersenyum hambar“Untuk sekarang, aku hanya mampu membeli mobil bekas. Tapi, suatu hari nanti, kalau kita menikah... aku berjanji akan membeli mobil baru yang lebih bagus, supaya kau bisa jalan-jalan dengan nyaman."Anaby menarik napas dalam-dalam, dadanya bergemuruh dengan perasaan yang sulit diuraikan. Bibirnya melengkungkan senyum tipis, walau dalam hatinya ia berdecih getir. Kenangan tentang masa lalu tiba-tiba menyeruak begitu saja. Anaby teringat akan sepuluh tahun yang telah ia jalani bersama Asla

    Last Updated : 2025-04-23

Latest chapter

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Saya Siap Menikah

    Tak ingin terlihat gugup di hadapan semua orang, Anaby dengan lembut menarik tangannya dari genggaman hangat Michael. Ia menunduk sedikit, menyembunyikan rona merah yang mulai naik ke pipinya."Senang juga berkenalan denganmu, Tuan Michael," balasnya, dengan suara setenang yang bisa ia upayakan.Anaby menyisipkan jeda napas, agar detak jantungnya yang riuh tak terdengar oleh siapapun.Suasana mendadak menjadi kaku. Keheningan menggantung sesaat, seolah semua orang masih mencerna interaksi kecil antara pasangan muda itu.Namun, Tuan Carlo, dengan ketangkasan naluri seorang ayah, segera mengambil alih kendali dan mencairkan suasana."Selamat datang di rumah kami Tuan Gama, Nyonya Safira, dan Michael. Mari kita ke ruang makan. Semua hidangan telah kami siapkan dengan sebaik mungkin," ujarnya ramah sembari mengangkat satu tangan, mengisyaratkan arah yang harus mereka tuju.Nyonya Kemala yang sejak awal menahan diri untuk tidak bersuara, ikut serta menunjukkan keramahan. Dengan senyum kaku

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Akhirnya Dia Datang

    Anaby nyaris melangkahkan kaki keluar kamar, tetapi suara deru mobil lain menyusul masuk ke halaman depan rumah. Ia tak perlu menengok untuk tahu siapa yang datang—Nyonya Kemala dan Laura. Kedua perempuan itu seperti bayangan kelam yang terus membayangi hidupnya. Desahan kecil lolos dari bibir Anaby. Gadis itu menarik kembali langkahnya dan menutup pintu kamar rapat-rapat. Ada getir yang menyesap di balik dadanya. Tidak, ia terlalu anggun untuk menghabiskan tenaga meladeni sindiran atau lirikan sinis dari ibu dan adik tirinya itu. Malam ini terlalu penting untuk dicemari oleh racun ucapan mereka.Maka, Anaby memilih untuk menunggu. Ia duduk di sisi ranjang, menggenggam ponselnya dengan jari-jari yang bergetar pelan, entah karena gelisah atau sekadar gugup. Tak lama, layar ponselnya menyala. Sebuah pesan dari Sandra muncul—membuat Anaby mendengus lirih.[Ana, kau jadi bertemu dengan keluarga Rajasa? Semoga semuanya berjalan lancar. Tapi, aku harap kau tetap mempertahankan cintamu pa

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Tuan Putri telah Kembali

    Ingatan pahit datang perlahan di benak Anaby, membawa dirinya pada lorong waktu yang telah lama tertutup.Dulu, di hari yang sama, ayahnya harus dilarikan ke rumah sakit akibat kesalahan yang ia perbuat. Sambil berurai air mata, Anaby menggenggam tangan sang ayah yang terbaring tak berdaya. Rasa penyesalan pun tak henti menerpa dirinya, kala sang ayah menghembuskan nafas terakhir.Tak lama setelah sang ayah meninggal dunia, ia menerima undangan pertunangan baru. Bukan untuk dirinya, melainkan antara Michael dan Laura. Ibu tirinya yang memberikannya dengan senyum setengah mengejek. Anaby menolak datang, dan memilih untuk tetap berada di rumah bersama Aslan. Dan setelah itu, ia mendengar kabar bahwa Michael, Laura, dan Nyonya Kemala pindah ke luar negeri. Anehnya, ia tak pernah mendengar kabar pernikahan mereka. Tak ada undangan. Tak ada foto. Bahkan tidak satu pun berita di media.“Mungkinkah Michael dan Laura tidak pernah menikah? Tapi, kenapa?” guman Anaby penasaran.Pertanyaan itu

