Share

Dua Pria di Tempat yang Sama

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-04-20 16:51:05

Para pelayan kafe mendadak bergerak dengan ketangkasan tinggi, nyaris seperti gerakan koreografi yang telah mereka latih berulang kali. Langkah mereka menjadi lebih sigap, ekspresi wajah mereka berubah menjadi lebih hormat. 

Tanpa satu perintah pun, mereka mulai menyatukan beberapa meja yang awalnya terpisah, menyusun ulang kursi, serta meletakkan vas kecil berisi bunga hydrangea segar. Semua dilakukan dengan cekatan, seakan mereka sedang menyambut kedatangan para bangsawan dari kerajaan yang jauh.

Di antara kesibukan itu, Anaby masih duduk dengan tubuh sedikit membungkuk, wajahnya nyaris tertutup seluruhnya oleh buku menu. Hanya sebagian kecil dari matanya yang berani mengintip ke arah Michael.

Namun, saat Anaby melakukan itu, tatapan mereka bersinggungan. Matanya tak sengaja bertemu dengan sepasang mata biru yang terasa begitu jauh, sekaligus begitu dekat dengan kenangan yang ia simpan. 

Dengan tergesa, Anaby kembali menutup wajahnya dengan buku menu. Jantungnya bertalu tak menentu, pipinya memanas, seolah sorotan mata Michael telah menelanjangi jiwanya. Sungguh, ia tak mengira kalau pria itu akan menatap ke arahnya di waktu yang bersamaan. 

"Tidak, Ana. Dia tidak mungkin mengenalimu. Pertemuan resmi baru nanti malam," bisik Anaby dalam hati, begitu pelan seperti doa yang dikirimkan ke langit.

Tak lama kemudian, seorang pelayan perempuan datang membawa nampan yang berisi pesanan Anaby. 

"Pesanan Anda, Nona," ucap pelayan itu sopan.

Terpaksa, gadis itu menurunkan buku menu dan mengangguk pelan. Bibir Anaby menarik seulas senyuman yang kaku sebagai ucapan terima kasih. Ia tak berani mengangkat kepala terlalu tinggi, agar tidak menarik perhatian para pria di seberang sana.

Tangan Anaby gemetar ringan saat menggulung spaghetti dengan garpu. Meski ia mencoba menenangkan diri, spaghetti itu terasa seperti tali-tali panjang yang ingin melilit tenggorokannya sendiri. Setiap suapan telah menjadi beban, sehingga ia harus menyeruput jus jeruk berulang kali.

Meski begitu, rasa penasaran tetap saja menguasai Anaby. Perlahan, ia mencuri pandang ke arah meja yang kini dipenuhi para eksekutif muda.

Michael tampak berbicara serius dengan dua orang bersetelan jas hitam. Pembawaannya begitu dewasa dengan aura kharismatik yang mendominasi. Suara pria itu tak terdengar tetapi raut wajahnya menunjukkan fokus yang tinggi, sementara jemarinya yang panjang bergerak-gerak seiring ucapannya. 

Dugaannya benar — Michael tidak mengenalinya. Terbukti, pria itu terlalu tenggelam dalam percakapan penting, seolah keberadaan Anaby hanyalah angin lalu.

Merasa sedikit lega, Anaby bergegas melanjutkan makannya, memaksakan diri menghabiskan spaghetti dengan cepat. Ia bahkan ingin menuntaskan potongan brownies yang tersisa, hanya demi bisa meninggalkan kafe, sebelum sesuatu yang tak diinginkan terjadi.

Namun, harapan itu musnah saat ponselnya tiba-tiba berdering. Suara getaran di atas meja terdengar nyaring di telinganya yang penuh waspada.

Anaby menatap layar ponselnya. Nama yang tertera di sana membuat darahnya seolah berhenti mengalir sejenak. 

Aslan.

Jari-jari Anaby mengepal. Rasanya seluruh kenikmatan makanan barusan sirna dalam sekejap. 

Dengan kalut, ia berusaha mengabaikan panggilan tersebut. Tangannya bergetar saat menyentuh tombol untuk membisukan panggilan.

Namun, dering itu tak kunjung berhenti. Aslan menelepon lagi. Dan lagi.

"Berhenti… berhenti meneleponku…," gumam Anaby, menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.