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Kesempatan Terakhir

    Dengan cepat, Laura menarik tangan Nyonya Kemala, mengajaknya menuju mobil yang telah menunggu di halaman. Mereka melangkah seperti sepasang sekutu dalam perang, yang siap menyusun strategi untuk menyerang musuh. Tanpa membuang waktu, Laura memerintahkan sopirnya untuk menjalankan mobil. Begitu kendaraan beroda empat itu melaju di jalan utama, ia mengeluarkan ponsel dan menekan nama di kontaknya.Aslan. Sesaat, Laura menarik napas panjang. Membiarkan detak jantungnya menyesuaikan dengan skenario yang telah ia susun di dalam benaknya. Nada sambung pun terdengar. Tak lama kemudian, terdengar suara berat khas lelaki muda dari seberang.“Halo, siapa ini?” sapa Aslan, terdengar waspada.Laura membenarkan posisi duduknya. Suaranya dibuat serendah mungkin, layaknya seseorang yang sedang menahan air mata.“Aslan... ini aku, Laura,” ucapnya pelan, “maaf kalau aku menelepon tiba-tiba, tapi aku tergerak untuk menolongmu. Aku hanya ingin memberimu... sebuah kesempatan terakhir.Ada keheningan s

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Biarkan Aslan yang Membuat Kekacauan

    Anaby mengalihkan pandangannya ke danau kecil di depan mereka. Menolak permohonan Aslan secara terang-terangan dalam kondisi seperti sekarang, tidaklah memungkinkan. Terutama, ketika pria itu memandangnya dengan tatapan penuh harap.“Ana,” lirih Aslan, suaranya serak menahan rasa, “Aku tidak akan menyerah. Suatu hari, aku pasti bisa berdiri sejajar denganmu, tapi aku butuh bantuanmu, Sayang.”Demi meluluhkan hati Anaby, Aslan menggeser posisi duduknya hingga tubuh mereka hampir menempel. “Kau satu-satunya orang yang paling memahami caraku berpikir. Tolong, lihat lagi metodeku. Koreksi, sempurnakan, dan tambahkan apa pun yang kamu anggap perlu. Ini bukan hanya soal program, melainkan penentu dari masa depan kita.”Alih-alih merasa tersentuh, Anaby justru ingin mendorong Aslan supaya terjatuh dari bangku taman. Ia tahu benar bahwa pria itu sedang memainkan kartu lamanya: menjual harapan, membungkusnya dengan kerinduan dan romansa yang memilukan. “Kirimkan saja ke surelku. Aku akan mem

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Harus Gagal

    Dari balik spion, pandangan Aslan menangkap gerak-gerik Anaby dengan seksama. Nampaknya, Aslan mulai mencurigai sikap Anaby yang tidak seperti biasanya. Menyadari hal itu, Anaby buru-buru memasukkan saputangan yang dipinjamkan Michael ke dalam tas tangan, lalu mengeluarkan tisu sebagai gantinya. Gadis itu mengusap keningnya yang lembap oleh ketegangan, sementara matanya melirik sesekali ke arah kaca spion."Maaf, Sayang, mobilku tidak senyaman mobil yang biasa kau pakai,” ucap Aslan tersenyum hambar“Untuk sekarang, aku hanya mampu membeli mobil bekas. Tapi, suatu hari nanti, kalau kita menikah... aku berjanji akan membeli mobil baru yang lebih bagus, supaya kau bisa jalan-jalan dengan nyaman."Anaby menarik napas dalam-dalam, dadanya bergemuruh dengan perasaan yang sulit diuraikan. Bibirnya melengkungkan senyum tipis, walau dalam hatinya ia berdecih getir. Kenangan tentang masa lalu tiba-tiba menyeruak begitu saja. Anaby teringat akan sepuluh tahun yang telah ia jalani bersama Asla

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Ambil ini, Nona.