Akhirnya, dengan napas yang tertahan, Anaby menekan tombol merah. Kali ini, ia menolak panggilan dengan tegas.

Belum sempat Anaby menenangkan diri, sebuah notifikasi pesan masuk.

[Aku sudah hampir sampai di kafe Eternity, Sayang. Kamu duduk di meja mana?]

Anaby membacanya dengan mata yang membesar. Panik menguasai tubuhnya.

Ia menatap sekeliling, berusaha mencari jalan keluar darurat walau semuanya terasa jauh dan sempit. 

Lalu, seperti kilatan memori yang menampar, Anaby teringat sesuatu.

Aplikasi pelacak lokasi.

Ya, Aslan pernah memasang aplikasi itu diam-diam di ponselnya saat hubungan mereka masih harmonis. Kala itu, Aslan beralasan hanya ingin memastikan keselamatan Anaby, tetapi itu hanyalah dalih untuk mengontrol setiap geraknya. Dan di masa sekarang, ia lupa menghapus aplikasi itu.

Anaby menggertakkan gigi. Akibat kelalaiannya, Aslan sedang menuju tempat yang sama, tempat di mana Michael juga berada. 

Dilanda kecemasan, Anaby menatap pintu kafe yang sebentar lagi akan terbuka oleh sosok yang ingin ia hindari.

Tidak! Bila Aslan sampai muncul di hadapan Michael, pria itu bisa menghancurkan semua rencana yang ia susun.

"Aku harus mencegah Aslan masuk," desis Anaby dengan suara tercekat.

Tanpa berpikir dua kali, gadis itu mengetik cepat pada layar ponselnya. 

[Aku sudah selesai makan, tunggu saja di luar. Tidak usah masuk ke kafe.]

Anaby berharap pesan itu terkirim lebih dulu daripada langkah Aslan yang mungkin saja sudah tiba di pintu kafe.

Tak menunggu balasan, Anaby segera bangkit dari kursinya, menyambar tas, dan melangkah menuju kasir. Detik-detik yang genting membuat jantungnya berdegup keras, layaknya genderang perang yang dipukul tanpa irama.

Di kasir, seorang wanita muda menyambutnya dengan senyum ramah. Sebelum wanita itu sempat mengucap jumlah tagihan, Anaby telah menyodorkan lima lembar uang kertas di atas meja kasir.

"Saya tidak butuh nota. Ambil saja kembaliannya untuk kalian," tukas Anaby, suaranya terdengar parau.

Kasir itu tampak kebingungan, bibirnya sempat terbuka untuk bertanya. Namun, Anaby telah membalikkan badan dan melangkah terburu-buru, seolah kafe itu akan runtuh dalam sekejap.

Sebelum menuju pintu, Anaby harus melewati meja tempat Michael dan para koleganya duduk bersama. Anaby mencoba menunduk, berharap langkahnya tak bersuara dan keberadaannya tak terdeteksi.

Sayangnya, takdir malah menggiringnya pada insiden kecil yang berubah menjadi bencana.

Tanpa sengaja, bahu Anaby menyenggol seorang pelayan yang sedang membawa nampan berisi lima gelas minuman. Sontak, nampan itu oleng.

Gelas-gelas jatuh menghantam lantai, memercikkan isi minuman ke segala arah. Satu di antaranya—jus anggur—mengenai baju Anaby, meninggalkan noda ungu yang mencolok.

"M-maaf," ucap Anaby spontan. 

Pelayan itu mematung sejenak, wajahnya pucat, seperti baru saja melihat penampakan hantu. Lalu, ia berlari mendekati Michael dan membungkuk panik.

"Ma-maafkan saya, Tuan! Minuman untuk Anda dan tamu lainnya tumpah karena tabrakan dengan... Nona itu!" tunjuknya ke arah Anaby, yang kini berdiri di tengah kafe dengan wajah merah padam.

"Kamu?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Ambil ini, Nona.

    Seluruh pasang mata langsung tertuju pada Anaby. Para pria di meja eksekutif memandang dengan tatapan penuh tanya, sementara manajer kafe terburu-buru datang menghampiri Michael dengan peluh membasahi pelipis."Mohon maaf sebesar-besarnya, Tuan. Kami akan segera menggantinya dengan minuman yang baru. Kami juga akan mendiskusikan kompensasi atas ketidaknyamanan ini," ujar sang manajer dengan wajah tegang.Namun, Michael berdiri dengan tenang. Gerakannya penuh kewibawaan, sehingga mampu membungkam seluruh kegaduhan. Para pelayan terdiam, manajer tertegun, dan bahkan suara denting sendok di kafe lenyap."Tidak perlu memperpanjang masalah kecil," ucap Michael, suaranya baritonnya seperti simfoni malam yang menggetarkan. "Ambilkan saja minuman baru. Dan minuman yang tumpah, akan tetap saya bayar."Detik selanjutnya, pria itu menghampiri Anaby hingga membuat orang-orang di sekitarnya menjadi heran.Napas Anaby tercekat, tubuhnya nyaris tak mampu bergerak saat melihat Michael kini berdiri be

    Last Updated : 2025-04-23
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Harus Gagal

    Dari balik spion, pandangan Aslan menangkap gerak-gerik Anaby dengan seksama. Nampaknya, Aslan mulai mencurigai sikap Anaby yang tidak seperti biasanya. Menyadari hal itu, Anaby buru-buru memasukkan saputangan yang dipinjamkan Michael ke dalam tas tangan, lalu mengeluarkan tisu sebagai gantinya. Gadis itu mengusap keningnya yang lembap oleh ketegangan, sementara matanya melirik sesekali ke arah kaca spion."Maaf, Sayang, mobilku tidak senyaman mobil yang biasa kau pakai,” ucap Aslan tersenyum hambar“Untuk sekarang, aku hanya mampu membeli mobil bekas. Tapi, suatu hari nanti, kalau kita menikah... aku berjanji akan membeli mobil baru yang lebih bagus, supaya kau bisa jalan-jalan dengan nyaman."Anaby menarik napas dalam-dalam, dadanya bergemuruh dengan perasaan yang sulit diuraikan. Bibirnya melengkungkan senyum tipis, walau dalam hatinya ia berdecih getir. Kenangan tentang masa lalu tiba-tiba menyeruak begitu saja. Anaby teringat akan sepuluh tahun yang telah ia jalani bersama Asla

    Last Updated : 2025-04-23
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Biarkan Aslan yang Membuat Kekacauan

    Anaby mengalihkan pandangannya ke danau kecil di depan mereka. Menolak permohonan Aslan secara terang-terangan dalam kondisi seperti sekarang, tidaklah memungkinkan. Terutama, ketika pria itu memandangnya dengan tatapan penuh harap.“Ana,” lirih Aslan, suaranya serak menahan rasa, “Aku tidak akan menyerah. Suatu hari, aku pasti bisa berdiri sejajar denganmu, tapi aku butuh bantuanmu, Sayang.”Demi meluluhkan hati Anaby, Aslan menggeser posisi duduknya hingga tubuh mereka hampir menempel. “Kau satu-satunya orang yang paling memahami caraku berpikir. Tolong, lihat lagi metodeku. Koreksi, sempurnakan, dan tambahkan apa pun yang kamu anggap perlu. Ini bukan hanya soal program, melainkan penentu dari masa depan kita.”Alih-alih merasa tersentuh, Anaby justru ingin mendorong Aslan supaya terjatuh dari bangku taman. Ia tahu benar bahwa pria itu sedang memainkan kartu lamanya: menjual harapan, membungkusnya dengan kerinduan dan romansa yang memilukan. “Kirimkan saja ke surelku. Aku akan mem

    Last Updated : 2025-04-24
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Kesempatan Terakhir

    Dengan cepat, Laura menarik tangan Nyonya Kemala, mengajaknya menuju mobil yang telah menunggu di halaman. Mereka melangkah seperti sepasang sekutu dalam perang, yang siap menyusun strategi untuk menyerang musuh. Tanpa membuang waktu, Laura memerintahkan sopirnya untuk menjalankan mobil. Begitu kendaraan beroda empat itu melaju di jalan utama, ia mengeluarkan ponsel dan menekan nama di kontaknya.Aslan. Sesaat, Laura menarik napas panjang. Membiarkan detak jantungnya menyesuaikan dengan skenario yang telah ia susun di dalam benaknya. Nada sambung pun terdengar. Tak lama kemudian, terdengar suara berat khas lelaki muda dari seberang.“Halo, siapa ini?” sapa Aslan, terdengar waspada.Laura membenarkan posisi duduknya. Suaranya dibuat serendah mungkin, layaknya seseorang yang sedang menahan air mata.“Aslan... ini aku, Laura,” ucapnya pelan, “maaf kalau aku menelepon tiba-tiba, tapi aku tergerak untuk menolongmu. Aku hanya ingin memberimu... sebuah kesempatan terakhir.Ada keheningan s