    Seluruh pasang mata langsung tertuju pada Anaby. Para pria di meja eksekutif memandang dengan tatapan penuh tanya, sementara manajer kafe terburu-buru datang menghampiri Michael dengan peluh membasahi pelipis."Mohon maaf sebesar-besarnya, Tuan. Kami akan segera menggantinya dengan minuman yang baru. Kami juga akan mendiskusikan kompensasi atas ketidaknyamanan ini," ujar sang manajer dengan wajah tegang.Namun, Michael berdiri dengan tenang. Gerakannya penuh kewibawaan, sehingga mampu membungkam seluruh kegaduhan. Para pelayan terdiam, manajer tertegun, dan bahkan suara denting sendok di kafe lenyap."Tidak perlu memperpanjang masalah kecil," ucap Michael, suaranya baritonnya seperti simfoni malam yang menggetarkan. "Ambilkan saja minuman baru. Dan minuman yang tumpah, akan tetap saya bayar."Detik selanjutnya, pria itu menghampiri Anaby hingga membuat orang-orang di sekitarnya menjadi heran.Napas Anaby tercekat, tubuhnya nyaris tak mampu bergerak saat melihat Michael kini berdiri be

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Dua Pria di Tempat yang Sama

    Para pelayan kafe mendadak bergerak dengan ketangkasan tinggi, nyaris seperti gerakan koreografi yang telah mereka latih berulang kali. Langkah mereka menjadi lebih sigap, ekspresi wajah mereka berubah menjadi lebih hormat. Tanpa satu perintah pun, mereka mulai menyatukan beberapa meja yang awalnya terpisah, menyusun ulang kursi, serta meletakkan vas kecil berisi bunga hydrangea segar. Semua dilakukan dengan cekatan, seakan mereka sedang menyambut kedatangan para bangsawan dari kerajaan yang jauh.Di antara kesibukan itu, Anaby masih duduk dengan tubuh sedikit membungkuk, wajahnya nyaris tertutup seluruhnya oleh buku menu. Hanya sebagian kecil dari matanya yang berani mengintip ke arah Michael.Namun, saat Anaby melakukan itu, tatapan mereka bersinggungan. Matanya tak sengaja bertemu dengan sepasang mata biru yang terasa begitu jauh, sekaligus begitu dekat dengan kenangan yang ia simpan. Dengan tergesa, Anaby kembali menutup wajahnya dengan buku menu. Jantungnya bertalu tak menentu,

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Pertemuan Pertama

    Setelah memantapkan pilihannya, Anaby menelusuri deretan rak sepatu di sisi kiri butik. Pandangannya jatuh pada sepasang stiletto berwarna merah anggur, dihiasi pita satin kecil di bagian belakang tumit dan hak ramping sepanjang sepuluh sentimeter. Sepatu itu bukan hanya serasi dengan gaunnya, tetapi juga memancarkan keberanian yang selama ini ia kubur di balik gaun-gaun konservatif.Tanpa ragu, Anaby memutuskan untuk membelinya. Selesai melakukan pembayaran, Anaby menggenggam kantong belanjaan butik itu dan kembali ke mobil."Antarkan saya ke kafe di sekitar pusat kota, Pak," ucapnya pelan kepada sopir, sambil menatap keluar jendela. Siang ini, Anaby ingin merasakan kedamaian seorang diri, jauh dari segala drama yang menyertainya. Ia hanya ingin menikmati makan siang dengan tenang—sebuah jeda yang langka sejak kehadiran Nyonya Kemala dan Laura.Di perjalanan, Anaby memandang kalung bulan sabit yang masih menggantung di leher jenjangnya. Ia menyentuhnya dengan ujung jari—hati-hati, p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status