    Last Updated : 2025-04-24
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Tuan Putri telah Kembali

    Ingatan pahit datang perlahan di benak Anaby, membawa dirinya pada lorong waktu yang telah lama tertutup.Dulu, di hari yang sama, ayahnya harus dilarikan ke rumah sakit akibat kesalahan yang ia perbuat. Sambil berurai air mata, Anaby menggenggam tangan sang ayah yang terbaring tak berdaya. Rasa penyesalan pun tak henti menerpa dirinya, kala sang ayah menghembuskan nafas terakhir.Tak lama setelah sang ayah meninggal dunia, ia menerima undangan pertunangan baru. Bukan untuk dirinya, melainkan antara Michael dan Laura. Ibu tirinya yang memberikannya dengan senyum setengah mengejek. Anaby menolak datang, dan memilih untuk tetap berada di rumah bersama Aslan. Dan setelah itu, ia mendengar kabar bahwa Michael, Laura, dan Nyonya Kemala pindah ke luar negeri. Anehnya, ia tak pernah mendengar kabar pernikahan mereka. Tak ada undangan. Tak ada foto. Bahkan tidak satu pun berita di media.“Mungkinkah Michael dan Laura tidak pernah menikah? Tapi, kenapa?” guman Anaby penasaran.Pertanyaan itu

    Last Updated : 2025-04-25
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Akhirnya Dia Datang

    Anaby nyaris melangkahkan kaki keluar kamar, tetapi suara deru mobil lain menyusul masuk ke halaman depan rumah. Ia tak perlu menengok untuk tahu siapa yang datang—Nyonya Kemala dan Laura. Kedua perempuan itu seperti bayangan kelam yang terus membayangi hidupnya. Desahan kecil lolos dari bibir Anaby. Gadis itu menarik kembali langkahnya dan menutup pintu kamar rapat-rapat. Ada getir yang menyesap di balik dadanya. Tidak, ia terlalu anggun untuk menghabiskan tenaga meladeni sindiran atau lirikan sinis dari ibu dan adik tirinya itu. Malam ini terlalu penting untuk dicemari oleh racun ucapan mereka.Maka, Anaby memilih untuk menunggu. Ia duduk di sisi ranjang, menggenggam ponselnya dengan jari-jari yang bergetar pelan, entah karena gelisah atau sekadar gugup. Tak lama, layar ponselnya menyala. Sebuah pesan dari Sandra muncul—membuat Anaby mendengus lirih.[Ana, kau jadi bertemu dengan keluarga Rajasa? Semoga semuanya berjalan lancar. Tapi, aku harap kau tetap mempertahankan cintamu pa

    Last Updated : 2025-04-25
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Dikhianati

    Mata Anaby berkunang-kunang kala meraih kotak kecil berbalut kertas kado biru yang telah disiapkannya jauh-jauh hari. Namun, ia tetap memaksakan diri sebab hari ini, putra angkatnya yang kini berusia 9 tahun akan menerima penghargaan sebagai juara olimpiade matematika. Rasa bangga mengalihkan sakit di tubuhnya.Satu hal di kepala Anaby saat ini: dia harus ke sana. “Uhuk…” Baru saja Anaby melewati pintu kamar, batuk kembali mengguncang tubuhnya. Rasanya, seperti ada ribuan jarum yang menusuk paru-parunya di dalam sana. Napasnya terputus-putus, dan sesuatu yang hangat pun mengalir dari bibirnya. Tangan wanita itu refleks terangkat, dan saat ia menatap telapaknya— ada darah segar di sana. "Darah apa itu? Sangat menjijikkan.”Suara putranya membuat Anaby tersentak. Terlebih ia baru sadar jika Sandra–sahabatnya–justru menarik tangan Leon menjauh. "Jangan dekat-dekat, Nak. Itu menular. Darah itu pasti dari mulut Ana.”"Iya, Mama. Aku merasa mau muntah."Mama? Mengapa Leon memanggil S

    Last Updated : 2025-04-02
  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Kesempatan Kedua

    “Akhhhh!” Anaby merasa ditarik ke dalam kehampaan, membuat jiwanya serasa melayang bebas di antara dimensi yang tak kasatmata. Rasa sakit yang menyayat paru-parunya perlahan memudar, digantikan oleh ketenangan yang aneh.Tiba-tiba saja, ada cahaya yang melingkupinya. Anaby tersentak.Udara yang ia hirup bukan lagi aroma darah, melainkan wangi lembut lavender yang menenangkan–seperti aroma kamarnya waktu sebelum menikah?Perlahan, Anaby membuka mata. Diedarkan pandangannya ke sekeliling. Dia berada di kamar tidurnya! Lalu, ada sebuah koper besar yang terbuka di lantai. Ingatan Anaby berputar liar. Bukankah ini adalah situasi di mana ia bersiap untuk meninggalkan rumah diam-diam? Kawin lari dengan Aslan?Dalam sekejap, Anaby berusaha keras mencerna apa yang terjadi. Ia melangkah dengan hati-hati menuju cermin besar di meja rias dan menemukan kulitnya masih kencang dan bersinar sehat. Tubuhnya masih langsing dan bugar, tidak ada jejak kelelahan yang biasanya menghiasi wajahnya sel

    Last Updated : 2025-04-02

Latest chapter

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Akhirnya Dia Datang

    Anaby nyaris melangkahkan kaki keluar kamar, tetapi suara deru mobil lain menyusul masuk ke halaman depan rumah. Ia tak perlu menengok untuk tahu siapa yang datang—Nyonya Kemala dan Laura. Kedua perempuan itu seperti bayangan kelam yang terus membayangi hidupnya. Desahan kecil lolos dari bibir Anaby. Gadis itu menarik kembali langkahnya dan menutup pintu kamar rapat-rapat. Ada getir yang menyesap di balik dadanya. Tidak, ia terlalu anggun untuk menghabiskan tenaga meladeni sindiran atau lirikan sinis dari ibu dan adik tirinya itu. Malam ini terlalu penting untuk dicemari oleh racun ucapan mereka.Maka, Anaby memilih untuk menunggu. Ia duduk di sisi ranjang, menggenggam ponselnya dengan jari-jari yang bergetar pelan, entah karena gelisah atau sekadar gugup. Tak lama, layar ponselnya menyala. Sebuah pesan dari Sandra muncul—membuat Anaby mendengus lirih.[Ana, kau jadi bertemu dengan keluarga Rajasa? Semoga semuanya berjalan lancar. Tapi, aku harap kau tetap mempertahankan cintamu pa

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Tuan Putri telah Kembali

    Ingatan pahit datang perlahan di benak Anaby, membawa dirinya pada lorong waktu yang telah lama tertutup.Dulu, di hari yang sama, ayahnya harus dilarikan ke rumah sakit akibat kesalahan yang ia perbuat. Sambil berurai air mata, Anaby menggenggam tangan sang ayah yang terbaring tak berdaya. Rasa penyesalan pun tak henti menerpa dirinya, kala sang ayah menghembuskan nafas terakhir.Tak lama setelah sang ayah meninggal dunia, ia menerima undangan pertunangan baru. Bukan untuk dirinya, melainkan antara Michael dan Laura. Ibu tirinya yang memberikannya dengan senyum setengah mengejek. Anaby menolak datang, dan memilih untuk tetap berada di rumah bersama Aslan. Dan setelah itu, ia mendengar kabar bahwa Michael, Laura, dan Nyonya Kemala pindah ke luar negeri. Anehnya, ia tak pernah mendengar kabar pernikahan mereka. Tak ada undangan. Tak ada foto. Bahkan tidak satu pun berita di media.“Mungkinkah Michael dan Laura tidak pernah menikah? Tapi, kenapa?” guman Anaby penasaran.Pertanyaan itu

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Kesempatan Terakhir

    Dengan cepat, Laura menarik tangan Nyonya Kemala, mengajaknya menuju mobil yang telah menunggu di halaman. Mereka melangkah seperti sepasang sekutu dalam perang, yang siap menyusun strategi untuk menyerang musuh. Tanpa membuang waktu, Laura memerintahkan sopirnya untuk menjalankan mobil. Begitu kendaraan beroda empat itu melaju di jalan utama, ia mengeluarkan ponsel dan menekan nama di kontaknya.Aslan. Sesaat, Laura menarik napas panjang. Membiarkan detak jantungnya menyesuaikan dengan skenario yang telah ia susun di dalam benaknya. Nada sambung pun terdengar. Tak lama kemudian, terdengar suara berat khas lelaki muda dari seberang.“Halo, siapa ini?” sapa Aslan, terdengar waspada.Laura membenarkan posisi duduknya. Suaranya dibuat serendah mungkin, layaknya seseorang yang sedang menahan air mata.“Aslan... ini aku, Laura,” ucapnya pelan, “maaf kalau aku menelepon tiba-tiba, tapi aku tergerak untuk menolongmu. Aku hanya ingin memberimu... sebuah kesempatan terakhir.Ada keheningan s

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Biarkan Aslan yang Membuat Kekacauan

    Anaby mengalihkan pandangannya ke danau kecil di depan mereka. Menolak permohonan Aslan secara terang-terangan dalam kondisi seperti sekarang, tidaklah memungkinkan. Terutama, ketika pria itu memandangnya dengan tatapan penuh harap.“Ana,” lirih Aslan, suaranya serak menahan rasa, “Aku tidak akan menyerah. Suatu hari, aku pasti bisa berdiri sejajar denganmu, tapi aku butuh bantuanmu, Sayang.”Demi meluluhkan hati Anaby, Aslan menggeser posisi duduknya hingga tubuh mereka hampir menempel. “Kau satu-satunya orang yang paling memahami caraku berpikir. Tolong, lihat lagi metodeku. Koreksi, sempurnakan, dan tambahkan apa pun yang kamu anggap perlu. Ini bukan hanya soal program, melainkan penentu dari masa depan kita.”Alih-alih merasa tersentuh, Anaby justru ingin mendorong Aslan supaya terjatuh dari bangku taman. Ia tahu benar bahwa pria itu sedang memainkan kartu lamanya: menjual harapan, membungkusnya dengan kerinduan dan romansa yang memilukan. “Kirimkan saja ke surelku. Aku akan mem

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Harus Gagal

    Dari balik spion, pandangan Aslan menangkap gerak-gerik Anaby dengan seksama. Nampaknya, Aslan mulai mencurigai sikap Anaby yang tidak seperti biasanya. Menyadari hal itu, Anaby buru-buru memasukkan saputangan yang dipinjamkan Michael ke dalam tas tangan, lalu mengeluarkan tisu sebagai gantinya. Gadis itu mengusap keningnya yang lembap oleh ketegangan, sementara matanya melirik sesekali ke arah kaca spion."Maaf, Sayang, mobilku tidak senyaman mobil yang biasa kau pakai,” ucap Aslan tersenyum hambar“Untuk sekarang, aku hanya mampu membeli mobil bekas. Tapi, suatu hari nanti, kalau kita menikah... aku berjanji akan membeli mobil baru yang lebih bagus, supaya kau bisa jalan-jalan dengan nyaman."Anaby menarik napas dalam-dalam, dadanya bergemuruh dengan perasaan yang sulit diuraikan. Bibirnya melengkungkan senyum tipis, walau dalam hatinya ia berdecih getir. Kenangan tentang masa lalu tiba-tiba menyeruak begitu saja. Anaby teringat akan sepuluh tahun yang telah ia jalani bersama Asla

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Ambil ini, Nona.

    Seluruh pasang mata langsung tertuju pada Anaby. Para pria di meja eksekutif memandang dengan tatapan penuh tanya, sementara manajer kafe terburu-buru datang menghampiri Michael dengan peluh membasahi pelipis."Mohon maaf sebesar-besarnya, Tuan. Kami akan segera menggantinya dengan minuman yang baru. Kami juga akan mendiskusikan kompensasi atas ketidaknyamanan ini," ujar sang manajer dengan wajah tegang.Namun, Michael berdiri dengan tenang. Gerakannya penuh kewibawaan, sehingga mampu membungkam seluruh kegaduhan. Para pelayan terdiam, manajer tertegun, dan bahkan suara denting sendok di kafe lenyap."Tidak perlu memperpanjang masalah kecil," ucap Michael, suaranya baritonnya seperti simfoni malam yang menggetarkan. "Ambilkan saja minuman baru. Dan minuman yang tumpah, akan tetap saya bayar."Detik selanjutnya, pria itu menghampiri Anaby hingga membuat orang-orang di sekitarnya menjadi heran.Napas Anaby tercekat, tubuhnya nyaris tak mampu bergerak saat melihat Michael kini berdiri be

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Dua Pria di Tempat yang Sama

    Para pelayan kafe mendadak bergerak dengan ketangkasan tinggi, nyaris seperti gerakan koreografi yang telah mereka latih berulang kali. Langkah mereka menjadi lebih sigap, ekspresi wajah mereka berubah menjadi lebih hormat. Tanpa satu perintah pun, mereka mulai menyatukan beberapa meja yang awalnya terpisah, menyusun ulang kursi, serta meletakkan vas kecil berisi bunga hydrangea segar. Semua dilakukan dengan cekatan, seakan mereka sedang menyambut kedatangan para bangsawan dari kerajaan yang jauh.Di antara kesibukan itu, Anaby masih duduk dengan tubuh sedikit membungkuk, wajahnya nyaris tertutup seluruhnya oleh buku menu. Hanya sebagian kecil dari matanya yang berani mengintip ke arah Michael.Namun, saat Anaby melakukan itu, tatapan mereka bersinggungan. Matanya tak sengaja bertemu dengan sepasang mata biru yang terasa begitu jauh, sekaligus begitu dekat dengan kenangan yang ia simpan. Dengan tergesa, Anaby kembali menutup wajahnya dengan buku menu. Jantungnya bertalu tak menentu,

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Pertemuan Pertama

    Setelah memantapkan pilihannya, Anaby menelusuri deretan rak sepatu di sisi kiri butik. Pandangannya jatuh pada sepasang stiletto berwarna merah anggur, dihiasi pita satin kecil di bagian belakang tumit dan hak ramping sepanjang sepuluh sentimeter. Sepatu itu bukan hanya serasi dengan gaunnya, tetapi juga memancarkan keberanian yang selama ini ia kubur di balik gaun-gaun konservatif.Tanpa ragu, Anaby memutuskan untuk membelinya. Selesai melakukan pembayaran, Anaby menggenggam kantong belanjaan butik itu dan kembali ke mobil."Antarkan saya ke kafe di sekitar pusat kota, Pak," ucapnya pelan kepada sopir, sambil menatap keluar jendela. Siang ini, Anaby ingin merasakan kedamaian seorang diri, jauh dari segala drama yang menyertainya. Ia hanya ingin menikmati makan siang dengan tenang—sebuah jeda yang langka sejak kehadiran Nyonya Kemala dan Laura.Di perjalanan, Anaby memandang kalung bulan sabit yang masih menggantung di leher jenjangnya. Ia menyentuhnya dengan ujung jari—hati-hati, p

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Pilihanku Sendiri

    Mobil yang membawa Anaby melaju di sepanjang jalan kota yang mulai ramai oleh aktivitas pagi. Duduk di kursi belakang dengan kaca yang sedikit terbuka, Anaby membiarkan cahaya matahari menyinari sebagian wajahnya. Ia terlihat tenang, tetapi pikirannya berkecamuk. Di pangkuannya, jari-jarinya menggenggam ponsel, tetapi bukan untuk membuka pesan, melainkan untuk memandangi pantulan samar dirinya di layar hitam itu. "Pak Darto, tolong cari toko barang antik di sekitar kampus," ucap Anaby, matanya menatap jalanan dengan tatapan penuh tekad."Siap, Nona," jawab si sopir, lalu membelokkan arah ke kawasan kampus lama, tempat Anaby menempuh kuliah bertahun-tahun lalu.Tak butuh waktu lama, mereka menemukan sebuah toko mungil di ujung jalan kecil yang sepi. Toko itu berdiri di antara bangunan-bangunan tua, dengan papan nama kayu bertuliskan ‘Lentera Collection’ dalam huruf latin klasik yang sedikit pudar. Udara di dalam toko terasa lembap. Di sudut-sudut ruangan, lampu temaram menggantung,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status